BAB I
PENDAHULUAN
Dalam berbagai hal yang kita lakukan sehari-hari tidak terlepas dari prinsip
- prinsip fisika. Salah satu contohnya adalah pegas yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan tertentu,contoh dari prinsip
fisika yang diterapkan adalah prinsip Hukum Hooke. Selain itu pegas juga
diterapkan dalam banyak kontruksi yang gunanya agar suatu kontruksi
berfungsi dengan baik. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis yang
digunakan untuk menyimpan energi mekanik serta berfungsi untuk menerima
beban dinamis dan memiliki sifat keelastisitan.
Elastis adalah kemampuan suatu benda kembali ke bentuk awalnya ketika
gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Pada benda-benda
elastis seperti pegas juga memiliki batas elastisitas,contohnya pegas apabila
ditarik melebihi batas tertentu maka pegas itu tidak akan elastis lagi. Suatu
pegas jika diberi beban dan simpangan akan menciptakan suatu gerak
harmonik,gerak ini terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari
pegas,gaya tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari besarnya
jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan faktor nilai tetapan pegas itu
sendiri. Faktor nilai tetapan pegas itu juga mempengaruhi periode yang dialami
oleh pegas tersebut sehingga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas
tersebut. Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda-beda.
Tergantung gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada
pegas tersebut. Keteranganpada penentuan konstanta pegas dapat dilakukan
dengan cara statis dan dinamis. Dengan cara ini dapat dilihat hubungan massa
terhadap periode getaran suatu pegas,getaran ini akan menyebabkan adanya
periode dan amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ke titik
setimbang. Pegas selalu berlawanan arah dengan perpindahan ujung bebas
pegas. Konstanta disebut dengan konstanta pegas dan ini merupakan ukuran
kekakuan pegas. Semakin besarnilai k, semakin kaku pegas, ini menandakan
bahwa semakin besar k semakin kuat tarikan atau dorongan pegas untuk
perpindahan tertentu (Anas, F. A.2020).
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4/FREK.3/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi keadaan suatu
benda tersebut dengan seperti ini benda itu mengalami perubahan posisi
begerak atau berubah bentuk. Gaya juga bisa diartikan sebagai tarikan atau
doronga yang ditunjukan kepada sebuah benda dari benda dari benda lain.
Pegas memiliki sifat ke elastisitasan. Dalam kehidupan sehari - hari pegas
sudah umum digunakan, seperti dalam springbed, jam tangan, dan sepeda
motor. Pada umumnya pegas terbuat dari baja. Pegas akan bertambah panjang
atau bertambah pendek jika diberi gaya, dari sini dapat dicari konstanta pegas
secara statis. Dalam hal lain, ketika pegas diberi usikan, maka sistem akan
mengalami getaran. Dari waktu getaran dapat dihitung periode dan dari periode
dapat dihitung konstanta pegas secara dinamis.
Konstanta pegas adalah besaranya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang.
Konstanta pegas dapat berubah misalnya apabila pegas-pegas tersebut disusun
menjadi rangkaian besar lanjutan total rangkaian pegas tergantung pada jenis
rangkain seri atau pararel. Susunan pegas yang disusun seri, pararel atau
campuran dapat di sederhanakan menjadi sebuah pegas pengganti. (Oktavia,
2019).
Adapun rangkain pararel memliki cirri yang dapat dikenali, yaitu susunan
rangkaiannya memiliki cabang. Instalasi listirk disuatu rumah biasanya
menggunakan susunan rangkaian pararlel. Untuk pegas susunan seri, gaya tarik
atau tekanan yang dialami pegas sama besar. Simpangan atau pertambahan
panjang pegas pengganti sama dengan penjumlahannya pertambahan panjang
(Alfa, 2020).
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa m, maka gaya
yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut
sehingga:
m.g = k.x …………………………………………………………..(4.2.1)
Keterangan :
m= Massa (kg)
.................................................................................................................(4.2.2)
Keterangan :
t = tegangan (pa)
k = kostanta gaya pegas (N/m)
m = massa (kg)
Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas
memiliki sifat keelastisitasan. Gaya pegas ini selalu terjadi pada benda benda
lenting yang bentuknya diubah. Contohnya gaya pegas timbul pada bambu
yang dibengkokkan atau juga busur panah yang ditarik sifat lenting pegas
maupun karet gelang maka gaya pegas juga disebut gaya elastik atau gaya
lenting. Gaya pegas ini dimanfaatkan antara lain untuk dapat mengurangi
pengaruh dari getaran pada jalan yang kasar, contohnya pada sepeda motor,
mobil, dokar atau juga sepeda.
Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan
semula setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat gaya dari luar
berupa tarikan, tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya
tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik yang
bekerja, semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik
dihilangkan, pegas akan kembali ke keadaan semula. Dalam kehidupan sehari-
hari pegas sudah umum digunakan, seperti dalam springbed, jam tangan, dan
sepeda motor. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama,
pertambahan
panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik
setiap pegas. Pegas sangat mudah diamati dalam dalam bebarapa alat rumah
tangga maupun dalam beberapa industri.
Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k). Pengertian
Gaya pegas merupakan suatu gaya tarik yang ditimbulkan oleh pegas. Pada
karet gelang yang direnggangkan serta juga pada pegas yang direnggangkan
atau dimampatkan, akan menimbulkan gaya kearah benda yang
merenggangkannya atau memampatkannya. Gaya yang muncul itulah yang
disebut dengan gaya pegas. Konstanta pegas merupakan karakteristik dari suatu
pegas. Besarnya konstanta pegas dipengaruhi oleh besarnya gaya pemulih. Dan
gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari besarnya jarak
simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor tetapan pegas itu sendiri.
Faktor nilai tetapan pegas itu juga memengaruhi periode yang dialami oleh
pegas tersebut sehingga juga dapat memengaruhi frekuensi dari pegas tersebut.
Pada eksperimennya, Hooke menemukan adanya hubungan antara gaya dengan
pertambahan panjang pegas yang dikenai gaya. Besarnya gaya sebanding
dengan pertambahan panjang pegas. Hukum Hooke menyatakan bahwa jika
pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut akan bertambah
panjang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara matematis,
hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas
dapat dituliskan sebagai berikut:
................................................................................................................(4.2.3)
F=-k.x
Keterangan :
F = Gaya yang bekerja (N),
k = Konstanta gaya pegas (N/m),
x = Perubahan panjang pegas (m).
................................................................................................................(4.2.4)
F = K . Δx
Keterangan :
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N),
Δx : Pertambahan panjang pegas (m),
K : Konstanta Pegas (N/m)
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya,
tetapi arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini
disebut Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan
pertambahan panjang pegas Δx. Besarnya konstanta pegas dipengaruhi oleh
besarnya gaya pemulih. Dan gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu factor darii besarnya jarak, simangan dan tetapan pegas itu sendiri.
F = K . Δx
terjadi dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut
................................................................................................................(4.2.6)
Keterangan :
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N)
Δx : Pertambahan panjang pegas (m)
K : Konstanta Pegas (N/m)
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya,
tetapi arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini
disebut Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan
pertambahan panjang pegas Δx.
2.3.3 Modulus elastisitas (Modulus)
Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat
berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati
batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas
tersebut sudah rusak. Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan
E.Modulus elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan
regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding
dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan. Tegangan dan regangan
sangat mudah mudah diamati ketika melakukan uji tarik.
Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat dibagi menjadi dua, yaitu
benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis memiliki kemampuan
untuk kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang diterapkan
dihilangkan. Kebalikannya, benda-benda plastis adalah benda yang tidak dapat
kembali ke bentuk dan ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan.
Elastisitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk kembali ke
bentuk dan ukuran semulanya saat gaya eksternal atau gaya deformasi yang
diterapkan padanya dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya tarik
f . Lo
.................................................................................................................(4.2.7)
y=
A.∆l
Keterangan :
F = Gaya (N), A = Luas penampang benda (m2 ),
Lo = Panjang awal benda (m)
ΔL = Pertambahan panjang benda (m)
Y = Modulus Young (N/m2 ).
2.4 Penerapan Hukum Hooke
memiliki konstruksi pegas berupa per pada bagian standar tersebut bisa
naik dan juga turun tanpa kehilanganmomentum, sehingga bisa digunakan
untuk membantu menahan dan juga sepeda agar tidak terjatuh.
2.4.3 Kunci Inggris
Dengan adanya pegas maka kunci inggris dan juga perkakas lainnya
bisa digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang terbuat dari bahan
campuran besi dan baja ini sangat kuat dan cukup tahan lama dalam
masanya. Hal ini karena manfaat timah yang dapat membuat kombinasi
dari besi dan baja lebih kuat sehingga sangat cocok untuk penggunaan
perkakas konstruksi lainnya.
2.4.4 Spring bed
Spring bed merupakan salah satu jenis kasur yang dinilai sangat
nyaman untuk digunakan. Spring bed merupakan jenis kasur yang
memanfaatkan pegas untuk membantu meningkatkan kenyamanan. Di
dalam kasur tersebut terdapat banyak sekali konstruksi pegas atau per
yang dapat menahan beban yang sangat berat dan tetap nyaman untuk
digunakan. Tidak hanya kasur seperti pada umumnya, manfaat kasur
angin juga baik untuk kesehatan karena dapat mencegah berbagai
penyakit. Kasur angin juga lebih fleksibel dan nyaman oleh karena itu
banyak digunakan orang untuk bersantai.
2.4.5 Neraca Pegas
Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas
sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca
pegas (seperti timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya
ditampilkan dalam skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi).
Pegas sabgat di pangaruhi oleh gravitasi.
2.5 Persamaan Pegas
Energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan
energi yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas. Hukum Hooke
Keterangan :
Fp = gaya pegas (N), pertambahan panjang pegas (m),
k = konstanta pegas (N/m).
Sifat pegas yang elastis banyak digunakan dalam kegunaan sehari-hari.
Contoh penggunaan pegas dapat kamu lihat pada kasur pegas (spring bed) atau
pada kendaraan bermotor. Pada kendaraan bermotor pegas digunakan sebagai
peredam kejut (shockbreaker). Penggunaan pegas biasanya dipakai secara
bersamaan dalam satu sistem pegas. Nilai konstanta pegas tersebut akan
berubah tergantung susunannya. Dari persaman persamaan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa didalam batas elastisitas benda, gaya F sebanding dengan
pertambahan panjang benda. Besarnya sebuah percepatan sangat di pangaruhi
oleh gaya yang bekerja pada sebuah system.
2.6 Gerak Harmoni Pada Pegas
Osilasi dapat didefinisikan sebagai gerak bolak – balik suatu benda yang
terjadi secara periodi atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada
selang waktu yang tetap. Osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya
sehingga bergerak dari posisi kesetimbangan.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu
titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap
Gerak yang dilakukan telefon genggam berbeda dengan gerak yang lain. Gerak
tersebut merupakan gerak bolak balik dengan sebuah gerak harmoni.
2.6.1 Simpangan
Simpangan adalah suatu jarak benda pada setiap saat dari sebuah titik
kesetimbangan dan dalam satuan meter (m). Simpangan getaran harmonik
sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi partikel yang bergerak
melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Simpangan merupakan
jarak perpindahan suatu benda.
2.6.2 Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik melalui titik kesetimbanngan.
Kesetimbangan yang dimaksud adalah keadaan Keterangansuatu benda
berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut.
2.6.3 Periode
Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan
diberi simbol T. Periode dihitung dengan rumus seperti yang berada
dibawah ini.
1
…………………………………………………………………..(4.2.10)
T=
f
Keterangan :
F = frekuensi (Hertz)
T = periode (sekon)
2.6.4 Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar (nilai) yang non negatif dari
besar osilasi (variasi periodik terhadap waktu dari suatu hasil pengukuran)
suatu gelombang. Ampitudo juga dapat didefinisikan sebagai
jarak/simpangan terjauh dari titik. Gelombang memiliki tiga macam yakni
gelombang infrasonik, audionik dan ultrasonik. Amplitudo biasanya
dinyatakan dalam satuan meter (m). karena amplitudo adalah jarak atau
simpangan terjauh. Biasanya amplitudo dihasilkan oleh gelombang benda
atau suara yang bergetar. Missal, suara manusia akan menghasilkan
amplitude tertentu. Keras pelannya suatu suara dipengaruhi oleh
amplitudo gelombang suara. Makin keras amplituo, maka makin keras
juga suara yang dihasilkan.
ditiadakan maka benda tidak dapat kembali ketempat semula. Sifat plastis
timbul jika gaya yang diberikan melebihi batas elastisitas benda. Beberapa
benda yang memiliki sifat plastis yang cukup besar, antaralain tanah lempung
dan plastisin. Kedua sifat plastis dan elastis tersebut dimiliki oleh benda padat.
Akan tetapi kadar sifat tersebut untuk setiap benda berbeda-beda. Karet
memiliki sifat plastis yang sangat rendah dan sifat elastis yang sangat tinggi
(Oktavia, 2019).
Keterangan:
∑ F : Gaya total yamg bekerja pada benda (N)
Maksudnya, benda yang diam akan tetap diam kecuali ada resultan
gaya yang tidak nol bekerja pada benda itu. Kemudian benda bergerak,
tidak berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol
bekerja padanya. Contoh penerapan Hukum I Newton terlihat pada saat
orang naik mobil.
Pada kasus naik mobil bergerak cepat dan mengerem secara
mendadak, tubuh penumpang cenderung terdorong ke depan. Inilah yang
kemudian mengilhami produsen mobil untuk menambah fitur sabuk
pengaman dan airbags sebagai pelindung penumpang dari cedera
(Saputra, 2021).
2.8.2 Hukum II Newton
Hukum Newton II menyatakan bahwa laju perubahan momentum
benda sama dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dari Hukum I
Newton diketahui gaya total yang bekerja pada benda bisa menimbulkan
percepatan pada benda. Sekarang, berapakah besar percepatan a, yang
dihasilkan leh sebuah gaya F pada sebuah benda bermassa m. Bagaimana
hubungan antara percepatan dan gaya? Bayangkan, gaya yang diperlukan
untuk mendorong sebuah gerobak yang gesekannya minimal (Abdullah,
2022).
Sekarang, jika gerobak dorong pelan dengan gaya yang konstan
selama selang waktu tertentu, misalkan dengan kecepatan 4 m/s.
Kemudian gerobak didorong dengan gaya dua kali lipat, maka gerobak
akan mencapai kecepatan 4 m/s dalam waktu setengah kali sebelumnya.
Sehingga percepatan akan dua kali lipat lebih besar, demikian seterusnya.
Dengan demikian, percepatan benda berbanding lurus dengan gaya
total yang diberikan. Tetapi percepatan juga bergantung dengan massa
benda. Jika kita mendorong gerobak yang kosong dengan gaya yang sama
seperti kita mendorong gerobak yang penuh, kita akan menemui bahwa
gerobak yang penuh memiliki kecepatan yang lebih lambat (Saputra,
2021).
Dapat ditulis menggunakan persamaan berikut ini:
∑ F=m . ..............................................................................(4.2.12)
a
Keterangan :
F =Gaya total yang bekerja pada benda (N)
m = Massa benda (Kg)
a =Percepatan benda (m/s2)
Jika benda yang mengalami perubahan keadaan yang bergerak
dengan arah percepatan dari benda berbanding lurus dengan bergerak
percepatan dan satuan. Dalam Hukum II Newton, jika benda
memperoleh dorongan gaya yang searah laju arah benda tersebut maka
akan memiliki gaya yang semakin besar. Begitu pula sebaliknya,
apabila terjadi gaya tolak melawan gaya benda tersebut, maka laju gaya
melambat akibat adanya perubahan kecepatan dan perubahan laju
(Abdullah, 2022).
2.8.3 Hukum Newton III
Hukum Newton ketiga berisi sebagai berikut.Untuk seriap aksi selalu
ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah atau gaya dari dua
benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.
Dan secara matematis dapat dituliskan:
………………………………………….…..........(4.2.13)
Faksi = -Freaksi
Keterangan:
F1 : Gaya yang diberikan pada benda 2 (N)
F2 : Gaya yang di terima kembali pada benda 1 (N)
Contoh dari hukum Newton III Penerapan hukum ini terlihat pada
waktu seseorang melakukan olahraga lompat jauh. Pada waktu kaki
melakukan tolakan balok lompat, maka kaki akan memberi gaya pada
tanah. Sementara itu, tanah juga akan memberi gaya secara berlawanan
sehingga menyebabkan badan terdorong ke udara dan melayang
(Abdullah, 2022).
Besar gaya grafitasi ini sesuai dengan Hukum Newton tentang
grafitasi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut “Setiap benda
dialam akan narik benda lain dengan gaya yang besarnya sebanding
dengan hasil kali suatu massa atau suatu partikel tersebut dan sebanding
atau berbanding terbalik dengan suatu kuadrat jaraknya”.
Dan secara matematis Hukum Newton tentang suatu Grafitasi tersebut
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4/FREK.3/TEKNIK PERTAMBANGAN
Mm
F atau
R
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
…………………………………………………………………..(4.2.14)
Mm
F=G 2 ………………………………………...(4.2.15)
R
Keterangan :
F : Gaya Grafitasi (W)
M : Massa kedua benda (kg)
R : Jarak antara benda (M)
G : Konstanta Grafitasi (6,67.10-4 Nm/kg)
2.8 Percepatan Gravitasi
s = vo atau t + a.t2
...................................................................................................................(4.2.16)
Keterangan :
(vo) : Kecepatan Awal,
t : Waktu ,
m2
a : Percepatan ( )
s
2.9 Pemanfaatan pegas dalam kehidupan
Pegas itu adalah benda elastis yang bisa menyimpan energi mekanik.
Secara fungsi, pegas ini akan memanfaatkan sifat elastisitasnya untuk kembali
ke kondisi awalnya saat gaya yang diberikan pada benda berpegas tersebut
dihilangkan.
Pegas termasuk benda elastis sehingga akan kembali ke bentuk semula
apabila gaya yang bekerja pada pegas dihilangkan. Sifat pegas tersebut banyak
dimanfaatkan dalam produk teknologi ( Jannah,2018).
2.1.1 Kasur Pegas
Pernah mendengar nama benda ini? Spring bed merupakan salah satu jenis
kasur yang dinilai sangat nyaman untuk digunakan. Spring bed merupakan
jenis kasur yang memanfaatkan pegas untuk membantu meningkatkan
kenyamanan. Di dalam kasur tersebut terdapat banyak sekali konstruksi pegas
atau per yang dapat menahan beban yang sangat berat, dan tetap nyaman untuk
digunakan. Kasur Spring bad tersusun dari rangkaian pegas yang dipasang
secara paralel, saat posisi tidur, yang tertekan lebih banyak dari pada saat
posisi berdiri/loncat diatas Spring bad. Jadi, posisi berdiri/loncat di atas Spring
bed akan membuat lebih ceapat rusak karena tekanan pegasnya.
Kasur Pegas ketika kita duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya berat
menekan kasur.Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan.
Akibat sifat elastisitasnya,kasur pegas meregang kembali. Pegas akan
meregang dan termampat, demikianseterusnya. Akibat adanya gaya gesekan
maka suatu saat pegas berhenti bergerak.Dengan adanya pegas memberikan
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4/FREK.3/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
kombinasi dari besi dan baja lebih kuat sehingga benda tersebut sangat cocok
untuk penggunaan sebuah perkakas pada konstruksi lainnya (Risa Ismaya,
2019).
Gambar 4.2.6 Kunci inggris (Sumber : Pikiran Rakyat 2021 )
2.1.1 Pegas pada setir kemudi
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Kelompok/Frekuensi : 1A / I
Anggota Kelompok :
1. Ahmad Musammil 09320230001
2. Ahmad Resky Fahriansyah 09320230002
3. Ahmad Fadil Fikri 09320230003
4. Andi Mohammad Zacky P 09320230004
5. Dandi Permadi 09320230005
Asisten
BAB V
PENGOLAHAN DATA
5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap
Fn = m . g
F1 = m1 . g = .... N
F1 = 0,01 x 9,81 = 0,0981 N
F2 = 0,02 x 9,81 = 0,1962 N
F3 = 0,03 x 9,81 = 0,2943 N
F4 = 0,04 x 9,81 = 0,3924 N
Xa+ Xb+ Xc+ Xd
∑ Xn= n
Xa1+ Xb1+ Xc 1+ Xd 1
∑ X 1= 4
=… m
Fn
Kn =
∑ Xn
F1 N
K1 = =…
∑ X1 m
0,0981 N
K 1= =5 , 45
0 , 01 8 m
0,1962 N
K 2= =2,673
0 , 0 36 m
0,294 6 N
K 3= =4 , 91
0 ,0 6 m
0 ,3924 N
K4= =4 , 91
0 , 06 m
5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis untuk setiap
beban.
2
4π
K= 2
(me +mb +m p)
T
T
T n=
jumlah getaran
T
T a 1= =… s
jumlah getaran
T
T b 1= =… s
jumlah getaran
8 ,60
T a 1= =0 , 86 s
10
8 ,61
T b 1= =0 ,861 s
10
8 , 63
T c1 = =0 , 86 3 s
10
0,863
T d 1= =0 , 683 s
10
8 ,8 0
T a 2= =0 , 88 s
10
8 ,8 1
T b 2= =0 , 881 s
10
8 , 81
T c2 = =0 , 881 s
10
8 , 82
T d 2= =0 , 882 s
10
9 ,22
T a 3= =0,922 s
10
9 ,22
T b 3= =0 , 922 s
10
9 ,25
T c3 = =0 ,925 s
10
8 , 25
T d 3= =0 , 825 s
10
9 , 62
T a 4= =0 , 9 62 s
10
9 , 62
T b 4= =0 , 9 62 s
10
9 , 62
T c 4= =0 .962 s
10
9 ,64
T d4= =0 , 964 s
10
Priode (s)
No Massa beban (kg)
Ta Tb Tc Td
T=
∑ T = Tan+Tb n +Tcn +Td n =Tn 2
n n
T 1=
∑ T = Ta1 +Tb1 +Tc1 +Td 1 =… .2
n 4
2
4π
K n= 2 (me +mb +m p)
T
2
4π
K 1= 2 ( me +mb +m p ) =…
T
2
4 ×3 , 14 (
K 1= 2
0,090 )
0 ,344
39,438
¿ ( 0 , 0 90 )
0 , 118
¿ 30,079
2
4 ×3 , 14 (
K 2= 2
0,090 )
0 , 881
39,438
¿ ( 0,090 )
0 ,776
¿ 4 ,57 3
2
4 ×3 , 14 (
K 3= 2
0,090 )
0 ,5 86
39,438
¿ ( 0,090 )
0 ,3 43
¿ 1 0 ,348
2
4 × 3 ,14 (
K4= 2
0,090 )
0 , 962
39,438
¿ ( 0,090 )
0 , 925
¿ 3,837
F
K=
x
∆ K=
√( δK 2
δF )( ∆ F )2 +
δx( )
δK 2
( ∆ x )2
'
δK u . v−u . v '
= 2
δF v
Dimana:
u=F u’ = 1
v=x v’ = 0
δK 1. x−F .0
=
δF x
2
x
¿ 2
x
0 , 0 49
¿ 2
0 , 0 49
¿ 20,408
F=m . g
∆ F=
√( δF 2
δm ). ( ∆ m )2
'
∆ F=u . v +u . v '
Dimana:
u=m u’= 1
v=g v’ = 0
δF
=1. g +m.0
δm
¿ 1 ×9 , 81
¿ 9 , 81
1
∆ m= . skalaterkecil
2
1
¿ .0,001
2
¿ 0,0005
∆ F=
√( δF 2
δm ). ( ∆ m )2
¿ √ ( 9 , 81 ) × ( 0,0005 )
2 2
¿ √ 0,000024
¿ 0,0049
δK F
=
δx x
'
δK u . v−u . v '
= 2
δx v
Dimana:
u=F u’ = 0
v=x v’ = 1
δK 0. x−F .1
=
δx x
2
F
¿ 2
x
0 , 2453
¿
( 0 , 049 )2
¿ 102,165
√
2 2 2
( x 1−x ) + ( x 2−x ) + ( x 3−x )
∆ x=
n ( n−1 )
√
2 2
( 0 ,01 8−0 , 0 49 ) + ( 0 , 0 36−0 , 049 )
¿
4 ( 4−1 )
√
2 2
( 0 ,0 6−0,049 ) + ( 0 , 0 82−0 ,04 9 )
¿
4 ( 4−1 )
¿
√ 0 ,0 0113
4 ( 4−1 )
¿ 0 , 00 9 7
∆ K=
√( δK 2
δF )
( ∆ F )2 +
δK 2
δx ( )
( ∆ x )2
¿ 2 , 996
∆K
KR= × 100 %
2 (∆ K +K )
0,996
¿ × 100 %
2 ( 0,996 +1 4,229 )
¿ 0 , 032 %
KB=100 %−KR
¿ 99 , 96 %
2
4π m u
K= 2
=
T v
∆ K=
√( δK 2
δm )
( ∆ m ) 2+
δK 2
δT ( )
( ∆ T )2
( )
'
δK u . v−u . v '
= 2
δm v
Dimana:
u = 4 π 2m u’ = 4 π 2
v = T2 v’ = 0
2 2 2
δK 4 π . T −4 π m.0
= 2
δm (T 2)
4 ( 3 , 14 )2 . 0 , 693 2
¿ 2
( 0 , 693 2)
¿ 82,120
1
∆ m= . skalaterkecil
2
1
¿ .0,001
2
¿ 0,0005
'
δK u . v−u . v '
= 2
δT v
Dimana:
u = 4 π 2m u’ = 0
v = T2 v’ = 2T
−2 ( 0 ,69 3 ) .4 ( 3 , 14 )2 .0,0005
¿ 2
( 0 ,69 3 )
¿−¿0,0284
√
2 2 2
( T 1 −T ) + ( T 2−T ) + ( T 3−T )
∆T=
n ( n−1 )
√
2 2 2 2
( 0 ,344−0 , 69 3 ) + ( 0 , 881−0 , 693 ) + ( 0 , 586−0 , 693 ) + ( 0 , 962 )
¿
4 ( 4−1 )
¿ 199,952
∆ K=
√( δK 2
δm )( ∆ m ) 2+
δK 2
δT ( )
( ∆ T )2
¿ 5,678
∆K
KR= × 100 %
2 (∆ K +K )
5,678
¿ ×100 %
2 ( 5,678+12,209 )
¿ 0 , 00 0498 %
KB=100 %−KR
¿ 99 , 9 5 %
BAB VI
HASIL PENGOLAHAN DATA
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4/FREK.3/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Massa
No Priode (s) K (N/m) Keterangan
(kg)
Pada percobaan konstanta gaya pegas pada kondisi statis. Didapatkan 3 data
seperti yang dapat dilihat di tabel 4.6.1 yaitu massa pertama 0,01 kg dengan
simpangan 0,012 m dan nilai konstanta pegas 8,175 N/m. Massa kedua 0,02 kg
dengan simpangan 0.021 m dan nilai konstanta pegas 9,342 N/m. Massa ketiga
0,03 kg dengan simpangan 0,133 m dan nilai konstanta pegas 8,918 N/m.
Selanjutnya dilakukan percobaan konstanta gaya pegas pada kondisi dinamis.
Didapatkan 3 data seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.6.2 yaitu massa
pertama 0,01 kg dengan proide 0,543 s dan konstanta pegas 10,597 N/m. Massa
kedua 0,02 kg dengan priode 0,508 s dan konstanta pegas 13,681 N/m. Massa
ketiga 0,03 kg dengan priode 0,579 s dan konstanta pegas 11,713 N/m.
Adapun dilakukan perhitungan ketidakpastian untuk mengetahui keakuratan
atau persen kebenaran dari hasil praktikum yang telah dilakukan. Hasil yang
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setiap benda apapun itu, pasti memiliki nilai konstanta pegas yang
berbeda beda. Sebuah pegas yang diberi suatu gaya, maka pegas tersebut
akan kembali ke bentuk semula. Hal ini sesuai dengan sifat pegas itu sendiri
yang sangat lentur atau elastis. Nilai besaran konstanta yang dimiliki pegas
dan delta x nya akan memberikan pengaruh pada besaran energy potensial
pegas tersebut.
Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban
dinamis.Pegas memiliki sifat keelastisitasan. Elastisitas adalah suatu sifat dari
benda yang memiliki cenderung kembali kekeadaan semula setelah
mengalami perubahan bentuk karena mendapat suatu gaya dari luar yang
berupa tarikan, dll.
Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya selalu berbanding lurus
dengan pertambahan Panjang suatu pegas. Semakin besar gaya yang bekerja
pada pegas, maka semakin besar pertambahan panjang pegasnya.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, J. V., Soelaiman, R., & Fatichah, C. (2020). Optimasi Penyusunan Pegas
Dengan Metode Sistem. 1(2).
Materi, P., Newton, H., & Rosdianto, H. (2019). Pengaruh Model Generative
Learning Terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa.
Oktavia, V. E., Khoiriah, M., & Rachmawati, P. A. (2019). Jurnal Fisika Dasar
Tetapan Pegas. Fisika Dasar, 1–7.
Pratama, A., & Fitri, M. (2020). Rancang Bangun Alat Uji Konstanta Pegas Untuk
Kapasitas 50 N/Mm Menggunakan Metode Vdi 2221. AME (Aplikasi
Mekanika Dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 6(2), 41.
Pratama, Z. (2021). Desain Komponen Utama Alat Uji Konstanta Pegas Untuk
Kapasitas 50 N/Mm. Jurnal Teknik Mesin, 10(1), 15.