Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISUSUN OLEH:
FADIL FAHRI BIN MANSUR 03220210035
BAYU SAPUTRA 03220210036
ULIL ALBAB 03220210037
AQSYAL SYAPUTRA 03220210038

KELOMPOK IVA/I
JURUSAN TEKNIK MESIN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari prinsip fisika sering sering diterapkan dalam


berbagai aktivitas. Salah satu contoh dari prinsip fisika yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah prinsip Hukum Hooke yang diterapkan dalam
penggunaan pegas. Pegas merupakan benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energi mekanik. Pegas biasanya terbuat dari baja. Kegunaan pegas
sangat banyak diantaranya melunakkan tumbukan dengan memanfaatkan sifat
elastisitasan bahannya, menyerap dan menyimpan energi dalam waktu yang
singkat. Pegas sering ditemukan ditempat tidur atau yang biasa kita sebut dengan
springbed dan sistem suspense mobil atau motor. Pada springbed pegas berfungsi
untuk membuat kita nyaman ketika kita duduk atau tidur diatasnya. Sedangkan
sistem suspense pada kendaraan mempunyai fungsi untuk menyerap kejut dari
jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan pada badan kendaraan secara
langsung. pegas memiliki batas keelastisan. Apabila terdapat gaya yang
menyebabkan pegas tersebut tertarik melampaui batas elastinya, maka akan
menyebabkan fungsi pegas tidak optimal lagi. (Lesmono, A. D, 2015)
Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda tergantung gaya
yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada pegas tersebut. Energi
disimpan pada benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-
recover dari sifat elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki
kemampuan untuk mengalami defleksi elastis yang besar Maka penting bagi kita
untuk mengetahui nilai tetapan dari suatu pegas yang menggambarkan kekakuan
dari suatu pegas. Oleh karena itu, praktikum penting untuk dipahami tentang arti
waktu/periode getaran dan frekuensi getaran (osilasi), pengaruh simpangan dan
massa terhadap getaran agar dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.
Adapun didalam contoh gaya pegas dikehidupan manusia sehari–hari itu
banyak sekali yang bisa di kalian lihat salah satu contohnya yang ada didalam
pistol–pistolan, sistem rem tromol di sepeda motor maupun mobil, dan bisa juga
kalian lihat pada pulpen yang memiliki kalian gunakan untuk menulis.

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum(TIU)


Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonic pada pegas
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus(TIK)
1. Kami dapat memahami arti waktu / periode getaran dan frekuensi getaran
(osilasi)
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap getaran
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pegas

Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk memberikan gaya,
torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi disimpan pada
benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-recover dari sifat
elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki kemampuan untuk
mengalami defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja pada pegas dapat
berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya
beroperasi dengan ‘high working stresses’ dan beban yang bervariasi secara terus
menerus. Beberapa contoh spesifik aplikasi pegas adalah (Muliyani, R, 2018)
1. Untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti misalnya
pada ‘gunrecoilmechanism’
2. Untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada
reliefvalve
3. Untuk meredam getaran dan beban kejut, seperti pada mobil
4. Untuk indikator / kontrol beban, contohnya pada timbangan
5. Untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada ‘brake
pedal’
Klasifikasi Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban
yang bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan
energi. Tetapi klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya.
Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik adalah :
1. Wire form spring (helical compression, helical tension, helical torsion,custom
form)
2. Spring washers (curved, wave,finger,belleville)
3. Flat spring (cantilever, simplysupportedbeam)
4. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring) Pegas ‘helical
compression’ dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi.
Bentuk yang standar memiliki diameter coil, pitch dan spring rate yang konstan.
Pitch dapat dibuat bervariasi sehingga spring rate-nya juga bervariasi. Penampang

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

kawat umumnya bulat, tetapi juga ada yang berpenampang segi empat. Pegas konis
biasanya memiliki spring rate yang non-linear meningkat jika defleksi bertambah
besar. Hal ini disebabkan bagian diameter coil yang kecil memiliki tahanan yang
lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang lebih besar akan terdefleksi lebih dulu.
Kelebihan pegas konis adalah dalam hal tinggi pegas, dimana tingginya dapat
dibuat hanya sebesar diameter kawat. Bentuk barrel dan hourglass terutama
digunakan untuk mengubah frekuensi pribadi pegas standar. (Muliyani, R, 2018)

Gambar 4.2.1 Wire form spring (Yuvenda. 2017)


Gaya Pegas ini adalah suatu Gaya ataupun kekuatan lenting dalam suatu
pegas yg dapat kembali ke posisi atau bentuk semula. Lalu untuk pengertian pegas
sendiri ialah suatu benda yang mempunyai bentuk spiral yg terbuat dari bahan
logam dan Pegas ini sendiri mempunyai sifat yang elastis sehingga benda pegas
akan dapat mempertahankan bentuknya dan akan kembali ke bentuk semula
sesudah diberi gaya. Adapun didalam contoh gaya pegas di kehidupan manusia
sehari – hari itu banyak sekali, dan bisa kalian lihat salah satu contohnya yg ada di
dalam pistol – pistolan, sistem rem tromol di sepeda motor. (Muliyani, R, 2018)
Dan bisa juga kalian lihat pada Pulpen yg kalian gunakan untuk menulis
karena Pulpen tersebut sebagian ada yg memakai Pegas untuk menarik
masuk/keluar Mata Pulpen (Ujung Pulpen). Selain itu Contoh Elastisitas Pegas bisa
kalian lihat pada salah satu Tokoh Super Hero Film Fantastic Four yakni Reed
Richards, dan Reed Richards merupakan Tokoh Super Hero di Fantastic Four yg
bisa melenturkan tubuhnya. (Muliyani, R, 2018)
Oleh karena itu Pegas disamakan dengan Tokoh Super Hero tersebut karena
Sifat Elasitasnya (Elastisitas adalah kemampuan untuk dapat kembali dalam bentuk

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

semula setelah gaya yg bekerja padanya telah menghilang).


Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan
berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar pertambahan
panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik di hilangkan, pegas akan kembali ke
keadaan semula. Jika beberapa pegas di tarik dengan gaya yang sama, pertambahan
panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini di sebabkan oleh karakteristik
setiap pegas. Karakteristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k).

2.2 Hukum Hooke

Hukum Hooke menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah
gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya
yang bekerja padanya.
Secara matematis, hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan
pertambahan panjang pegas dapat dituliskan sebagai berikut:
F = k.x …...…....................................................................................(4.2.1)

.
Keterangan :

F = gaya yang bekerja (N), k = konstanta pegas (N/m), x = perubahan panjang pegas
(m)
Pegas ada yang disusun secara tunggal, ada juga yang di susun seri atau
paralel. Untuk pegas yang di susun seri, pertambahan panjang total sama dengan
jumlah masing- masing pertambahan panjang pegas. Sehingga pertambahan total
x adalah: x = x1 + x2. Sedangkan untuk pegas yang disusun paralel, pertambahan
panjang masing-masing pegas sama. Yaitu: x1 = x2 = x3. Dengan demikian: Kp =
k1 + k2. Perlu selalu di ingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah
elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik. Menurut
Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan
regangan adalah persentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang
menegangkan persatuan luas penampang yang dikenainya. Sebelum diregangkan
dengan gaya F, energi potensial sebuah pegas adalah nol, setelah diregangkan
energi potensialnya berubah menjadi :
E = k.x.2
.............................................................................................................(4.2.2)
Keterangan :

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

E = Energi potensial (j), k = Konstanta pegas (N/m), x =Perubahan panjang


pegas(m)
Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku
sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum Hooke.
Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan mencapai batas
elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula. Jika gaya yang
diberikan tidak melewati batas elastisitas. Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada
daerah antara batas hukum Hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya
yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan
memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan
kembali seperti semula, benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika
pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.
Jika suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk
benda tersebut maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis, ataupun
hancur. Hancur merupakan kondisi kegagalan benda karena sudah melewati titik
patahnya (breaking point). Plastis merupakan kondisi benda yang tidak dapat
kembali lagi menjadi kondisi awalnya jika gaya yang diberikan dihilangkan.
Contoh benda yang bersifat plastis dapat kamu lihat pada plastisin, tanah liat, dan
bahkan permen karet. (Sutarno, D, 2011)
Elastis atau Elastisitas (Fisika) adalah kemampuan sebuah benda untuk
kembali ke kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga
dapat berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati
batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas
tersebut sudah rusak. (Sutarno, D, 2011)
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (L) suatu
benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan
dimensi benda (dinyatakan dalm konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi
yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun
diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi.
Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama
(misalnya besi), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

benda tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun


diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari
materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda,
ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan
panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin
panjang suatu benda, makin besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin
tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. (Setiawan, I., 2011)
Agar kamu memahami materi Elastisitas dan Hukum Hooke dengan baik,
kamu harus memahami terlebih dahulu:
1. Hukum Newton
Hukum Newton adalah tiga rumusan dasar dalam fisika yang menjelaskan
dan memberikan gambaran tentang kaitan gaya yang bekerja dengan gerak yang
terjadi pada suatu benda. Hukum newton terbagi menjadi tiga macam:
a) Hukum newton I
Newton mengatakan bahwa “Jika resultan gaya pada suatu benda sama
dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan
tetap bergerak dengan kecepatan tetap”.

F=0 .................................................................................................(4.2.3)
keterangan:
∑ = Resultan gaya yang bekerja pada benda diam (v = 0)
b) Hukum newton II
Dalam hukum newton II ini dengan menjelaskan bahwa “Percepatan yang
dihasilkan oleh resultan yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Atau biasa juga
diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari
momentum linear benda tersebut terhadap waktu. Dapat di rumuskan sebagai
 F = m.a
berikut:……………………………………………………………………….(4.2.4)
keterangan:

∑F= Gaya (N), m = Massa Benda (Kg), a= Percepatan (m/s2)


c) Hukum newton III
Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda memberikan gaya
pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya yang

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya
berlawanan. (Alwi, E, 2017).
2. Hukum kesetimbangan
Hukum kesetimbangan adalah kondisi dimana momentum benda sama
dengan nol. Artinya jika awalnya benda tersebut diam, maka ia akan tetap diam.
Namun jika awalnya benda tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka ia
akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. (Maulini.2018)
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kamu pasti tahu jika suatu gaya
diberikan pada suatu benda, contohnya pada batang besi vertikal yang tergantung
seperti pada gambar dibawah, maka panjang batangbesi tersebut akan berubah.

Gambar 4.2.2 Contoh Pada Batang Besi (Maulini.2018)


Dapat disimpulkan bahwa pertambahan panjang benda sebanding dengan
besarnya gaya tarik. Perbandingan besar gaya tarik [F] terhadap pertambahan
panjang benda (x) konstan. Konstan artinya sebanding. Proporsionalitas kedua
besaran tersebut dinotasikan dengan rumus persamaan:
...........................................................................................................(4.2.6)
F = k.x

keterangan:
F = besarnya gaya yang diberikan atau gaya Tarik (N), k = konstanta benda(N/m),
Δx = pertambahan panjang benda (m)
k merupakan koefisien elastisitas benda ataupun ukuran kelenturan pegas,
hubungan ini pertama kali diketahui oleh Robert Hooke (1635 – 1703), oleh karena
itu dikenal juga sebagai Hukum Hooke. Hukum Hooke hanya berlaku hingga batas
elastisitas. Batas elastisitas merupakan gaya maksimun yang dapat diberikan pada
benda sebelum benda berubah bentuk secara tahap dan panjang benda tidak dapat
kembali seperti semula (menjadi elastis ataupun hancur). (Maulini.2018)

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Kita akan mengamati sebuah objek yaitu pegas, sebuah benda yang dapat
menjadi elastis. Pada kondisi pegas saat ditarik, terdapat gaya pada pegas yang
besarnya sama dengan gaya tarikan pada pegas tetapi arahnya berlawanan ( F aksi
= -F reaksi ). Jika gaya tersebut disebut dengan gaya pegas (Fp) maka gaya inipun
sebanding dengan pertambahan panjang pegas.

Gambar 4.2.3 Contoh GayaPegas (Yuvenda. 2017)


Persamaan gaya pegas dinotasikan dengan rumus:

Fp = - F
Fp = ……….................................................................................................(4.2.7)
-k . x

keterangan :
FP = Gaya pegas (N), x = Pertambahan panjang pegas (m), k = Konstanta pegas
(N/m)
Kamu tidak perlu khawatir terhadap tanda minus (-). Tanda tersebut hanya
menyatakan arah gaya pegas yang berlawanan dengan arah gaya tarik.
Sifat pegas yang elastis banyak digunakan dalam kegunaan sehari-hari.
Contoh penggunaan pegas dapat kamu lihat pada kasur pegas (spring bed) atau pada
kendaraan bermotor. Pada kendaraan bermotor pegas digunakan sebagai peredam
kejut (shockbreaker). Penggunaan pegas biasanya dipakai secara bersamaan dalam
satu sistem pegas. Nilai konstanta pegas tersebut akan berubah tergantung
susunannya. (Yuvenda. 2017)

2.3 Rangkaian gaya pegas

Rangkaian Gaya Pegas karena Gaya Pegas ini sama seperti hambatan, bahwa
Pegas juga dapat dirangkai (rangkaian pegas). Bentuk Rangkaian Pegas ini akan
menentukan suatu Nilai Konstanta Pegas Total yang akhirnya nanti akan
Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri. Lalu didalam Rangkaian Gaya Pegas
ini terbagi menjadi dua macam, yang antara lain:
1. Rangkaian Pegas Seri yakni Rangkaian Seri Pegas jika ada sebuah Konstanta
Pegas Totalnya, jika ada n Pegas yang identik (konstanta k) maka Rumus Konstanta
Total nya ialah Ks=K/n
2. Rangkaian Pegas Paralel yakni jika Rangkaian Pegas Paralel maka Total
Konstanta nya sama dengan Jumlah dari seluruh Konstanta Pegas yg disusun oleh
Paralel. Kemudian di dalam Energi Potensial Gaya Pegas itu mempunyai Energi
Potensial, entah itu Gayanya ditarik maupun ditekan karena usaha yg dilakukan
oleh Gaya F untuk menarik sebuah Pegas itu akan bertambah panjang sebesar x
besarnya sama, dengan perubahan energi potensial gaya pegas itu sendiri. (Yuvenda.
2017)

2.4 Gerak

Gerak adalah perubahan atau peralihan posisi, kedudukan atau tempat dari
suatu benda atau makhluk hidup dari posisi atau kedudukan awal. Gerak bersifat
relatif, yaitu tergantung pada pengamat. Gerak dapat terjadi pada semua benda baik
benda mati ataupun benda hidup. Hanya saja jenis gerakan dan penyebabnya
berbeda. Pada makhluk hidup, gerakan bisa terjadi karena faktor internal,
sedangkan pada benda mati, gerakan biasanya terjadi karena pengaruh faktor
eksternal. Dimana getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan.
Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan di mana suatu benda berada
pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
(a) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier
Misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa /air dalam pipa
U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.
(b) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular
Misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Prinsip energi memberi suatu dasar yang mudah untuk menganalisa berbagai
sesi gerak hormonik sederhana, kerja yang di lakukan gaya ini dapat di nyatakan
dalam suatu energi potensial V dan energi kinetik.dan menurut

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gerak harmonik pada pegas

Gambar 4.2.4 Gerak harmonik pada pegas(Yuvenda. 2017)


Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar.
Ketika sebuah benda di hubungkan keujung pegas , maka pegasakan meregang
sejauh y, pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak di berikan gaya luar.
(Yuvenda. 2017)

2.5 Elastisitas

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan.


Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan di mana suatu benda berada pada
posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran
mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama.
Jenis-jenis getaran ada 2 yaitu:
1. Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai dengan gaya awal, lalu
dibiarkan bergetar secara bebas. Contoh getaran seperti ini adalah memukul
garpu tala dan membiarkannya bergetar.
2. Getaran paksa terjadi bila gaya bolak-balik atau gerakan diterapkan pada
sistem mekanis. Contohnya adalah getaran gedung pada saat gempa bumi.
Dasar analisis getaran dapat dipahami dengan mempelajari model
sederhana massa-pegas-peredam kejut. Struktur rumit seperti badan mobil dapat
dimodelkan sebagai "jumlahan" model massa-pegas-peredam kejut tersebut. Model
ini adalah contoh osilator harmonik sederhana, Getaran bebas tanpa peredam.
Pada model yang paling sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan
tidak ada gaya luar yang memengaruhi massa (getaran bebas). Dalam keadaan ini
gaya yang berlaku pada pegas Fs sebanding dengan panjang peregangan x, sesuai
dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan secara matematis:

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Fs = k.x
…………………………………………………………………………..….(4.2.8)

keterangan :
FS=Gaya, K=Tetapan Pegas, x= Panjang Peregangan
a. Tegangan
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagaigaya
persatuan luas penampang benda tersebut.Tegangan diberi simbol σ (dibaca sigma).Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.

=……………………................................................................................(4.2.9)
Keterangan :
= Tegangan (N/m2),F = Besar gaya tekan/tarik (N),A = Luas penampang (m2)
Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda
diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda.
Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar
dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. (Sutarno, D, 2011)
Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis
bahan penyangga atau penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan
gantung dan bangunan yang bertingka
a. Regangan
Regangan (strain),didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan
panjang benda ΔX terhadap panjang mula-mula X. Regangan adalah bagian dari
deformasi,yang di deskripsikan sebagai perubahan relative dari pertikel-partikel di
dalam benda yang bukan merupakan benda kaku.dari pernyataan di atas dapat di
simpulakan bahwa regangan merupakan ukuran mengenai seberapa jauh batang di
atas sebagai perubahan relative dimensi/bentuk benda yang mengalami tegangan.
.

= ………………............................................................................(4.3.12)
Keterangan :
= Regangan strain (tanpa satuan),∆ = Pertambahan panjang (m),A = Panjang
mula-mula (m)
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3.1 Alat-Alat Yang Digunakan

a b c

d e

Gambar 4.3.1 alat percobaan konstanta gaya pegas a) pegas. b) ember kecil. c)
beban pemberat. d) stopwatch. e) alat peraga (statif)

3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama kami menyediakan bahan, kemudian kami menimbang massa


ember, massa pegas dan massa beban. Setelah itu kami memasang pegas pada
statif dan menggantung ember kecil pada pegas dan kami mengatur sedemikin rupa
sehingga setara dengan jarum menunjukkan angka nol pada penggaris. Setelah itu
beban seberat 10gr dimasukkan dalam ember kemudian kami mengamati
renggangan yang terjadi, kami menghitung dengan menggunakan stopwatch dan
kami mencatat setiap hasil yang didapatkan, setelah itu beban yang beratnya 10 gr
yang sebelumnya dilakukan berulangkali, kemudian kami menambahkan 10
gr lagi dan menjadi 20 gr, dan mengikuti prosedur yang sebelumnya. Kemudian
ditambahkan 10 gr lagi menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan sama seperti yang
dilakukan pada percobaan 1 dan 2

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Kami sengaja melakukan percobaan berulang ulang agar supaya


mendapatkan hasil yang akurat, kemudian asisten memilih nilai yang dihasilkan
dari semua percobaan dan menentukan nilai yang tebaik.

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 4.4.1 Hasil data pengamatan dalam keadaan statis


Massa Simpangan (m)
No. Keterangan
(kg) Xa Xb Xc Xd
1 0,01 0,016 0,015 0,014 0,013 Me = 0,0618 kg
2 0,02 0,023 0,032 0,033 0,034
Mp = 0,0034 kg
3 0,03 0,049 0,050 0,050 0,051

Tabel 4.4.2 Hasil data pengamatan dalam keadaan dinamis


Massa Waktu (s)
No. Keterangan
(Kg) Ta Tb Tc Td
1 0,01 11,50 11,52 11,59 11,60 Me = 0,0618 kg
2 0,02 11,55 11,69 11,94 12,08 Mp = 0,0349 kg
3 0,03 12,73 12,78 12,78 12,82 Jumlah getaran = 15

Hari/TanggalPraktikum : 23 Oktober 2021


Kelompok/Frekuensi : IVA/1
AnggotaKelompok : Fadil Fahri Bin Mansur 03220210035
Ulil Albab 03220210037
Bayu Saputra 03220210036
Aqsyal sapatullah 03220210038

Makassar, 23 Oktober 2021


ASISTEN

( Mifthahul Jannah )

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan statis untuk setiap

beban daam satuan (N/m)

Fn = m . g

F 1 = 0,01 kg . 9,81 m/s2 = 0,0981 N

F 2 = 0,02 kg . 9,81m/s2 = 0,1962 N

F 3 = 0,03 kg . 9,81 m/s2 = 0,2943 N

xa + xb + xc x
∑ = m

0,016 + 0,015 + 0,014+0,013


∑ = m

,
= m = 0,0145 m

0,023+0,032+0,033+0,034
∑ = m

,
= m = 0,0305 m

, , , ,
∑ = m

,
= m = 0,05 m

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Kn =

,
K1 = 0,0145 = 0,6896551724 N/m

,
K2 = 0,0305 = 0,6557377049 N/m

,
K3 = 0,05 = 0,6 N/m

5. 2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk


setiap beban.
4 π2
K= (me + mb + mp)N/m
T2

4.3,142
K= (0,0618 + 0,01 + 0,0349) N/m
11,602

4.9,8596
K= (0,1067)N/m
,

39,4384
K= (0,1067)N/m
134,56

K = 0.0312728692 N/m

T
Tn =
jumlah getaran

11,50
Ta1 = = 0,7666666667 s
15

11,52
Tb1 = = 0,768 s
15

11,59
Tc1 = = 0,7726666667s
15

11,60
Td1 = = 0,7733333333 s
15

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

11,55
Ta2 = = 0,77 s
15

11,69
Tb2 = = 0,7793333333 s
15

11,94
Tc2 = = 0,766 s
15

12,08
Td2 = = 0,8053333333 s
15

12,73
Ta3 = = 0,8486666667 s
15

12,78
Tb3 = = 0,852 s
15

12,78
Tc3 = = 0,852 s
15

12,82
Td3 = = 0,8546666667s
15

Tabel 4.5.1 Hubungan periode dan massa

No Massa beban Periode (s)


(kg) Ta Tb Tc Td
1 0,01 11,50 11,52 11,59 11,60
2 0,02 11,55 11,69 11,94 12,08
3 0,03 12,73 12,78 12,78 12,82

∑ Tan + Tbn + Tcn + Tdn


Tn = = = Tn2
n

∑ , 11,50 + 11,52 + 11,59 + 11,60 ,


T1 = = =
4

= 11,5525 s
∑ , 11,55 + 11,69 + 11,94 + 12,08 ,
T2 = = =
4
Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= 11,815 s
∑ , 12,73 + 12,78 + 12,78 + 12,82 ,
T3 = = =
4

= 12,7775

4 π2
Kn = (me + mb + mp)
T2

4 3,142
K1 = (0,0618 + 0,01 + 0,0349)
11,602

4.9,8596
= (0,1067)N/m
,

39,4384
= (0,1067)N/m
134,56

= 0.0312728692 N/m

4 3,142
K2 = (0,0618 + 0,02 + 0,0349)
12,082

4.9,8596
= (0,1167)N/m
,

39,4384
= (0,1167)N/m
145,9264

= 0.03153960682 N/m

4 3,142
K3= (0,0618 + 0,03 + 0,0349)
12,822

4.9,8596
= (0,1268)N/m
,

39,4384
= (0,1268)N/m
164.3524

= 0,03042723514 N/m

5. 1 Teori Ketidakpastian.

Untuk keadaan Statis.


Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

K=

ΔK = (ΔF) + (ΔX)

= =


= dimana u = F u’ = 1

( . )–( . )
v = x v’ = 0
= ( )

0,0145
= (0,0145 )

0,0145
= ,

= 68,9655

F=m.g

ΔF= (Δm)

= m. dimana
u = m u’ = 1

= (1 . g) + (0 . m) v = g v’ = 0

= (1 . 9,81) + 0

= 9,81

Δm = . skala terkecil

= . 10-3

= 0,5 . 10-3

= 5 . 10-3
Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ΔF = (9,81) (5 . 10 )

= (96,2361)(25 . 10 )

= 0,004905

= = dimana
u = F u’ = 0
( . )–( . )
= v = x v’ = 1

( . )–( . )
= ( )

,
=( , )

,
= ,

= 466,5873

( ) ( ) ( )
Δx = ( )

( , – , ) ( , , ) ( , , ) ( , , )
= ( )

( , ) ( , ) ( , )
= ( )

( , ) ( , ) ( , )
=

= 0,0000003958

= 0,0006291

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ΔK = (ΔF) + (Δx)

= (68,9655) (9,81) + (466,5873) (0,0006291)

= 4756,24019 . 96,2361 + 217703,7085 . 0,0000003957

= 457722,0065 + 0,0861

= 457722,0926

= 676,551

KR = (
100%
)

,
= ( , )

,
= ,

= 0,499

KR= 100% - KR

= 100% - 0,499%

= 99,501 %

=99,5%

Untuk Keadaan Dinamis

K= =

ΔK = (Δm) + (ΔT)

= = dimana u = 4π m u’ = 4π

– v=T v’ = 0
=

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

( . ) ( . )
= ( )

( , ) ( , )
= ( , )

( , )
=( , )

= 157,775

Δm = . skala terkecil

= . 10-3

= 0,5 . 10-3

= 5 . 10-4


= dimana
u = 4π m u’ = 0

( . ) ( )( ) v=T v’ = 2T
= ( )

( )
=

( , ) ( , ) ,
= ( , )

, . , . ,
= ,

,
= ,

= 0,157

( ) ( ) ( )
ΔT = ( )

( , – , ) ( , – , ) ( , , )
= ( )

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

( , ) ( , ) ( , )
=

, , ,
=

,
=

= √0,001313

= 0,036

ΔK = (ΔF) + (ΔX)

= (157,775) (5, ⁴) + (0,157) (0,036)

= (24892,95) 25 . 10 ⁷ + (0,024) + (0,001)

= (0,0062) + (2. ⁵)

= √0,006 224

= 0,078

KR = ( )

,
= ( , )

,
= ( , )

,
= ,

= 0,001

KB = 100% - KR

= 100% - 0,001 %

= 99,9 %

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data

6.1.1 Untuk keadaan statis.

Massa Simpangan Gaya


No
(kg) (m) (N) K (N m) Keterangan
1 0.01 0.0145 0.1 0.689 Me= 0.0168
2 0.02 0.0305 0.2 0.655 Mp=0.0349
3 0.03 0.05 0.3 0.6

6.1.2 Untuk keadaan dinamis.

Massa
No
(kg)
Periode (s) K (N m) Keterangan
1 0.01 11.552 0.0312 Me=0.0168
2 0.02 11.815 0.0315 Mp=0.0349
3 0.03 12.777 0.0304 Jumlah getaran=15

6.2 Pembahasan hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas untuk tabel (4.6.1) pada saat
keadaan statis dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa yang bekerja
pada beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada beban itu serta akan
menghasilkan simpangan yang besar juga.
Dan untuk tabel (4.6.2) saat dalam keadaan dinamis dapat
disimpulkan bahwa semakin besar massa yang bekerja pada beban maka
semakin besar juga periode yang bekerja pada beban tersebut. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa semakin besar gaya secara proporsional akan
berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya.
(Raymond, 2009)

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang kami lakukan Kami dapat memahami gerak


harmonik pada pegas sebagaimana dapat kita artikan bahwa pertambahan
panjang dapat di artikan ketika suatu benda di hubungkan ke suatu pegas
maka pegas akan meregang atau bertambah panjang pegas akan mencapai
titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (di tarik atau di goyang).
Kami juga dapat memahami arti waktu dan frekuensi getaran
sebagaimana periode memiliki arti yaitu waktu yang diperlukan suatu benda
untuk melakukan suatu getaran. Benda dikatakan mekakukan suatu getaran
jika benda bergerak dari titik dimana benda tersebut mulai bergerak dan
kembali lagi ke titik tersebut. Frekuensi dapat diartikan banyaknya getaran
yang dilakukan oleh pegas selama selang waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan ssatu getaran.
Pada keadaan statis kami dapatkan hasil simpangan 0,0087 (m) dari
massa 0,01 (kg), simpangan 0,0152 (m) dari massa 0,02 (kg) simpangan 0,03
(m) 0,0216 (kg)kami menganalisis bahwa semakin besar massa yang bekerja
pada pegas maka semakin besar gaya yang bekerja pada beban itu dan akan
menghasilkan simpangan yang semakin besar pula. Pada kondisi dinamis
kami dapatkan hasil periode 0,46 (s) dari massa 0,01(kg), periode 0,58 (s)
dari massa 0,02 (kg), periode 0,65 dari massa (0,03) kami juga menganalisis
bahwa semakin besar massa yang bekerja pada pegas maka nilai periode
yang terjadi pada pegas juga semakin besar.

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

7.1 Saran

7.1.1 Saran Untuk Laboratorium


Alat-alat di laboratorium seharusnya dilengkapi, dan fasilitas pada
laboratorium agar lebih lengkap demi kestabilandan kenyamanan ketika
praktikum berlangsung dan kebersihan agar tetap dijaga.
7.1.2 Saran Untuk Asisten
Tetap sabar dan semangat ketika melakukan asistensi terhadap
praktikan. Kami para praktikan sangat membutuhkan arahan dan bantuan
dari kakak-kakak semua ketika praktikum berjalan dan juga ketika asistensi.
7.1.3 Saran Praktikum
Sebelum melakukan praktikum praktikan harusnya memahami dan
mengatahui hal yang akan dilakukan ketika akan melaksanakan praktikum.
Praktikan juga harus memperhatikan dengan seksama instruksi dari asisten
laboratorium agar praktikum berjalan dengan lancar.

7.2 Ayat yang Berhubungan

(Q.S Ar-rahman: 7) Yang artinya:


“ Dan Allah telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca
(keadilan)”.
Dari ayat di atas Allah telah memberikan isyarat ilmiah kepada
manusia dan bangsa jin untuk berkelana menembus penjuru langit dan bumi
dengan menggunakan instrument yang dinamakan sulthan. Dengan sulthan
yang ditafsirkan jumhur ulama sebagai ilmu pengetahuan sains dan
teknologi.

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA
Ikhtiardi, E. L., & Lesmono, A. D. (2015). Analisis Pengaruh Suhu Terhadap Konstanta
Pegas Dengan Variasi Jumlah Lilitan Dan Diameter Pegas Baja. JURNAL
PEMBELAJARAN FISIKA, 3(4).
Maulini, S., Kurniawan, Y., & Muliyani, R. (2018). The Three Tier-Test Untuk
Mengungkap Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Pada Konsep Konstanta
Pegas. JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika), 2(2), 28-29.
Setiawan, I., & Sutarno, D. (2011, June). Pembuktian Eksperimental Pengaruh Jumlah
Lilitan Pegas dan Diameter Pegas terhadap Konstanta Pegas. In Conference
Proceedings in Science.
Yuvenda, D., Sudarmanta, B., & Alwi, E. (2017). Analisis kekuatan pegas pressure
reducer sebagai penurunan tekanan pada mesin duel fuel. INVOTEK: Jurnal
Inovasi Vokasional dan Teknologi, 17(2), 31-38.

Konstanta Gaya Pegas

Anda mungkin juga menyukai