Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PENDAHULUAN

VISKOSITAS FLUIDA

OLEH :

NAMA : ALIF MUSLIM

STAMBUK : 09120200083

JURUSAN/FREK : TEKNIK INDUSTRI / II

KELOMPOK :4A

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pesatnya perkembangan teknologi skala nano saat ini menjadi suatu topik
yang populer dalam kehidupan. Telah banyak teknologi–teknologi menggunakan
material dengan ukuran nano yang dibuat oleh para ahli dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih bagus namun ukurannya semakin kecil. Saat ini para
ilmuan mengembangkan teknologi yang meniru cara kerja alam yang dikenal
dengan istilah biomimetics.
Salah satu fenomena fisika lainnya yang menarik di alam adalah sifat
hydrophobic dari daun. Hydrophobic adalah sifat takut air atau anti air. Sifat
hydrophobic bisa dijumpai di alam permukaan daun lotus yang selalu terlihat
bersih dan tidak basah meski terkena air. Koefisien viskositas merupakan nilai
kekentalan fluida. Semakin besar nilai koefisien viskositasnya, maka semakin
kental pula fluida tersebut. Banyak ilmuan yang meneliti tentang kekentalan
fluida. Setiap ilmuan memiliki caranya masingmasing dalam menentukan nilai
kekentalanfluida.
Adapun cara yang lazim digunakan dalam pengukuran koefisien viskositas
yaitu: alat ukur kekentalan kapiler, alat ukur kekentalan melelui sebuah lubang
saluran. Pengukuran dengan metode ini biasanya dilakukan secara manual
sehingga memiliki beberapa kelemahan yaitu: kesalahan dalam pengamatan gerak
bola akibat tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), kelelahan atau kerusakan
mata pengamat, ketidak akuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh
karena tidak tepatnya pewaktu saat bola mencapaitarget.
Salah satu fenomena fisika lainnya yang menarik di alam adalah sifat
hydrophobic dari daun. Hydrophobic adalah sifat takut airatau anti air. Viskometer
merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida
bedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida yang saat inipara

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ilmuan mengembangkan teknologi yang meniru cara kerja alam yang dikenal
dengan istilah biomimetics.
Hal ini dapat dilihat dari percabang dan yang di antara cabang ilmu fisika
adalah mekanika. Seluruh fluida memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena
itu disebut kental, tetapi tidak memiliki ketahanan itu (Salim, 2011).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU)
1. Kami dapat memahami konsep fisika/mekanika mengenai kekentalan
(viskositas).
2. Kami dapat memahami gesekan yang dialami oleh suatu benda yang
bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluidatersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK)
1. Kami dapat memahami menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes,
gaya apung dan gaya berat pada suatu benda dalamfluida.
2. Kami dapat memahami mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh
suatu benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida
tersebut.
3. Kami dapat memahami menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang
jatuh.
4. Kami dapat memahami menentukan viskositasfluida.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KonsepDasar
Suatu fluida (fluida) adalah suatu zat yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida
termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah selalu jelas. Beberapa
fluida, seperti gelas dan ter (pitch), mengalir begitu lambat sehingga berperilaku
seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang biasanya kita gunakan
untuk bekerja dengan benda-benda tersebut (Halliday, 1985).
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur
viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa
viskometer bola jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi
suatu silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem,
dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan
sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam
silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua
silinder. Fluida (zat alir) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan
gas.
Fluida dapat digolongkan dalam dua macam yaitu: fluida statis dan dinamis.
Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian-
bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya
gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai
gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi.
Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan
fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil
ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil, dan praktis
tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar
terdapat ditengah-tengah pipaaliran.
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas
rendah, viskositas (kekentalan) berasal dari kata viscous (Soedojo, 1986).Suatu

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous
yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap
sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida.
Prinsip dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung viskositas secara
eksperimen menggunakan metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat
ke dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat
tersebut maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Warsito, 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi
fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang
tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan
atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya maka tidak ada gaya tekan
yang bekerja pada lapisan fluida.
Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan
bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya
akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang saling bergeseran. Setiaplapisan

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan
kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida
paling bawah sama dengan nol maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di
suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida.
Viskositas atau kekentalan merupakan gesekan yang dimiliki oleh fluida.
Gesekan dapat terjadi antarpartikel zat cair, atau gesekan antara zat cair dan
dinding permukaan tempat zat cair tersebut berada.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode:
1. ViskometerOstwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :
𝜋(∆𝑝)𝑅 𝑡 4
𝜂= ………………………………………………………….(2.1.1)
8.𝑣.𝑙

Dimana: η = Koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), ∆p = tekanan (Pa) v = Kelajuan relatif


(m/s), l = Panjang pipa (m)
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran
cairan dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah:
𝑛1 𝑑1𝑡1
= ……………………………………………………….…….(2.1.2)
𝑛2 𝑑 2𝑡
2

Dimana: η = Koefisien viskositas (Ns/𝑚2), d = Diameter bola (m), t = Tinggi(m).


2. Bolajatuh
Metode bolajatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan
gerakan aliran pekat, dan hubungannyaadalah:
2𝑟𝑏4(𝑑𝑏−𝑑)𝑔
𝜂= ………………………………………………………..(2.1.3)
9𝑣

Dimana: η = Koefisien viskositas (Ns/𝑚2), r = Jari-jari (m), db = Diameter (m),


v = Volume benda ( 𝑚2)
Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta
gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan:
𝜂1 (𝑑𝑏 −𝑑1 )𝑡1
𝜂2
= ………………………………………………………..(2.2.4)
(𝑑𝑏 −𝑑2 )𝑡2

Dimana: η = Koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), t = Tinggi bola (m), db = Diameter


(m).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Koefisien viskositas fluida dapat didefinisikan sebagai suatu perbandingan


tegangan luncur dengan kecepatan perubahan regangan luncurnya (Fitriyah,
2013).

2.2 PersamaanPoiseuille
Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak membutuhkan gaya itu untuk
mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk
mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara berbagai lapisan itu.
Akibatnya, debet fluida tidak hanya bergantung pada luas penampang dan
kecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir bergantung pada koefisien
kekentalan, jari-jari pipa, dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa per
satuan panjang (gradien tekanan). Bila debet fluida itu Q perbedaan tekanan ∆𝑃,
panjang pipa l, dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai suatu besaran tersebut dapat
dituliskan.
Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis dimensi diperoleh
persamaan:
4
𝜋𝑟 ∆𝑃
𝑄= ………………………………………………………….....(2.2.1)
𝜀𝜂𝑙

Dimana: Q = Debit fluida (𝑚3 ), η=Koefisien viskositas (Ns/m2 ), ∆P=Perbedaan


tekanan (Pa), l= Panjang pipa (m), r =Jari-jari pipa (m).

Persamaan diata dikenal dengan rumus Poisuille yang diambil dari nama
ilmuan Prancis J.L.Poisuille (1799-1869) yang merupakan fisikawan yang berjasa
menyelidiki aliran darah dalam tubuh. Bahwa debet fluida berbanding lurus
dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan koefisien kekentalan sudah dapat
diduga sejak semula. Jika perbedaan tekanan antara ujung pipa cukup besar, fluida
akan mengalir lebih deras.

2.3 HukumStokes
Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gayastokes.Jika benda

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes
dirumuskan sebagai berikut:
𝐹𝑠= 6𝜋𝜂𝑟𝑣 ……………………………………………………..……(2.3.1)
Dimana: Fs = Gaya stokes (N), η = Koefisien viskositas (Ns/m2 ), r = Jari-jari
(m), v = Kecepatan relatif bola terhadap fluida(m/s).
Gaya geser antar suatu permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida
akan sebanding dengan suatu kecepatan relative gerak benda ini kepada fluida.
Jika sebuah benda berbentuk bola dan mempunyai rapat massa dilepaskan pada
permukaan zat cair tanpa laju awal, bola tersebut mula-mula akan mendapat
percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju bola maka gaya stokes pada bola
tersebut akan bertambah besar pula, sehingga pada suatu ketika bola tersebut kan
bergerak dengn laju konstan, yaitu pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya-
gaya tersebut.

Gambar 2.3.1 a) Kelereng dijatuhkan ke dalam fluida ideal. b) Kelereng


dijatuhkan ke dalam fluida tak ideal (Sumber: Fitriya, 2013)
Pada gambar 2.3.1 (a) sebuah kelereng dijatuhkan di dalam tabung yang
berisi suatu fluida. Jika kelereng tersebut dijatuhkan ke dalam tabung yang berisi
fluida ideal, tidak akan terjadi perubahan resultan gaya akibat gesekan fluida.
Akan tetapi, jika kelereng dijatuhkan ke dalam tabung yang tidak ideal, akan
terjadi perubahan resultan gaya yang bekerja. Hal tersebut dikarenakan adanya
pengaruh gayagesekan.
Pada gambar 2.3.1 (b) gaya-gaya yang bekerja pada kelereng adalah gaya
berat kelereng yang diimbangi oleh gaya stokes dan gaya Archimedes.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pada saat tertentu, gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan seluruh
gaya tersebut akan sama dengan nol. Jika benda bergerak dengan kecepatan.
Secara matematis, kecepatan terminal dapat diturunkan dari rumus-rumus berikut:
𝐹 = 𝑚.𝑔 ……………………….……………………………………..(2.3.2)
Dimana: F = Gaya (N), m = Massa (kg), g = Percepatan gravitasi (m/s 2).
Untuk gaya ke atas (Archimedes):
𝐹𝑎=𝑣.𝜌𝑓.𝑔 …………………………………………………………..(2.3.3)
Dimana: F = Gaya atas (N),ρf= Massa jenis (kg/m3), g = Percepatan gravitasi
(m/𝑠 2) v = Volume (m3).
Untuk gaya stokes:
𝐹𝑠=6𝜋𝜂𝑟𝑣 ………………………………………………………….(2.3.4)
Dimana: Fs = Gaya Gesek (N), v = Laju Alir (m/s), r = Jari-jari (m), η = Koefisien
Viskositas (Ns/m2).
Adapun kecepatan terminal benda setelah gaya gaya yang bekerja seimbang
adalah
𝑔.𝑣𝑏(𝜌𝑏−𝜌𝑓)
𝑣𝑡 = 6𝜋𝜂𝑟
…………………..…………………………………..(2.3.5)

Dimana: vt = Kecepatan terminal (m/s), f = Massa jenis beda fluida (𝑘𝑔/𝑚3) 𝑏


= Massa jenis bola (𝑘𝑔/𝑚3), r = Jari-jari (m), g = gravitasi (𝑚/𝑠 2).
Untuk benda berbentuk bola dengan jari jari r maka volume benda
4
𝑣𝑏= 𝜋𝑟3 …………………………………………………………....(2.3.6)
3

Dimana: Vb = Volume (𝑚3 ), r = Jari-jari (m).


Sedangkan viskositasinya adalah
2𝑟 2𝑔
𝜂= (𝜌 − 𝜌 ) …………..………………………………………..(2.3.7)
9𝑣𝑡 𝑏 𝑓

Dimana: 𝜌𝑏= Massa jenis benda / bola (kg/m3), 𝜌𝑓= Massa jenis fluida (kg/m3),
𝑣𝑡= Kecepatan benda (m/s),η= Koefisien viskositas (Ns/m2), g = gravitasi
(𝑚/𝑠2).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.4 Viskositas ZatCair

Viskositas (η) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat


cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang
mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran
turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai, massa jenis (ρ), dan kelajuan
alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. Dimana fluida
itu mengalir. Hal itu dinyatakan dalam bilangan Reynold(RE):

𝜌.𝑣.𝐷
R𝐸 = ……………………………………………………………(2.4.1)
𝜂

Dimana: RE = Bilangan Reynold, p = Massa jenis (kg/c𝑚3), 𝑣 = Volume benda


(𝑚3),d = Diameter pipa (m), η= Koefisien viskositas (Ns/m2).

2.5 Berat dan Massa

Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan bumi padanya
berat termasuk gaya, karena itu merupakan besaran vektor. Arah dari vector ini
adalah arah dari gaya gravitasional, yaitu meuju kepusat bumi. Besar berat
dinyatakan sebuah gaya, seperti misalnya pon atau newton.
Jika sebuah beda bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah
percepatan gravtasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat w jika
kedua newton kedua.

F = m.a ……………………………………………….………………(2.5.1)

Dimana: F = Gaya (N), m = Massa (kg), a = Percepatan gravitasi (m/s2)


Diterapkan pada benda yang sedang jatuh bebas, maka diperoleh:

𝑤 = 𝑚. 𝑔 …………………………………………………………..…(2.5.2)

Dimana: w = Berat suatu benda (N), m = Massa (kg), g = Percepatan gravitasi


(m/s2).

W dan g adalah besar vektor berat dan vektor percepatan. Untuk mencegah
agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

upaya gaya netto sama dengan nol. Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara
eksperimen telah diketahui bahwa harga g untuk sebuah benda di tempat yang
sama adalah sama.
Dari disini diproleh bahwa perbandingan berat antara dua benda sama
dengan pebandingan massanya. Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya
merupakan alat untuk membandingkan dua gaya yang berarah ke bawah, dapat
juga digunakan untuk membandingkan massa. Telah kita lihat bahwa berat benda,
yaitu tarika ke bawah oleh bumi pada benda, adalah besaran vector, sedangkan
massa benda adalah besaran skalar. Hubungan kuantitatif antara berat dan massa
diberikan oleh karena g berbeda-beda dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W,
yaitu berat benda bermassa m, berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi erat
benda bermassa 1 kilogram ditempat memiliki g = 9,80 m/s2adalah 9,80 N,
ditempat dengan g = 9,78 m/s2, benda yang sama beratnya hanyalah 9,78 N.
Jika berat ini di ukur dengan mengamati pertambahan Panjang pegas dan
mengimbanginya, maka beda berat kilogram yang sama di dua tempat yang
berbeda, tampak jelas dengan adanya sedikit perbedan rentangan pegas di kedua
tempat tersebut. Karena itu berat benda bergantung kepada letak relatifnya
terhadap pusat bumi tidk seperti massa yang merupakan sifat intrins benda.
Penunjukan skala neraca pegas, yang menimbang benda yang sama di bagian
bumi yang berbeda, akan memberikan hasil yang berbeda. Dalam ruang tanpa
gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu: massa benda tetap tidak
berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam pesawat antariksa yang bebas
dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkat balok besi yang besar (W = 0), tetapi
tetapsajaantariksawanakanmerasasakitkakinyaharusmenendangbalokitu(m
≠ 0).
Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya
yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang
datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yang sama
melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besar di permukaan bumi
daripada di tempat yang jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.
Dalam fisika, massa menunjukkan jumlah materi di dalam suatu materi, sementara

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

berat mengukur gaya yang diakibatkan oleh pengaruh gravitasi terhadap massa.
Itulah sebabnya diperoleh persamaan sebagai berikut:

𝑚=𝑤/𝑔 …………………………….………………………………(2.5.3)
Dimana: w = Berat suatu benda (N), g = Percepatan Gravitasi (m/𝑠 2 ), m = Massa
(kg)
Besaran w/g memegang peranan seperti m dalam persamaan F=m.a dan
sesungguhnya tidak lain daripada massa benda yang beratnya sebesar w.

2.6 Massa Jenis dan BeratJenis

Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan
antara massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan
wujud yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda
massa jenisnya berbeda pula. Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misal
besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi
untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Satuan massajenis dalam “CGS (centi-gram-sekon)” adalah: gram persentimeter
kubik(𝑔/𝑐𝑚3).1𝑔/𝑐𝑚3=1000𝑘𝑔/𝑚3(EkoJulianto,dkk).
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada. Sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana gravitasi di permukaan bumi adalah 9,81m.
𝑤
𝑆= …………………………..…………………………………….(2.6.1)
𝑣

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Dimana: S = berat jenis (N/m3), w = Berat suatu benda (N), v = volume benda
(m3).

2.7 Viskositas zatcair


Viskositas (𝜂) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat
cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang
mengalir di dal5m pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran
turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai, massa jenis (ρ), dan kelajuan
alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. Hal itu
dinyatakan dalam bilangan Reynold(RE):
3
𝜋𝑅 ∆𝑃
𝑄=
8ηl
…………………….………………………………………(2.7.1)

Dimana: Q = Debit (m3 ), r = Jari-jari dalam pipa (m), l = Panjang pipa


(m),= Koefisien viskositas (Ns/m2 ).
Mengacu persamaan persamaan diatas, pada R, l, dan ∆P yang sama maka Q
menjadi kecil bila 𝜂 besar. Itu disebabkan Q sebanding dengan kelajuan alir zat
cair (v) pada R yang tetap. 𝜂 formulasi inilah yang digunakan sebagai dasar
Viskositas meter Ostwald, yaitu pengukuran 𝜂 berdasarkan kelajuan alir zat cair.
Viscometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluida bedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida. Hal ini dapat dilihat
dari cabang ilmu fisika dalam mekanika (Burhanudin,2014).

2.8 Pola AliranFluida


Pola yang ditempuh sebuah partikel dalam aliran fluida disebut garis alir
(flow line). Jika seluruh pola aliran tidak berubah terhadap waktu, aliran disebut
aliran tunak (steady flow). Dalam aliran tunak tiap elemen mengikuti pola yang
sama. Dalam keadaan ini laju aliran fluida di berbagai titik dalam ruangan
cenderung konstan, meskipun masing-masing partikel dapat berubah baik besar
maupun arah selama bergerak.pola aliran di mulai dari kiri ke kanan melalui
sejumlah rintangan dan dalam saluran yang berbeda-beda penampangnya. Pola-
pola ini merupakan jenis-jenis aliran laminar, dimana lapisan fluida yang
terhalangmengalirlembutmelaluinyadengantunak.Padalajualiranyangcukup

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

tinggi, atau ketika permukaan batas menyebabkan perubahan laju mendadak,


aliran menjadi tidak teratur dan kacau. Ini disebut aliran turbulen (turbulent flow).
Dalam aliran turbulen tidak terdapat pola keadaan tunak pola aliran berubah
secara kontinyu. Fluida apabila bergerak antara dua plat paralel maka bagian
bawah plat akan tetap diam, dan bagian atas bergerak dengan kecepatankonstan.
Fluida yang bersentuhan dengan masing-masing permukaan memiliki
kecepatan yang sama dengan permukaan. Laju aliran pada lapisan tengah fluida
bertambah secara homogen dari satu permukaan kepermukaan yang lain, sehingga
lapisan fluida meluncur dengan mulus satu sama lain atau disebut juga dengan
laminar suatu fluida (Wirsito, 2012).

2.9 Faktor – faktor yang mempengaruhiviskositas


a. Suhu
Jika suhu naik maka viskositas akan turun begitu sebaliknya jika suhu turun
maka viskositas naik. Hal ini terjadi karena adanya gerakan. Gerakan partikel
cairan yang semakin cepat apabila ada suhu yang ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
b. Konsentrasilarutan
Jika suatu benda memiliki konsentrasi yang tinggi maka viskositasnya akan
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat terlarut
tiap satuan volume.
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul selute karena dengan
adanya selute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada
cairan dan sehingga menekan viskositasnya.
c. Tekanan
Semakin tinggi tekanan semakin besar viskositas cairan.
d. Kehadiran zatlain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air dengan adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi menekan menahan viskositas air. Pada minyak
ataupun gliserin maupun minyak akan turun karena gliserin maupun minyak akan
semakin encer, waktu aliran semakin cepat.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

e. Ukuran dan berat molekul


Viskositas naik dengan naiknya berat molekul biasanya laju aliran minyak
lambat dan ketentuan tinggi. Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan
Viscou, suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dahulu
menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu
fluida. Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,
misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam,
Nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut.
Gaya ketiga ini adalah gaya yang disebabkan oleh kekentalan fluida. Khusus
untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan bola secara empiris dirumuskan
sebagai persamaan dengan menyatakan koefisien kekentalan, r adalah jari-jari
bola kelereng, dan v kecepatan relative bola terhadap fluida (Anwar,2008).
Viskositas merupakan salah satu materi fluida statis yang dipelajari saat
perkuliahan fisika dasar. Viskositas merupakan gesekan yang terjadi diantara
lapisan- lapisan yang bersebelahan di dalam fluida.Viskositas pada gas
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul gas sedangkan viskositas pada zat cair
terjadi akibat adanya gaya-gaya kohesi antar molekul zat cair (Giancoli,2014).
Setiap zat cair memiliki kekentalan atau viskositas. Kekentalan yang
dimiliki setiap zat berbeda-berbeda, hal ini bergantung pada kosentrasi dari zat
cair atau fluida tersebut. Viskositas suatu fluida juga dipengaruhi oleh suhu.
Unsur gas memiliki nilai viskositas yang mudah berubah terhadap perubahan
suhu. Pada umumnya cair akan mengalami pengurangan viskositas jika suhu
dinaikkan. Hal ini berkaitan dengan struktur molekul dalam cairan tersebut
(Maria,2012).
Adanya zat makro molekul akan menaikan viskositas larutan bahkan pada
konsentrasi rendahpun, efeknya besar, karena molekul besar mempengaruhi aliran
fluida pada jarak jauh. Pada konsentrasi rendah, viskositas larutan berhubungan

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

dengan viskositas pelarut murni. Viskositas diukur dengan beberapa cara. Dalam
“viskometer Ostwald” waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk melewati pipa
kapiler dicatat dan dibandingkan dengan sampel standar (Atkins, 1996).
Sifat cairan sebagai besar ditentukan oleh resistansinya untuk mengalir,
yang dinamakan viskositas. Suatu fluida berviskositas rendah mengalir dengan
mudah dan membuang sedikit energi, tetapi menaikkan rugi-rugi kebocoran. Suati
fluida kental dapat menyekat dengan baik, tetapi fluida tipe ini cukup seret dan
menyebabkan rugi energi dan tekanan sekitar sistem, fluida hidrolik haruslah
merupakan suatu medium yang berada antara ekstrim-ekstrim ini, jadi dibutuhkan
suatu cara untuk mendefenisikan viskositas (Gunawan,2013).
Adanya zat makro molekul akan menaikkan viskositas larutan bahkan pada
konsentrasi rendahpun, efeknya besar, karena molekul besar mempengaruhi aliran
fluida pada jarak jauh. Pada konsentrasi rendah, viskositas larutan berhubungan
dengan viskositas pelarut murni. Viskositas diukur dengan beberapa cara. Dalam
“viskometer Ostwald” waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk melewati pipa
kapiler dicatat dan dibandingkan dengan sampel standar (Dogra, 1996).
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah
aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran
kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah aliran
turbulen, yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan
diameter yang lebih besar (Dogra, 2009).
Adanya zat makro molekul akan menaikan viskositas larutan bahkan pada
kosentrasi rendah pun, efeknya besar, karena molekul besar mempengaruhi aliran
fluida pada jarak jauh. Pada kosentrasi rendah, viskositas larutan berhubungan
dengan pelarut murni. Dalam “Viskometer Ostwald” waktu yang dibutuhkan oleh
larutan untuk melewati pipa kapiler dicatat dan dibandingkan dengan sampel
standar (Atkins, 1996).
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekulmolekul yang menyusun suatu fluida (fluida itu zat yang dapat mengalir,
dalam hal ini zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida
(internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas


disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul (Rian,2013).
Fluida, disebut juga zat alir, adalah zat yang dapat mengalir. Bentuknya
dapat berupa zat cair atau gas. Berbeda dengan partikel yang merupakan zat yang
tidak dapat mengalir, zat alir memiliki sifat mekanika seperti halnya partikel,
hanya saja untuk alasan praktis ditampilkan berbeda dengan mekanika partikel.
Misalnya saja, besaran massa (pada mekanika partikel) diubah menjadi massa
jenis (pada mekanika fluida). Demikian pula besaran gaya (pada mekanika
partikel) yang ditampilkan tekanan (pada mekanika fluida). Massa jenis
merupakan massa persatuan volume dan tekanan merupakan gaya per satuan luas.
Massa jenis merupakan massa persatuan volume dan tekanan merupakan gaya per
satuan luas. Massa jenis dan tekanan dipilih untuk menerangkan sifat mekanis dari
fluida, sebab pengamat tidak mungkin meninjau massa setiap partikel (molekul)
fluida atau gaya yang diderita oleh setiap partikel penyusun fluida (Rian,2013).
Viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (hanya untuk fluida),
viskositas adalah "ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang
"tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan yang "tebal", memiliki
viskositas yang lebih tinggi. Sifat cairan sebagai besar ditentukan oleh
resistansinya untuk mengalir, yang dinamakan viskositas. Dalam metode falling
ball dilihat dari waktu yang berlangsung saat cairan bergerak satu mengalir dari
keadaan awal sampai keadaan akhir. Sedangkan pada pengukuran masaa jenis
dilihat dari hasil beratnya suatu zat cairan. Dapat diketahui bahwa semakin kental
larutan viskositas semakin tinggi, sebaliknya semakin cair suatu zat, semakin kecil
viskositasnya. Akan tetapi massa jenis pada zat yang kental lebih kecil dan pada
zat cair massa jenis atau kerapatan zat semakin besar. Viskositas dapat dianggap
sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida.Viskositas terdapat pada
zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antaralapisan-

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan bergerak satu melewati
yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi
antara molekul. Pada gas viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida
yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda, dan zat cair pada umumnya
lebih kental daripada gas (Triyana,2011).
Berdasarkan teori, viskositas berbanding lurusdengan konsentrasi larutan.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula (Hedi, 2014).
Mempelajari gerak bola yang jatuh kedalam fluida, walaupun hanya untuk
mengetahui bahwa adanya gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu dalam suatu
fluida tertentu berbanding dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang
viskositasnya nol mengalir melewatisebuah bola, atau apabila sebuah bola
bergerak dalam suatu fluida yang diam, garis-garis arus berbentuk suatu pola yang
simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik
permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan
terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kea rah
aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo,2008).
Alat ukur viskositas manual yang sering digunakan adalah dengan
menggunakan viscometer bola jatuh (Hopper). Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola yang terbuat dari besi melalui tabung gelas yang berisi zat
cair. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum, terjadi
kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat Archimedes (D.
Young,2002).
Fluida statis (zat alir yang tidak mengalir) dan Fluida dinamis (zat alir yang
mengalir). Fluida statis memberi gambaran tentang tekanan dan hubungan antara
tekanan udara terhadap ketinggian di atas permukaan laut, atau kedalaman di
bawah permukaan pada ragam fluida. Hubungan antara tekanan terhadap
ketinggian diatas permukaan laut, sedangkan di bawah permukaan zat cair
dinyatakan dalam subbab fluida statis. Fluida dinamis memberi gambaran tentang

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

sifat fluida yang mengalir, baik pada fluida ideal maupun fluida nyata.
Berikutnya, hukum kekalan tenaga termodifikasi diterapkan pada fluida ideal dan
disebut Hukum Bernoulli. Pada fluida statis bentuk cair terdapat 3 parameter yang
perlu kita ketahui. Ketiga parameter itu adalah gaya apung (gaya Archimedes),
tekanan hidrostatis, dan gayastokes.
Gaya apung berhubungan erat dengan massa jenis fluida, tekanan hidrostatis
berhubungan kedalaman benda. Adapun gaya stokes berhubungan dengam
kekentalan zat cair dan kelajuan gerak pada benda yang tenggelam. Fluida, baik
zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird,1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir. Garis-garis arus
berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat danBahan

Gambar 3.1.1 Peralatan Praktikum Viskositas Fluida


(a) Bola Besar & Bola Kecil, (b) Mikrometer Sekrup, (c) Jangka Sorong, (d)
Neraca Analitis (timbangan), (e) Rol Meter, (f) Gelas Ukur, (g) Thermometer,(h)
Gelas Piala, (i) Stopwatch

3.2 ProsedurKerja

Pertama-tama kami mengukur diameter dalam menggunakan jangka sorong,


setelah itu kami mengukur diameter bola I dan bola II menggunakan mikrometer
sekrup. Lalu kami mengukur dan menentukan jarak pada tabung besar sesuai
petunjuk asisten. Kemudian kami menjatuhkan bola I tepat berada di atas

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

permukaan fluida dan dijatuhkan tanpa ada gaya yang diberikan. Setelah bola
dijatuhkan kami menghitung waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai pada
jarak yang ditentukan. Lalu kami melakukan percobaan yang sama pada bola ke II
yang berbeda ukuran besarnya dari bola I. Setelah kami melakukan percobaan
tersebut beberapa kali sesuai petunjuk asisten, kemudian kami menimbang massa
dari bola dan massa dari fluida dengan mengunakan alat neraca analitik digital
dan kami mengukur suhu fluida, selanjutnya kami akan mencatat hasil
pengamatankami.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
SOAL DAN JAWABAN
1. Jelaskan Apa yang di maksud dengan!
a. Viskositas
b. Fluida
c. Viskositas Fluida
Jawaban:
a. Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida yang di sebabkan oleh
gesekan-gesekan antar molekul yang menyusun suatufluida.
b. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.
c. Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalamfluida.
2. Perhatikan Gambar di bawah ini!

(a) (b) (c)

Jika Pada gambar ( a) Fa > W, Gambar (b) Fa = W, dan pada Gambar (c)

Fa<W Dimana Fa = Gaya ke atas dan W =Gayaberat. Analisislah


maksud dari gambar di atas!

Jawaban :

• Gambar ( a) Fa > W, Benda dinyatakan tenggelam dalam zat cair apabila


posisi benda selalu berada pada dasar tempat zat cair berada. Keadaan ini
terjadi saat massa jenis zat cair lebih kecil dari massa jenisbenda.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

• Gambar (b) Fa = W, Benda melayang didalam zat cair apabila posisi


benda berada di bawah permukaan zat cair dan dari atas dasar tempat zat
cair berada. Keadaan ini terjadi saat massa jenis zat cair sama dengan
massa jenisbenda.

• Gambar (c) Fa < W, Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda
sebagian muncul dipermukaan zat cair dan sebagian terbenam dalam zat
cair. Keadaan ini terjadi saat massa jenis zat cair lebih besar dari massa
jenisbenda.

3. Jika suatu benda dicelupkan kedalam suatu fluida tampak seperti pada
gambar di bawah ini!

Dimana : Fa = Gaya ke atas, Fs = Gaya gesek, dan W = Berat benda.


Termasuk dalam Hukum apakah gambar di atas ? Jelaskan !

Jawaban :

Hukum tersebut termasuk ke dalam hukum archimedes, yang berbunyi


“Suatu benda yang di celupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair
mengalamii gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang di
pindahkan oleh benda tersebut”. Dimana hukum ini menjelaskan
hubungan gaya berat dan gaya ke atas pada suatu benda jika dimasukkan
ke dalam air. Akibat adanya gaya angkat ke atas (gaya apung), benda yang
ada didalam zat cair beratnya akan berkurang. Sehingga benda yang
diangkat dalam air akan terasa lebih ringan dibandingankan ketika
diangkat didarat.

4. Deskripsikan cara penggunaan alat di bawah ini denganmenggunakan

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

tingkat ketelitian 0,01 mm !

Jawaban :

• Objek Yang ingin di gunakan pada porostetap.


• Kemudian bagian bidang bidikan diputar hingga objek terjepit hingga
poros tetap dangeser.
• Bagian ratcher dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih
presisi dengan menggerakkan geser secaraperlahan.
• Setelah itu diketahui bahwa objek tersebut benar-benar terjepit diantara
dua poros.
5. Jelaskan penerapan Viskositas fluida yang berkaitan dengan jurusan Anda!
Jawaban:
Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan industri
minyak bumi, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum
diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya entrifugal ialah
sebuah gaya yang di tumbuk akibat adanya gerakan sebuah benda atau
partikel melalui lntasan lengkung (melingkar).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V

PENUTUP

5,1 Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang
ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam
fluida. Hukum yang berhubungan adalah hukum archimedes, yang berbunyi
“Suatu benda yang di celupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair
mengalamii gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang di
pindahkan oleh benda tersebut” . Dimana hukum ini menjelaskan hubungan gaya
berat dan gaya ke atas pada suatu benda jika dimasukkan ke dalam air. Akibat
adanya gaya angkat ke atas (gaya apung), benda yang ada didalam zat cair
beratnya akan berkurang. Sehingga benda yang diangkat dalam air akan terasa
lebih ringan dibandingankan ketika diangkat didarat.

5.2 Saran

Tetap ramah dan sabar dalam menghadapi praktikan. Dalam proses


praktikum, sebaiknya lebih teliti dalam pengambilan data, agar proses pengerjaan
laporan lancar terutama bagian analisa perhitungan.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Soedojo. 1986. Mekanika Munson Viskositas kekentalan . Jakarta.

Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Universitas Sriwijaya.


Inderalaya.

Sumarsono, Joko, 2009 .“Fisika untuk SMA/MA kelas X” , Pusat Perbukuan,


Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Supriyanto. 2007. Fisika untuk kelas IX. Phibeta. Jakarta

Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1983. “SERIFISIKA DASAR”, ITB, Bandung.

Tim fisika dasar. 2015. Panduan praktikum fisika dasar 1. Jambi : universitas
jambi

Tim Penyusun Laboratorium Fisika Universitas Brawijaya. 2013. Buku Siswa


Fisika. Universitas Brawijaya. Malang

Tippler P.A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 1. Alih Bahasa Prasetio L
dan Rahmad W.A. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Warsito, dkk. 2012. Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode
Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocouplr dan Sistem Akusisinya pada
Komputer. Universitas Bandar Lampung. Lampung.

White M.Frank.1991.Viscous Fluid Flow. McGraw-Hill. Amerika Serikat.

Zaelani, ahmad, dkk. 2006. 1700 bank soal bimbingan belajar itu berbeda.
Bandung:yrama widya

VISKOSITAS FLUIDA

Anda mungkin juga menyukai