Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LENGKAP

KONSTANTA GAYA PEGAS


[

DISUSUN OLEH:

NAMA : AKMAL RATA 093 2020 0062


A. AHMAD FAUZI 093 2020 0063
DIAN AZIZ 093 2020 0064
MUHAMMAD KIRAL ANWAR 093 2020 0065
MUH. SYAHRIL FATAHILA 093 2020 0066
FREK / KELOMPOK : II / IIA
JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari hari banyak dijumpai bahan, misalnya: karet,
kawat tembaga, pegas tembaga, besi, kayu, nilon, sapu lidi, dan plastisin. Diantara
bahan bahan tersebut dapat digolongkan menjadi benda elastis dan tidak elastis.
Benda elastis adalah benda yang dapat kembali kebentuk semula setelah gaya
mengubah bentuk telah dihapuskan. Benda tidak elastis adalah benda yang tidak
kembali kebentuk semula setelah gaya yang mengubah benda dihapuskan. Dari
defenisi diatas disimpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa pegas adalah benda
elastis.
Dalam berbagai hal yang kita lakukan sehari-hari tidak terlepas dari
prinsip-prinsip fisika. Salah satu contohnya adalah pegas yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan tertentu, contoh dari prinsip fisika
yang diterapkan adalah prinsip Hukum Hooke. Selain itu pegas juga diterapkan
dalam banyak kontruksi yang gunanya agar suatu kontruksi berfungsi dengan
baik. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energi mekanik serta berfungsi untuk menerima beban dinamis dan
memiliki sifat keelastisitan. Elastis adalah kemampuan suatu benda kembali ke
bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Pada benda- benda elastis seperti pegas juga memiliki batas elastisitas, contohnya
pegas apabila ditarik melebihi batas tertentu maka pegas itu tidak akan elastis lagi.
Suatu pegas jika diberi beban dan simpangan akan menciptakan suatu
gerak harmonik, gerak ini terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari
pegas, gaya tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari besarnya
jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan faktor nilai tetapan pegas itu
sendiri. Faktor nilai tetapan pegas itu juga mempengaruhi periode yang dialami
oleh pegas tersebut sehingga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas
tersebut. Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda tergantung
gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada pegas tersebut.

KONSTANTA GAYA PEGAS 2


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat memahami arti waktu/periode getaran dan frekuensi
getaran (osilasi).
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS 3


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konstanta Gaya Pegas


Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas
memiliki sifat keelastisitasan. Gaya pegas ini selalu terjadi pada benda-benda
lenting yang bentuknya diubah. Contohnya gaya pegas timbul pada bambu yang
dibengkokkan atau juga busur panah yang ditarik sifat lenting pegas maupun karet
gelang maka gaya pegas juga disebut gaya elastik atau gaya lenting. Gaya pegas
ini dimanfaatkan antara lain untuk dapat mengurangi pengaruh dari getaran pada
jalan yang kasar, contohnya pada sepeda motor, mobil, dokar atau juga sepeda.
Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan semula
setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat gaya dari luar berupa
tarikan,tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu,
maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin
besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas
akan kembali ke keadaan semula. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah
umum digunakan, seperti dalam springbed, jam tangan, dan sepeda motor. Jika
beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan panjang setiap pegas
akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik setiap pegas.
Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k). Pengertian Gaya
pegas merupakan suatu gaya tarik yang ditimbulkan oleh pegas. Pada karet gelang
yang direnggangkan serta juga pada pegas yang direnggangkan atau
dimampatkan, akan menimbulkan gaya kearah benda yang merenggangkannya
atau memampatkannya. Gaya yang muncul itulah yang disebut dengan gaya
pegas.
Konstanta pegas merupakan karakteristik dari suatu pegas. Besarnya
konstanta pegas dipengaruhi oleh besarnya gaya pemulih. Dan gaya tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang
diberikan pada pegas dan oleh faktor tetapan pegas itu sendiri. Faktor nilai tetapan

KONSTANTA GAYA PEGAS 4


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pegas itu juga mempengaruhi periode yang dialami oleh pegas itu mempengaruhi
periode yang dialami oleh pegas tersebut sehingga juga dapat mempengaruhi
frekuensi dari pegas tersebut.
Pada eksperimennya, Hooke menemukan adanya hubungan antara gaya dengan
pertambahan panjang pegas yang dikenai gaya. Besarnya gaya sebanding dengan
pertambahan panjang pegas. Hukum Hooke menyatakan bahwa jika pada sebuah
pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang
sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara matematis, hubungan
antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas dapat
dituliskan sebagai berikut:
F = -k . x .........................................................................................(4.2.1)

Keterangan : F = Gaya yang bekerja (N), k = Konstanta gaya pegas (N/m), x =


Perubahan panjang pegas (m)
Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam
persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan
arah perpanjangan. Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas , berarti
pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya tariknya.
Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu cara statis dan cara dinamis. Cara statis merupakan cara yang
digunakan untuk menetukan nilai konstanta pegas dengan menghitung
pertambahan panjang pegas ketika diberi beban (W). Dengan cara statis maka
akan dapat dilihat pengaruh pertambahan massa terhadap perubahan panjang
pegas. Sedangkan cara dinamis adalah cara yang digunakan apabila pegas yang
diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran
dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungan massa terhadap
periode getaran suatu pegas. Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam
keadaan setimbang, kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa
kebawah atau menekannya keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas
akan mengalami getaran. Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan
amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ketitik setimbang.
Gaya pegas ini timbul disebabkan karena adanya sifat elastik/sifat Lenting.

KONSTANTA GAYA PEGAS 5


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.2 Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami
pertambahan panjang sesuai gaya yang diberikan padanya jika gaya di berikan
pada pegas tidak melampaui batas renggangan pegas maka gaya berbanding lurus
dengan pertambaha panjangnya. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung
pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Sama seperti
hambatan, pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan rangkaian pegas.
Bentuk rangkaian pegas akan menentukan nilai konstanta pegas total yang pada
akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri.
2.2.1 Rangkaian pegas seri
Sama seperti hambatan, pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan rangkaian
pegas. Bentuk rangkaian pegas akan menentukan nilai konstanta pegas total yang
pada akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri.
Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan
persamaan :

...............................................................................(4.2.2)

Keterangan : ks = konstanta pegas pengganti (N/m), k1 = konstanta pegas 1


(N/m), k2 = konstanta pegas 2 (N/m).

Gambar 2.2.1 Pegas seri (Ishaq, mohammad, 2007. Fisika dasar edisi 2)

KONSTANTA GAYA PEGAS 6


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri kseri dengan tetapan
tiap-tiap pegas (k1dan k2).
2.2.2 Rangkaian pegas paralel
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami
gaya tarik sebesar F1dan F2, pertambahan panjang s sebesar Δx1 dan Δx2. Secara
umum, konstanta total pegas yang dirangkai parallel dinyatakan dengan
persamaan :
ktotal = k1 + k2 + k3 + ..... + kn = ......................................................(4.2.3)
Keterangan : Kn = konstanta pegas ke- n, k1 = konstanta pegas 1 (N/m), k2 =
konstanta pegas 2 (N/m).

Gambar 2.2.2 Pegas paralel (Ishaq, mohammad, 2007. Fisika dasar edisi 2)

2.3 Energi Potensial Pegas


Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda di sebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi bendatersebut dari tanah.
Sedangkan energi pegas adalh energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan energi
yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas. Jadi untuk menghitung
energi potensial pegas sebagai berikut :

Gambar 2.2.3 Potensial pegas (Ishaq, mohammad, 2007. Fisika dasar edisi 2)

KONSTANTA GAYA PEGAS 7


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Luasan bawah yang diarsir itu merupakan usaha sama dengan perubahan
energi potensial. Jadi untuk menghitung energi potensial tersebut bisa
dirumuskan dengan:
Ep = ½ k ( Δx )²
W= .....................................................................................................(4.2.4)
Keterangan : W = Usaha (Nm), Ep = Energi Potensial ( Nm ), K = Konstanta
gaya pegas ( N/m )

2.4 Hukum Hooke dan Elastisitas


Dalam elastisitas, terdapat hukum Hooke yang menyatakan bahwa “jika
gaya yang diberikan pada sebuah pegas tidak melebihi batas elastisitasnya,
pertambahan panjang pegas akan berbanding lurus dengan gaya yang diberikan
tersebut”. Hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini
secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari
posisi normalnya, atau lewat rumus matematis Hukum Hooke yang ditemukan
dengan rumus tanda (-) menyatakan bahwa arah F berlawanan dengan arah
perubahan panjang x. Menurut Hooke, dengan x diukur dengan posisi
keseimbangan pegas. Tanda (-) menunjukkan bahwa pegas diregangkan (L > 0),
gaya yang dikerjakan pegas mempunyai arah sehingga menyusutkan L.
Sebaliknya, waktu mendesak pegas (L < 0), gaya pegas pada arah L yang positif
sedangkan k disebut konstanta pegas mempunyai dimensi gaya/panjang. Jika
suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk benda
tersebut maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis, ataupun
hancur. Hancur merupakan kondisi kegagalan benda karena sudah melewati titik
patahnya (breaking point). Plastis merupakan kondisi benda yang tidak dapat
kembali lagi menjadi kondisi awalnya jika gaya yang diberikan dihilangkan.

Gambar 2.2.4 Hukum Hooke (Ishaq, mohammad, 2007. Fisika dasar edisi 2)

KONSTANTA GAYA PEGAS 8


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dari bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat dituliskan :

F = K.....................................................................................................(4.2.5)
. Δx
Keterangan : F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N), Δx : Pertambahan
panjang pegas (m), K : Konstanta Pegas (N/m)
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas Δx.
2.4.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya
sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat dengan luas
penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar
N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan maka kawat
akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini
mengambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan
secara matematis dapat ditulis seperti berikut ini.

......................................................................................................(4.2.6)

Keterangan : F = Besar gaya tekan/tarik (N), A = Luas penampang (m2), σ =


Tegangan (N/m2).
2.4.2 Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat
dalam x meter dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan dapat
terjadi dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut
dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk awal. Hubungan ini secara
matematis dapat dituliskan seperti dibawah ini.

......................................................................................................(4.2.7)

KONSTANTA GAYA PEGAS 9


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Keterangan : e = Regangan, l = Pertambahan panjang benda(m), l0 = Panjang
mula-mula (m).
2.4.3 Modulus elastisitas (Modulus Young)
Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat
berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati
batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas
tersebut sudah rusak.
Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas
menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami
bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik regangan. Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat
dibagi menjadi dua, yaitu benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis
memiliki kemampuan untuk kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang
diterapkan dihilangkan. Kebalikannya, benda-benda plastis adalah benda yang
tidak dapat kembali ke bentuk dan ukuran semula saat gaya yang diterapkan
dihilangkan. lastisitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk
kembali ke bentuk dan ukuran semulanya saat gaya eksternal atau gaya deformasi
yang diterapkan padanya dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya
tarik antarmolekul pada material tersebut. Seluruh gaya antarmolekul yang
melawan terjadinya deformasi ini disebut dengan gaya pemulih.

.....................................................................................................(4.2.8)

Keterangan : E = Modulus elastisitas (N/m2), e = Regangan’ σ = Tegangan


(N/ m2 )

2.5 Persamaan Pegas


Hukum Hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas
merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada benda sebelum benda
berubah bentuk secara tetap dan panjang benda tidak dapat kembali seperti semula

KONSTANTA GAYA PEGAS 10


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(menjadi plastis ataupun hancur). Kita akan mengamati sebuah objek yaitu pegas,
sebuah benda yang dapat menjadi elastis. Pada kondisi pegas saat ditarik, terdapat
gaya pada pegas yang besarnya sama dengan gaya tarikan pada pegas tetapi
arahnya berlawanan (F aksi =-F reaksi ). Jika gaya tersebut disebut dengan gaya
pegas (Fp) maka gaya ini pun sebanding dengan pertambahan panjang pegas ( x).
Perhatikan Gambar dibawah ini.

Gambar 2.2.5 Persamaan Pegas (Ishaq, mohammad, 2007. Fisika dasar edisi 2)

Persamaan gaya pegas dinotasikan dengan rumus:

Fp = - F
.....................................................................................................(4.2.9)
Fp = - k .

Keterangan : Fp = gaya pegas (N), pertambahan panjang pegas (m), k =


konstanta pegas (N/m).

Kamu tidak perlu khawatir terhadap tanda minus (-). Tanda tersebut hanya
menyatakan arah gaya pegas yang berlawanan dengan arah gaya tarik. Sifat pegas
yang elastis banyak digunakan dalam kegunaan sehari-hari. Contoh penggunaan
pegas dapat kamu lihat pada kasur pegas (spring bed) atau pada kendaraan
bermotor. Pada kendaraan bermotor pegas digunakan sebagai peredam kejut
(shockbreaker). Penggunaan pegas biasanya dipakai secara bersamaan dalam satu
sistem pegas. Nilai konstanta pegas tersebut akan berubah tergantung susunannya.
Dari persaman persamaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam batas
elastisitas benda, gaya F sebanding dengan pertambahan panjang benda.
Pernyataan inilah yang dikenal dengan Hukum Hooke.

KONSTANTA GAYA PEGAS 11


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.6 Hukum Newtonn
Hukum Newton yang kedua menjelaskan bagaimana keadaan gerak benda
dapat berubah. Hukum ini mengatakan bahwa keadaan gerak pada benda hanya
dapat berubah jika pada benda tersebut dikenakan sebuah gaya. Gaya yang
bekerja pada benda akan memberi dampak langsung pada perubahan keadaan
gerak benda tersebut. Adanya kesebandingan antara besar perubahaan keadaan
gerak dengan besar gaya yang diaplikasikan pada benda tersebut
(Mikrajuddin, 2016).
Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang sebenarnya punya konsep dasar
tentang gaya. Misalnya pada waktu kita menarik atau mendorong suatu benda
atau kita menendang bola, kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya
pada benda itu. Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda serta gaya juga dapat mengubah ukuran suatu
benda dengan syarat gaya yang kita berikan cukup besar. Gaya menyebabkan
percepatan. Arah gaya searah dengan arah percepatan. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Ini berarti, gaya
dapat digolongkan sebagai sebuah vektor.
2.3.1 Hukum Newton 1
Setiap benda akan tetap diam atau bergerak dalam suatu garis lurus
kecuali ada gaya yang bekerja padanya.
Hukum I newton disebut juga hukum kelembaman (inersia), yaitu sifat
mempertahankan keadaannya baik tetap diam atau tetap dalam keadaan bergerak
beraturan. Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah
bergerak dengan kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika
tidak ada gangguan (gaya).
ΣF........................................................................................................(4.2.10)
=0
2.3.3 Hukum Newton 2
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah
benda sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan
massa benda.
..................................................................................................(4.2.11)
ΣF = m .a

KONSTANTA GAYA PEGAS 12


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.3.3 Hukum Newton 3
Setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan.
.........................................................................................(4.2.12)
F aksi = -F reaksi

2.7 Percepatan Gravitasi


Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan percepatan
gravitasi 9,81 m/s2). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang dikenai percepatan
gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s. Angka 9,81 m/s2
seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2. Percepatan gravitasi
adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu benda atau zat. Nilai
percepatan gravitasi berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, tergantung
ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta dipengaruhi juga oleh jauh
atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi. Semakin jauh zat atau benda
tersebut maka semakin kecil percepatan gravitasinya.
Kelajuan setiap benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur, karenanya
gerak jatuh bebas juga merupakan salah satu contoh gerak lurus berubah beraturan
yang digunakan untuk menghitung besaran-besaran fisika terkait gerak lurus
beraturan, seperti jarak, kecepatan awal, kecepatan akhir, selang waktu, dan
percepatan. Rumusan dari besaran-besaran fisika tersebut adalah:
Jarak

vt = vo + a.t ......................................................................................(4.2.13)

Kecepatan Awal (vo) dan Kecepatan Akhir (vt)


s = vo atau t + a.t2 ..........................................................................(4.2.14)

Selang waktu dan Percepatan


vt2 = vo2 + 2 a.s .................................................................................(4.2.15)

KONSTANTA GAYA PEGAS 13


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

a. b. c.

d. e.

Gambar 4.3.1 Peralatan Praktikum Konstanta Gaya Pegas


(a) Pegas statis, (b) Pegas dinamis, (c) Sopwatch, (d) Ember kecil, (e) Beban
pemberat.

3.2 Prosedur Kerja


Timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban, gantunglah ember
pada pegas dan atur sedemikian rupa sehingga jarum menunjukkan skala 0,
berikan beban kedalam ember beberapa kali dan setiap kali penambahan beban,
maka penunjukkan jarum harus dicatat. Keluarkan beban dan ulangi prosedur 3
beberapa kali sesuai petunjuk asisten, untuk kondisi dinamis, gantungkan ember,
aturposisi jarum agar membelakangi mistar, masukkan satu beban lalu getarkan
naik turun, tunggu hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu getaran untuk
interval tertentu (sesuai petunjuk asisten). Tambahkan beban dalam ember lalu
ulangi seperti prosedur 6, lakukan penambahan beban beberapa kali sesuai
petunjuk asisten, ulangi prosedur 6 dan 7 beberapa kali sesuai petunjuk asisten.

KONSTANTA GAYA PEGAS 14


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TABEL PENGAMATAN

Percobaan konstanta gaya pegas dilakukan dengan cara mengukur gaya


pegas dari bebebrapa keadaan pegasnya sendiri diantaranya yaitu, keadaan pegas
statis dan keadaan pegas dinamis, dimana hasil pengukuran tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.4.1 dan 4.4.2 dibawah:

4.4.1 Keadaan Statis

Massa Simpangan (m)


No. Keterangan
(kg) Xa Xb Xc Xd

1 0.025 0.34 0.35 0.34 0.33


Me = 0,008 kg
2 0.030 0.42 0.39 0.41 0.42
Mp = 0,061 kg
3 0.035 0.44 0.43 0.43 0.44

4.4.2 Keadaan Dinamis

Massa Waktu (s)


No. Keterangan
(kg) Ta Tb Tc Td

1 0.025 07.77 07.96 06.95 07.97 Mp = 0,035 kg

2 0.030 08.08 07.94 08.01 07.95 Me = 0,061 kg

3 0.035 07.99 08.33 08.10 08.11 Jumlah Getaran 15

KONSTANTA GAYA PEGAS 15


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu,1 November 2020
Frekuensi : II
Anggota : 1. Akmal Rata 093 2020 0062
2. A. Ahmad Fauzi 093 2020 0063
3. Dian Aziz 093 2020 0064
4. Muhammad Kiral Anwar 093 2020 0065
5. Muh. Syahril Fatahilla 093 2020 0066

Makassar, 12 November 2020


ASISTEN

( FITRI ULANDARI)

KONSTANTA GAYA PEGAS 16


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAH DATA

5. 1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk


setiap beban dalam satuan N/m .

Fn = m . g

∑ xn =

Kn =

F1 = 0.025 . 9,81 = 0,245 N

F2 = 0,030 . 9,81 = 0,294 N

F3 = 0,035 . 9,81 = 0,343 N

∑ x1 = = 0,34 m

∑ x2 = = 0,41 m

∑ x3 = = 0,435 m

K1 = = 0,720 N/m

K2 = = 0,717 N/m

K3 = = 0,788

KONSTANTA GAYA PEGAS 17


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
5. 2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk
setiap beban.

K= (me + mb + mp)

Tn =

Ta1 = = 0,518 s

Ta2 = = 0,538 s

Ta3 = = 0,532 s

Tb1 = = 0,530 s

Tb2 = = 0,529 s

Tb3 = = 0,555 s

Tc1 = = 0,463 s

Tc2 = = 0,534 s

Tc3 = = 0,54 s

Td1 = = 0,531 s

Td2 = = 0,53 s

Td3 = = 0,540 s

KONSTANTA GAYA PEGAS 18


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

T = = = Tn2


T1 = = = 0,510 s

T2 = = = 0,710 s


T3 = = = 0,541 s

Tabel 4.5.1 hubungan priode dan massa

No Massa Beban (Kg) Periode (s)


Ta Tb Tc Td
1. 0,025 0,518 0,530 0,463 0,531
2. 0,030 0,538 0,529 0,534 0,53
3. 0,035 0,532 0,555 0,54 0,540

Kn = (me + mb + mp)

K1 = (0,061 + 0,025 + 0,035)

= (0,121)

= 18,346 N/m

K2 = (0,061 + 0,025 + 0,035)

= (0,121)

= 16,862 N/m

KONSTANTA GAYA PEGAS 19


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

K3 = (0,061 + 0,025 + 0,035)

= (0,121)

= 16,342 N/m

KONSTANTA GAYA PEGAS 20


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data

6.1.1 Untuk keadaan statis.

No Massa (Kg) Simpangan (m) Gaya (N) K (N/m) Keterangan


1. 0,025 0,34 0,245 0,720 Me = 0,008 Kg
2. 0,030 0,41 0,294 0,717
3. 0,035 0,435 0,343 0,788 Mp = 0,061 Kg
6.1.2 Untuk keadaan dinamis.

No Massa (Kg) Periode (s) K (N/m) Keterangan


1. 0,025 0,510 18,346 Mp = 0,035 Kg
2. 0,030 0,532 16,862 Me = 0,061 Kg
3. 0,035 0,541 16,342 Jumlah Getaran 15

6.2 Pembahasan hasil pengolahan data

Pada Keadaan statis di tabel 6.1.1 dapat kita lihat hasil yang berbeda dari
setiap percobaan dengan beban berbeda menghasilkan gaya, nilai konstanta dan
nilai simpangan yang nilainya berbeda-beda, berarti massa pada percobaan ini
sangat mempengaruhi nilai-nilai dari ketentuan tersebut, dan begitupun juga pada
tabel 6.1.2 pada keadaan dinamis tapi perbedaannya terletak pada priode atau
waktu dimana nilai ini hanya berlaku di pegas dinamis

KONSTANTA GAYA PEGAS 21


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Semakin besar konstanta pegas atau semakin kaku sebuah pegas, maka
semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas.
Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas atau semakin kecil konstanta pegas,
maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.

7.2 Saran
7.2.1 Asisiten
Asisten menurut kami sejauh ini berperan sesuai dengan perannya dan
sejauh ini kami cukup terbantu oleh asisten, dan harapan kami kedepannya hal ini
bisa dipertahankan
7.2.2 Praktikum
Sebaiknya saat pertemuan, praktikan sebaiknya disiplin waktu saat
pertemuan dikarenakan salah satu yang menghambat praktikum adalah
ketidakdisiplinan terhadap waktu

7.3 Ayat yang berkaitan


Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat memetik pelajaran " (az Zumar :27).
Untuk memenuhi keingintahuan terhadap rahasia-rahasia alam ini penjelasan
penjelasannya selalu dipakai pendekatan-pendekatan dalam bentuk atau keadaan
yang sederhana atau keadaankeadaan ideal. Keadaan ideal ini dinyatakan dalam
bentuk perumusan matematika yang selanjutnya kita sebut sebagai hukum-hukum
fisika.

KONSTANTA GAYA PEGAS 22


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Budi. 2004. Fisika Dasar Teori dan Implementasinya. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Halliday. 1991. Fisika Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sumarjono, dkk. 2005. Fisika Dasar 1.Malang: Penerbit Universitas Negeri
Malang
Lohat, Sun Alexander.2008.Gaya Gesekan – Gesekan Statis dan Kinetis. Jakarta:
Penerbit Yudistira

KONSTANTA GAYA PEGAS 23

Anda mungkin juga menyukai