BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendekatan yang baik untuk berbagai gaya F dari pegas sebanding dengan
perpindahan di ujung bebas pegas dari posisinnya ketika pegas dalam keadaan relaks.
Robert Hooke ilmuan inggris diakhir tahun 1600- an. Tanda minus pada persamaan
hukum Hooke menandakan bahwa arah gaya pegas selalu berlawanan arah dengan
perpindahan ujung bebas pegas.
Konstanta k disebut dengan konstanta pegas dan ini merupakan ukuran
kelakuan pegas.semakin besar nilai k, semakin kaku pegas. Ini menandakan bahwa
semakin besar k semakin kuat tarikan atau dorongan pegas untuk perpindahan tertentu.
Satuan SI untuk k adalah newton per meter.
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energy mekanis.
Pegas biasanya terbuat dari baja, pegas jiga ditemukan di sistem suspensi mobil. Pada
mobil pegas memiliki fungsi penyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak
diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung.selain itu, pegas juga berguna menambah
daya cengkram ban terhadap permukaan jalan.
Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik
mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain. Dalam banyak hal, tidak
terdapat alternatif lain yang dapat digunakan kecuali menggunakan pegas dalam
kontruksi dunia keteknikan. Harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi
persyaratan,keamanan,dan kenyamanan. Cara kerja pegas adalah kemampuan
menerima kerja lewat perubahan bentuk elastis ketika mengendur.kemudian
menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk semula,hal ini disebut cara kerja pegas.
Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang saling berkaitan. Gelombang
misalnya yaitu gelombang air laut, bersumber pada getaran. Pegas merupakan sebuah
elemen mesin elastis yang berfungsi untuk mencegah distorsi pada saat pembebanan
dan menahan pada posisi semula (marthen Kanginan, 2007).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Pegas
Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila benda
masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm dilampaui), beradasarkan
hukum Hooke pertambahan panjang (∆x) sebanding dengan besar gaya F yang
meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama batas elastisitas
pegas tidak terlampaui (Umar, 2008).
Jika sebuah pegas diberi gaya berat dengan besar tertentu, maka secara ot omatis
pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara besar gaya yang
bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah konsep dasar dari hukum
Hooke.
Sesuai dengan hukum Hooke tersebut, maka besar gaya berat (F) yang diberikan
akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas (x). Sehingga dapat digambarkan
dengan grafik hubungan antara F-x yaitu semakin besar gaya berat yang diberikan,
maka semakin besar pula grafik tersebut menunjukan pertambahan panjang pada pegas.
Dan secara sistematis, hukum Hooke dapat dituliskan dengan persamaan :
...…………………………….………………..........................................(4.2.1)
F= -K.∆x
F =…………….…………………..…...................................................
K.x (4.2.2)
Dimana : F = Gaya yang terjadi pada pegas (N), K = Konstanta pegas (N/m), X =
Pertambahan panjang (m).
2.1.1 Hukum Hooke
Bunyi hokum Hooke bila pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas
tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan basarnya gaya yang mempengaruhi
pegas tersebut.
Berdasarkan persamaan hukum hooke diatas,pertambahan suatu panjang suatu
benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan, materi penyusun, dan dimensi
benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda
akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama,
misalnya tulang dan besi (Giancoli,2001).
F=−k . ∆ x ……..……………………………….…………...…….(4.2.3)
Keterangan: F = gaya tarik = beban (N), Δx = pertambahan panjang (m), K =
konstanta pegas (N/m)
Perlu selalu di ingatkan bahwa hukum hooke hanya berlaku untuk daerah elastik,
tidak berlaku untuk daerah plastik maupunn benda-benda plastik. Menurut hooke,
renggangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan renggangan
adalah presentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang menegangkan per
satuan luas penampang yang dikeninya (keenan,1980).
2.1.2 Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas yaitu pegas yang ditarik atau memiliki energi potensial
pegas. Gaya yang bekerja pada pegas (f) terhadap perubahan panjang pegas (∆x) adalah
1
………………….............................................................................. (4.2.4)
W =∆ Ep= k ( ∆ x )2
2
Dimana : ∆ Ep = jumlah energi potensial (s), K = konstanta pegas (N/m), ∆ x = panjang
(m), ΔEp = Ep2 – Ep, karena Ep1 = O
Y = A sin ө
……………………………………………………....……………...(4.2.5)
Y = A sin
V = Wa Cos wt
......................................................................................……...…………….(4.2.7)
Vmx = Wa
……………………..……………………....………………...……..(4.2.8)
V =w √ A 2−¿ Y 2 ¿
......................................................................................………………....…(4.2.9)
.............................................................................……....……………..(4.2.11)
a=−w 2
sin wt
Dimana : F = Gaya ( N )
Peristiwa seperti itu diungkapkan oleh Newton sebagai berikut: “Jika suatu
benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini mengerjakan
gaya pada benda yang pertama yang besarnya sama dengan yang diterima tapi arahnya
berlawanan”(Surya,1986). Suatu gaya tentang tidak lain hanyalah salah satu aspek suatu
dari interaksi bersamaan antara dua benda. Sudah ada bukti bahwa kalau suatu benda
melakukan gaya kepada benda benda lain maka benda yang kedua itu.
2.5 Elastisitas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu
pegas yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan gaya pemulih
pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari-hari.
Misalnya, di dalah shock braker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi meredan
getaran saat roda kendraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas yang tersusun di
dalam springbed dan memberikn kenyamanan pada saat orang tidur
(Mikarajuddin,2008).
Elastis adalah kemampuan benda utuk kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah stu benda yang memiliki sifat elastis
yang cukup adalah karet. Selain memiliki sifat elastis benda ini juga memiliki sifat
plastis, yaitu ketika gaya yang bekerja pada benda ditiadakan maka benda tidak dapat
kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya yang diberikan melebihi batas
elastisitas benda. Beberapa benda yang memiliki sifat plastis yang cukup besar,
antaralain tanah lempung dan plastisin. Kedua sifat plastis dan elastis tersebut dimiliki
oleh benda padat. Akan tetapi kadar sifat tersebut untuk setiap benda berbeda-beda.
Karet memiliki sifat plastis yang sangat rendah dan sifat elastis yang sangat tinggi
(dudi,2009).
Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang akan terjadi dalam satu satuan
waktu, di tuliskan
…...........................................................................................(4.2.16)
n
F=
l
Hubungan antara frekuensi dan getaran adalah
1 1 ……………………………..……..……………(4.2.17)
F= dan T =
T f
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Gambar 4.3.1 Peralatan praktikum konstanta gaya pegas, (a) Alat peraga, (b) Ember
kecil, (c) beban pemberat, (d) stopwatch, (e) Pegas
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
4.1 Keadaan Statis
Simpangan X (m)
No Massa (kg) Keterangan
Xa Xb Xc Xd
1. 0,02 0,34 0,35 0,34 0,33
2. 0,025 0,4 0,38 0,41 0,41 Mp = 0,0079
3. 0,035 0,44 0,43 0,44 0,44
4.2 Keadaan Dinamis
Waktu (S)
No Massa (kg) Keterangan
ta tb tc td
1. 0,02 07,97 06,95 07,77 07,96 mp = 0,015 kg
2. 0,05 08,00 07,94 07,95 08,01 me = 0,0612 kg
3. 0,035 07,99 08,01 08,11 08,33 jumlah
Getaran = 10
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu/8 November 2020
Frekuensi/Kelompok : I/VA
Anggota Kelompok : 1. ILHAM OHEO AZHARY (09320200045)
2. MUH. AFIF FAHREZI (09320200043)
3. VANDA FEBRIANTY (09320200042)
4. SANIA ZULFA (09320200046)
5. MELANI PUTRI (09320200042)
BAB V
PENGOLAH DATA
5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap
N
beban dalam satuan .
m
Fn = m . g
F1 = m1 . g = ........N
Xa+ Xb+ Xc + Xd +…
∑x n =
n
Xa1+ Xb1+ Xc 1+ Xd 1
∑x 1 =
4
= ......m
Fn
Kn =
∑ Xn
F1
K1 =
∑ X 1 = .......N/m
- Fn = m . g
F1 = m1 . g = 0,02 . 9,81= 0,196 N
F2 = m2 . g = 0,025 . 9,81= 0,245 N
F3 = m3 . g = 0,035 . 9,81= 4,316 N
Xa+ Xb+ Xc + Xd +… .
- ∑ xn =
n
0,34+0,35+ 0,34+0,33
∑ x1 = = 0,34 m
4
0,4+0,38+ 0,41+ 0,4
∑ x2 = = 0,398 m
4
0,44+0,43+ 0,44+0,44
∑ x3 = = 0,438 m
4
Fn
- Kn =
∑ Xn
0,196 N N
K1 = = 0,576
0,34 m m
0,245 N N
K₂ = = 0,616
0,398 m m
K₃ = 4,316 N = 9,854 N
0,438 m m
5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk
setiap beban.
4 π2
K= (me + mb + mp)
T2
T
Tn =
jumlah getaran
07,97
- Ta1 = = 0,797 s
10
06,95
Tb1 = = 0,695 s
10
07,77
Tc1= = 0,777 s
10
07,96
Td1 = = 0,796 s
10
08,00
- Ta₂ = = 0,800 s
10
07,94
Tb2 = = 0,794 s
10
07,95
Tc2 = = 0,795 s
10
08,01
Td₂= = 0,801 s
10
07,99
- Ta₃ = = 0,799s
10
08,01
Tb3 = = 0,801 s
10
08,11
Tc3 = = 0,811 s
10
08,33
Td₃= = 0,833 s
10
Periode (s)
No Massa beban (kg)
Ta Tb Tc Td
1. 0,02 0,797 0,695 0,777 0,796
2. 0,05 0,800 0,794 0,795 0,801
3. 0,035 0,799 0,801 0,811 0,833
∑T Tan +Tbn +Tc n+Td n
T= = = Tn2
n n
T1 =
∑T =
0,797+0,695+0,777 +0,796
=¿0.766 2
n 4
= 0,587 s
T₂ =
∑T =
0,800+0,794+ 0,795+0,801
= 0,7982
n 4
= 0,637 s
T₃ =
∑T =
0,799+0,801+0,811+ 0,833
= 0,811 2
n 4
= 0,658 s
4 π2
Kn = (me + mb + mp)
2
Tπ
4 (3,14)2
K1 = (0,0612 + 0,02 + 0,015)
0,5872
= 10,975
4 (3,14)2
K₂ = (0,0612+ 0,05 + 0,015)
0,6372
= 12,240
4 (3,14)2
K₃= (0,0612 + 0,035+ 0,015)
0,6582
= 10,110
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
6.1 Tabel hasil pengamatan data
6.1.1 Untuk keadaan statis
N
No Massa (kg) Simpangan (m) Gaya (N) K( ) Keterangan
m
1. 0,02 0,34 0,196 0,576
2. 0,025 0,397 0,245 0,616 mp = 0,0079 (kg)
3. 0,035 0,437 4,316 9,854
6.1.2 Untuk keadaan dinamis
N
No Massa (kg) Periode (s) K( ) Keterangan
m
1. 0,02 0,587 10,975 mp = 0,015 (kg)
2. 0,05 0,637 12,240 me = 0,0612 (kg)
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum gaya gesek saya menarik kesimpulan bahwa :
7.1.1 Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali keadaan semula. Gaya ini
ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami renggangan benda-benda mengalami
gaya pegas misalnya per, busur panah, dan karet. Benda-benda elastis banyak
dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan pekerjaan atau demi kenyamanan
manusia.
7.1.2 Hukum hooke menyatakan bahwa “Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastisnya pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya
tariknya”
7.1.3 Gerak harmonika sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstanta. Gerak harmonica sederhana mempunyai kesetimbangan gerak dalam bentuk
sinesodia dan digunakan untuk menganalisa suatu gerak periodic tertentu.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Cowell, Benjamin. 2006. “Konsep fisika” , Yogyakarta : graha ilmu
Mikarajuddin.2008. ”fisika mekanika klasik” , Jakarta : erlangga
Tipler, paul A. 1998. “Fisika untuk sains dan teknik”, Jakarta : erlangga
Serway, Raymond A, 2014 .“Fisika untuk Sains dan Teknik” , Salemba Teknika.