Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendekatan yang baik untuk berbagai gaya F dari pegas sebanding dengan
perpindahan di ujung bebas pegas dari posisinnya ketika pegas dalam keadaan relaks.
Robert Hooke ilmuan inggris diakhir tahun 1600- an. Tanda minus pada persamaan
hukum Hooke menandakan bahwa arah gaya pegas selalu berlawanan arah dengan
perpindahan ujung bebas pegas.
Konstanta k disebut dengan konstanta pegas dan ini merupakan ukuran
kelakuan pegas.semakin besar nilai k, semakin kaku pegas. Ini menandakan bahwa
semakin besar k semakin kuat tarikan atau dorongan pegas untuk perpindahan tertentu.
Satuan SI untuk k adalah newton per meter.
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energy mekanis.
Pegas biasanya terbuat dari baja, pegas jiga ditemukan di sistem suspensi mobil. Pada
mobil pegas memiliki fungsi penyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak
diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung.selain itu, pegas juga berguna menambah
daya cengkram ban terhadap permukaan jalan.
Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik
mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain. Dalam banyak hal, tidak
terdapat alternatif lain yang dapat digunakan kecuali menggunakan pegas dalam
kontruksi dunia keteknikan. Harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi
persyaratan,keamanan,dan kenyamanan. Cara kerja pegas adalah kemampuan
menerima kerja lewat perubahan bentuk elastis ketika mengendur.kemudian
menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk semula,hal ini disebut cara kerja pegas.
Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang saling berkaitan. Gelombang
misalnya yaitu gelombang air laut, bersumber pada getaran. Pegas merupakan sebuah
elemen mesin elastis yang berfungsi untuk mencegah distorsi pada saat pembebanan
dan menahan pada posisi semula (marthen Kanginan, 2007).

Konstanta Gaya Pegas


95
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan


1.1.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
1. Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada Pegas
1.1.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat memahami arti waktu/periode getaran dan frekuensi (osilasi)
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap getaran
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

Konstanta Gaya Pegas


96
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Pegas
Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila benda
masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm dilampaui), beradasarkan
hukum Hooke pertambahan panjang (∆x)  sebanding dengan besar gaya F yang
meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama batas elastisitas
pegas tidak terlampaui (Umar, 2008). 
Jika sebuah pegas diberi gaya berat dengan besar tertentu, maka secara ot omatis
pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara besar gaya yang
bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah konsep dasar dari hukum
Hooke.
Sesuai dengan hukum Hooke tersebut, maka besar gaya berat (F) yang diberikan
akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas (x). Sehingga dapat digambarkan
dengan grafik hubungan antara F-x yaitu semakin besar gaya berat yang diberikan,
maka semakin besar pula grafik tersebut menunjukan pertambahan panjang pada pegas.
Dan secara sistematis, hukum Hooke dapat dituliskan dengan persamaan :
...…………………………….………………..........................................(4.2.1)
F= -K.∆x

Dimana : k = Tetapan pegas (N / m) F = Gaya yang bekerja pada pegas (N) x =


Pertambahan panjang pegas (m)
Tanda (-) dikarenakan gaya yang dikerjakan oleh pegas selalu berlawanan terhadap
perpindahan dari posisi setimbang oleh karena gaya gaya pegas selalu bekerja terhadap
posisi setimbangnya (x=0) gaya ini terkadang disebut gaya pemulih. (serwey, 2009).
Gaya pemulih adalah gaya yang cenderung memulihkan pegas ke konfigurasi awalnya.
Gaya yang bekerja pada pegas serupa dengan gaya yang dikejakan oleh satu atom pada
atom lain dalam sebuah molekul atau dalam zat padat dalam arti bahwa, untuk
perpindahan yang kecil dari kesetimbangannya, gaya pemulih sebanding dengan

Konstanta Gaya Pegas


97
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

perpindahan seringkali berguna untuk memvisualisasikan atom-atom dalam sebuah


molekul atau zat padat seperti atom-atom yang di hubungkan oleh pegas. (tipler,1998).
Jika suatu benda dapat merenggang atau mreyusut karna pengaruh gaya dari luar
dan dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,
maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalanya pegas).

Gambar 4.2.1 Gaya pegas fisika


Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa ml, maka gaya yang
menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut sehingga

F =…………….…………………..…...................................................
K.x (4.2.2)

Dimana : F = Gaya yang terjadi pada pegas (N), K = Konstanta pegas (N/m), X =
Pertambahan panjang (m).
2.1.1 Hukum Hooke
Bunyi hokum Hooke bila pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas
tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan basarnya gaya yang mempengaruhi
pegas tersebut.
Berdasarkan persamaan hukum hooke diatas,pertambahan suatu panjang suatu
benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan, materi penyusun, dan dimensi
benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda

Konstanta Gaya Pegas


98
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama,
misalnya tulang dan besi (Giancoli,2001).

Gambar 4.2.2 Pegas seri dan pararel


Pegas dalam keadaan tanpa beban di tarik oleh sebuah gaya yang (f) sehingga
bertambah panjang (∆x) menurut hukum hooke :

F=−k . ∆ x ……..……………………………….…………...…….(4.2.3)
Keterangan: F = gaya tarik = beban (N), Δx = pertambahan panjang (m), K =
konstanta pegas (N/m)
Perlu selalu di ingatkan bahwa hukum hooke hanya berlaku untuk daerah elastik,
tidak berlaku untuk daerah plastik maupunn benda-benda plastik. Menurut hooke,
renggangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan renggangan
adalah presentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang menegangkan per
satuan luas penampang yang dikeninya (keenan,1980).
2.1.2 Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas yaitu pegas yang ditarik atau memiliki energi potensial
pegas. Gaya yang bekerja pada pegas (f) terhadap perubahan panjang pegas (∆x) adalah

Grafik 4.2.3 Bidang yang diarsir


Luas bidang yang di arsir menyatakan besar usaha yang dilakukan gaya f = yaitu

Konstanta Gaya Pegas


99
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1
………………….............................................................................. (4.2.4)
W =∆ Ep= k ( ∆ x )2
2
Dimana : ∆ Ep = jumlah energi potensial (s), K = konstanta pegas (N/m), ∆ x = panjang
(m), ΔEp = Ep2 – Ep, karena Ep1 = O

2.2 Gerakan Harmonika Sederhana


Gerakan harmonika sederhana adalah suatu gerak dimana resultan gaya yang
bekerja pada titik,seimbang selalu, mengarah ke titik kesetimbangan, dan besar resultan
gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ketuk kesetimbangan tersebut. Contohnya
gerak getaran beban pegas dan gerak beban pada ayunan sederhana persamaan
simpangan (g).

Y = A sin ө
……………………………………………………....……………...(4.2.5)
Y = A sin

Persamaan kecepatan (v)


dy
v= …... ………………………………………………....……………(4.2.6)
dt

V = Wa Cos wt
......................................................................................……...…………….(4.2.7)

Vmx = Wa
……………………..……………………....………………...……..(4.2.8)

V =w √ A 2−¿ Y 2 ¿
......................................................................................………………....…(4.2.9)

Persamaan percepatan (a)


dy
a=
……….. ……………………………………..... ……....……………..(4.2.10)
dt

Konstanta Gaya Pegas


100
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

.............................................................................……....……………..(4.2.11)
a=−w 2
sin wt

Dimana : y = simpangan (m),A = amplitudo (m), Ө = sudut fare (ө)

2.3 Gerak Harmonika Sederhana Yang Berenergi


Gerak harmonik sederhana memiliki amplitudo (simpangan maksimum) dan
frekuensi yang tetap. Gerak ini bersifat periodik. Setiap gerakannya akan terjadi secara
berulang dan teratur dalam selang waktu yang sama.
Dalam gerak harmonik sederhana, resultan gayanya memiliki arah yang selalu
sama, yaitu menuju titik kesetimbangan. Gaya ini disebut dengan gaya pemulih. Besar
gaya pemulih berbanding lurus dengan posisi benda terhadap titik kesetimbangan.
Beberapa karakteristik gerak ini diantaranya adalah dapat dinyatakan dengan grafik
posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus atau kosinus. Gerak ini juga dapat
ditinjau dari persamaan simpangan, persamaan kecepatan, persamaan kecepatan, dan
persamaan energi gerak yang dimaksud.
Berdasarkan karakteristik tersebut, gerak harmonik sederhana memiliki
simpangan, kecepatan, percepatan, dan energi.
2.3.1 Simpangan
Simpangan adalah jarak antara kedudukan benda yang bergerak pada suatu saat
sampai kembali pada kedudukan seimbanganya
2.3.2 Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik melalui titik kesetimbangan, kesetimbangan
yang dimaksud adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak
ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran mempunyai aplitudo yang sama.
2.3.3 Periode
Periode adalah getaran waktu yang digunakan dalam satu getaran yang diberikan
simbol T.
2.3.4 Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skala nilai yang non negative dari besar orilasi
(variasi periodik terhadap waktu dari suatu hasil pengukuran) suatu gelombang.

Konstanta Gaya Pegas


101
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.4 Hukum Newton

2.4.1 Hukum Newton I


Newton mengatakan bahwa “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan
nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap
bergerak dengan kecepatan yang tetap”. Kesimpulan Newton tersebut dikenal sebagai
hukum I Newton. Rumus hokum newton satu sebagai berikut :
⅀ f =0 ……………………...………………………....…………..(4.2.12)

Dimana : ∑ F=¿ ¿Resultan gaya yang bekerja pada benda diam (v = 0)


Hukum diatas menyatakan bahwa jika suatu benda mula-mula diam maka benda
selamanya akan diam. Beda hanya bergerak jika pada suatu benda diberi gaya dari luar.
Sebaliknya jika benda sedang bergerak maka benda selamanya bergerak, kecuali bila
ada gaya yang menghentikannya. Konse gaya dan massa yang di jelaskan oleh hukum I
Newton membahas tentang sifat benda yang cenderung memperlakukan keadaanya atau
dengan kata lain sifat kemulasannya untuk mengubah dalam keadaanya. Ini sifat akan
kita sebut kelembaman atau inersia (Surya,1986).
2.4.2 Hukum Newton II
Dalam Hukum Newton II ini dengan menjelaskan bahwa “Percepatan yang
dihasilkan oleh resultan yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Atau biasa juga diartikan
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum
linear benda tersebut terhadap waktu. Dapat dirumuskan sebagai berikut.
……….……………...…………………………………(4.2.13)
f =m . a
Dimana : ∑F = Gaya (N), m = Massa Benda (Kg), a = Percepatan (m/s2)
Contoh Hukum Newton II dalam kehidupan sehari-hari yaitu gaya yang
ditimbulakn ketika menarik gerobak yang penuh dengan padi untuk dipindahkan ke
rumah dari sawah atau mobil yang massanya sama ketika ditarik dengan gaya yang
lebih besar akan mengalami gaya yang lebih besar pula. Serta mobil yang sedang
bergerak dengan massa 1 ton kemudian bergerak dengan percepatan 1
m/s2(Surya,1986).

Konstanta Gaya Pegas


102
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.4.3 Hukum Newton III


Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda memberikan gaya pada
benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya yang besarnya
sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya berlawanan. Suatu
gaya tentang tidak lain hanyalah salah satu aspek suatu dari interaksi bersamaan antara
dua benda. Sudah ada bukti bahwa kalau suatu benda melakukan gaya kepada benda
benda lain maka benda yang kedua itu, selain akan melakukan gaya pula pada benda
pertama yang bersamanya sama berlawanan arahnya dan mempunyai garis kerja yang
sama. Jika, gaya tunggal tersendiri saja adalah satu kemustahilan.
Hukum ini membahas tentang interaksi dua benda dimana jika benda pertama
memberikan gaya (aksi) ada benda kedua maka benda kedua selalu membahas pada
menggunakan gaya (teraksi) pada benda pertama sam besar dan berlawanan arah.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah bisa seorang anak menendang gaya reaksi
dan pitu terhadap gaya aksi dan anak itu adalah anak itu merasa kesakitan terutama bila
ia bertelajang kaki.
Faksi = -Freaksi .......…………………………….…………..……...…(4.2.14)

Dimana : F = Gaya ( N )
Peristiwa seperti itu diungkapkan oleh Newton sebagai berikut: “Jika suatu
benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini mengerjakan
gaya pada benda yang pertama yang besarnya sama dengan yang diterima tapi arahnya
berlawanan”(Surya,1986). Suatu gaya tentang tidak lain hanyalah salah satu aspek suatu
dari interaksi bersamaan antara dua benda. Sudah ada bukti bahwa kalau suatu benda
melakukan gaya kepada benda benda lain maka benda yang kedua itu.

2.5 Elastisitas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu
pegas yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan gaya pemulih
pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari-hari.

Konstanta Gaya Pegas


103
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Misalnya, di dalah shock braker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi meredan
getaran saat roda kendraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas yang tersusun di
dalam springbed dan memberikn kenyamanan pada saat orang tidur
(Mikarajuddin,2008).
Elastis adalah kemampuan benda utuk kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah stu benda yang memiliki sifat elastis
yang cukup adalah karet. Selain memiliki sifat elastis benda ini juga memiliki sifat
plastis, yaitu ketika gaya yang bekerja pada benda ditiadakan maka benda tidak dapat
kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya yang diberikan melebihi batas
elastisitas benda. Beberapa benda yang memiliki sifat plastis yang cukup besar,
antaralain tanah lempung dan plastisin. Kedua sifat plastis dan elastis tersebut dimiliki
oleh benda padat. Akan tetapi kadar sifat tersebut untuk setiap benda berbeda-beda.
Karet memiliki sifat plastis yang sangat rendah dan sifat elastis yang sangat tinggi
(dudi,2009).

2.6 Penetapan Hukum Hooke Dalam Kehidupan Sehari-hari


Setelah mengetahui penjelasan lengkap mengenai pegas yang ternyata berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari, kini kami lebih bisa mendalaminya lebih lanjut.
Hubungan dengan gaya, tengangan serta kemampatan. Ketiganya memiliki rumus
berbeda-beda dan berhubungan rumus Hooke. Karena pada dasarnya, pengaplikasian
hukum-hukum fisika termasuk Hooke akan banyak membantu aktivitas manusia.
Setelah memahami apa itu Hooke, maka ada bisa menyebutkan beberapa contoh
benda yang bisa diaplikasikan dari hokum Hooke. Berikut beberapa aplikasi yang
menerapkan konsep hokum Hooke yang biasa di sumpai dalam kehidupan sehari-hari :
2.6.1 Termometer
Termometer merupakan alat ukur gaya yang dimana pada termometer tersebut
terdapat pegas. Hal tersebut sesuai dengan teori hukum Hooke biasanya digunakan
untuk menghitung besar gaya pada percobaan laboratorium, dimana termometer
terdapat pegas. Pegas tersebut akan merengang ketika dikenai gaya luar
2.6.2 Per sepeda motor

Konstanta Gaya Pegas


104
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pengguna pegas yang sering dimanfaatkan untuk membantu menahan suatu


benda agar bisa bergerak dengan mudah. Contoh yang paling mudah adalah kontruksi
pegas berupa per pada sepeda motor. Pada standar sepeda motor juga memiliki
kontruksi pegas berupa berupa per pada bagian standar bisa naik dan juga turun tanpa
kehilangan momentum. Sehingga bisa digunakan untuk membantu menahan dan juga
sepeda motor tidak jatuh.
2.6.3 Spring bed
Spring bed merupakan salah satu jenis kasur yang dinilai sangant nyaman untuk
digunakan. Spring bed merupakan jenis kasur yang memanfaat pegas untuk membantu
meningkatkan kenyamanan saat tidur, didalam kasur tersebut terdapat banyak sekali
konstruksi pegas atau per yang dapat menahan beban yang sangat berat dan tetap
nyaman saat digunakan.
2.6.4 Neraga pegas
Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai
alat untuk membantu massa benda yang diukurnya. Neraca pegas seperti timbangan
badan mengukur berat, difleksi pegasnya ditampilkan dalam skala massa (label
angkanya sudah dibagi grafitasi).
2.6.5 Busur panah
Busur panah adalah suatu senjata trasidisional yang digunakan untuk
meluncurkan anak panah dan proses panah terbantu oleh kekuatan elastisnya. Pada saat
tali busur panah ditarik, maka akan menghasilkan tegangan dan akan menghasilkan
energy potensial yang sangat elastis. Setelah anak panah dilepaskan dari teganganya,
maka akan membuat anak panah melaju dengan cepat.

2.7 Periode Dan Frekuensi Getaran


Getaran adalah gerak bolak balik secara terus menerus melalui titik
kesetimbangan.Periode (T) adalah waktu yang di butuhkan untuk melakukan suatu
geteran penuh ditulis:
t
…………...........................................................................................(4.2.15)
T=
n

Konstanta Gaya Pegas


105
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang akan terjadi dalam satu satuan
waktu, di tuliskan
…...........................................................................................(4.2.16)
n
F=
l
Hubungan antara frekuensi dan getaran adalah
1 1 ……………………………..……..……………(4.2.17)
F= dan T =
T f

Dimana : T = periode (s), F = frekuensi (H2), N = jumlah atau banyak getaran.

2.8 Tetapan Pegas


Tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan oleh berbagai
faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar luas permukaan
suatu pegas maka akan semakin besar pula niali tetapannya, begitu pula nilai
tetapannya, begitupula sebaliknya.
Yang kedua adalah sushu, semakin tinggi sushu yang diterima oleh suatu pegas
maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitupun sebliknya. Saat suhu tinggi,
partikel-partikel penyusun pegas mendapat energi dari luar sehingga memberikan energi
pula kepada partikel penyusun pegas untuk bergerak sehingga ikatan antar partikel
merenggang.
Yang ketiga adalah diameter pegas, semakin besar diameter pegas akan semakin
kecil nlai tetapannhya, begitupun sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan
pegas, semakin banyak jumlah lilitan pegas maka akan semakin besar pula nilai
tetapannya, begitupula sebaliknya.
Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai tetapan pegas tidak sama,
tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap masing-masing pegas (Crowell,2006).

Konstanta Gaya Pegas


106
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan

Gambar 4.3.1 Peralatan praktikum konstanta gaya pegas, (a) Alat peraga, (b) Ember
kecil, (c) beban pemberat, (d) stopwatch, (e) Pegas

3.2 Prosedur Kerja


Timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban. Kemudian, gabunglah
ember pada pegas dan atur sedemikian rupa sehingga jarum menunjukan skala 0.
Berikan beban kedalam ember beberapa kali dan setiap kali penambahan beban, maka
penunjukkan jarum harus dicatat. Lalu keluarkan beban dan ulangi prosedur kerja
beberapa kali sesuai petunjuk dari kami. Untuk kondisi dinamis, gantungkan ember, atur
posisi jarum agar membelangai mistar. Kemudian, masukan satu beban lalu getarkan
naik turun, tunggu hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu getaran untuk interfal
sesuai dari pentunjuk dari kami.

Konstanta Gaya Pegas


107
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TABEL PENGAMATAN
4.1 Keadaan Statis
Simpangan X (m)
No Massa (kg) Keterangan
Xa Xb Xc Xd
1. 0,02 0,34 0,35 0,34 0,33
2. 0,025 0,4 0,38 0,41 0,41 Mp = 0,0079
3. 0,035 0,44 0,43 0,44 0,44
4.2 Keadaan Dinamis
Waktu (S)
No Massa (kg) Keterangan
ta tb tc td
1. 0,02 07,97 06,95 07,77 07,96 mp = 0,015 kg
2. 0,05 08,00 07,94 07,95 08,01 me = 0,0612 kg
3. 0,035 07,99 08,01 08,11 08,33 jumlah
Getaran = 10
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu/8 November 2020
Frekuensi/Kelompok : I/VA
Anggota Kelompok : 1. ILHAM OHEO AZHARY (09320200045)
2. MUH. AFIF FAHREZI (09320200043)
3. VANDA FEBRIANTY (09320200042)
4. SANIA ZULFA (09320200046)
5. MELANI PUTRI (09320200042)

Makassar, Minggu 8 November 2020


Asisten

( Ismi Nurfaidzi Armi )

Konstanta Gaya Pegas


108
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAH DATA
5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap

N
beban dalam satuan .
m
Fn = m . g
F1 = m1 . g = ........N
Xa+ Xb+ Xc + Xd +…
∑x n =
n
Xa1+ Xb1+ Xc 1+ Xd 1
∑x 1 =
4
= ......m

Fn
Kn =
∑ Xn
F1
K1 =
∑ X 1 = .......N/m
- Fn = m . g
F1 = m1 . g = 0,02 . 9,81= 0,196 N
F2 = m2 . g = 0,025 . 9,81= 0,245 N
F3 = m3 . g = 0,035 . 9,81= 4,316 N
Xa+ Xb+ Xc + Xd +… .
- ∑ xn =
n
0,34+0,35+ 0,34+0,33
∑ x1 = = 0,34 m
4
0,4+0,38+ 0,41+ 0,4
∑ x2 = = 0,398 m
4
0,44+0,43+ 0,44+0,44
∑ x3 = = 0,438 m
4
Fn
- Kn =
∑ Xn
0,196 N N
K1 = = 0,576
0,34 m m
0,245 N N
K₂ = = 0,616
0,398 m m

Konstanta Gaya Pegas


109
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

K₃ = 4,316 N = 9,854 N
0,438 m m

5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk
setiap beban.
4 π2
K= (me + mb + mp)
T2
T
Tn =
jumlah getaran
07,97
- Ta1 = = 0,797 s
10
06,95
Tb1 = = 0,695 s
10
07,77
Tc1= = 0,777 s
10
07,96
Td1 = = 0,796 s
10
08,00
- Ta₂ = = 0,800 s
10
07,94
Tb2 = = 0,794 s
10
07,95
Tc2 = = 0,795 s
10
08,01
Td₂= = 0,801 s
10
07,99
- Ta₃ = = 0,799s
10
08,01
Tb3 = = 0,801 s
10
08,11
Tc3 = = 0,811 s
10

Konstanta Gaya Pegas


110
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

08,33
Td₃= = 0,833 s
10

Tabel 5.2.1 Hubungan periode dan massa

Periode (s)
No Massa beban (kg)
Ta Tb Tc Td
1. 0,02 0,797 0,695 0,777 0,796
2. 0,05 0,800 0,794 0,795 0,801
3. 0,035 0,799 0,801 0,811 0,833
∑T Tan +Tbn +Tc n+Td n
T= = = Tn2
n n

T1 =
∑T =
0,797+0,695+0,777 +0,796
=¿0.766 2
n 4
= 0,587 s

T₂ =
∑T =
0,800+0,794+ 0,795+0,801
= 0,7982
n 4
= 0,637 s

T₃ =
∑T =
0,799+0,801+0,811+ 0,833
= 0,811 2
n 4
= 0,658 s
4 π2
Kn = (me + mb + mp)
2


4 (3,14)2
K1 = (0,0612 + 0,02 + 0,015)
0,5872
= 10,975
4 (3,14)2
K₂ = (0,0612+ 0,05 + 0,015)
0,6372
= 12,240

Konstanta Gaya Pegas


111
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

4 (3,14)2
K₃= (0,0612 + 0,035+ 0,015)
0,6582
= 10,110

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
6.1 Tabel hasil pengamatan data
6.1.1 Untuk keadaan statis
N
No Massa (kg) Simpangan (m) Gaya (N) K( ) Keterangan
m
1. 0,02 0,34 0,196 0,576
2. 0,025 0,397 0,245 0,616 mp = 0,0079 (kg)
3. 0,035 0,437 4,316 9,854
6.1.2 Untuk keadaan dinamis
N
No Massa (kg) Periode (s) K( ) Keterangan
m
1. 0,02 0,587 10,975 mp = 0,015 (kg)
2. 0,05 0,637 12,240 me = 0,0612 (kg)

Konstanta Gaya Pegas


112
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3. 0,035 0,658 10,110 jumlah


Getaran = 10
6.2 Pembahasan hasil percobaan data
Berdasarkan hasil pengolah data yaitu pada keadaan statis dan keadaan dinamis
bahwa pada keadaan statis dapat kita analisis semakin besar maasa (0,02, 0,025, 0,035)
yang bekarja pada beban maka semakin besar gaya (0,196, 0,245, 4,316) yang akan
bekerja pada beban itu sehingga menghasilakan simpangan (0,34, 0,397, 0,437) yang
semakin besar pula.
Pada keadaan dinamis dapat kita analisis bahwa semakin besar massa (0,02,
0,05, 0,035) yang bekerja pada beban maka semakin besar periode (0,587, 0,637, 0,658)
yang bekerja pada beban tersebut.

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum gaya gesek saya menarik kesimpulan bahwa :

7.1.1 Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali keadaan semula. Gaya ini
ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami renggangan benda-benda mengalami
gaya pegas misalnya per, busur panah, dan karet. Benda-benda elastis banyak
dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan pekerjaan atau demi kenyamanan
manusia.

Konstanta Gaya Pegas


113
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

7.1.2 Hukum hooke menyatakan bahwa “Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastisnya pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya
tariknya”

7.1.3 Gerak harmonika sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstanta. Gerak harmonica sederhana mempunyai kesetimbangan gerak dalam bentuk
sinesodia dan digunakan untuk menganalisa suatu gerak periodic tertentu.

7.2 Saran

7.2.1 Saran untuk labratorium


Alat-alat laboratorium agar lebih dilengkapi demi kestabilan dan kenyamanan
ketika praktikum berlangsung dan kebersihan agar tetap dijaga.

7.2.1 Saran untuk asisten


Semoga asisten tetap sabar dalam mendampingi dan membimbing kami dalam
praktikum fisika dasar sampai selesai.

7.3 Ayat yang berhubungan


“Timbanglah pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran maka barang siapa yang
berat timbanganya (kebaikan) mereka inilah orang-orang yang akan beruntung“ (Q.S
Al-Araf : 8-9)
Dalam percobaan yang kami lakukan yaitu konstanta gaya pegas kami dapat
menambahkan wawasan kami dan percobaan ini membuat kami tau apa manfaat dari
alat pegas itu sendiri dan bagaimana cara menghitungnya dari pandangan ini kami
menarik satu kesimpulan bahwa percobaan ini adalah suatu pembelajaran yang baik dan
harus terus diajarkan kepada semua orang sehingga menjadi suatu kebaikan yang
pahalanya terus-menerus mengalir.

Konstanta Gaya Pegas


114
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA
Cowell, Benjamin. 2006. “Konsep fisika” , Yogyakarta : graha ilmu
Mikarajuddin.2008. ”fisika mekanika klasik” , Jakarta : erlangga
Tipler, paul A. 1998. “Fisika untuk sains dan teknik”, Jakarta : erlangga
Serway, Raymond A, 2014 .“Fisika untuk Sains dan Teknik” , Salemba Teknika.

Konstanta Gaya Pegas


115

Anda mungkin juga menyukai