Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Viskositas merupakan ukuran tekanan (vesistensi) dari suatu cairan yang
mengalir. Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu teo dan logos, teo yang berarti
mengalir dan logos yang berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang aliran zat cair dan defermasi zat padat itu. Rheologi erat kaitannya
dengan viskositas. Viskositas adalah suatu cairan yang mengalir, semakin tinggi
viskositas maka semakin besar tekanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan
dengan symbol η. Di dalam fluida, dikenal istilah viskositas, yang dapat didefinisikan
sebagai kemampuan fluida untuk mengalir.
Pada zat cair jarak antar molekul jauh lebih kecil dibandingkan dengan dengan
gas. Sehingga kohesi molekul disana kuat sekali. Peningkatan temperature
mengurangikohesi molekul karena itu dapat ditentukan pada kekentalannya dengan
viskositas benda yang dijatuhkan pada bahan ringan, misalnya aluminium yang
berukuran kecil. Pada dasarnya penentuan angka kekentalan atau koefisien viskositas
hanya menggunakan rumus stokes sangatlah sederhana hanya saja untuk itu diperlukan
kelereng dari bahan yang ringan serta berukuran kecil dengan jari-jari 1 cm.
Kekentalan atau viskositas merupakan sifat dari suatu zat cair (fluida) yang
disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada
zat cair. Viskositas memiliki alat ukur yang disebut viscometer yang berfungsi untuk
mengukur koefisien gliserin, oli atau minyak viskositas banyak terdapat dalam
kehidupan seperti sirup yang dikentalkan agar tetapawet. Hukum viskositas newton
menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka
tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.Suatu zat memiliki zat tertentu
sehingga terdapat viskositas di dalamnya.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan
antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita
memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula
turun dengan cepat yang kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )


1. Kami dapat memahami Konsep Fisika / mekanika mengenai
kekentalan (viskositas).
2. Kami dapat memahami bahwa gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Kami dapat menggunakan prinsip keseimbangan gaya
stokes, gaya apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Kami dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
3. Kami dapat menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh.
4. Kami dapat menentukan Viskositas Fluida.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan dibagian dalam (internal) suatu fluida Viskositas merupakan ukuran
kemampuan fluida melawan deformasi akibat tegangan geser. Dengan demikian
viskositas memberikan gambaran kemampuan fluida dapat mengalir, sehingga sering
digunakan istilah “kekentalan” fluida. Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental)
tidak ada viskositas (kekentalan)yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika
lapisan-lapisan tersebut menggeser satu di atas yang lainnya Viskositas juga banyak
dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul.
Ada dua jenis viskositas, yaitu dinamik (viskositas absolut) dan viskositas kinematik:
1. Viskositas Dinamis
Menurut Newton, tegangan geser dalam suatu fluida sebanding dengan laju
perubahan kecepatan normal aliran. Laju kecepatan ini juga sering disebut
gradien kecepatan.

Gambar 2.1 Gradien Kecepatan (Sumber : Harialdi dkk, 2015)


Profil Kecepatan dan Gradien Kecepatan
Gradien kecepatan pada setiap harga y didefenisikan :

………………………………………………..........(2.5.1)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tegangan geser yang timbul diformulasikan

………………………………………………................(2.5.2)

Persamaan di bawah disebut persamaan Newton untuk viskositas.Fluida


yang memenuhi persamaan ini disebut fluida newton(Newtonion fluid) dimana
viskositas tidak tergantung pada besarnya deformasi du/dy ; contoh: air, udara,
gas. Zat-zat yang tidak memenuhi persamaan tersebut disebut non Newtonion,
dapat bersifat plastis (pasta gigi), shear thinning (kecap) atau shear thickening.

……………………………………………….............................(2.5.3)

……………………………………………….........................(2.5.4)

Dengan faktor miu kesebandingan yang dikenal sebagai


koefisien viskositas dinamik. Dalam satuan SI, tegangan gesek
diekspresikan dalam N/m2 (Pa) dan gradien kecepatan dalam (m/s),
karena itu satuan SI untuk viskositas dinamik :

………………………………………..(2.5.5)

Dengan demikian dalam sistem SI satuan untuk viskositas dinamik adalah


Ns/m2 atau Pas. Sedangkan viskositas kinematik, dilambangkan dengan huruf
Yunani ϑ (nu) merupakan rasio atara viskositas dinamik dengan kerapatan fluida:

µ
ϑ=
𝜌 ………………………………..............................................(2.5.6)

Dimana : ϑ = Viskositas Kinematik, ρ = Kerapatan fluida, µ = Viskositas


Dinamik

Oleh karena itu, dalam sistem SI satuan viskositas kinematik adalah m2/s.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Viskositas merupakan sifat fluida yang dipengaruhi oleh temperaturnya. Pada


fluida yang berfasa cair umumnya viskositas akan berkurang dengan peningkatan
temperatur, sementara pada fluida berfasa gas berlaku sebaliknya, viskositas
akan bertambah dengan peningkatan temperatur.

2.2 Fluida
Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya
secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil
atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas,
air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir. Sebaliknya batu dan benda2 keras
(seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut
tidak bisa mengalir secara continue). Fluida juga merupakan gugusan yang tersusun
atas molekul2 dengan jarak pisah yang cukup besar untuk gas dan jarak pisah yang
cukup kecil untuk zat cair. Molekul2 tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi,
melainkan zat-zat tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya.
Fluida merupakan salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai partikel kecil
sampi kasat mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah
bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat
kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang.
Fluida dapat di golongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama
antara cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis dan tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan
seringkali harus diperlukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan
bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengmbang sampai mengisi
seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988).

Perbedaan sifat ini dapat dijelaskan dengan perbedaan mekanisme molekuler


yang terkait dengan viskositas pada cairan dan gas. Pada zat cair viskositas dikaitkan
dengan mekanisme gaya intermolekuler (gaya kohesi) yang akan melemah dengan
semakin renggangnya jarak antar molekul akibat pemuaian yang terjadi pada
peningkatan temperatur. Sedangkan pada gas viskositas dikaitkan dengan mekanisme

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

perpindahan molekul antar lapisan fluida yang semakin intensif akibat pertambahan
energi dari meningkatnya temperatur fluida.

Jenis-Jenis Fluida :
1. Fluida diam (Fluida Statis)
Fluida statis atau fluida diam merupakan jenis fluida yang berada pada
kondisi diam dan tidak bergerak. Misalnya air di dalam kolam, air di dalam gelas,
air waduk, air laut, air di dalam sumur, dan lain sebagainya. Hukum-hukum dasar
fisika ang sangat bermanfaat dapat ditemukan oleh para ilmuwan, hal tersebut
berkat dari fluida statis. Hukum- hukum tersebut antara lain; hukum Pascal,
hukum Archimedes, hukum Boyle, teori tekanan hidrostatik, dan lain
sebagainya.
2. Fluida yang Bergerak (Fluida Dinamis)
Fluida dinamis merupakan jenis fluida yang berada dalam kondisi
beregerak dan atau dalam kondisi mengalir. Misalnya, aliran air, air terjun, angin,
dan lain sebagainya.energi potensial yang dapat dijadikan umber energi listrik
dapat ditemukan berkat adanya fluida dinamis. Contohnya yaitu PLT angin, PLT
air. Fluida dinamis ini dapat direkayasa oleh manusia demi untuk kelangsungan
hidupnya dan untuk kesejahteraan bersama.

Hukum Newton tentang viskositas: Pengamatan pada pelat bergerak yang


dipisahkan dari pelat tetap oleh fluida ( gas atau liquid), untuk fluida Newtonian gaya
yang dibutuhkan untuk menggerakan pelat sebanding dengan kecepatan dan luas serta
berbanding terbalik dengan jarak antar pelat.

………....………..............................................(2.5.7)

ket : adalah tegangan geser yang bekerja di sumbu y pada arah sumbu x.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Fluida Newtonian
Sebagaimana disampaikan sebelumnya, tegangan geser, t, pada suatu
fluida berbanding lurus dengan laju regangan gesernya, du/dy, dengan suatu
konstanta proporsionalitas, m. Persamaan 2.1.1 tersebut dikenal sebagai
hukum pertama Newton tentang viskositas.
Walaupun pada dasarnya sudah direkomendasikan untuk selalu
menggunakan satuan system, SI, tetapi dalam praktiknya, viskositas absolut
atau dinamik masih sering dinyatakan dalam system satuan system satuan
yang lain, misalnya dengan Sistem Metrik CGS (centimeter-gram-second),
satuan viskositas adalah poise. Dengan viskositas antara fluida yang satu
dengan fluida lainnya mempunyai variasi yang sangat besar.

Viskositas hanya sedikit bergantung pada tekanan dan biasanya pengaruh


tersebut diabaikan (Munson, dkk., 2002; White, 2005). Namun, seperti yang
disebutkan sebelumnya dan seperti yang diilustrasikan pada gambar 5.2.1, viskositas
sangat sensitif terhadap perubahan suhu.

Gambar 2.2 Korelasi tegangan geser, t, terhadap laju regangan geser, du/dy, untuk
beberapa jenis fluida (sumber : Harialdi dkk, 2015)
2. Fluida Non – Newtonian
Fluida yang tegangan gesernya tidak berbanding lurus dengan laju
regangan (atau laju deformasi angular) atau dengan hukum pertama Newton
tidak berlaku disebut dengan fluida non-Newtonian. Fluida non-Newtonian
sebenarnya banyak dijumpai dalam kehidupan sehari – hari, seperti fluida
yang berupa campuran air dengan tepung jagung, fluida yang berupa cat

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

lateks, fluida yang berasal dari campuran air dengan pasir (quick sand), dan
lain-lain. Analogi dengan persamaan hokum pertama Newton untuk fluida
Newtonian, tegangan geser pada fluida non-Newtonian juga dapat
dikorelasikan dengan laju regangan gesernya, dalam bentuk persamaan
umum sebagai berikut :

du
𝜏= 𝑘( ) ……………………..………...……………...……..(2.5.8)
dy

Dimana: 𝜏:Tegangan geser, k:Indeks Konsistensi, (d u )/(d y):Laju


regangan.
Dengan eksponen, n, dalam persamaan di atas merupakan indeks perilaku
fluida, dan koefisien k adalah indeks konsistensi. Persamaan ini akan menjadi
persamaan hukum pertama Newton untuk n = 1 dan k = m. Untuk memastikan bahwa
t mempunyai tanda yang sama dengan du/dy, persamaan di atas dapat ditulis kembali
sebagai berikut

d u n-1 d u
𝜏 = 𝑘| |
dy dy ………………..……………………...................(2.5.9)
atau
du
𝜏 = µap | | ………….………………..…………………….........(2.5.10)
dy
Dimana :
Dimana 𝜏 : Tegangan geser, k : Indeks Konsistensi, (d u )/(d y) : Laju regangan,
n : Indeks perilaku fluida

2.3 Hukum Stokes


Hukum Stokes Berbunyi : ”Jika sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang
diam maka bola itu akan bekerja suatu gaya gesek
dalam bentuk gaya gesekan dan arahnya berlawanan
dengan arah gerak bola itu sendiri”.
Gaya gesek antara suatu permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida
akan sebanding dengan suatu kecepatan relatif gerak benda ini kepada fluida.
Hambatan gerak di dalam fluida disebabkan gaya gesek antara bagian fluida yang
melekat ke permukaan suatu benda dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek
tersebut sebanding dengan koefisien viskositas (η) fluida.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Menurut Stokes, gaya gesek yaitu :

Fs = 6 π r η v................………….………………..…………………….........( 2.5.11)

Dimana : Fs adalah gaya gesek (N), r adalah jari-jari benda (m) v adalah kecepatan
jatuh dalam fluida (m/s)

Persamaan tersebut dikenal dengan hukum Stokes. Penentuan η dengan


memakai hukum Stokes bisa dilakukan dengan percobaan kelereng jatuh. Sewaktu
kelereng dijatuhkan dalam bejana kaca berisi cairan yang mungkin hendak ditentukan
koefisien viskositasnya, kecepatan kelereng semakin lama akan semakin cepat. Dalam
zat cair, viskositas dihasilkan gaya kohesi antara molekul zat cair. Akan tetapi jika
dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Zat cair
lebih kental daripada gas, hingga untuk mengalirkan zat cair dibutuhkan gaya yang
lebih besar jika dibandingkan dengan gaya yang diberikan untuk mangalirkan gas.

Gambar 2.3. Sebuah bola yang dimasukkan didalam fluida zat cair
(Sumber : Soebyakto dkk, 2016)

Jika sebuah bola pada gambar 2.3 yang mana massa jenisnya lebih besar daripada
massa jenis fluida dan berjari-jari r, dimasukkan kedalam fluida zat cair, maka bola itu
akan jatuh di percepat sampai suatu saat kecepatannya maksimum. Pada kecepatan
Vmaks, benda bergerak beraturan sebab gaya beratnya telah diimbangi gaya gesek
fluida.
Semakin besar viskositas (kekentalan) fluida, maka sulit fluida untuk mengalir dan
menunjukkan bahwa sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Kesemua zat
cair itu dapat dikkategorikan kedalam fluida karena sifat-sifatnya fluida yang bisa
mengalir dari tempat yang satu ketempat yang lain, seperti minyak pelumas.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar2.3 Gaya-gaya yang bekerja pada benda (Sumber : Soebyakto dkk, 2016)

Jika sebuah benda memiliki bentuk bola dan jatuh bebas dke alam suatu fluida kental
(gambar2.3), kecepatannya akan bertambah sebab pengaruh gravitasi bumi hingga
mencapai pada suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap itu
dinamakan dengan kecepatan terminal. Ketika kecepatan terminal tercapai, berlaku
keadaan diatas

Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya
kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, nampak mula-
mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak
cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus
beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada
gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan
yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris (Sears, 1984).

Fs = 6πηrv
….................................................................................................................(2.5.12
Dimana: η : koefisien kekentalan, r : jari-jari bola kelereng, v : kecepatan relative
bola terhadap fluida.

Gaya gesek antara permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida akan
sebanding dengan kecepatan relative gerak benda terhadap fluida. Hambatan gerak
benda di dalam fluida diseabkan gaya-gaya gesek antara bagian fluida yang melekat
kea lam permukaan benda dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek itu
sebanding dengan koefisien viskositas (η) fluida. Persamaan (5.2.8) pertama kali
dijabarkan oleh Sir George Stokes tahun 1845, sehingga disebut Hukum Stokes.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Sebuah bola padat memiliki rapat massa ρb dan berjari-jari r dijatuhkan tanpa
kecepatan awal ke dalam fluida kental memiliki rapat massa ρf, di mana ρb > ρf. Telah
diketahui bahwa bola mula-mula mendapat percepatan gravitasi, namun beberapa saat
setelah bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan kecepatan konstan. Kecepatan
yang tetap ini disebut kecepatan akhir vT atau kecepatan terminal yaitu pada saat gaya
berat bola sama dengan gaya apung ditambah gaya gesekan fluida.

Gambar 2.3 Gaya Pada Saat Bola Dengan Kecepatan Tetap


( Sumber : Soebyakto dkk, 2016)
Keterangan : FA = gaya Archimedes, FS = gaya Stokes, W= mg = gaya berat
kelereng.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas


1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3. Berat molekul solute


Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat akan member beban yang berat
pada cairan sehingga menaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositasnya suatu cairan dan
semakin rendah tekanan maka viskositasnya suatu cairan akan kecil.

2.5 Konsep viskositas


Fluida baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang meyusun suatu fluida. Jadi molekul-
molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalamzat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini biasa dibuktikan dengan
menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai yang permukaannya miring. Pasti
hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu.semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di
dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill
= nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan
fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.Fluida
ideal hanya model yang digunakan untukmembantu kita dalam menganalisis aliran
fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Satuan system internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 =


Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koefisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam
sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang
ilmuan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille. 1 poise = 1 dyn.s/cm2 = 10-
1
N.s/m2.
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat
cair. Jarak antar molekulnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah
molekul itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling
bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya
kecepatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (While,1988). Semakin besar
viskositas fluida, maka semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul
zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara
molekul gas.
Dalam suatu fluida ideal tidak ada viskositas yang menghambat lapisan-
lapisan fluida ketika lapisan-lapisan tersebut menggeser satu di atas lainnya.
Untuk fluida yang sangat kental diperlukan gaya yang lebih besar, sedangkan
untuk fluida yang kurang kental diperlukan gaya yang lebih kecil.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama kami mengukur diameter dalam dan diameter luar dari tabung
besar,setelah itu kami mengukur diameter bola I dan bola II.Kemudian kami
mengukur dan menentukan jarak pada tabung besar sesuai petunjuk
asisten.Setelah itu kami mengukur suhu fluida sebelum percobaan dan kembali
mengukur suhu fluida sesudah percobaan. Kemudian kami menjatuhkan bola I
tepat berada di atas permukaan fluida dan dijatuhkan tanpa ada gaya yang
diberikan.setelah bola dijatuhkan maka,kami menghitung waktu yang dibutuhkan
bola untuk sampai pada jarak yang ditentukan.kemudian kami melakukan
percobaan yang sama pada bola II yang berbeda ukuran besarnya dari bola I.
setelah melakukan percobaan tersebut berulang-ulang sesuai petunjuk
asisten,kami kemudian menimbang massa dari bola dan massa dari fluida.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

TABEL DATA PENGAMATAN


Bola M bola Diameter Jarak Waktu Keterangan
(gr) bola(mm) t1 t2 t3

16,01 10 0,19 0,20 0,21 Tawal = 30,2oC


I 5 16,31 20 0,45 0,46 0,46 Takhir = 30,3o C
Gelas kosong
16,20 30 0,69 0,70 0,71
=124 gr
11,97 10 0,25 0,24 0,25 Gelas isi
II 2 =162gr
11,50 20 0,47 0,48 0,49
V= 34 x 10-4 m3
12,30 30 0,80 0,83 0,85 ρf = 0,76gr/cm3

Kelompok : 5A
Nama Stambuk
1. Agung Pratama Husain 09320190116
2. Muh.Geosly Ahsan 09320190168
3. Ferrys Saputra 09320190172
4. Novita Riskia Cahyani 09320190171
5. Muhammad Alif Mauli 09320190170

Makassar,27 Oktober 2019


ASISTEN

(Chaerul)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, W., et al (2014). Viskositas Cairan. Kimia Fisika II, 1–11.


Budianto, Anwar. 2012, “Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan
Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes”. Sekolah Tinggi Teknologi
Nuklir. ISSN 1978-0176
Harinaldi, dan Budiarso. 2015. “Sistem Fluida”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kironoto, Bambang, Agus. 2016. “Statika Fluida”. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Soebyakto, dkk, 2016, “Nilai Koefisien Viskositas Diukur Dengan Metode Bola Jatuh
Dalam Fluida Viskos”.Universitas panacasakti Tegal. Volume 13 No. 2

Viskositas Fluida

Anda mungkin juga menyukai