Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

POLIGON GAYA

DISUSUN OLEH

NAMA :
1. Nur Wahid Ashari (09320200039)
2. Muh. Al-Qadri Anang (09320200038)
3. Ahmad Ayubi (09320200037)
4. Muh. Azzam Adzami (09320200040)
5. Filardy .S (09320200036)
FREK/JURUSAN:1/4B

FAK/JURUSAN : TEKNOLOGI INDUSTRI/TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari - hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari
yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang
kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, seperti
yang ada di lingkungan kita. Pada percobaan kemarin,yaitu tentang menentukan
resultan gaya pada suatu beban,dimana pada percobaan ini bersangkut paut dengan
hukum newton yang berlaku. Beberapa gaya yang bekerja secara bersama-sama
terhadap satu titik tertentu, baik searah, atau berlawanan, akan menghasilkan dengan
gaya yang sama, dengan gaya tunggal yang memiliki besar dan arah yang tepat.
Apalagi dalam menghadapi era globalisasi saat ini, serta pasar bebas yang akan
segera kita masuki, lebih menuntut penguasaan dan penerapannya dalam
menghadapi masalah-masalah yang kompleks. Massa dan berat juga yang mahasiswa
lakukan dalam percobaan ini sangatlah berbeda karena yang membedakan adalah dari
pengaruhnya gravitasi dimana kalua massa gravitasinya sampai kapanpun tidak akan
berubah sedangkan pada berat bias saja berubah sesuai dengan percepatan
gravitasinya. Pada Titik - titik yang telah diperoleh dari perboaan kerangka dasar
horizontal dan vertikal inilah yang akan membentuk sebuah poligon yang dapat
dilihat dengan adanya garis - garis yang menghubungkan titik - titik tersebut.
Ternyata dalam aplikasi ilmu tersebut, percobaan yang diberikan kepada mahasiswa
tidak akan dikuasai sempurna tanpa adanya praktek - praktek yang merupakan salah
satu sarana yang baik untuk menguasai ilmu sekaligus mempraktekannya.Pengukuran
poligon, sendiri dapat di ukur dengan alat jangkar dimana yang dapat dilakukan untuk
menentukan suatu letak pada titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik
lainnya pada suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran
sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi dari koordinat - koordinat dari titik-
titik pada hal yang dimana termasuk di dalam titik koordinat-koordinat yang dimana
di maksudkan pada sebuah di dalam teori tersebut sedemikian rupa dengan yang di
maksud. Sehingga praktikum ini akan sempurna ketika titik-titik yang di kumpulkan

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

dalam percobaan ini akan di satuhkan dan dapat membentuk suatu poigon gaya sesuai
judul pada praktikum tersebut.
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1.Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
1. Kami dapat memahami konsep penyusun gaya
2. Kami dapat menerapkan konsep metode poligon gaya pada sistem yang
bekerja lebih dari dua gaya
1.2.2. Tujuan Instruksi Khusus ( TIK)
1. Kami dapat menentukan besarnya sudut dari gaya yang terbentuk dan
menggambarkannya
2. Kami dapat menentukan nilai resultante gaya secara analitis dan grafis

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian gaya


Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu
benda. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga mempunyai
arti yang tidaksama, namun keduanya saling berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat,
tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Tarikan dan dorongan yang dilakukan
memerlukan tenaga. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya
dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan
alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya
dapat memengaruhi gerak dan bentuk benda. Gerak adalah perpindahan posisi atau
kedudukan suatu benda. Bentuk benda adalah gambaran wujud suatu benda. Gaya
adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya dapat
menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada  benda. Gaya
termasuk ke dalam besaran Vektor, karena memiliki nilai dan arah. Sebuah Gaya
disimbolkan dengan huruf F (Force) dan Satuan Gaya dalam SI (Satuan
Internasional) adalah Newton, disingkat dengan N. Pengukuran gaya dapat dilakukan
dengan alat yang disebut dinamometer atau neraca pegas. Untuk melakukan sebuah
gaya diperlukan usaha (tenaga), semakin besar gaya yang hendak dilakukan, maka
semakin besar pula Usaha (tenaga) yang harus dikeluarkan.
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi, dan
juga berubah arah. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya harus kita keluarkan
untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan
dengan huruf F singkatan dari Force secara singkat.
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah. Besar
kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan untuk suatu kegiatan,
tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F
singkatan dari Force Secara singkat gaya merupakan besaran vektor.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi dua
kelompok lain yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan, kecepatan,
percepatan gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang mempunyai besar saja
dan tidak mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu dan volume. Besaran
vektor dinotasikan dengan huruf di atasnya ada anak panah atau huruf dicetak
tebal.Untuk menghitung resultan dari vektor, dapat menggunakan metode jajar
genjang poligon dan analitik. Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah
bentuk, berubah posisi, berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga
berubah arah. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan
disimbolkan dengan huruf F singkatan dari Force. Sir Isaac Newton (1642-1727).
Secara singkat gaya merupakan besaran vektor.
2.1.1 Sifat-sifat Gaya
Berdasarkan penjelasan diatas gaya dapat disimpulkan bahwa gaya memiliki
beberapa sifat sebagai berikut:
1. Gaya dapat mengubah arah gerak benda
2. Gaya dapat mengubah bentuk benda
3. Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara menggerakkan atau
memindahkannya.( Marthen Kanginan,2004)
2.1.2 Rumus dan Satuan Gaya
Gaya dirumuskan dengan tiga rumusan dasar yang menjelaskan kaitan gaya
dengan gerak benda. Tiga rumusan dasar ini adalah Hukum Newton satu, dua, dan
tiga
1. Hukum newton I
Jika resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya) yang bekerja pada benda
sama dengan nol, maka benda semula diam akan tetap diam, dan benda yang
bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak
lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan (Marthen kangiman, 2013).
jadi rumus Hukum Newton I adalah :

∑F = 0 ……………...…….......................................................................(1.2.1)

 
Dimana : ∑F = resultan gaya (Kg m/s2)

Contoh Hukum Newton I


POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

a. Saat menaiki mobil yang bergerak cepat kemudian di rem penumpang akan
terdorong kedepan.
b. Mobil berjalan keadaan pelan kemudian mendadak menginjak gas maka
penumpang akan tercondong ke belakang.
c. Jika meletakkan misalnya koin pada atas kain kemudian kain tersebut diTarik
secara cepat, maka koin tersebut akan tetap.

2. Hukum Newton II
Percepatan (perubahan dari kecepatan ) gerak benda selalu berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding terbalik
dengan massa benda (Marthen Kangiman, 2013).
Jadi∑ rumus hukum newton II adalah :
….………….……………………….................................(1.2.2)
F = m.a
Dimana : ∑F = resultan gaya (Kg m/s2), m = Massa Benda,(Kg),a = Percepatan(m/s2)

b.  
Contoh Hukum Newton II:
a. Menarik gerobak mengangkut pupuk dari rumah ke lading
Jika di tarik dengan gaya yang sama mobil-mobil yang masasanya lebih besar
(ada beban) percepatannya lebih kecil, sedangkan pada mobil-mobilan yang
sama (massa sama) jika ditarik dengan gaya yang lebih besar akan mengalami
percepatan yang lebih besar pula.
c. Mengiring bola pada permukaan datar

3. Hukum Newton III


Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, artinya jika suatu benda mengerjakan
gaya terhadap benda kedua makan, benda kedua akan membalas gaya dari benda
pertama dengan arah yang berlawanan (Marthen Kangiman, 2007).

Jadi rumus hukum newton III adalah :

Faksi= -freaksi
…………….……….………………………………...................………(1.2.3)
m.a
Dimana : Faksi = Arah, Freaksi = Gaya , (-) = Gaya yang berlawanan

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Contoh Hukum Newton 3


1. Pada saat duduk pada kursi busa, berat badan akan menekan kursi kebawah,
sedangkan kursi akan menahan berat badan keatas.
2. Melempar bola pada dinding maka bola akan berbalik dengan kekuatan sama
3. Jika seseorang memakai sepatu roda dan mendorong dinding, maka dinding
akan mendorong sebesar sama dengan gaya yang kamu keluarkan tetapi
arahnya berlawanan, sehingga orang tersebut terdorong menjauhi dinding.

2.2 Massa
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu
benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau.
Massa dapat diartikan sebagai ukuran kuantitatif dari inersia yang semakin besar
massa benda, semakin besar hambatan dari massa benda tersebut untuk di
percepat.konsep ini dengan mudah dapat di hubungkan dengan kegiatan sehari-hari,
jika anda memukul bola tenis meja dan kemudian bola basket dengan gaya yang
sama. Maka bola basket akan memulai percepatan yang lebih kecil karena memiliki
massa yang lebih besar. Jika sebuah gaya menghsilkan percepatan yang besar, maka
benda massa kecil; jika gaya yang sama menyebabkan percepatan kecil, maka massa
benda besar.
Satuan massa dalam SI adalah kilogram secara resmi di definisikan sebagai
massa dari sebuah potongan yang terbuat dari paduan platina – iridium yang di
simpan dalam kotak besi di dekat paris. Kita dapat menggunakan kilogram standar ini
untuk mendefinisikan newton :Satu newton adalah jumlah gaya total yang
memberikan percepatan sebesar satu meter per sekom kuadrat pada sebuah benda
yang bermassa satu kilogram.
Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat
(misalnya untuk berat badan, alih-alih massa badan). Namun menurut pemahaman
ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan
gravitasi. Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat
mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima
untuk benda-benda yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Bulan, maka berat benda tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun
massanya tetaplah sama.

A. Berdasarkan sentuhan benda, gaya dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Gaya sentuh
Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja dengan sentuhan. Artinya suatu gaya
akan menghasilkan efek apabila terjadi sentuhan, maka gaya akan diberikan gaya
tersebut, apabila tidak terjadi sentuhan, maka gaya tidak bekerja pada benda. Gaya ini
akan muncul ketika benda tidak akan bekerja pada benda. Gaya ini akan muncul
ketika benda bersentuhan dengan benda lain yang menjadi sumber gaya. Contohnya
ketika seseorang hendak memindahkan meja, maka ia harus menyentuh meja tersebut
kemudian mendorongnya ke tempat tujuan, pada kasus ini terjadi sentuhan antara
manusia sebagai sumber gaya, dan meja sebagai target yang benda berikan gaya.
Apabila terjadi sentuhan maka meja tidak akan berpindah sesuai keinginan.
2. Gaya Tak Sentuh
Gaya tak sentuh adalah gaya yang akan bekerja tanpa terjadinya sentuhan.
Artinya Efek dari gaya yang dikeluarkan oleh sumber gaya tetap dapat dirasakan oleh
benda walaupun mereka tidak bersebtuhan. Contohnya adalah Gaya Magnet dan
Gaya Gravitasi, pada gaya magnet ketika kita meletakkan besi di dekat magnet
(tampa bersentuhan), maka besi tersebut akan ditarik ke arah magnet karena
merasakan efek dari gaya yang dikeluarkan oleh magnet tersebut.
B. Berdasarkan jenis gaya, gaya dibedakan menjadi 6 yaitu:
1. Gaya Otot
Sesuai dengan namanya Gaya otot merupakan gaya yang dilakukan oleh
makhluk hidup yang memiliki otot. Gaya timbul dari koordinasi daristruktur otot
dengan rangka tubuh. Gaya Otot Termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh.
Contohnya adalah seseorang yang mengangkat batu. Untuk mengangkat batu
tersebut, otot di dalam tubuhnya berkordinasi sehingga mampu menggerakan tangan
untuk mengangkat batu.
2. Gaya pegas
Gaya Pegas adalah gaya dihasilkan oleh sebuah pegas. Gaya pegas disebut
juga gaya lenting pulih yang terjadi karena adanya sifat keelestisa suatu benda . Gaya

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

pegas termasuk kedalam kelompok gaya sentuh . Gaya pegas timbul karena pegas
dapat memapat dan merenggang sehingga bentuknya dapat kembali seperti semula
setelah terjadi gaya tersebut.Pegas selaluterjadi pada benda lenting yang bentuknya
diubah misalkan gaya pegas timbul pada bambu yang dibengkokkan atau busur pana
yang ditarik untuk mengurangi pengaruh dari getaran . Contohnya adalah ketika
seseorang pemanah menarik anak panah ke belakang, maka busur pada panah
tersebut akan mengikuti arah busur yang di tarik, kemudian setelah anak panah
dilepaskan, maka pegas pada busur panah akan kembali kebentuk semulanya. contoh
lainnya adalah ketapel, sistem kerjanya sejenis dengan busur panah.
3. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang timbul karena terjadinya persentuhan langsung
antara dua permukaan benda. Gaya Gesek merupakan gaya yangarahnya selalu
berlawanan dengan arah gerak benda atau arah gaya luar. Gaya gesek termasuk ke
dalam kelompok gaya sentuh. Besar kecilnyagaya gesekan ditentukan oleh halus atau
kasarnya permukaan benda. Semakin halus permukaan, maka semakin kecil gaya
gesekan yang timbulsehingga gaya yang dibutuhkan untuk membuat benda tersebut
bergeraksemakin kecil juga. Contohnya apabila batu yang sama dengan jumlahgaya
luar yang sama di gerakan pada 2 permukaan, satu di lantai keramik(Halus), satu lagi
di lantai semen (kasar), maka pergerakan batu di lantai keramik akan lebih cepat da
mudah dibandingkan pergerakan batu padalantai semen. Gaya Gesek terbagi menjadi
dua, yaitu :
a.  Gaya Gesek Statis,
yaitu gaya gesek yang terjadi ketika benda diam.Gayagesek statis terjadi apabila gaya
luar yang diberikan kepada bendanilainya sama dengan gaya gesekan yang terjadi
sehingga bendatersebut akan diam tidak bergerak karena resultan (penjumlahan)
gayayang terjadi padanya sama dengan nol. Contohnya, ketika ada sebuah benda
diletakkan pada bidang miring dan benda tersebut kita tahan dengan tangan, maka
beda itu tidak akan bergerak (tetap diam) karena resultan gaya dari tangan kita sa
dengan resutan gaya gesek yang terjsdi, namun apabila kita melepaskannya, maka
benda tersebut akan kembali bergerak.
b.   Gaya Gesek Kinetik, yaitu gaya gesek yang terjadi ketika benda dalamkeadaan
bergerak. Gaya Gesek Kinetik terjadi ketika nilai gaya gesekselalu lebih kecil

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

dibandingkan gaya luar yang bekerja padanya,sehingga gaya luar menang dan
membuat benda tersebut bergerak.Contohnya adalah gaya gesek antara permukaan
mobil dengan aspalketika mobil bergerak, gaya gesek yang terjadi lebih kecil, dari
gaya mesin sehingga mobil mampu bergerak.
4. Gaya Mesin
Gaya Mesin adalah gaya yang di hasilkan oleh kerja mesin, seiring
berkembangnya teknologi, mesin yang di buatpun semakin canggih . Gaya mesin
sangat membantu dalam meringankan aktivitas manusia. Contohnya adalah kerja
mobil dan motor .
5. Gaya Gravitasi Bumi (Gaya Berat).
Gaya Gravitasi Bumi adalah Gaya tarik bumi terhadap seluruh benda bermassa
yang terdapat pada permukaannya. Dengan adanya gravitasi bumi , maka kita dapat
berdiri tanpa masalah di permukaannya , apabila tidak terdapat gaya gravitasi bumi,
maka setiap benda akan melayang seperti halnya di luar angkasa tanpa arah karena
tidak adanya gaya tarik atau gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda
bermassa yang berada di luar angkasa.
6. Gaya Listrik
Gaya Listrik adalah gaya yang dihasilkan oleh benda-benda bermuatan listrik
dalam medan listrik. Contohnya adalah kipas angin bekerja dengan mengubah energi
listrik menjadi energi gerak.(Abdullah,2016)
Rumus Gaya Listrik :
Jika dinyatakan dalam persamaan matematis, gaya listrik dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut ini : Dimana q merupakan muatan objek dan E adalah
medan listrik. Medan listrik sendiri merupakan efek yang ditimbulkan oleh
keberadaan muatan listrik, mislanya elektron, ion atau proton dalam ruangan dan
lingkungan di sekitarnya. Medan listrik sendiri mempunyai satuan Newton per
Coulomb atau N/C yang pada umumnya berkaitan erat dengan gaya listrik ataupun
muatan listrik. Gaya listrik, sebagaimana umumnya gaya, dilambangkan dengan
huruf F atau biasa diberi indeks kecil di bawah E (electric) atau L (listrik).
7. Gaya Magnet
Gaya Magnet adalah gaya pada magnet yang mampu menarik benda – benda
tertentu. Benda yang mampu ditarik oleh magnet disebut benda magnetis, umumnya

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

terbuat dari besi atau baja, ataupun logam lainnya. Semakin dekat magnet dengan
benda magnetis, maka gaya tarik magnet tersebut semakin besar. Gaya magnet dapat
menarik benda meskipun tanpa menyentuhnya, oleh karena itu Gaya magnet
termasuk ke dalam kelompok Gaya Tak Sentuh.Magnet yang digunakan adalah
magnet buatan magnet buatan terbuat dari logam yaitu besi baja terbuat dari
feromagnetik magnet dari besi lebih mudah dibuat dari pada baja karena magnet dari
baja memiliki sifat kemagnetan yang lama ,itu penyebab besih mudah dibuat menjadi
magnet daripada baja magnet alam merupakan magnet yang dibentuk secara alami
sedangkan magnet buaran merupakan magnet yang dibuat manusia magnet buatan
dibedakan menjadi dua yaitu magnet tidak tetap dan magnet tetap yang dibuat dari
baja.Contohnya adalah paku apabila didekatkan ke sebuah magnet, maka ia akan
tertarik ke arah magnet tersebut, maka paku merupakan benda magnetis.

2.3 Vektor

Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua yaitu besaran vektor dan besaran
skalar. Besaran yang hanya memiliki nilai disebut besaran skalar contoh besaran
massa, panjang, waktu masign-masing memiliki nilai saja yaitu misal 5 Kg, 6 m, dan
7 menit. Sedangkan besaran yang memiliki yang memiliki nilai dan arah disebut
besaran vektor contoh besaran kecepatan, gaya masing-masing 5 m/detik ke utara, 6
newton ke timur. Besaran dinotasikan dengan huruf diatasnya ada anak panah atau
huruf dicetak tebal sedangakan huruf tampa cetak tebal adalah nilai (besar) vektor.
Lambang besaran vektor yaitu anak panah dimana panjang ruas garis menunjukkan
nilai vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor. Dalam hal ini bisa ditentukan
resultan vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu titik.

Vektor pada bidang datar mempunyai komponen yaitu pada sumbu x dan y.
Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya memopunyai
satu komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja pada suatu menyusun
suatu vektor hasil (resultan vektor) untuk mendapatkan besaran hasil penjumlahan
ataupun pengukuran vektor tertentu tidak akan digunakan cara di atas tetapi
menggunakan perhitungan rumus.Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik
pangkalnya asalakan tidak berubah besar dan arahnya.

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Setiap vektor diuraikan ke dalam komponen vektor yang di inginkan.


Penguraian vektor dilakukan untuk mempermudah penjumlahan dua buah vektor atau
lebih. Pemahaman konsep ini akan sangat bermanfaat untuk lebih mendalami
pelajaran fisika, khususnya untuk bidang mekanika, medan listrik dan bidang lainnya

2.4 Penjumlahan Vektor


Dalam penggunaan vektor, dua buah atau lebih dapat dijumlah, dikurang,
dikalikan atau dibagi. Kegiatan ini disebut operasi vektor. Menjumlahkan dan
mengurangkan vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara metode grafis seperti
metode poligon, jajar genjang dan segitiga Secara eksperimen telah ditemukan bahwa
jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda yang sama, percepatan benda adalah
sama seperti jika benda dikenai gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vektor
gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor
2.4.1 Penjumlahan vektor dengan metode jajar genjang
Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajargenjang yang
terbentuk dari dua vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap vektor.Untuk
vektor segaris, penjumlahannya adalah R= A + B + C + n dan seterusnya
Untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar dibawah

Gambar 1.2.1 Metode jajar genjang jumlah vector (sumber: Abdulah, 2016)

2.4.2 Penjumlahan vektor dengan metode segitiga


Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangkai vektor I ke ujung yang lain
titik pangkal vektor pertama dengan titik ujun vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar
berikut ini.(Ahmad fauzi, 2012)

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 1.2.2Metode Segitiga (Sumber: Abdulah,2016)


Gambar 1.2.3Penjumlahan Vektor Dengan Metode Segitiga (Sumber:Abdulah,

2016)

2.5 Poligon
Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi herisontal banyak titik
dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran
sudut dari jarak sehingga membentuk rangkaian titik atau poligon. Adapun macam-
macam poligon adalah :

2.5.1 Poligon tertutup


Poligon tertutup adalah poligon yang titik awalnya dan akhirnya menjadi satu.
Poligon tertutup ini hanya membutuhkan sau titik kontrol yang sudah diketahui
koordinatnya yaitu titik awal yang sekaligus digunakan sebagai titik akhir poligon,
sudut sisi awal akan sama dengan sudut jurusan akhir.
Gambar poligon tertutup

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar1.2.3 Poligon Tertutup(Sumber: Abdulah,2016)


Syarat geometri sudut adalah sebagai berikut.
Syarat sudut ukuran:

∑β = (n-2). 180 Fβ apalagi sudut dalam


……………...……………….…..…...........................................….....(1.2.4)

. ∑β = (n+2). 180 Fβ apalagi sudut………........….………………............…....….(1.2.5)


luar

Dimana : n = Jumlah titik Poligon, ∑β = jumlah sudut hasil pengukuran,Fβ = faktor


kesalahan absis
2.5.2 Poligon terbuka
   Poligon terbuka(secara geometris dan matematis), terdiri atas serangkaian
garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah
titik.
Dalam poligon terbuka terbagi menjadi tiga jenis poligon terbuka yaitu:
a. Poligon tebuka terikat sempurna
b. Poligon terbuka terikat sepihak
c. Poligon terbuka tidak terikat

Gambar 1.2.4 Poligon Terbuka (Sumber:Abdullah,2016)

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.5.3 Poligon bercabang


Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih
titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi. Ini adalah kabar buruk dan baik:
simpul kompleks lebih menantang, secara komputasi, untuk mengidentifikasi, namun
simpul rumit juga jarang terjadi dalam kasus bebas Pengurungan memungkinkan kita
untuk mengamati perilaku simpul kompleks yang tidak akan tersedia dalam kasus tak
terbatas untuk panjang poligon yang kita pelajari. (Barnett Rich,2004).

Gambar 1.2.5 Poligon Bercabang(Abdullah,2016)

2.5.4 Poligon kombinasi


Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari bentuk-
bentukpoligon yang ada.

Gambar 2.6 Gambar Kombinas( Abdullah,2016)

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Poligon menurut titik ikatannya :


a. Poligon terikat sempurna
Poligon yang terikat semurna ini dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun
poligon terbuka. Suatu titik dikatakan sempurna jika sebagai titik ikat apabila
diketahui koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatannya
berada di atas titik yang akan dihasilkan.
b. Poligon terikat tidak sempurna
Suatu poligon yang tidak terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon
tertutup ataupun poligon terbuka. Dikatakan titik ikat yang tidak sempurna apabila
titik ikat tersebut diketahui koordinatnya atau hanya jurusannya.
c. Poligon tidak terikat / bebas
Suatu poligon tidak terikat / bebas apabila poligon tersebut terbuka tanpa ikatan
sama sekali (poligon lepas), pengkukuran sepeti ini kan terjadi pada derah-daerah
yang tiak ada titik tetapnya dan sudut melakukan pengukuran baik secara artonimis
maupun secara satelit. Poligon seperti ini di hitung dengan orientasi lokal artinya
koordinat dan azimuth awalnya di misalkan sembarang.

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

A B C

Gambar 3.1 Peralatan Pratikum Poligon Gaya


(a) Peraga poligon gaya, (b) Beban pemberat, (c) Busur derajat

3.2 Prosedur Percobaan


Pertama-tama menyiapkan alat yang diperlukan untuk percobaan yaitu busur
derajat, dan beban pemberat. Setelah itu kami menyeimbangkan tali dan menahannya
dengan jari pada peralatan polygon gaya. Setelah seimbang kami kemudian memberi
beban pemberat pada keempat sisinya. Setelah beban pemberat dimasukkan, kami
kemudian melepaskan secara perlahan dan melihat kearah mana tali pada alat
polygon bergerak. Setelah itu kami kemudian mengukur sudut setiap sisi yang
dibentuk akibat beban pemberat yang diberikan dengan busur derajat. Kami
menghitung sudut yang dibentuk pada keempat sisi tersebut dengan menahan tali
pada alat polygon agar arah dan sisinya tidak berubah. Kami melakukan percobaan
tersebut sebanyak 5 kali pada setiap beban pemberat. Setelah melakukan percobaan
tersebut, selanjutnya kami melakukan percobaan yang sama dengan mengubah beban
pemberat yang dimasukkan. Kami melakukan percobaan yang sama terhadap beban
kedua yang dimasukkan pada menghitung sudut yang dibentuk sebanyak 5 kali sesuai
dengan petunjuk atau arahan dari asisten.

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV

DATA PENGAMATAN
TABEL I

No. θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan


1. 41 39 42 45 M1 = 0,07 kg
2. 40 39 43 45 M2 = 0,05 kg
3. 40 40 42 44 M3 = 0,05 kg
4. 41 39 42 43 M4 = 0,04 kg
5. 40 40 43 46

TABEL II
No. θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan
1. 42 42 43 40 M1 = 0,04 kg
2. 42 43 45 40 M2 = 0,03 kg
3. 40 44 42 43 M3 = 0,05 kg
4. 41 44 44 41 M4 = 0,02 kg
5. 41 44 43 41

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari/Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2020

Frekuensi :1

Anggota Kelompok : 1 Nur Wahid Ashari 09320200039.

2. Ahmad Ayubi 09320200037

3. Muh. Al-Qaqdri Anang 09320200038

4. Muh. Azzam Adzami 09320200040

5. Filardy .S 09320200036

Makassar, 18 Oktober 2020

ASISTEN

( Andi Humaerah Hudhana.S )

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5. 1 Perhitungan Secara Matematika


a. Sudut (θ) rata – rata
Tabel I

Σθmn θ1+ θ2+ θ3 + θ4+ θ5


θmn = =
n 5

θ1+ θ2 +θ3 +θ4 +θ 5


θ M1 = ∑ θ M1 =
5
41+40+ 40+ 41+ 40
=
5
202
=
5
= 40,4°

39+39+40+ 39+ 40
θ M 2 =∑ θ M 2 =
5
197
=
5
= 39,4°
42+43+ 42+ 42+ 43
θ M 3 =∑ θ M 3 =
5
212
=
5
= 42,4°
45+ 45+44 +43+ 46
θ M 4 =∑ θ M 4 =
5
223
=
5
= 44,6°

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tabel II

θ1+ θ2 +θ3 +θ4 +θ 5


θ M1 = ∑ θ M1 =
5
42+42+ 40+ 41+ 41
=
5
206
=
5
= 41,2°

42+43+ 44+ 44+ 44


θ M 2 =∑ θ M 2 =
5
217
=
5
= 43,4°
43+ 45+42+ 44+ 43
θ M 3 =∑ θ M 3 =
5
217
=
5
= 43,4°
40+ 40+43+ 41+41
θ M 4 =∑ θ M 4 =
5
205
=
5
= 41°

b. Gaya – gaya pada sumbu x

Fxn = m.g.cos θmn

TABEL I

F x 1= m . g cos θ m1
¿ 0,07 × 9,81 × cos 40,4°
¿ 0,68 × 0,8
¿ 0,52 N
F x 2= 0,05 × 9,81 × cos 39,4°

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= 0,5 × 0,77
= 0,38 N
F x 3 = 0,05 × 9,81 × cos 42,4°
= 0,5 × 0,73
= 0,4 N
F x 4 = 0,04 × 9,81 × cos 44,6°
= 0,39 × 0,71
= 0,3 N

TABEL II

F x 1 = m . g cos θ m1
¿ 0,04 × 9,81 × cos 41,2°
¿ 0,4 × 0,75
¿ 0,3 N
F x 2 = 0,03 × 9,81 × cos 43,4°
= 0,3 × 0,72
= 0,21 N
F x 3= 0,05 × 9,81 × cos 43,4°
= 0,5 × 0,72
= 0,36 N
F x 4 = 0,02 × 9,81 × cos 41°
= 0,2 × 0,75
= 0,15 N
c. Gaya – gaya pada sumbu y

Fyn = m.g.sin θmn

TABEL I

F y 1= m . g sin θ m1

¿ 0,07 × 9,81 × sin 40,4 °

¿ 0,68 × 0,64

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

¿ 0,44 N

F y 2 = 0,05 × 9,81 × sin 39,4°

= 0,5 × 0,63

= 0,31 N

F y 3 = 0,05 × 9,81 × sin 42,4°

= 0,5 × 0,67

= 0,34 N

F y 4 = 0,04 × 9,81 × sin 44,6°

= 0,39 × 0,7

= 0,27 N

TABEL II

F y 1 = m . g sin θ m 1

¿ 0,04 × 9,81 × sin 41,2°

¿ 0,4 × 0,65

¿ 0,26 N

F y 2 = 0,03 × 9,81 × sin 43,4°

= 0,3 × 0,68

= 0,2 N

F y 3 = 0,05 × 9,81 × sin 43,4°

= 0,5 × 0,68

= 0,3 N

F y 4 = 0,02 × 9,81 × sin 41°

= 0,2 × 0,65

= 0,13 N

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

d. Resultan gaya pada sumbu x

Rx = Fx1 + Fx2 + Fx3 + Fx4

TABEL I

R X = 0,52+0,38+ 0,4+¿ 0,3


¿ 1,6N

TABEL II

R X = 0,3+0,21+ 0,36+¿0,15
¿ 1,2 N

e. Resultan gaya pada sumbu y

Ry = Fy1 + Fy2 + Fy3 + Fy4

TABEL I

R y = 0,44 + 0,31 + 0,34 + 0,27


¿ 1,36 N

TABEL II

R y = 0,26 + 0,2 + 0,3 + 0,13


¿ 0 , 89N
f. Jumlah gaya yang bekerja pada sistem resultan

R = √ (Rx) ²+ ( Ry ) ²

TABEL I

R = √ ( 1,6 )2 + ( 1,36 )2
=√ ( 2,56 ) +¿ ¿)
= √ 4 ,4
= 2,1 N

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TABEL II

R = √ ( 1,36 )2 + ( 0,89 )2
=√ ( 1,84 ) +(0,79)
= √ 2,63
= 1.62 N
c. Gaya – gaya pada sumbu X
Tabel I
Fxn = m.g.cos θmn
d. Perhitungan gaya berdasarkan grafik
Tabel I
Fn = m.g. skala gaya

NO Θ F SKALA
1 40,4° 6,9 10
2 39,4° 5 10
3 42,4° 5 10

4 44,6 4 10

Grafik table 1.4.1

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tabel II
Fn = m.g. skala gaya

NO Θ F SKALA
1 41,2° 4 10
2 43,4° 3 10
3 43,4° 5 10

4 41° 2 10

Grafik table 1.4.2

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISIS PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan

Berdasarkan perhitungan karakteristik dari percobaan poligon gaya pada bab


V didapatkan hasil perhitungan pada tabel I sebagai berikut:
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Ke I
No. Massa (kg) Θ Rx Ry R
1. 0,07 40,4°
2. 0,05 39,4°
1,6 N 1,36 N 2,1 N
3. 0,05 42,4°
4. 0,04 44,6

Berdasarkan perhitungan karakteristik dari percobaan poligon gaya pada bab


V didapatkan hasil perhitungan pada tabel II sebagai berikut:
Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Ke II
No. Massa (kg) Θ Rx Ry R
1. 0,04 41,2°
2. 0,03 43,4°
1,2 N 0,89 N 1,62 N
3. 0,05 43,4°
4. 0,02 41°

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data


Dari hasil pengamatan dan analisis perhitungan yang kami lakukan dimana
pada tabel 1 dengan m1 = 0,07 kg, m2 = 0,05 kg, m3 = 0,05 kg, m4 = 0,04 kg, dan rata-
rata θ yaitu 40,4˚, 39,4˚, 42,4˚, 44,6˚ dimana Rx = 1,6 N dan Ry = 1,36 N dan
sehingga R = 2,1 N. Pada tabel 2 dengan m1 = 0,04 kg, m2 = 0,03 kg, m3 = 0,05 kg,
m4 = 0,02 kg, dan rata-rata θ yaitu 41,2˚, 43,4˚, 43,4˚, 41˚ dimana Rx = 1,2 N dan Ry
= 0,89 N dan sehingga R = 1,62 N

BAB VII

PENUTUP

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

7.1 Kesimpulan
Setelah melakukan proses praktikum poligon gaya, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa nilai suatu besaran sudut yang terbentuk berbeda- beda nilainya
karena beban yang telah digunakan pada tiap-tiap control berbeda-beda. Jika lebih
dari dua gaya yang bekerja pada suatu titik maka untuk menyelesaikan gaya tersebut
digunakan dalam metode poligon gaya yang menggunakan grafik atau gambar dan
perhitungan secara analisis.
7.2 Saran
7.2.1 Asisten
Agar sikap tegasnya tetap di pertahankan, dan kesiapan kakak 24 jam dalam
membimbing kami serta respon cepan kakak dalam membimbing
7.2.2 Laboratorium
Sebaiknya alat yang akan digunakan untuk praktikum lebih diperbanyak, alat
yang rusak agar segera diganti atau diperbaiki dan pendingin ruangan lebih
diperhatikan agar asisten dan praktikan nyaman di dalam lab, dan praktikum berjalan
lancar. Serta penambahan referensi lain agar kita lebih mudah memahami praktikum
online
7.2.3 Pratikum
Dalam praktikum online ini hendaknya diberikan referensi tentang praktikum
yang lebih banyak agar lebih mudah dalam memahami.
7.3 Ayat Yang Berhubungan
(QS Asy-Syarh :5-8) Yang Artinya:
“Maka sesungunya setiap kesulitan ada kemudahan, sesunguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dan sesuatu
urusan),tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap.”
Penjelasan:
Dalam surat ini sesungguhnya setiap kesulitan ada kemudahan dan sesudah
kesulitan ada kemudahan . Sampai diulang dua kali dala ayat 5 dan 6 artinya Allah
SWT pasti tidak a kan membiarkan umatnya menderita.

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar 1. 1068.


Ahmad Fauzi 2012. Peningkatan perilaku berkarakter dan keterampilan berpikir kritis
siswa kelas IX MTsN model padang pada mata pelajran IPA Fisika

POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

menggunakan model problem based instruction. Jurnal penelitian pembelajaran


fisika 1.
Marthen Kanginan. 2007. Fisika 1 untuk SMA kelas XI semester 2. Jakarta:Erlangga

Marthen Kanginan. 2013. Fisika 1 untuk SMA/MA kelaas X berdasarkan kurikulum


2013. Jakarta:Erlangga.

POLIGON GAYA

Anda mungkin juga menyukai