Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari.
Praktikum memiliki kelebihan tersendiri dengan metode pembelajaran
yang lainnya, yaitu: mahasiswa langsung memperoleh pengalaman dan
keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi
siswa baik secara individu maupun kelompok, siswa belajar berfikir
melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar mempratekkan
prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah (Djamarah, 2010).
Metode poligon adalah salah satu penentuan dari posisi horizontal
banyak titik dimana satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan
suatu pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-
titik (poligon).
Poligon gaya merupakan metode pengukuran dengan rangkaian
segi banyak dalam menentukan suatu posisi atau titik yang dapat
diketahui kecil besarnya dengan menghitung dari pengukuran arah,
sudut, dan jarak. Hasil pengukuran ini digunakan sebagai kerangka
pemetaan.

Dalam kehidupan sehari - hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika,
dimulai dari yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita
lakukan setiap saat, energi yang kita pergunakan setiap hari sampai
pada sesuatu yang berada diluar diri kita, seperti yang ada di
lingkungan kita. Dalam jenjang perguruan tinggi, seorang mahasiswa
diharapkan tidak hanya mengukuti perkuliahan semata, namun lebih
dari itu juga dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu
yang dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana –
sarjana yang berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata dan bermanfaat bagi bangsa dan negara tercinta.
Disiplin ilmu teknik merupakan disiplin ilmu yang eksak dan banyak
menerapkan ilmu-ilmu murni yang diterapkan kepada masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan bidang- bidang keteknikan mutlak untuk dikuasai
mahasiswa teknik, tidak hanya dari segiteori juga dari segi prakteknya.
Apalagi dalam menghadapi era globalisasi saat ini, serta pasar bebas
yang akan segera kita masuki, lebih menuntut
penguasaandan penerapannya dalam menghadapi masalah-masalah
yang kompleks. Titik-titik yang telah diproleh kerangka dasar
horizontal dan vertikal inilah yang kan membentuk sebuah polygon
yang dapat dilihat dengan garis-garis yang menghubungkan titik-titik
tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
1. Mahasiswa dapat memahami konsep penyusun gaya
2. Mahasiswa dapat menerapkan konsep metode poligon gaya
pada sistem yang bekerja lebih dari dua gaya
1.2.2Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Mahasiswa dapat menetuan besarnya sudut dari gaya yang
terbentuk dan menggambarkan
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai resultan gaya secara analitis
dan grafis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Poligon
2.1.1Definisi Poligon
Poligon adalah suatu rangkaian garis lurus yang berurutan
menghubungkan titik-titik yang berkoordinat satu dengan lainnya
menjadi bentuk tertentu (segi banyak beraturan atau segi banyak
tidak  beraturan/tidak bersegi). Tujuan dari Poligon adalah untuk
memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan
untuk pembuatan peta.

2.1.2 Macam-macam poligon


Poligon terbagi menjadi 2 yaitu poligon tertutup dan poligon
terbuka serta terikat sempurna dan poligon terbuka terikat koordinat
rangkaian titik yaitu,
1. Poligon tertutup, adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya
menjadi satu.
2. Poligon terbuka teikat sempurna, pada titik awal dan titik
akhirnya dengan dua titik diawal dan dua titik diakhir poligon.

2.1.3 Syarat pembuatan titik poligon


1. Dalam menentukan jumlah titik poligon, harus membedakan
2. Pada fungsi poligon
3. Bentuk poligon diusahan tidak terlalu banyak sudut.
4. Jarak dari setiap titik-titik poligon diusahakan mendekati sama
dan tidak terlalu pendek.
5. Diusahakan tidak membentuk sudut lancip.

2.1.4 Syarat penempatan titik Poligon


1. Memudahkan untuk melaksanakan pengukuran.
2. Titik poligon harus dipilih pada daerah yang mudah dibidik.
3. Untuk memudahkan mencari titik poligon, usahakan titik poligon
tersebut terletak dengan objek-objek yang mudah dikenal
misalnya, pohon, tiang listrik dan lain-lain.
2.2 Gaya

2.2.1 Definisi Gaya

Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda


bergerak. Sebagai contoh sebagai kita mendorong sebuah mobil yang
mogok, pada olahraga bulutangkis sebuah gaya yang diberikan atlet
pada bola tersebut sehingga menyebabkan perubahan pada benda
yaitu perubahan bentuk, sifat gerak suatu benda, kecepatan suatu
benda dan arah gerak suatu benda. Disisi lain gaya tidak selalu
menyebabkan adanya gerak sebagai contoh, jika kita mendorong
tembok dengan sekuat tenaga, tetapi gembok tidak dapat bergerak
sehingga gaya dapat memiliki suatu nilai dan arah.

2.2.2 Macam-macam gaya

1.Gaya pegas adalah gaya yang terjadi akibat tarikan atau dorongan
terhadap benda yang elsatis.
2. Gaya listrik adalah gaya yang ditimbulkan karena adanya aliran
listrik.
4. Gaya gravitasi
Gaya grafitasi adalah gaya yang disebabkan oleh gaya tarik
bumi. Jika kita melempar benda keatas maka kecepatan jatuh
benda tersebut akan lebih cepat jika mendekati bumi karena
pengaruh gaya grafitasi bumi.
5. Gaya magnet
Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan karena adanya
tarikan magnet terhadap benda-benda yang terbuat dari logam.
6. Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang terjadi akibat dua permukaan
benda yang saling bergesekan. Semakin halus permukaan,
semakin kecil gaya geseknya dan sebaliknya semakin kasar
permukaan, gaya geseknya semakin besar.
2.3 Hukum Newton

2.3.1.Hukum 1 Newton
Galileo menyimpulkan bahwa jika tidak ada gaya yang
diberikan kepada benda yang bergerak, benda itu akan terus bergerak
dengan laju kostan pada lintasan yang lurus. Sebuah benda melambat
hanya jika ada gaya yang diberikan kepadanya. Maka dengan
demikian Galileo menganggap gesekan sebagai gaya yang sama
dengan dorongan atau tarikan biasa. Berdasarkan kesimpulan Galileo
Isaac Newton (1642) membangun teori gerakan yang terkenal.
Sehingga menurut Hukum 1 Newton berbunyi “Jika pada resultan
gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda mula-mula
akan diam, sedangkan benda yang mula-mula akan diam, sedangkan
benda yang mula-mula begerak akan terus bergerak
Ʃ dengan
kecepatan yang tetap”. Secara matematis Hukum 1 Newton itu dapat
digunakan sebagai berikut :

ƩF = 0
Hukum I Newton digunakan untuk benda diam dan benda
bergerak lurus.Hukum I Newton juga menggambarkan bahwa
benda akan mempertahankan keadaan diam atau keadaan
begeraknya.Sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan
suatu geraknya.

2.3.2 Hukum II Newton


Hukum II Newton berbunyi “Percepatan suatu benda yang
dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan
resultan gaya dan berbanding terbalik dengan masa benda”.
Hukum II Newton dinyatakan sebagai berikut:

∑ F
a= ❑
m
Keterangan:

∑ F=Resultan gaya(m)

m = Massa benda (kg)


a = percepatan benda (m/s2)
Jika benda yang mengalami perubahan keadaan yang bergerak
denganarah yang berputar percepatan dari benda adalah bergerak
percepatan cm/m2 dan satuan gaya dyne yaitu :
1 dyne = 1gram 1cm/s3
1 kgm/s2 = 1000 gr 100m/s2
1 Newton = 10-5 dyne

Apabila suatu benda bekerja atau dikerjakan saat benda bersamaa


pada sebuah titik maka terjadi bahwa akibat yang sama senantiasa
ditimbulkan oleh gaya tunggal yang mempunyai besar dan arah
yang tetap. Apabila yang sendiri sendiri itu dikatakan kita akan
mencari gaya tunggal yang biasa disebut resultan gaya dan proses
ini disebut suatu peyusunan gaya dan merupakan kebalikan dari
uraian-uraian yang menjadi suatu komponennya.
Jika lebih dari dua gaya yang bekerja pada suatu titik maka
untuk menyelesaikan komponen gaya menggunakan metode
polygon gaya. Jika harus digabungkan dengan gaya yang lain begitu
pula selanjutnya.
Penggabungan dengan cara yang sama akan menghasilkan
komponen dan kemudian gaya digabungkan untuk memperoleh
resultan R dengan gabungan beberapa gaya dapat juga dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

R=f1+f2+f3+f4

Jika gaya tersebut disusun pada koordinat dengan secara


komponen dan x, -y maka

R= √¿ ¿

Dan hubungan antara kedua komponen resultan gaya tersebut


dapat memberikan nilai sudut dari resultan yaitu:
F=Ry-Rx
...........

Tidak cukup dinyatakan oleh besaran dan arah saja akan tetap
pengaruh gaya akan bersambung pada titik tangkap gaya tersebut
misalkan seseorang yang mendorong pintu kedalam mendatar ari
keaktifan gaya menggerakan pintu didalam bergabung menjadi
jarak antara titik tangkapnya dan engsel-engsel tempat itu. Beberapa
besaran fisika cukup langkah bila dinyatakan oleh suatu bilangan
dan satuan, misalnya suhu, waktu masa dan gaya.

2.3.3 Hukum III Newton


Hukum III Newton berbunyi “jika benda Amengerjakan gaya pada
benda B, maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda A yang
dimana besarnya sama tetapi berlawanan arah”.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
❑ ❑
∑ faksi=−∑ freaksi
❑ ❑

Dari bunyi hukum newton ke 3 ini dimana setiap aksi akan


menimbulkan aksi atau setiap sebab akan menimbulkan akibat.
Dimana, setiap gaya sebab yang diberikan akan menghasilkan
besarnya gaya akibat yang dihasilkan. Pada contoh penerapan
hukum newton ke 3 ini bekerja pada setiap benda yang diberikan
gaya aksi akan menghasilkan gaya reaksi. Namun, gaya aksi reaksi
tersebut saling berlawanan arah dan bekerja pada benda yang
berbeda.

Sebagai contoh hukum newton 3, ketika anda memukul paku


dengan paku. Dimana, palu adalah gaya aksi dengan gaya dari
paku adalah gaya reaksi dari palu tersebut. Saat anda memukul
paku dengan palu, begitu palu menyentuh paku, palu berhenti
sesaat atau bahkan memantul. Gaya berhenti sesaat atau bahkan
memantul tersebut merupakan gaya reaksi yang dihasilkan oleh
aksi palu tersebut.
Sebuah benda dengan berat (W) yang berada diatas meja. Meja
akan memberikan reaksi gaya normal (N), sehingga N=W dengan
arah gaya saling berlawanan. Menggantung benda secara vertical
akan menghasilkan gaya tegang tali (T) yang sama besarnya
dengan massa benda (W) dengan arah yang berlawan. Ketika
seorang dengan berat (W) menaiki lift. Saat dalam keadaan diam
gaya yang dihasilkan sama dengan berat orang tersebut (F=W).
Saat lift bergerak naik maka, gaya yang dihasilkan lebih besar.
2.4 Besaran Vektor
2.4.1 Definisi Vektor

Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan


arah. Besaran yang termasuk besaran vektor adalah perpindahan,
gaya, kecepatan, dan percepatan sebuah vektor digambarkan
sebagai sebuah ruas garis berarah yang mempunyai titik pangkal
sebagai tempat permulaan vektor dan arah-arah panah
menunjukkan arah vektor itu bekerja garis yang melalui vektor
tersebut dinamakan garis kerja.

2.4.2 Penjumlahan vektor


Operasi matematika pada besaran vektor ternyuata berbeda
dengan operasi matematika pada besaran skala. Dua buah vektor
atau lebih dapat dijumlahkan menjadi sebuah vektor. Dalam
menjumlahkan suatu vektor tersebut dapat dilakukan dengan cara
jajar genjang atau dengan cara poligon gaya.

2.4.3 Pengurangan vektor


Pengurangan sebuah vektor sama dengan cara penjumlahan
vektor tetapi dengan lawan vektor itu.Untuk dapat mengurangkan
F2 dan F1 maka bentuk F2 - F1 dapat diubah menjadi F1 + (-
F2).Vektor-F2 menyatakan vektor berlawanan dengan vektor F1.
Sehingga FR diperoleh dengan cara memotong F1 dengan F2.

2.4.4 Perkalian vektor


Perkalian vektor terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1.Perkalian Titik (Dot Product),hasilnya adalah vektor

F1.F2 = ǀF1ǀF2ǀ
keterangan:
α= sudut apit terkecil kedua vektor

2.Perkalian Silang ( Cross Product ),hasilnya adalah vektor

F1 x F2 = ǀF1ǀ.ǀF2ǀsin α
2.4.5 Resultan dari dua buah vektor
Vektor hasil penjumlahan dari vektor-vektor tersebut disebut
juga resultan vektor. Sebagai contoh dua orang mendorong meja di
atas lantai secara bersama-sama, lebih ringan dibanding
mendorong meja secara sendiri- sendiri hal ini dikarenakan gaya
dorong dari kedua orang menghasilkan gaya dorong resultan yang
besarnya sama dengan jumlah dari gaya dorong dari masing-
masing orang dengan arah yang sama. Dari peristiwa tersebut
dapat disimpulkan bahwa jika terdapat dua vektor yang segaris
kerja dengan arah yang sama akan mengahsilkan sebuah vektor
yang besarnya sama dengan arah dari masing-masing vektor yang
dijumlahkan.

Dari gambaran peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa


jika terdapat dua vektor segaris kerja dengan arah berlawanan akan
menghasilkan vektor resultan yang besarnya sama dengan hasil
pengurangan dari kedua vektor tersebut dengan arah vektor
resultan sama dengan arah vektor yang nilainya sma atau lebih
besar. Secara grafis dapat di gambarkan sebagai berikut :

FR= F12+F22+2 F1.F....


2

cos
Keterangan: FR = Resultan gaya (N)

F1 = Gaya pada benda 1 (N)

F2= Gaya pada benda 2 (N)

Menyatakan arah vektor FR terhadap vektor


F¹ F
....................
=
sin B sin
Keterangan :
F1= Gaya pada benda (N)

FR = Resultan gaya (N)


Menguraikan sebuah vektor. Beberapa buah vektor dapat
dijumlahkan menjadi sebuah vektor dapat diuraikan menjadi
beberapa vektor, vektor-vektor hasil uraian tersebut disebut vektor
komponen.
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1Alat
1.Peralatan poligon gaya
2.Beban pemberat
3.Busur derajat
4.Kertas grafik
3.1.2Bahan
1.Kertas grafik

3.2 Prosedur Kerja


1. Pasanglah alat sesuai petunjuk pada asisten
2. Berikan beban pada masing-masing katrol dengan besar sama atau
berbeda sesuai petunjuk asisten
3. Catat besarnya beban masing-masing katrol
4. Tarik simpul tali (titik 0) ke pusat keseimbangan (perpotongan
diagonal pada bidang atau papan grafik) kemudian lepaskan.
5. Ukur kemiringan masing-masing tali (sesuai gambar) dengan
menggunakan busur,catat hasilnya
6. Rubah besarnya beban beberapa kali sesuai petunjuk asisten,ulangi
prosedur beberapa kali.Catat pula hasilnya.
BAB IV
TUGAS PENDAHULUAN

4.1 Pertanyaan
1. Jelaskan apa itu:
a. Poligon

b. Gaya

c. Poligon gaya

2. Ketika Sedang naik mobil atau kendaraan lainnya. Jika mobil yang
semula diam, kemudian tiba-tiba mobil bergerak, badan kalian akan
terdorong ke belakang. Akan tetapi, jika semula mobil melaju
kencang kemudian di Rem mendadak, maka badan akan terdorong ke
Depan. Jelaskan hukum apa yang terjadi dalam kasus di atas sertakan
dengan Alasannya, !

3. Seekor ikan yang bergerak dengan siripnya di dalamnya terjadi gaya


Aksi-Reaksi Tentukan Pasangan Aksi-Reaksi yang ada pada Kasus di
atas!

4. Misalkan ada sebuah Batu yang memiliki massa berbeda jika ditarik
tentunya akan terasa ringan apabila menarik batu yang lebih kecil.
Sedangkan pada batu yang massanya lebih besar membutuhkan gaya
yang lebih besar pula untuk bias menggerakkannya. Jelaskan hukum
yang terjadi pada kasus di atas !

5. Deskripsikan cara penggunaan dalam mengukur atau menggambarkan


sudut dengan menggunakan Busur Derajat !
4.2Jawaban
1. a.Poligon adalah suatu rangkaian garis lurus yang berurutan
menghubungkan titik-titik yang berkordinat satu dengan yang
lainnya menjadi bentuk tertentu(segi banyak beraturan atau segi
banyak tidak beraturan/tidak bersegi).

b. Gaya merupakan suatu kekuatan (tarikan atau dorongon) yang


berakibat kepada benda tersebut, dengan seperti ini benda itu
mengalami perubahan posisi (bergerak), atau berubah bentuk. Gaya
juga bisa diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang ditujukan
kepada sebuah benda dari benda lain.

c. Poligon gaya adalah polygon yang di gunakan sebagai kerangka


dasar pemetaan yang memiliki titik-titik di mana titik tersebut
mempunyai sebuah kordinat X dan Y. Selai itu, polygon gaya
adalah titik-titik yang yang dihubungkan dengan garis lurus
sehingga titiktitik tersebut membentuk sebuah rangkaian (jaringan)
titik atau polygon.

2. Hukum Newton I
 Hukum Newton I berbunyi : " Benda akan diam atau bergerak
lurus beraturan jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada
sebuah benda sama dengan nol (F = 0).
 Persamaan untuk hukum newton I yaitu:
ΣF=0
Keterangan :
ΣF = Gaya (satuan N)
 Alasanya karena ketika kendaraan diam, tiba – tiba di percepat
sehingga kita terdorong kedepan, hal ini di sebabakan karena
tubuh kita cenderung mempertahankan keadaan semula, yaitu
diam, sedangkan kendaraan sedang bergerak, tiba – tiba di
perlambat sehingga kita terdorong kedepan, hal ini disebabkan
karena tubuh kita cenderung mempertahankan keadaan semula,
yaitu sedang bergerak. Pada contoh kedua keadaan tersebut
berlaku untuk hukum Newton I.

3. Aksi yang dilakukan ikan adalahmendorong air ke belakang


menggunakan siripnya. Sedangkan reaksinya adalah Tubuh ikan jadi
bergerak maju ke depannya.

4. Hukum Newton II
 Hukum Newton II berbunyi: “Percepatan sebuah benda berbanding
lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding
tebalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya
total yang bekerja padanya”.
 Persamaan untuk Hukum Newton II yaitu:

Keterangan:
= gaya total yang bekerja
pada benda (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)

5. tempelkan busur ke titik derajat lalu garis yang satu arahkan ke nol
derajat danyang satu lagi kearah yang ditujunya akan menunjukan
derajat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David. dan Resnick Robert. 1992. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Brinker, Russell C. dan Paul R. Wolf. 1987. Dasar-dasar Pengukuran
Tanah. Jakarta: Erlangga.
Soemono. 1953. Ilmu Gaya. Jakarta: Djambatan.
Lestari,S,E,dkk.2014.Pembuatan Program Perataan Parameter Jaringan
Poligon Dengan Menggunakan Visual Basic For Application (VBA)
Microsoft Excel.Tembalang Semarang: Jurnal Geodesi Undip.
Dr.Sudaryono.2018.Dasar-Dasar Fisika:Konsep,Rumus & Evaluasi
Mandiri.Depok:PT.Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai