POLIGON GAYA
DISUSUN OLEH :
JURUSAN/FREKUENSI : TEKNIK INDUSTRI / 1
KELOMPOK : 1A
ANGGOTA KELOMPOK :1. Firmansyah Haeruddin (09120200001)
2. Muh.Zhafran Ardzul Amansa
(09120200002)
3. Muh. Halid Jaya (09120200003)
4. Reski Aulia (09120200004)
5. Almira Dian Nabila Iskanda
(09120200005)
MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(1972) dalam Druxes, (1986) mengatakan bahwa Fisika adalah pelajaran tentang
kejadian alam, yang untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya.
Sebuah gaya memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang
didapat, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan - peraturan
umum.
Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu
benda. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga
mempunyai arti yang tidak sama, namun keduanya saling berhubungan. Gaya
tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Tarikan dan dorongan
yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang
lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan.
Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya
dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat memengaruhi gerak dan bentuk benda.
Gerak adalah perpindahan posisi atau kedudukan suatu benda. Bentuk benda
adalah gambaran wujud suatu benda.(Bambang Murdaka Eka Jati dan Tri Kuntoro
Priyambodo,2013)
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah. Besar
kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan disimbolkan dengan
huruf F singkatan dari Force. Sir Isaac Newton (1642-1727). Secara singkat gaya
merupakan besaran vektor.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi
dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah
besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan,
kecepatan, percepatan gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang
mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu
dan volume. Besaran vektor dinotasikan dengan huruf di atasnya ada anak panah
atau huruf dicetak tebal. Untuk menghitung resultan dari vektor, dapat
menggunakan metode jajar genjang poligon dan analitik (Nidiannisa, 2014)
Dalam penggunaan vektor, dua buah atau lebih dapat dijumlah, dikurang,
dikalikan atau dibagi. Kegiatan ini disebut operasi vektor. Menjumlahkan dan
mengurangkan vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara metode grafis seperti
metode polygon, jajar genjang dan segitiga (Nidiannisa, 2014) Cara polygon yaitu
Penggabungan tiga buah vektor, yaitu vektor a, b dan vektor c. Resultan
vektornya dapat anda lihat pada gambar.
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya
dapat menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada benda.
Gaya termasuk ke dalam besaran Vektor, karena memiliki nilai dan arah. Sebuah
Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force) dan Satuan Gaya dalam SI (Satuan
Internasional) adalah Newton, disingkat dengan N. Pengukuran gaya dapat
dilakukan dengan alat yang disebut dinamometer atau neraca pegas. Untuk
melakukan sebuah gaya diperlukan usaha (Tenaga), semakin besar gaya yang
hendak dilakukan, maka semakin besar pula Usaha (tenaga) yang harus
dikeluarkan. (David Robert Halliday,2014)
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi, dan
juga berubah arah. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya harus kita keluarkan
untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya
disimbolkan dengan huruf F singkatan dari Force secara singkat gaya merupakan
besaran vektor.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi dua
kelompok yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah besaran
yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan, kecepatan, percepatan
gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang mempunyai besar saja dan tidak
mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu, dan volume. Besaran vektor
dinontasikan dengan huruf diatasnya. Ada anak panah atau huruf dicetak tebal.
Untuk menghitung resultan dari vektor dapat menggunakan metode jajar genjang
poligon dan analitik. (Nidiannisa 2014).
Gaya dirumuskan dengan tiga rumusan dasar yang menjelaskan kaitan gaya
dengan gerak benda. Tiga Rumusan dasar ini adalah Hukum Newton 1, 2, dan 3.
1. Hukum Newton 1
Jika Resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya) yang bekerja pada
benda sama dengan nol, maka benda yang semula diam akan tetap diam, dan
benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. Jadi
Rumus Hukum Newton 1 adalah :
∑F = 0 .....................................………….............................(1.2.1)
Keterangan : ∑F = resultan gaya (Kg m/s2)
1. Hukum Newton 2
Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding
terbalik dengan massa benda.(Martin Kangiman, 2014) Jadi Rumus Hukum
Newton 2 adalah :
∑F=m.a ……………………………………......……………(1.2.2)
Keterangan :∑F= resultan gaya (Kg m/s2), m= Massa Benda (Kg), a= percepatan
(m/s2)
2. Hukum Newton 3
Setiap Aksi akan menimbulkan reaksi, artinya Jika Suatu benda mengerjakan
gaya terhadap benda kedua makan, benda kedua akan membalas gaya dari benda
pertama dengan arah yang berlawanan.(Martin Kangiman,2014) Jadi Rumus
Hukum Newton 3 adalah :
1.6 Poligon
2. Poligon Terbuka
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan,
sungai, maupun irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas
lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup
apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon
tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di
mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah
ini.Poligon gaya adalah bentuk dasar yang terdiri dari garis lurus yang bergabung
untuk membentuk sirkuit atau rantai tertutup. Poligon gaya berasal dari kata
poligon yang berarti poli (banyak) dan gon (titik), yang kita maksud disini adalah
poligon yang digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan yang dimiliki titik-titik
dimana titik ini mempunyai sebuah koordinator x dan y. Poligon juga dapat di
sebut pengukuran segi banyak yang merupakan salah satu titik di lapangan. Jadi
dapat di simpulkan bahwa poligon adalah suatu rangkaian garis lurus koordinat
suatu dengan lainnya menjadi bentuk tertentu segi banyak berurutan atau segi
banyak tidak beraturan dengan tidak persegi.
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak
terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data
koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z).
Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan
elevasi pada titik awal saja. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa
dikoreksi sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak
lah yang bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya
10 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
11 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
keduanya saling berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat
dirasakan. Tarikan dan dorongan yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada
yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar
pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut
dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat
memengaruhi gerak dan bentuk benda. Gerak adalah perpindahan posisi atau
kedudukan suatu benda.Gaya gravitasi dipandang sebagai penerapan hukum
newton kedua dengan mengganti percepatan a dengan percepatan gravitasi
g.(David Halliday,dkk.2014)
2.8 Vektor
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua yaitu besaran vektor dan besaran
skalar. Besaran yang hanya memiliki nilai disebut besaran skalar contoh besaran
massa, panjang, waktu masing-masing memiliki nilai saja yaitu misal 5 Kg, 6 m,
dan 7 menit. Sedangkan besaran yang memiliki yang memiliki nilai dan arah
disebut besaran vektor contoh besaran kecepatan, gaya masing-masing 5 m/detik
ke utara, 6 newton ke timur. Besaran diotasikan dengan huruf diatasnya ada anak
panah atau huruf dicetak tebal sedangakan huruf tampa cetak tebal adalah nilai
12 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(besar) vektor. Lambang besaran vektor yaitu anak panah dimana panjang ruas
garis menunjukkan nilai vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor. Dalam
hal ini bisa ditentukan resultan vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu titik
(Nidiannisa, 2014).
Vektor pada bidang datar mempunyai komponen yaitu pada sumbu x dan
y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti
hanyamemopunyai satu komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja
pada suatu menyusun suatu vektor hasil (resultan vektor).(Azizi, 2013).
13 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
14 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
15 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
16 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Tabel I
∑𝜃𝑀1 θ1+θ2+θ3+θ4+θ5
𝜃𝑀1 = =
𝑛 5
28 + 28 + 28 + 29 + 30
= = 28,6
5
∑𝜃𝑀2 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀2 = =
𝑛 5
51+51+50+54+49
= 5
= 51
∑𝜃𝑀3 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀3 = =
𝑛 5
32+32+35+33+33
= = 33
5
∑𝜃𝑀4 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀4 = =
𝑛 5
20+21+22+20+21
= 5
=20,8
Fxn = m.g.cosθMn
Fx1 = m.g.cosθM1
Fx2 = m.g.cosθM2
Fx3 = m.g.cosθM3
17 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Fx4 = m.g.cosθM4
Fyn = m.g.sinθMn1
Fy1 = m.g.sinθM1
Fy4 = m.g.sinθMn
𝑅 = √𝑅𝑥 2 + 𝑅𝑦 2
= √(0,6)2 + (1,0)2
=√(0,36) + (1)
= √1,36 =1,16
18 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
No ϴ F Skala 1:3
19 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Tabel II
∑𝜃𝑀1 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀1 = =
𝑛 5
24 + 25 + 24 + 21 + 21
= = 23
5
∑𝜃𝑀2 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀2 = =
𝑛 5
21+21+23+24+21
= 5
= 22
∑𝜃𝑀3 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀3 = =
𝑛 5
38+40+40+40+39
= = 39,4
5
∑𝜃𝑀4 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀4 = =
𝑛 5
41+41+40+39+39
= 5
=40
Fxn = m.g.cosθMn
Fx1 = m.g.cosθM1
Fx2 = m.g.cosθM2
Fx3 = m.g.cosθM3
Fx4 = m.g.cosθM4
20 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Fyn = m.g.sinθMn
Fy1 = m.g.sinθM1
Fy2 = m.g.sinθM2
𝑅 = √𝑅𝑥 2 + 𝑅𝑦 2
= √(−0,05)2 + (−0,03)2
=√0,0025 + 0,0009)
= √0,0034
= 0,058
21 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
22 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
6.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan analisis perhitungan di lakukan dimana
pada tabel I dengan m1 = 0,09 kg, m2 = 0,06 kg, m3 = 0,21 kg, m4 = 0,08 kg, dan
rata-rata ϴ yaitu 28,6°, 51°, 32,4°, 20,8° dimana Rx = -0,6N, Ry = -0,345N dan R
= 0,685N. Pada tabel II dengan m1 = 0,12 kg, m2 = 0,14 kg, m3 = 0,07 kg, m4 =
0,19 kg, dan rata-rata ϴ yaitu, 23°, 22°, 39,4°, 40° dimana Rx = -0,5N, Ry = -
0,03N, R = 0,058N.
23 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum poligon gaya, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa nilai suatu besaran sudut yang terbentuk berbeda-beda nilainya
karena beban yangdigunakan pada katrol berbeda-beda. Jika lebih dari dua gaya
yang bekerja pada suatu titik maka untuk menyelesaikannya gaya tersebut
digunakan metode poligon gaya yang menggunakan grafik atau gambar dan
perhitungan secara analisis.
7.2 Saran
7.2.1 Asisten
Sebaiknya asistendapat mencari solusi untuk metode praktikum untuk saat
ini di karnakan metode yang sekarang yang kita gunakan kurang efektif.
7.2.2 Laboratorium
Sebaiknya fasilitas dalam laboratorium diperhatikan dan dilengkapi
sehingga ketika praktikum offline dilakukan bisa berjalan dengan lancar.
7.2.3 Praktikum
Praktikan terlebih dahulu mengerti mengenai materi yang akan
dipraktikumkan.
7.3 Ayat yang Berhubungan
(Q.S. Yasiin: 40) yang Artinya :
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.
Penjelasan: Dari ayat ini kita tau bahwa rumus rumus yang telah ditetapkan itu
akan digunakan sesuai pada soal yang berkaitan, atau bisa di kita rumus-rumus
tersebut sudah jelas bahwa masing masing akan beredar pada garis edarannya.
Begitupun sama dengan apa yang di jelaskan pada ayat ini.
24 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.2014.Fokus Program IPA UN SMA/ MA. Jakarta: Erlangga. Bambang.
2013. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan.
Nindiannisa. 2014. Buku Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
.
25 | P a g e Poligon Gaya