Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

POLIGON GAYA

DISUSUN OLEH :
JURUSAN/FREKUENSI : TEKNIK INDUSTRI / 1
KELOMPOK : 1A
ANGGOTA KELOMPOK :1. Firmansyah Haeruddin (09120200001)
2. Muh.Zhafran Ardzul Amansa
(09120200002)
3. Muh. Halid Jaya (09120200003)
4. Reski Aulia (09120200004)
5. Almira Dian Nabila Iskanda
(09120200005)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan


percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki
kelebihan tersendiri dengan metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: mahasiswa
langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum,
mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu maupun kelompok, siswa
belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar mempraktekkan
prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah (Djamarah, 2010).
Dalam kehidupan sehari - hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai
dari yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat,
energi yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar
diri kita, seperti yang ada di lingkungan kita. Dalam jenjang perguruan tinggi,
seorang mahasiswa diharapkan tidak hanya mengikuti perkuliahan semata, namun
lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang
dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana – sarjana yang
berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan
bermanfaat bagi bangsa dan negara tercinta. Ternyata dalam aplikasi ilmu
tersebut, tugas yang diberikan kepada mahasiswa tidak akan dikuasai sempurna
tanpa adanya praktek - praktek yang merupakan salah satu sarana yang baik untuk
menguasai ilmu sekaligus mempraktekkan.
Gaya mempunyai nilai ( besar ) tertentu. Selain memiliki nilai gaya juga
memiliki arah. Dalam fisika, suatu besaran yang memiliki nilai dan arah disebut
besaran vector suatu gaya ( besaran vector ) dapat digambar dengan vector berupa
anak panah. Untuk mencari resultan vector yang bekerja dapat digunakan tiga
metode salah satunya adalah suatu metode poligon.
Disiplin ilmu teknik merupakan disiplin ilmu yang eksak dan banyak
menerapkan ilmu-ilmu murni yang diterapkan kepada masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. (Mikrajuddin Abdulah, 2006).

1|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
1. Kami dapat memahami konsep penyusunan gaya.
2. Kami dapat menerapkan konsep metode polygon gaya pada system
yang bekerja lebih dari dua gaya.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Kami dapat menentukan besarnya sudut dari gaya yang terbentuk dan
menggambarnya.
2. Kami dapat menentukan nilai resultan gaya secara analitis dan grafis.

2|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

Pendidikan fisika mengalami banyak perubahan, terutama karena semakin


meluasnya kebutuhan kehidupan manusia yang berkaitan dengan sains dan cara
berfikir yang ilmiah “scientific thinking” (Dudi Indrajid,2019). Fisika merupakan
proses proses dan produk tentang pengkajian alam. Menurut Widyosiswoyo dkk
(1999) bahwa ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai aktivitas cara berfikir dan
bekerja yang didasari pada observasi, identifikasi, deskripsi, penelahan
eksperimental atau penalaran teoritis dengan memakai cara-cara yang telah
disetujui bersama terhadap fenomena-fenomena alamiah. Hal ini dapat dikatakan
bahwa pendidikan fisika merupakan sarana pengembangan kreativitas dan
intelektual anak.
Selanjutnya Pasaribu (2004) mengatakan Fisika merupakan salah satu
disiplin ilmu yang berkembang sangat pesat, baik materi maupun kegunaannya.
Perkembangan ini tentu tidak terlepas dari kaitannya dengan bidang-bidang ilmu
pengetahuan lainnya. Fisika di beberapa negara menjadi materi kebijakan
pendidikan pemerintah dalam membekali sumber daya manusianya karena Fisika
merupakan batang pengetahuan yang bermanfaat dan fraktis dalam mendukung
pengembangan teknologi dan prosedur temuannya sekaligus sebagai metode
untuk temuan pengetahuan berikutnya atau pengembangan ilmu pengetahuan
yang lain.
Oleh karena itu IPA termasuk Fisika penting di pelajari karena beberapa
alasan, diantaranya adalah di pandang sebagai kumpulan pengetahuan tentang
gejala dan perilaku alam yang dapat digunakan untuk membantu pengembangan
bidang-bidang profesi seperti kedokteran, pertanian, dan rekayasa teknik
(enginering) . Hal ini sesuai dengan pendapat Zen (1998) dalam Azhar (2002)
yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu dasar itu adalah matematika, fisika, dan kimia.
Hutagalung (2000) mengatakan salah satu ilmu penting yang mengantarkan
manusia bisa menikmati hasil teknologi adalah fisika. Selanjutnya Brockhaus,

3|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(1972) dalam Druxes, (1986) mengatakan bahwa Fisika adalah pelajaran tentang
kejadian alam, yang untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya.
Sebuah gaya memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang
didapat, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan - peraturan
umum.
Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu
benda. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga
mempunyai arti yang tidak sama, namun keduanya saling berhubungan. Gaya
tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Tarikan dan dorongan
yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang
lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan.
Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya
dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat memengaruhi gerak dan bentuk benda.
Gerak adalah perpindahan posisi atau kedudukan suatu benda. Bentuk benda
adalah gambaran wujud suatu benda.(Bambang Murdaka Eka Jati dan Tri Kuntoro
Priyambodo,2013)
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah. Besar
kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan disimbolkan dengan
huruf F singkatan dari Force. Sir Isaac Newton (1642-1727). Secara singkat gaya
merupakan besaran vektor.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi
dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah
besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan,
kecepatan, percepatan gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang
mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu
dan volume. Besaran vektor dinotasikan dengan huruf di atasnya ada anak panah
atau huruf dicetak tebal. Untuk menghitung resultan dari vektor, dapat
menggunakan metode jajar genjang poligon dan analitik (Nidiannisa, 2014)
Dalam penggunaan vektor, dua buah atau lebih dapat dijumlah, dikurang,
dikalikan atau dibagi. Kegiatan ini disebut operasi vektor. Menjumlahkan dan
mengurangkan vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara metode grafis seperti

4|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

metode polygon, jajar genjang dan segitiga (Nidiannisa, 2014) Cara polygon yaitu
Penggabungan tiga buah vektor, yaitu vektor a, b dan vektor c. Resultan
vektornya dapat anda lihat pada gambar.

2.2 Pengertian Gaya

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya
dapat menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada benda.
Gaya termasuk ke dalam besaran Vektor, karena memiliki nilai dan arah. Sebuah
Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force) dan Satuan Gaya dalam SI (Satuan
Internasional) adalah Newton, disingkat dengan N. Pengukuran gaya dapat
dilakukan dengan alat yang disebut dinamometer atau neraca pegas. Untuk
melakukan sebuah gaya diperlukan usaha (Tenaga), semakin besar gaya yang
hendak dilakukan, maka semakin besar pula Usaha (tenaga) yang harus
dikeluarkan. (David Robert Halliday,2014)
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi, dan
juga berubah arah. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya harus kita keluarkan
untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya
disimbolkan dengan huruf F singkatan dari Force secara singkat gaya merupakan
besaran vektor.

5|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi dua
kelompok yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah besaran
yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan, kecepatan, percepatan
gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang mempunyai besar saja dan tidak
mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu, dan volume. Besaran vektor
dinontasikan dengan huruf diatasnya. Ada anak panah atau huruf dicetak tebal.
Untuk menghitung resultan dari vektor dapat menggunakan metode jajar genjang
poligon dan analitik. (Nidiannisa 2014).

2.3 Sifat – sifat Gaya

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya


memiliki beberapa sifat berikut :
1. Gaya dapat mengubah arah gerak benda
2. Gaya dapat mengubah bentuk benda
3. Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara menggerakkan atau
memindahkannya

2.4 Rumus dan Satuan Gaya

Gaya dirumuskan dengan tiga rumusan dasar yang menjelaskan kaitan gaya
dengan gerak benda. Tiga Rumusan dasar ini adalah Hukum Newton 1, 2, dan 3.
1. Hukum Newton 1
Jika Resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya) yang bekerja pada
benda sama dengan nol, maka benda yang semula diam akan tetap diam, dan
benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. Jadi
Rumus Hukum Newton 1 adalah :

∑F = 0 .....................................………….............................(1.2.1)
Keterangan : ∑F = resultan gaya (Kg m/s2)

6|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Hukum Newton 2
Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding
terbalik dengan massa benda.(Martin Kangiman, 2014) Jadi Rumus Hukum
Newton 2 adalah :

∑F=m.a ……………………………………......……………(1.2.2)
Keterangan :∑F= resultan gaya (Kg m/s2), m= Massa Benda (Kg), a= percepatan
(m/s2)
2. Hukum Newton 3
Setiap Aksi akan menimbulkan reaksi, artinya Jika Suatu benda mengerjakan
gaya terhadap benda kedua makan, benda kedua akan membalas gaya dari benda
pertama dengan arah yang berlawanan.(Martin Kangiman,2014) Jadi Rumus
Hukum Newton 3 adalah :

Faksi = -Freaksi ………………………………………..(1.2.3)

2.5 Macam – macam Gaya


1. Berdasarkan sentuhannya dengan benda, gaya dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Gaya Sentuh
Gaya Sentuh adalah gaya yang bekerja dengan sentuhan. Artinya Suatu gaya
akan menghasilkan efek apabila terjadi sentuhan dengan benda yang akan
diberikan gaya tersebut, apabila tidak terjadi sentuhan, maka gaya tidak akan
bekerja pada benda. Gaya ini akan muncul ketika benda bersentuhan dengan
benda lain yang menjadi sumber gaya. Contohnya, ketika seseorang hendak
memindahkan meja, maka ia harus menyentuh menja tersebut kemudian
mendorongnya ke tempat tujuan, pada kasus ini terjadi sentuhan antara manusia
sebagai sumber gaya, dan meja sebagai target yang henda diberikan gaya. Apabila
tidak terjadi sentuhan antara keduanya maka meja tidak akan berpindah sesuai
keinginan.

7|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

b. Gaya Tak Sentuh


Gaya Tak Sentuh adalah gaya yang akan bekerja tanpa terjadinya sentuhan.
Artinya Efek dari gaya yang dikeluarkan oleh sumber gaya tetap dapat dirasakan
oleh benda walaupun mereka tidak bersentuhan. Contohnya adalah Gaya Magnet
dan Gaya Gravitasi, pada gaya magnet, ketika kita meletakkan besi di dekat
magnet (tanpa bersentuhan), maka besi tersebut akan tertarik ke arah magnet
karena merasakan efek dari gaya yang dikeluarkan oleh magnet tersebut.
1. Berdasarkan Jenis Gaya Secara Umum dikenal 2 Jenis Gaya utama, yaitu :
a. Gaya Otot
Sesuai dengan namanya Gaya otot merupakan gaya yang dilakukan oleh
makhluk hidup yang memiliki otot. Gaya timbul dari koordinasi dari struktur otot
dengan rangka tubuh. Gaya Otot Termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh.
Contohnya adalah seseorang yang mengangkat batu. Untuk mengangkat batu
tersebut, otot di dalam tubuhnya berkoordinasi sehingga mampu menggerakkan
tangan untuk mengangkat batu.
b. Gaya Pegas
Gaya Pegas adalah gaya dihasilkan oleh sebuah pegas. Gaya pegas disebut
juga gaya lenting pulih yang terjadi karena adanya sifat keelastisan suatu benda.
Gaya Pegas termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh. Gaya Pegas timbul
karena pegas dapat memapat dan merenggang sehingga bentuknya dapat kembali
seperti semula setelah terjadi gaya tersebut. Contohnya adalah ketika seseorang
pemanah menarik anak panah kebelakang, maka busur pada panah tersebut akan
mengikuti arah busur yang ditarik, kemudian setelah anak panah dilepaskan, maka
pegas pada busur panah akan kembali ke bentuk semulanya. Contoh lainnya
adalah ketapel, sistem kerjanya sejenis dengan busur panah. (Edi Istiyono
Mundilarto,2009)

8|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.6 Poligon

Poligon adalah suatu rangkaian garis lurus yang berurutan


menghubungkan titik - titik yang berkoordinat satu dengan lainnya menjadi
bentuk tertentu (segi banyak beraturan atau segi banyak tidak beraturan/tidak
bersegi). Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di
lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta. 1. (Martin Kangiman,2014)
1. Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk
poligon segi banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila
mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi.
Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah
digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut.

2. Poligon Terbuka
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan,
sungai, maupun irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas
lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup
apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon

9|Page Poligon Gaya


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di
mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah

ini.Poligon gaya adalah bentuk dasar yang terdiri dari garis lurus yang bergabung
untuk membentuk sirkuit atau rantai tertutup. Poligon gaya berasal dari kata
poligon yang berarti poli (banyak) dan gon (titik), yang kita maksud disini adalah
poligon yang digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan yang dimiliki titik-titik
dimana titik ini mempunyai sebuah koordinator x dan y. Poligon juga dapat di
sebut pengukuran segi banyak yang merupakan salah satu titik di lapangan. Jadi
dapat di simpulkan bahwa poligon adalah suatu rangkaian garis lurus koordinat
suatu dengan lainnya menjadi bentuk tertentu segi banyak berurutan atau segi
banyak tidak beraturan dengan tidak persegi.

Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak
terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data
koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z).
Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan
elevasi pada titik awal saja. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa
dikoreksi sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak
lah yang bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya

10 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

kecil. Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari pengukurnya


sendiri seberapa akurat bisa melakukannya. Poligon terbuka terdiri atas
serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau tidak
terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya.
Dilapangan, poligon ini biasanya dipakai untuk pengukuran jalan dengan cara
pintas, atau panjang jalan dalam radius pendek. Biasanya hasil yang didapat,
terdapat banyak kekeliruan.Untuk itulah metode yang diambil guna menghindari
kesalahan yang kemudian akan muncul adalah pengukuran dilakukan berulang
kali (lebih dari 3 kali tiap titik), guna meminimalisir besarnya kesalahan yang
terjadi. Jarak yang digunakan dalam poligon adalah jarak datar yang akan pula
kita dapat dihasilkan dari berbagai cara diantaranya :
1. Dari pengamatan sebuah pita ukur, hal ini bersifat kasar dikarenakan
ketelitian dari pita ukur hanya mencapai cm dan untuk memenuhi metode
pengukuran jarak datar sangatlah susah untuk diterapkan.
2. Dari pengamatan rambu ukur dengan theodolite, bersifat kasar karena
ketelitiannya tergantung dari jauh dan dekatnya jaraktersebut.

2.7 Gaya Berat Gravitasi dan Gaya Normal

Galileo menemukan bahwa semua benda yang dilepaskan di dekat


permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama dengan g, jika gesekan
udara diabaikan. Gaya dengan percepatan g ini diesbut gaya gravitasi atau sering
pula disebut gaya berat. Gaya gravitasi dipandang sebagai penerapan hukum
newton kedua dengan mengganti percepatan a dengan percepatan gravitasi g.
Arah gaya ini menuju pusat bumi, jadi gaya gravitasi sebuah benda dapat
ditulis,Dalam satuan SI g = 9,8 m/𝑠 2 = 9,8 N/kg dengan demikian berat 1 kg
massa di bumi adalah 1 kgX 9,80 m/𝑠 2 = 9,80 N/kg. Harga g bervariasi di tempat
yang berada di permukaan bumi karena pengaruh bentuk bumi yang tidak benar –
benar bulat.
Gaya gravitasi akan terlihat pada objek jika ia jatuh jika objek diam di
permukaan bumi, gravitasi tidak terlihat namun jika objek disimpan di atas
permukaan maka gaya gravitasi akan terlihat meskipun objek benda di atas
permukaan bidang dan objek diam. Ini berarti setiap objek mengalami gaya

11 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

gravitasi sebagai konsekuensi hukum newton kedua.Pengertian Gaya adalah


dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda. Untuk melakukan suatu
gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga mempunyai arti yang tidaksama, namun

keduanya saling berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat
dirasakan. Tarikan dan dorongan yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada
yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar
pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut
dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat
memengaruhi gerak dan bentuk benda. Gerak adalah perpindahan posisi atau
kedudukan suatu benda.Gaya gravitasi dipandang sebagai penerapan hukum
newton kedua dengan mengganti percepatan a dengan percepatan gravitasi
g.(David Halliday,dkk.2014)
2.8 Vektor
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua yaitu besaran vektor dan besaran
skalar. Besaran yang hanya memiliki nilai disebut besaran skalar contoh besaran
massa, panjang, waktu masing-masing memiliki nilai saja yaitu misal 5 Kg, 6 m,
dan 7 menit. Sedangkan besaran yang memiliki yang memiliki nilai dan arah
disebut besaran vektor contoh besaran kecepatan, gaya masing-masing 5 m/detik
ke utara, 6 newton ke timur. Besaran diotasikan dengan huruf diatasnya ada anak
panah atau huruf dicetak tebal sedangakan huruf tampa cetak tebal adalah nilai

12 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(besar) vektor. Lambang besaran vektor yaitu anak panah dimana panjang ruas
garis menunjukkan nilai vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor. Dalam
hal ini bisa ditentukan resultan vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu titik
(Nidiannisa, 2014).
Vektor pada bidang datar mempunyai komponen yaitu pada sumbu x dan
y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti
hanyamemopunyai satu komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja
pada suatu menyusun suatu vektor hasil (resultan vektor).(Azizi, 2013).

13 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

(a) (b) (c)

Gambar 3.1.1 (a)Busur Drajat,(b) Beban Pemberat, (c)Papan Grafik

2.6 Prosedur Kerja


Pertama - tama, Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan pada
praktikum poligon gaya. Selanjutnya, pasanglah alat sesuai petunjuk pada asisten
dengan memberikan beban pada masing-masing katrol dengan besar yang sama
atau berbeda sesuai petunjuk asisten. Setelah itu, catat besar beban pada masing-
masing katrol. Kemudian, tarik simpul tali (titik 0) ke pusat keseimbangan
(perpotongan diagonal pada bidang atau papan grafik) dan lepaskan. Ukur
kemiringan masing-masing tali (sesuai gambar) dengan menggunakan busur
derajat, dan catatlah hasilnya. Ubahlah besar beban beberapa kali sesuai petunjuk
asisten. Lalu, ulangi prosedur beberapa kali dan catat hasil akhirnya.

14 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan I

No θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan:


1 28° 51° 32° 20° M1 = 0,09 kg
2 28° 51° 32° 21° M2 = 0,06 kg
3 28° 50° 35° 22° M3 = 0,021 kg

4 29° 54° 33° 20° M4 = 0,08 kg

5 30° 49° 33° 21°

4.2 Tabel Pengamatan II

No θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan:


1 24° 21° 38° 41° M1 = 0,012 kg
2 25° 21° 40° 41° M2 = 0,014 kg

3 24° 23° 40° 40° M3 = 0,07 kg

4 21° 24° 40° 39° M4 = 0,09 kg

5 21° 21° 39° 39°

15 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari / Tanggal Praktikum : Sabtu/13 Maret 2021


Frekuensi : 1
Anggota Kelompok : 1. Firmansyah haeruddin (09120200001)
2. Muh. Zhafran ardzul amansah (09120200002)
3. Muh. Halid jaya (09120200003)
4. Reski aulia (09120200004)
5. Almira dian nabila iskandar (09120200005)

Makassar, 20 Maret 2021


(Asisten)

(Dewy Kumala Tehuayo)

16 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan Secara Matematika

Tabel I

a. Sudut (θ) rata-rata

∑𝜃𝑀1 θ1+θ2+θ3+θ4+θ5
𝜃𝑀1 = =
𝑛 5

28 + 28 + 28 + 29 + 30
= = 28,6
5

∑𝜃𝑀2 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀2 = =
𝑛 5

51+51+50+54+49
= 5
= 51

∑𝜃𝑀3 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀3 = =
𝑛 5
32+32+35+33+33
= = 33
5

∑𝜃𝑀4 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀4 = =
𝑛 5
20+21+22+20+21
= 5
=20,8

b. Gaya-gaya Pada Sumbu X

Fxn = m.g.cosθMn

Fx1 = m.g.cosθM1

= (0,09)x (9,81) x cos 28,6° = 0,77 N

Fx2 = m.g.cosθM2

= (0,06)x (9,81) x cos 51 ° = 0,37N

Fx3 = m.g.cosθM3

17 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= (0,21)x (9,81) x cos 33 ° = 1,72N

Fx4 = m.g.cosθM4

= (0,08) x (9,81) x cos 20,8 ° = 0,73N

c. Gaya-gaya pada Sumbu Y

Fyn = m.g.sinθMn1

Fy1 = m.g.sinθM1

= (0,09) x (9,81) x sin 28,6° = 0,42N

Fy2 = m.g.sin θM2

= (0,06) x (9,81) x sin 51 ° = 0,45N

Fy3 = m.g.sin θMn

= (0,21) x (9,81) x sin 33 ° = 1,12N

Fy4 = m.g.sinθMn

= (0,08) x (9,81) x sin 20,8 ° = 0,27N

d. Resultan Gaya Pada Sumbu X

Rx =Fx1 + (−Fx2) + (−Fx3 ) + Fx4

= 0,77 + (-0,37) + (-1,73) + 0,73 = 0,6 RX

e. Resultan Gaya Pada Sumbu Y

Ry = Fy1 + Fy2 + (-Fy3 ) + (−Fy4 )

= 0,42 + 0,45 + (0,42) + (-0,27) = 1,0 RY

f. Jumlah Gaya Yang Bekerja Pada Sistem Resultan

𝑅 = √𝑅𝑥 2 + 𝑅𝑦 2

= √(0,6)2 + (1,0)2

=√(0,36) + (1)

= √1,36 =1,16

18 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

g. Perhitungan gaya berdasarkan grafik

Fn= m . g . skala gaya

Tabel 3.5.1 Perhitungan gaya berdaarkan grafik

No ϴ F Skala 1:3

1 28,6° 0,88 2,64

2 51° 0,58 1,76

3 32,4° 0,20 0,61

4 20,8° 0,78 2,35

Grafik 3.5.1 Resultan gaya data I

19 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tabel II

a. Sudut (θ) rata-rata

∑𝜃𝑀1 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀1 = =
𝑛 5

24 + 25 + 24 + 21 + 21
= = 23
5

∑𝜃𝑀2 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀2 = =
𝑛 5

21+21+23+24+21
= 5
= 22

∑𝜃𝑀3 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀3 = =
𝑛 5
38+40+40+40+39
= = 39,4
5

∑𝜃𝑀4 θ1 + θ2 + θ3 + θ4 + θ5
𝜃𝑀4 = =
𝑛 5
41+41+40+39+39
= 5
=40

b. Gaya-Gaya Pada Sumbu X

Fxn = m.g.cosθMn

Fx1 = m.g.cosθM1

= (0,12) x (9,8) x cos 23° = 1,08N

Fx2 = m.g.cosθM2

= (0,14) x (9,8) x cos 22 ° = 1,27N

Fx3 = m.g.cosθM3

= (0,07) x (9,8) x cos 39,4 ° = 0,53N

Fx4 = m.g.cosθM4

= (0,09) x (9,8) x cos 40 ° = 0,67N

20 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

c. Gaya Pada Sumbu Y

Fyn = m.g.sinθMn

Fy1 = m.g.sinθM1

= (0,12) x (9,8) x sin 23°= 0,45N

Fy2 = m.g.sinθM2

= (0,14) x (9,8) x sin 22 ° = 0,51N

Fy3 = m.g.sin θMn

= (0,07) x (9,8) x sin 39,4 ° = 0,43N

Fy4 = m.g.sin θMn

= (0,009) x (9,8) x sin 40 ° = 0,56N

d. Resultan Gaya Pada Sumbu X

Rx =Fx1 + (−Fx2) + (Fx3 ) + Fx4

= 1,08 + (-1,27) + (-0,53) + 0,67 = -0,05

e. Resultan Gaya Pada Sumbu Y

Ry = Fy1 + Fy2 + (-Fy3 ) + (Fy4 )

= 0,45 + 0,51 + (-0,43) + (-0,56) = -0,03

f. Jumlah Gaya Yang Bekerja Pada Sistem Resultan

𝑅 = √𝑅𝑥 2 + 𝑅𝑦 2

= √(−0,05)2 + (−0,03)2

=√0,0025 + 0,0009)

= √0,0034

= 0,058

21 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

g. Perhitungan gaya bedasarkan grafik


Fn = m . g . skala gaya
Tabel 3.5.2 Perhitungan gaya berdasarkan grafik
No ϴ F Skala 1:3
1 23° 0,11 0,35
2 22° 0,13 0,41
3 39,4° 0,68 2,06
4 40° 0,88 2,64

Grafik 3.5.2 Resultan gaya data II

22 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Pengolahan Data

Tabel 3.6.1 Hasil Perhitungan


NO MASSA ϴ Rx (N) Ry (N) R (N)
(Kg)
1 0,09 28.6°
2 0,06 51° -0,6 -0,345 0,685
3 0,21 32,4°
4 0,08 20.8°

Tabel 3.6.2 Hasil Perhitungan


NO MASSA ϴ Rx (N) Ry (N) R (N)
(Kg)
1 0,12 23°
2 0,14 22° -0,05 -0,03 0,058
3 0,07 39,4°
4 0,09 0,67°

6.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan analisis perhitungan di lakukan dimana
pada tabel I dengan m1 = 0,09 kg, m2 = 0,06 kg, m3 = 0,21 kg, m4 = 0,08 kg, dan
rata-rata ϴ yaitu 28,6°, 51°, 32,4°, 20,8° dimana Rx = -0,6N, Ry = -0,345N dan R
= 0,685N. Pada tabel II dengan m1 = 0,12 kg, m2 = 0,14 kg, m3 = 0,07 kg, m4 =
0,19 kg, dan rata-rata ϴ yaitu, 23°, 22°, 39,4°, 40° dimana Rx = -0,5N, Ry = -
0,03N, R = 0,058N.

23 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum poligon gaya, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa nilai suatu besaran sudut yang terbentuk berbeda-beda nilainya
karena beban yangdigunakan pada katrol berbeda-beda. Jika lebih dari dua gaya
yang bekerja pada suatu titik maka untuk menyelesaikannya gaya tersebut
digunakan metode poligon gaya yang menggunakan grafik atau gambar dan
perhitungan secara analisis.
7.2 Saran
7.2.1 Asisten
Sebaiknya asistendapat mencari solusi untuk metode praktikum untuk saat
ini di karnakan metode yang sekarang yang kita gunakan kurang efektif.
7.2.2 Laboratorium
Sebaiknya fasilitas dalam laboratorium diperhatikan dan dilengkapi
sehingga ketika praktikum offline dilakukan bisa berjalan dengan lancar.
7.2.3 Praktikum
Praktikan terlebih dahulu mengerti mengenai materi yang akan
dipraktikumkan.
7.3 Ayat yang Berhubungan
(Q.S. Yasiin: 40) yang Artinya :
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.
Penjelasan: Dari ayat ini kita tau bahwa rumus rumus yang telah ditetapkan itu
akan digunakan sesuai pada soal yang berkaitan, atau bisa di kita rumus-rumus
tersebut sudah jelas bahwa masing masing akan beredar pada garis edarannya.
Begitupun sama dengan apa yang di jelaskan pada ayat ini.

24 | P a g e Poligon Gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.2014.Fokus Program IPA UN SMA/ MA. Jakarta: Erlangga. Bambang.
2013. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan.
Nindiannisa. 2014. Buku Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
.

25 | P a g e Poligon Gaya

Anda mungkin juga menyukai