BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupann sehari – hari, ilmu fisika tidak terlepas dari setiap
kegiatan yang kita, dimulai dari hal kecil yang dilakukan diri kita sendiri seperti
gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang kita pergunakan setiap hari sampai
pada sesuatu yang berada diluar diri kita, seperti yang ada di lingkungan kita.
Seorang mahasiswa diharapkan tidak hanya mengikuti perkuliahan semata, namun
lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang
dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana - sarjana yang
berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan
bermanfaat bagi orang lain.. Disiplin ilmu teknik merupakan disiplin ilmu yang
eksak dan banyak menerapkan ilmu - ilmu murni yang nantinya bisa kita terapkan
kepada masalah - masalah yang kita hadapi dalam kehidupan sehari – hari, sehingga
ilmu yang berhubungan dengan keteknikan mutlak untuk dikuasai mahasiswa
teknik . Dalam menghadapi era globalisasi saat ini, serta pasar bebas yang akan
segera kita masuki, lebih menuntut penguasaan dan penerapannya dalam
menghadapi masalah - masalah yang kompleks.
Tahapan awal sebelum melakukan suatu kegiatan pengukuran adalah
dengan melakukan penentuan titik - titik kerangka dasar pemetaan pada daerah atau
areal yang akan dilakukan pengukuran, fungsi dari sistem kerangka dasar pemetaan
dengan penentuan titik - titik inilah yang nantinya akan dipakai sebagai titik acuan
bagi penentuan titik - titik lainnya dan juga akan dipakai sebagai titik kontrol bagi
pengukuran yang baru. Titik - titik yang telah diperoleh kerangka dasar horizontal
dan vertikal inilah yang akan membentuk sebuah poligon yang dapat dilihat dengan
adanya garis - garis yang menghubungkan titik - titik tersebut.Ternyata dalam
aplikasi ilmu tersebut, tugas yang diberikan kepada mahasiswa tidak akan dikuasai
sempurna tanpa adanya praktek - praktek yang merupakan salah satu sarana yang
baik untuk menguasai ilmu sekaligus mempraktekkannya. Demikian juga tujuan
dengan dilakukannya praktikum Fisika Dasar ini (Muhammad, 2017).
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya
dapat menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada benda.
Gaya termasuk ke dalam besaran Vektor, karena memiliki nilai dan arah. Sebuah
Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force) dan Satuan Gaya dalam SI (Satuan
Internasional) adalah Newton disingkat dengan N. Pengukuran gaya dapat
dilakukan dengan alat yang disebut dinamometer atau neraca pegas. Untuk
melakukan sebuah gaya diperlukan usaha (tenaga), semakin besar gaya yang
hendak dilakukan, maka semakin besar pula usaha (tenaga) yang harus dikeluarkan.
(David Robert Halliday, 2014)
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi, dan
juga berubah arah. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya harus kita keluarkan
untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan
dengan huruf F singkatan dari Force secara singkat gaya merupakan besaran vektor.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi dua
kelompok yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah besaran
yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan, kecepatan, percepatan
gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang mempunyai besar saja dan tidak
mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu, dan volume. Besaran vektor
dinontasikan dengan huruf diatasnya. Ada anak panah atau huruf dicetak tebal.
Untuk menghitung resultan dari vektor dapat menggunakan metode jajar genjang
poligon dan analitik.
2.2.1 Sifat-sifat gaya
Gaya memiliki beberapa sifat seperti berikut;
1. Gaya dapat mengubah arah gerak benda.
2. Gaya dapat mengubah bentuk benda.
3. Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara mengerakkan atau
memindahkannya.
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
∑F = 0 ........................................................................................... (1.2.1)
Keterangan :
∑F = Resultan gaya (Kg m/s2).
2. Hukum Newton 2
Percepatan gerak benda selalu berbanding lurus dengan resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding terbalik dengan massa benda.
(Martin Kangiman, 2014). Jadi Rumus Hukum Newton 2 adalah
∑F = m.a ………………………………………………………...(1.2.2)
Keterangan :
∑F = Resultan gaya (Kg m/s2), m = Massa Benda (Kg), a = percepatan (m/s2)
3. Hukum Newton 3
Setiap aksi akan menimbulkan suatu reaksi artinya jika suatu benda
mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua akan membalas gaya
dari benda pertama dengan arah yang berlawanan. Jadi rumus Hukum Newton 3
adalah :
...............................................................................................................
Faksi = -Freaksi (1.2.3)
Keterangan :
Faksi = Gaya yang bekerja pada benda, -Freaksi = Gaya reaksi benda dari aksi
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
kembali seperti semula setelah terjadi gaya tersebut. Contohnya adalah ketika
seseorang pemanah menarik anak panah kebelakang, maka busur pada panah
tersebut akan mengikuti arah busur yang ditarik, kemudian setelah anak panah
dilepaskan, maka pegas pada busur panah akan kembali ke bentuk semulanya.
Contoh lainnya adalah ketapel, sistem kerjanya sejenis dengan busur panah.
(Muhammad, 2017).
2.2 Poligon
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak
terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data
koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z).
Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan
elevasi pada titik awal saja. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa
dikoreksi sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah
yang bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil.
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda. Untuk melakukan suatu
gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga mempunyai arti yang tidaksama, namun
keduanya saling berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat
dirasakan. Tarikan dan dorongan yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada
yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula
tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut
dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat
memengaruhi gerak dan bentuk benda. Gerak adalah perpindahan posisi atau
kedudukan suatu benda. Gaya gravitasi dipandang sebagai penerapan hukum
newton kedua dengan mengganti percepatan a dengan percepatan gravitasi g.
Proses ini disebut penyusunan gaya dan merupakan kebalikan dari uraian gaya
menjadi komponen-komponennya. Jika lebih dari dua gaya yang bekerja pada suatu
titik maka untuk menyelesaikan komponen gaya tersebut digunakan metode
poligon. Jika dalam menyelesaikan digunakan metode analisis (matematis), maka
arah gaya (positif atau negatif) tergantung pada arah dan kuadran tempat gaya
tersebut berkerja dimana titik interaksinya sebagai titik 0 katresian (0,0). Komposisi
dari penggabungan beberapa gaya dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut
R =..........................................................................................................
R1 + R2 + R3 + ..Rn = ΣFn (1.2.4)
Keterangan;
R = Resultan gaya (N), Rn = Banyaknya resultan gaya, F = gaya (N) Jika
gaya-gaya tersebut disusun pada koordinat kartesian (X , Y) maka:
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
...............................................................................................................
R = Ux Rx +Uy Ry (1.2.5)
...............................................................................................................
R = √(𝑅𝑥)2 + (𝑅𝑦)2 (1.2.6)
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Proses ini disebut penyusunan gaya dan merupakan kebalikan dari uraian gaya
menjadi komponen-komponennya. Jika lebih dari dua gaya yang bekerja pada suatu
titik maka untuk menyelesaikan komponen gaya tersebut digunakan metode
poligon. Jika dalam menyelesaikan digunakan metode analisis (matematis), maka
arah gaya (positif atau negatif) tergantung pada arah dan kuadran tempat gaya
tersebut berkerja dimana titik interaksinya sebagai titik 0 katresian (0,0). Komposisi
dari penggabungan beberapa gaya dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
R = R1 ………….................................................................................(1.2.7)
+ R2 + R3 + ..Rn = ΣFn
Keterangan;
R = Resultan gaya (N), Rn = Banyaknya resultan gaya, F = gaya (N) Jika
gaya-gaya tersebut disusun pada koordinat kartesian (X , Y) maka:
R = Ux Rx + Uv Ry
...………….................................................................................(1.2.8)
...………….................................................................................(1.2.9)
R = √(𝑅𝑥)2
+ (Ry)2
Keterangan;
R = Vektor resultan.
Dan hubungan antara kedua komponen resultan gaya tesebut dapat
memberikan nilai sudut dari resultannya, yaitu :
.............................................................................................................
Tan α = Rx Ry (1.2.10)
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
(a) (b)
(c)
Gambar 1.3.1 (a) Alat Peraga Poligon, (b) Beban pemberat, (c) Busur derajat.
Pertama-tama kita menyiapkan alat dan bahan yaitu alat peraga poligon,
beban berat, busur derajat, dan sebelum melakukan percobaan poligon gaya.
Pasanglah alat sesuai petunjuk pada asisten. Kemudian berikan beban pada masing-
masing katrol dengan besar sama atau berbeda sesuai petunjuk asisten. Catat
besarnya beban masing-masing katrol. Lalu tarik simpul tali (titik 0) ke pusat
keseimbangan (perpotongan diagonal pada bidang/papan grafik), kemudian
lepaskan.Ukur kemiringan masing-masing tali (sesuai gambar) dengan
menggunakan busur derajat, kemudian catat hasilnya. Ubah besarnya beban
beberapa kali sesuai petunjuk asisten, ulangi prosedur beberapa kali. Kemudian
catat hasilnya.
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
Hasil pengukuran percobaan Poligon Gaya dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 1.4.1 Data Hasil Pengamatan 1
No. ƟM1 ƟM2 ƟM3 ƟM4 Keterangan;
1 32o 41o 52o 44o M1 = 0,07 kg
2 33o 40o 53o 44o M2 = 0,09 kg
3 32o 39o 53o 44o M3 = 0,06 kg
4 33o 40o 53o 44o M4 = 0,05 kg
5 32o 39o 53o 45o
( NURHASYMIN )
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Tabel I
Σθmn θ1+ θ2+ θ3 + θ4 +θ5
θmn = =
n n
Σθm1 32°+ 33°+ 32° + 33° + 32°
θm1 = =
n 5
162
= = 32,4°
5
Σθm2 41°+ 40°+ 39° + 40° + 39°
θm2 = =
n 5
199
= = 39,8°
5
Σθm3 52° + 53° + 53° + 53° + 54°
θm3 = =
n 5
265
= = 53°
5
Σθm4 44°+ 44°+ 44°+ 44° + 45°
θm4 = =
n 5
221
= = 44,2°
5
Tabel II
Σθmn θ1+ θ2+ θ3 + θ4 + θ5
θmn = =
n n
Σθm1 38° +36° +36°+36° + 36°
θm1 = =
n 5
182
= = 36,4°
5
Σθm2 42°+ 42°+ 41° + 42° + 41°
θm2 = =
n 5
208
= = 41,6°
5
Σθm3 50°+ 51°+ 50° + 49° + 50°
θm3 = =
n 5
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
250
= = 50°
5
Σθm4 43° + 45° + 44° + 44° + 44°
θm4 = =
n 5
220
= = 44°
5
b. Gaya – gaya pada sumbu X
Tabel I
Fxn = m.g.cos θmn
Fx1 = m . g cos θ m1
= 0,07 x 9,81 x cos θ 32,4°
= 0,6867 x 0,844
= 0,579 N
Fx2 = m.g.cos θmn2
= 0,09 x 9,81 x cos θ 39,8°
= 0,8829 x 0,768
= 0,678 N
Fx3 = m.g.cos θmn3
= 0,06 x 9,81 x cos θ 53°
= 0,5886 x 0,601
= 0,353 N
Fx4 = m.g.cos θmn4
= 0,05 x 9,81 x cos θ 44,2°
= 0,4905 x 0,716
= 0,351 N
Tabel II
Fxn = m.g.cos θmn
Fx1 = m . g cos θ m1
= 0,07 x 9,81 x cos θ 36,4°
= 0,6867 x 0,804
= 0,552 N
Fx2 = m.g.cos θmn2
= 0,08 x 9,81 x cos θ 41,6°
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 0,7848 x 0,747
= 0,586 N
Fx3 = m.g.cos θmn3
= 0,07 x 9,81 x cos θ 50°
= 0,6867 x 0,642
= 0,440 N
Fx4 = m.g.cos θmn4
= 0,05 x 9,81 x cos θ 44°
= 0,4905 x 0,719
= 0,352 N
c. Gaya – gaya pada Sumbu Y
Tabel I
Fy1 = m . g sin θ m1
= 0,07 x 9,81 x sin θ 32,4°
= 0,6867 x 0,535
= 0,367 N
Fy2 = m . g sin θ m2
= 0,09 x 9,81 x sin θ 39,8°
= 0,8829 x 0,640
= 0,565 N
Fy3 = m . g sin θ m3
= 0,06 x 9,81 x sin θ 53°
= 0,5886 x 0,798
= 0,469 N
Fy4 = m . g sin θ m4
= 0,05 x 9,81 x sin 44,2°
= 0,4905 x 0,697
= 0,341 N
Tabel II
Fy1 = m . g sin θ m1
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
R = √(𝑅𝑥)2 + (𝑅𝑦)²
R = √(−0,677)2 + (0,122)2
=√0,458329 + 0,014884
= √0,473213
= 0,687 N
Tabel II
R = √(𝑅𝑥)2 + (𝑅𝑦)²
R = √(0,122)2 + (0,061)2
=√0,014884 + 0,003721
= √0,018605
= 0,136 N
g. Perhitungan gaya berdasarkan grafik
Fn = m.g. skala gaya
Tabel 1
F1 = 0,07.9,81.10
= 6,867
F2 = 0,09.9,81.10
= 8,829
F3 = 0,06.9,81.10
= 5,886
F4 = 0,05.9,81.10
= 4,905
Tabel 2
F1 = 0,07.9,81.10
= 6,867
F2 = 0,08.9,81.10
= 7,848
F3 = 0,07.9,81.10
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 6,867
F4 = 0,05.9,81.10
= 4,905
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
δFx
= F. cos θ
δF
Dimana ;
u=F u’ = 1
v = cos θ v’ = 0
δFx
= u.v’ + u’.v
δF
= F. 0 + 1. cos θ
= 1. cos θ
= 1. cos 32°
= 0,8480 N
∆F = m.g
𝛿𝐹
= √(𝛿𝑚)²𝑁𝑥(∆𝑚)²
δF
= m.g
δm
Dimana :
u=m u’ = 1
v=g v’ = 0
δF
= u.v’ + u’.v
δm
= m.0 + 1. g
= 1. 9,81
= 9,81
1
∆m = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝛿𝐹
∆F = √(𝛿𝑚)2 x (∆m)2
= √(9,81)2 𝑥 (5 𝑥 10−4 )2
= √96,2361 + 0,00000025
= √0,0000240
= 0,0048 N
δFx
= F. cos θ
δ cos θ
Dimana ;
u=F u’ = 0
v = cos θ v’ = -Sin θ
δF
= u.v’ + u’.v
δm
= F. (-Sin θ) + 0 . cos θ
= F.(-Sin θ)
= 0,68 . (-Sin 32,4o)
= 0,68.(-0,53)
= -0,36 N
(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜𝑠𝜃1)²+(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜𝑠𝜃2)²+(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜 𝑠 𝜃3)²(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜𝑠𝜃4)²
∆ cos θ = √ 𝑛 (𝑛−1)
= √0,054
= 0,232 N
𝛿𝐹𝑥 2 𝛿𝐹𝑥 2
∆Fx = √( 𝛿𝐹 ) x (∆F)² + (𝛿 cos 𝜃) x (∆ cos θ)²
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
ẟ𝐹𝑋
KR = 2 (ẟ𝐹𝑋+𝐹𝑋) 𝑋 100%
0,18130
= 2 ( 0,18130+0,68) 𝑋 100%
0,18130
= 𝑋 100%
1,7226
= 10,52 %
KB = 100 % - KR
= 100 % - 10,52%
= 89,48 %
Tabel 2
Fx = F.cos θ
Fx = m.g.cos θ
2
δFx ) δFx
∆Fx = √( x (∆F)2 + ( δ cos θ )² x (∆ cos θ)
δF
δFx
= F. cos θ
δF
Dimana ;
u=F u’ = 1
v = cos θ v’ = 0
δFx
= u.v’ + u’.v
δF
= F. 0 + 1. cos θ
= 1. cos θ
= 1. cos 36,4°
= 0,804 N
∆F = m.g
𝛿𝐹
= √(𝛿𝑚)²𝑥(∆𝑚)²
δF
= m.g
δm
Dimana :
u=m u’ = 1
v=g v’ = 0
δF
= u.v’ + u’.v
δm
= m.0 + 1. g
= 1. 9,81
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 9,81
1
∆m = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005
𝛿𝐹
∆F = √(𝛿𝑚)2 x (∆m)2
= √(9,81)2 𝑥 (5 𝑥 10−4 )2
= √96,2361 + 0,00000025
= √0,0000240
= 0,0048 N
δFx
= F. cos θ
δ cos θ
Dimana ;
u=F u’ = 0
v = cos θ v’ = -Sin θ
δF
= u.v’ + u’.v
δm
= F. (-Sin θ) + 0 . cos θ
= F.(-Sin θ)
= 0,68 . (-Sin 36,4o)
= 0,68.(-0,59)
= -0,401 N
(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜𝑠𝜃1)²+(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜𝑠𝜃2)²+(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜 𝑠 𝜃3)²(𝑐𝑜𝑠𝜃−𝑐𝑜𝑠𝜃4)²
∆ cos θ = √ 𝑛 (𝑛−1)
= √0,003
= 0,054 N
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝛿𝐹𝑥 2 𝛿𝐹𝑥 2
∆Fx = √( 𝛿𝐹 ) x (∆F)² + (𝛿 cos 𝜃) x (∆ cos θ)²
= 0,841 %
KB = 100 % - KR
= 100 % - 0,841%
= 99,159%
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/479640663/5B-POLIGON-DAN-GAYA-
docx
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA