Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM

POLIGON GAYA

DISUSUN OLEH :
MUH IKRAM 09320230131
AMELIA MIFTAHUL JANNA 09320230130
RISKI ANANDA PUTRA 09320230132
MUH SYARIF HIDAYAT 09320230134
NUR AQIL FACHRI 09320230133

KELOMPOK VI/1B
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari yang namanya ilmu
fisika. Mulai dari yang ada pada diri kita sendiri seperti gerak yang kita
lakukan setiap saat, energi yang kita gunakan setiap hari, sampai pada sesuatu
yang ada di luar diri kita, seperti yang ada di lingkungan kita. Dalam jenjang
perguruan tinggi, seorang mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mengikuti
perkuliahan semata, namun lebih dari itu mahasiswa dituntut juga untuk
mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga nantinya
akan menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas. Disiplin ilmu teknik
merupakan disiplin ilmu yang eksak dan banyak menerapkan ilmu-ilmu murni
yang diterapkan kepada masalah masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari ataupun dalam dunia kerja. Sehingga, ilmu-ilmu dalam dunia
keteknikan harus dikuasai oleh mahasiswa teknik, tidak hanya dari segi teori
juga dari segi prakteknya. Pendidikan fisika mengalami banyak perubahan,
terutama karena semakin meluasnya kebutuhan kehidupan manusia yang
berkaitan dengan sains dan cara berfikir yang ilmiah “scientific thinking”.
(Wuryadi, 2018).
Gaya mempunyai nilai (besar) tertentu. Dalam fisika, suatu besaran
yang memiliki nilai dan arah disebut besaran vektor suatu gaya (besaran
vektor) dapat digambar dengan vektor berupa anak panah.Gaya yang bekerja
secara bersama-sama terhadap satu titik tertentu, baik searah, atau berlawanan,
akan menghasilkan dengan gaya yang sama, dengan gaya tunggal yang
memiliki besar dan arah yang tepat. Gaya tunggal ini disebut resultan gaya,
Untuk mencari resultan vektor yang bekerja dapat digunakan tiga metode salah
satunya metode poligon. Poligon umumnya digunakan dalam posisi horizontal,
sama-sama diketahui bahwa poligon merupakan salah satu cara menentukan
posisi horizontal dimana titik satu dengan yang lainnya dihubungkan sehingga
dari hubungan titik tersebut akan membentuk suatu sudut (muhammad,2019)

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
1.2 Tujuan percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )


1. Kami dapat memahami konsep penyusun gaya.
2. Kami dapat memahami konsep metode poligon gaya pada sistem
yang bekerja lebih dari dua gaya.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Kami dapat menetukan besarnya sudut dari gaya terbentuk dan
menggambarkannya.
2. Kami dapat menentukan nilai resultan gaya secara analitis dan
grafis.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya

Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada


suatu benda. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan
tenaga mempunyai arti yang tidak sama, namun keduanya saling
berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan.
Tarikan dan dorongan yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada yang
kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula
tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut
dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat
memengaruhi gerak dan bentuk benda. Gerak adalah perpindahan posisi atau
kedudukan suatu benda. Bentuk benda adalah gambaran wujud suatu benda.
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah
posisi, berubah kecepatan, berubah panjang atau volume dan juga berubah
arah. Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada
suatu benda. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya
dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar kecilnya atau kuat
lemahnya gaya yang harus kita keluarkan untuk suatu kegiatan,
tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F
singkatan dari Force Secara singkat gaya merupakan besaran vektor.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi
menjadi dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran
vektor adalah besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Contohnya
perpindahan, kecepatan, percepatan gaya. Besaran skalar adalah besaran
fisika yang mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Contohnya
massa, jarak, waktu dan volume dan besaran skalar. Besaran skalar adalah
besaran fisika yang. Besaran vektor adalah besaran fisika yang mempunyai
besar dan arah. Besaran vektor dinotasikan dengan huruf di atasnya ada.
Besaran skalar adalah besaran fisika yang mempunyai besar saja dan tidak

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
mempunyai arah. anak panah atau huruf dicetak tebal. Untuk menghitung
resultan dari vektor, dapat menggunakan metode jajar genjang poligon dan
analitik. Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah
posisi, berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah
arah. Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada
suatu benda. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya
dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar kecilnya atau kuat
lemahnya gaya yang harus kita keluarkan untuk suatu kegiatan, tergantung
pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F singkatan
dari Force Secara singkat gaya merupakan besaran vector.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi
menjadi dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran
vektor adalah besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Contohnya
perpindahan, kecepatan, percepatan gaya. Besaran skalar adalah besaran
fisika yang mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Contohnya
massa, jarak, waktu dan volume. Besaran vektor dinotasikan dengan huruf di
atasnya ada anak panah atau huruf dicetak tebal. Untuk menghitung resultan
dari vektor, dapat menggunakan metode jajar genjang poligon dan analitik.
(Mudrik Alaydrus, 2019).

Gambar 1.2.1 Gaya tarik menarik (Sumber : Mudrik Alaydrus, 2019).

Berdasarkan penjelasan diatas gaya dapat disimpulkan bahwa gaya

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
memiliki beberapa sifat sebagai berikut.
a. Gaya dapat mengubah arah gerak benda.
b. Gaya dapat mengubah bentuk benda.
c. Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara menggerakkan
atau memindahkannya. (Martin Kanginan,2018).
2.1.1 Rumus dan Satuan Gaya
Gaya dirumuskan dengan tiga rumusan dasar yang menjelaskan
kaitan gaya dengan gerak benda. Tiga rumusan dasar ini adalah
Hukum Newton 1, 2 dan 3.
1. Hukum newton I
Jika resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya)
yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda
semula diam akan tetap diam dan benda yang bergerak lurus
beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. (Martin
kangiman, 2018).
Jadi rumus Hukum Newton I adalah :

∑F = 0 ................................................................(1.2.1)

Keterangan :
∑F =resultan gaya (Kg m/s2)

2. Hukum Newton II
Percepatan (perubahan dari kecepatan) gerak benda
selalu berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda dan selalu berbanding terbalik dengan
massa benda. (Martin Kangiman, 2018).
Jadi rumus hukum newton II adalah :
∑F = m.a .................................................................... (1.2.2)
…………
Keterangan :

∑F = resultan gaya (Kg m/s2),


m = Massa Benda (Kg),
a = Percepatan (m/s2)

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
3. Hukum Newton III
Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, artinya jika
suatu benda mengerjakan gaya terhadap benda kedua makan,
benda kedua akan membalas gaya dari benda pertama
dengan arah yang berlawanan. (Martin Kangiman, 2018).
Jadi, rumus hukum newton III adalah :

Faksi = -freaksi m.a ............................................ (1.2.3)

Keterangan :
Faksi = Arah yang bekerja,
Freaksi = Arah yang berlawanan arah,
(-) = Gaya yang berlawanan.

2.2 Macam-Macam Gaya

1. Gaya Sentuh
Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja dengan sentuhan. Artinya
suatu gaya akan menghasilkan efek apabila terjadi sentuhan, maka gaya
akan diberikan gaya tersebut, apabila tidak terjadi sentuhan, maka gaya
tidak bekerja pada benda. Contohnya ketika seseorang hendak
memindahkan meja, maka ia harus menyentuh meja tersebut kemudian
mendorongnya ke tempat tujuan.
2. Gaya Tak Sentuh
Gaya Tak Sentuh adalah gaya yang akan bekerja tanpa terjadinya
sentuhan. Artinya Efek dari gaya yang dikeluarkan oleh sumber gaya
tetap dapat dirasakan oleh benda walaupun mereka tidak bersentuhan.
Contohnya adalah Gaya Magnet dan Gaya Gravitasi, pada gaya magnet
ketika kita meletakkan besi di dekat magnet (tanpa bersentuhan).
Adapun macam-macam gaya berdasarkan jenisnya, antara lain :
a. Gaya Otot
Sesuai dengan namanya Gaya otot merupakan gaya yang
dilakukan oleh makhluk hidup yang memiliki otot. Gaya timbul
dari koordinasi dari struktur otot dengan rangka tubuh. Gaya Otot
Termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh. Contohnya adalah

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
seseorang yang mengangkat batu. Gaya Pegas
Gaya Pegas adalah gaya dihasilkan oleh sebuah pegas. Gaya
pegas disebut juga gaya lenting pulih yang terjadi karena
adanya sifat keelastisan suatu benda. Gaya pegas termasuk
kedalam kelompok gaya sentuh. Gaya pegas timbul karena pegas
dapat memapat dan merenggang sehingga bentuknya dapat
kembali seperti semula setelah terjadi gaya tersebut.
b. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang timbul karena terjadinya
persentuhan langsung antara dua permukaan benda. Gaya Gesek
merupakan gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah
gerak benda atau arah gaya luar. Gaya gesek termasuk kedalam
kelompok gaya sentuh. Contohnya apabila batu yang sama
dengan jumlah gaya luar yang sama digerakan pada 2 permukaan
satu di lantai keramik (halus) maka pergerakan batu dilantai
keramik akan lebih cepat dan mudah dibandingkan pergerakan
batu pada lantai semen.
Gaya gesek terbagi dari beberapa jenis. Antara lain :
1) Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis yaitu gaya gesek yang terjadi
ketika benda diam. Gaya gesek statis terjadi apabila gaya
luar yang diberikan kepada benda nilainya sama dengan
gaya gesekan yang terjadi sehingga benda tersebut akan
diam tidak bergerak karena resultan (penjumlahan) gaya
yang terjadi padanya sama dengan nol. Contohnya,
ketika ada sebuah benda diletakkan pada bidang miring
dan benda tersebut kita tahan dengan tangan, maka
benda itu tidak akan bergerak (tetap diam) karena
resultan gaya dari tangan kita sama dengan resutan gaya
gesek yang terjadi, namun apabila kita melepaskannya,
maka benda tersebut kembali bergerak.
2) Gaya Gesek Kinetik

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Gaya gesek kinetik yaitu gaya gesek yang terjadi
ketika benda dalam keadaan bergerak. Gaya Gesek
Kinetik terjadi ketika nilai gaya gesek selalu lebih kecil
dibandingkan gaya luar yang bekerja padanya, sehingga
gaya luar menang dan membuat benda tersebut bergerak.
Contohnya adalah gaya gesek antara permukaan mobil
dengan aspal ketika mobil bergerak, gaya gesek yang
terjadi lebih kecil, dari gaya mesin sehingga mobil
mampu bergerak.
c. Gaya Mesin
Gaya Mesin adalah gaya yang di hasilkan oleh kerja mesin,
seiring berkembangnya teknologi, mesin yang dibuat pun semakin
canggih. Gaya mesin sangat membantu dalam meringankan
aktivitas manusia . Contohnya adalah kerja mobil dan motor .
d. Gaya Gravitasi Bumi (Gaya Berat)
Gaya Gravitasi Bumi adalah Gaya tarik bumi terhadap
seluruh benda bermassa yang terdapat pada permukaannya.
Sahabat pasti sudah mengetahui bahwa dengan adanya gravitasi
bumi, maka kita dapat berdiri tanpa masalah di permukaannya
apabila tidak terdapat gaya gravitasi bumi, maka setiap benda
akan melayang seperti halnya di luar angkasa.
e. Gaya Magnet
Gaya maget adalah gaya yang mampu menarik benda
tertentu. Gaya magnet dapat menarik benda meskipun tanpa
menyentuhnya, oleh karena itu Gaya magnet termasuk ke dalam
kelompok Gaya Tak Sentuh. Contohnya adalah paku apabila
didekatkan ke sebuah magnet, maka ia akan tertarik ke arah
magnet tersebut, maka paku merupakan benda magnetis.
f. Gaya Listrik
Gaya Listrik adalah gaya yang dialami oleh objek yang
bermuatan yang berada dalam medan listrik. Rumus gaya listrik
biasa dipertukarkan dengan hukum coulomb padahal gaya listrik
bersifat umum ketimbang hukum tersebut. Gaya yang dihasilkan
oleh benda-benda bermuatan listrik dalam medan listrik.
POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Contohnya adalah seperti benda yang sering kita lihat dalam
kehidupan sehari- hari yaitu kipas angin, benda tersebut bekerja
dengan mengubah energi listrik menjadi energi gerak.

2.3 Vektor

Vektor pada bidang datar mempunyai komponen yaitu pada sumbu x


dan y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya
mempunyai satu komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja
pada suatu menyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya
vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya tidak berubah besar (Azizi, 2019).
Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara grafis (menggunakan
gambar) dan secara analitis (menggunakan perhitungan). Dalam penggunaan
vektor, dua buah atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau dibagi.
Kegiatan ini disebut operasi vektor. Menjumlahkan dan mengurangkan
vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara metode grafis seperti metode
poligon, jajar genjang dan segitiga (Nidiannisa, 2018).
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua yaitu besaran vektor dan
besaran skalar. Besaran yang hanya memiliki nilai disebut besaran skalar
contoh besaran massa, panjang, waktu masing-masing memiliki nilai saja
yaitu misal 5 Kg, 6 m, dan 7 menit. Sedangkan besaran yang memiliki yang
memiliki nilai dan sebuah arah disebut besaran vektor contoh besaran
kecepatan, gaya masing-masing 5 m/detik ke utara, 6 newton ke timur.
Besaran diotasikan dengan huruf diatasnya ada anak panah atau huruf dicetak
tebal sedangakan huruf tampa cetak tebal adalah nilai (besar) vektor.
Lambang besaran vektor yaitu anak panah dimana panjang ruas garis
menunjukkan nilai vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor. Dalam
hal ini bisa ditentukan resultan vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu
titik (Nidiannisa, 2018).
Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara grafis (menggunakan
gambar) dan secara analitis (menggunakan perhitungan). Dalam
penggunaan vektor, dua buah atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan
atau dibagi. Kegiatan ini disebut operasi vektor. Menjumlahkan dan
mengurangkan sebuah vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara metode

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
grafis seperti metode poligon, jajar genjang dan segitiga.
Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya
bekerja pada benda yang sama, percepatan benda adalah sama seperti jika
benda dikenai gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya
itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor (Wiyanto,
r2018).

Gambar 1.2.2 Vektor


Penjumlahan vektor dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Penjumlahan vektor dengan metode jajar genjang
Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal
jajar genjang yang terbentuk dari dua vektor dan tidak ada
pemindahan titik tangkap vektor. Untuk vektor segaris,
penjumlahannya adalah R = A + B + C + n dan seterusnya.
Rumus menghitung vektor dengan sudut tertentu.

√𝐴2 + B2+ 2AB cos 𝛼 =R ....................................................... (1.2.4)

Keterangan:
A = Titik tangkap vektor1
(M), B = Titik tangkap vektor2
(M),𝛼 = Sudut (o).,
R = Resultan.
2. Penjumlahan vektor dengan metode segitiga

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangkai vektor I
ke ujung yang lain titik pangkal vektor pertama dengan titik ujun
vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar berikut ini (Ahmad fauzi,
2018).

Gambar 1.2.3 Penjumlahan dengan metode segitiga


3. Resultan gaya
Resultan Gaya adalah sebuah gaya yang menghasilkan
efek yang sama jika menggantikan beberapa gaya.Resultan
gaya dari beberapa gaya yang sejajar dan searah adalah
jumlah dari gaya-gaya tersebut. Arah gaya resultan sama
dengan arah gaya-gaya tersebut. Sedangkan jika berlawana
arah maka resultan gaya sama dengan selisih dar gaya-gaya
tersebut dengan arah sama dengan arah gaya terbesar.Resultan
gaya dari beberapa gaya yang arahnya tidak sejajar
digunakan metode poligon gaya.Setiap vektor gaya
digambarkan dengan skala yang sesuai, kemudian pangkal
vektor gaya kedua diletakkan pada ujung gaya pertama,
pangkal vektor gaya ketiga diletakkan pada ujung vektor
gaya ketiga dan seterusnya.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Equilibran adalah gaya tunggal yang apabila
ditambahkan ke suatu sistem gaya akan menyebabkan benda
dalam keadaan kesetimbangan.Jika tiga gaya bekerja pada suatu
titik dalam keadaan kesetimbangan, maka jika diagram vektor
digambarkan dengan skala yang sesuai akan membentuk
segitiga tertutup.
Jika beberapa gaya bekerja pada suatu titik dalam
keadaan kesetimbangan, diagram vektor yang digambarkan
dengan skala yang sesuai akan membentuk poligon tertutupGari-
garis aksi 3 gaya sebidang (coplanar) dalam kesetimbangan
atau sejumlah gaya yang mana dapat direduksi menjadi 3
gaya, garis aksi gaya-gaya tersebut pasti akan bertemu pada
titik (concurrent) yang sama (atau paralel satu dengan lainnya).
oSebuah gaya dapat diuraikan menjadi komponen gaya
vertikal (Fy) dan gaya horizontal (Fx).oFx = F cos Fy = F sin

2.4 Poligon

Poligon adalah serangkaian titik-titik yang dihubungkan dengan garis


lurus sehingga titik-titik tersebut membentuk sebuah rangkaian (jaringan)
titik-titik atau polygon. Pada pekerjaan pembuatan peta, yaitu merupakan
jaringan titik-titik yang telah tertentu letaknya ditanah yang sudah ditandai
dengan patok. Kedudukan benda pada pekerjaan pemetaan biasanya
dinyatakan dengan sistem koordinat kartesius tegak lurus (X,Y) dibidang
datar (peta), dengan sumbu X menyatakan arah timur-barat dan sumbu Y
menyatakan arah utara-selatan. Metode poligon adalah salah satu cara
penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya
dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dari jarak sehingga
membentuk rangkaian titik atau poligon.
Adapun macam-macam poligon adalah :
a. Poligon tertutup
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awalnya dan
akhirnya menjadi satu. Poligon tertutup ini hanya membutuhkan

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
satu titik kontrol yang sudah diketahui koordinatnya yaitu titik
awal yang sekaligus digunakan sebagai titik akhir poligon, sudut
jurusan sisi awal akan sama dengan sudut jurusan akhir. Yang
dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke
titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan
membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah
digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak
tersebut. Misalkan yang di ukur lahan yang sangat luas maka
membutuhkan banyak titik poligin. Usahakan menggunakan
sedikit titik poligon yang terpenting menutup. Semakin banyak
titik poligon maka tingkat kesalahan sudut semakin besar. Gambar
di bawah mempunyai segi 6 artinya apabila kita mengitung jumlah
keseluruhan sudut dalam bisa menggunakan rumus (n-2) x 180.
Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik
poligon sesuai dengan kondisi lapangan. Semakin banyak titik
poligon maka tingkat kesalahan sudut besar.

Gambar 1.2.4 poligon tertutup(Tian jimeduson,2018)


Kelebihan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada
ikatan sama sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan
adanya sifat poligon tertutup yang jumlah sudut dalamnya sama
dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula koreksi koordinat

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
dengan adanya konsekuensi logis dari bentuk geometrisnya bahwa
jumlah selisih koordinat sama dengan nol. Sedangkan, kekurangan
pada polygon tertutup ini yaitu, bila ada kesalahan yang
proporsional dengan jarak (salah satu sistematis) tidak akan
ketahuan. Dengan kata lain, walaupun ada kesalahan, namun
poligon tertutup kelihatan baik juga. Jarak-jarak yang diukur
secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti
kesalahan frekuensi gelombang.
Berdasarkan fungsinya poligon dibedakan menjadi:
1. Poligon untuk keperluan kerangka peta, syaratnya
harus memiliki titik- titik yang cukup baik, dalam arti
menjangkau semua wilayah.

2. Poligon yang berfungsi sebagai titik-titik pertolongan


untuk mengambil detail lapangan.
Pada poligon terutup : Garis-garis kembali ke titik awal,
jadi membentuk segi banyak. Berakhir di stasiun lain yang
mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar daripada
ketelitian letak titik awal.
Untuk memudahkan dalam memahami sudut-sudut yang ada
pada pengukuran poligon, maka perlu dijelaskan hal-hal
sebagai berikut:
1. Sudut dalam adalah selisih antara dua arah (jurusan) yang
berlainan.
2. Azimuth (sudut arah) adalah sudut yang dihitung terhadap
arah utara magnetis, dan arah ini berhimpit dengan sumbu Y
pada peta.
Syarat geometri sudut adalah sebagai berikut.
Syarat sudut ukuran
∑β = (n-2). 180 Fβ apalagi sudut dalam .......………............……………………(1. 2. 5)

∑β =(n+2). 180Fβ apalagi sudut …………………….….....……..(1. 2. 6)

b. Poligon terbuka

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk
mengukur jalan,sungai,mauupun irigasi.tapikenyataan biasa
digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka.yang di maksut lahan
tebuka di sini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam
seperti pada tertutup.

Gambar 1.2.4 Poligon terbuka


Berdasarkan peningkatan-peningkatan itu, maka poligon
terbuka dapat dibagi lebih lanjut menjadi :
1. Tanpa ikatan sama sekali.

2. Pada salah satu ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali.

3. Salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan


pada ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali.
4. Pada salah satu ujungnya terikat azimut saja, sedangkan
pada ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali.
5. Pada keduanya ujungnya masing-masing terikat azimuth.

6. Pada salah satu ujungnya terikat koordinat, sedangkan ujung


yang lain terikat azimut. Pada kedua ujungnya masing-
masing terikat azimuth.
7. Pada salah satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain terikat azimuth saja.
8. Pada salah satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat,

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
sedangkan ujung yang lain terikat koordinat.
9. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat baik azimuth
maupun koordinat.
c. Poligon bercabang
Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai
satu atau lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi.

Gamb
ar 1.2.5 Poligon bercabang
d. Poligon kombinasi
Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga
dari bentuk- bentuk poligon yang ada.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 1.2.6Gambar kombinasi (Tian jimeduson 2018).


Beberapa manfaat poligon gaya, antara lain :
1. Dengan poligon yang banyak, kita bisa membuat polygon
yang sedikit terlebih dahulu dan kita bisa kembangkan menjadi
banyak.
2. Untuk membantu dalam mengarsitekturkan bangunan
karena dalam membuat gambar arsitektur kita tidak harus membuat
sebuah suatu bayangan dengan poligon yang banyak, kita bisa
membuat poligon yang sedikit terlebih dahulu dan kita bisa
kembangkan menjadi banyak. Untuk membangun rumah, mendesain
rumah dan kontruksi gedung.

3. Poligon gaya dapat diguunakan dalam industri fashion untuk


menghasilkan pola pakaian dalam jumlah besar.

2.5 Kegunaan Poligon Gaya

Adapun beberapa kegunaan pada polygon gaya, diantaranya yaitu :


1. Sebagai kerangka horizontal pada daerah pengukuran.
2. Sebagai kontrol jarak dan sudut.
3. Sebagai basis titik-titik untuk pengukuran selanjutnya.
a. Beberapa definisi tentang bidang polygon adalah sebagai berikut:
Poligon adalah gabungan ruas garis dari bagian yang bertemu
hanya di titik akhir sehingga (1) sebesar dua ruas garis bertemu di satu
titik, dan (2) Tiap ruas garisbertemu tepat dua ruas garis
lainnya.Poligon dinamai dengan memakai jumlah dari sisinya. Contoh
segitiga-3 sisi, segiempat-4 sisi, segilima-5 sisi, segienam-6 sisi,
segitujuh-7 sisi, dan segidelapan-8 sisi. Sebuah poligon dengan sisi n
dapat disebut segi-n. Diagonal dari poligon adalah ruas garis yang
menghubungkan antara dua titik puncak dari segi banyak tersebut.
Titik akhir dari ruas garis AC adalh titik puncak dari polygon ABCD.
Ruas garis AC adalah satu diagonal dari poligon. Sebuah poligon
adalah cembung jika semua diagonal dari poligon terletak di dalam

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
poligon itu sendiri.Setiap diagonal dari poligon ini seperti ruas garis
PR, adalah terletak di dalam poligon. PQRST adalah polygon
cembung. Paling tidak terdapat satu diagonal dari poligon ini yang
tidak terdapat dalam poligon. GHIJK bukan merupakan poligon
cembung. Segitiga dengan sisi yang kongruen memiliki nama khusus.
Segitiga sama sisi adalah segitiga dengan semua sisi yang kongruen
satu sama lain.Ruas garis AB ≅ Ruas garis BC ≅ Ruas garis AC
Segitiga sama kaki adalah segita dengan dua sisi yang kongruen satu
sama lain ∠A disebut sudut puncak, ∠ B dan ∠C disebut sudut dasar.
Segi banyak beraturan adalah segi banyak (poligon) dengan semua
sisi yang kongruen satu sama lain dan semua sudut yang kongruen
satu sama lain. ABCDEFGH adalah poligon beraturan beberapa
poligon mempunyai beberapa jenis yang membuat semuanya polygon
beraturan. Semua sisi mempunyai panjang yang sama. Semua sudut
mempunyai besar yang sama.
b. Macam-macam poligon
Atas dasar titik ikat : poligon terikat sempurna : poligon yang
ujung-ujungnya terikat pada dua titik yang diketahi koordinatnya,
poligon terikat sepihak: poligon yang salah satu titik ujungnya terikat
atau diketahui koordinatnya, poligon bebas: poligon yang ujung-
ujungnya tidak terikat.
Atas dasar bentuk, poligon Terbuka: poligon yang ujungnya tidak
saling bertemu satu dengan yang lain, poligon tertutup: poligon yang
ujungnya saling bertemu dan membentuk suatu loop atau kring, poligon
cabang: poligon yang merupakan cabang dari poligon yang lain.
Atas dasar hirarki dalam pemetaan poligon yang utama: poligon yang
koordinat titik-titiknya diperoleh langsung dari penentuan koordinat titik
local atau diikatkan langsung melaui pengukuran dari titik kontrol terdekat.
Poligon cabang: poligon yang koordinat titik-titiknya diikatkan dari poligon
utama.
c. Contoh Poligon Tertutup dengan Jumlah Sudut Lima Titik
Arah pengukuran poligon tertutup arah pengukuran berlawanan
jarum jam. β4 poligon tertutup arah pengukuran searah jarum jam

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
pada setiap pekerjaan poligon tertutup, penting diketahui arah
pengukuran poligon. Pada gambar, arah pengukuran poligon
berlawanan dengan jarum jam. Konsekuensinya, sudut kanan (β) yang
terbentuk adalah sudut dalam. Berbeda dengan poligon pertama, pada
gambar, arah pengukuran poligon searah jarum jam sehingga sudut
kanan (β) yang terbentuk adalah sudut luar. Perlu diketahui bahwa
sudut kanan adalah sudut yang terbentuk dari selisih arah bacaan
muka dikurangi arah bacaan belakang (back sight atau reference
object). Bacaan back sight ini dapat diset nol, sembarang atau sebesar
asimut yang diketahui. Ketika teodolit dititik 2, bacaan belakangnya
adalah hasil bidikan ketitik 1 sedangkan bacaan mukanya adalah hasil
bidikan ketitik 3. Ketika teodolit dititik 3, bacaan belakangnya adalah
ketitik 2 sedangkan bacaan belakangnya adalah hasil bidikan ketitik 4.
Ketika teodolit dititik 4, bacaan belakangnya adalah hasil bidikan
ketitik 3 sedangkan bacaan mukanya adalah hasil bidikan ketitik 5.
Ketika teodolit dititk 5, bacaan belakngnya adalah hasil bidikan
ketitik 4 sedangkan bacaan mukanya adalah hasil bidikan ketitik 1.
Terakhir, ketika teodolit dititik 1, bacaan belakangnya adalah hasil
bidikan ketitik 5 sedangkan bacaan mukanya adalah hasil bidikan
ketitik 2. Cara ini berlaku baik untuk posisi.
d. Langkah-Langkah Kegiatan:
Persiapkan peralatan yang dibutuhkan serta periksa
kelengkapannya. Tentukan jalur poligon, dan pilih minimal 4 titik,
dipakai sebagai titik-titik poligon. Perhatikan dengan benar syarat-
syarat pemilihan titik poligon, diantaranya aman, mudah ditemukan
kembali dan sehingga dapat dilihat dari titik-titik di depan dan
dibelakangnya.
Lakukan pengukuran poligon tertutup itu dengan ketentuan teknis sebagai
berikut :
a) Teodolit dengan tingkat ketelitian yang tersedia di laboratoriun;
b) Target dibidik langsung pada titik (paku paying). Jika tidak
kelihatan digunakan alat bantu unting-unting yang dipasang
vertical di atas titik;

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
c) Pengukuran sudut dilakukan dengan 2 seri rangkap, dengan
toleransi bacaan antara sudut-sudut yang dihasilkan tidak lebih
dari tiga kali ketelitian alat;
d) Pengukuran jarak sisi polygon dilakukan secara dengan pita
ukur pergi- pulang;
e) Azimut awal dapat diambil di sembarang titik dengan
bantuan kompas dilekatkan pada alat ukun teodolit (azimuth
magnetis);
f) Cara penggunaan alat bantu kompas tersebut sebagai
berikut: pasang kompas pada teodolit, seimbangkan posisi
pendulum kompas, sehingga dalam posisi ini teropong mengarah
kea rah utara magnets. Catat bacaan dalam posisi ini teropong
mengarah kea rah utara magnetis. Catat bacaan horizontal pada
posisi ini. Akan lebuh menguntungkan apabila pada posisi ini
dibuat bacaan horizontal 0°0’0” dengan sekrup limbus piringan
horizontal. Selanjutnya bidik titik polygon terdekat (di depan) dan
catat bacaan horizontal;
g) Data ukuran dituangkan dalam formulir;
h) Hitung hasil ukuran polygon;
i) Plot koordinat pada kertas millimeter, kemudian pindahkan ke
kertas kalkir dengan format yang telah ditentukan.
4. Alat Peraga
Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk menanamkan konsep
sebuah materi kepada siswa. Suatu konsep yang diajarkan kepada siswa tidak akan
bertahan lama apabila materi tersebut tidak terlalu dimengerti oleh siswa tetapi hanya
mengingat-ingat saja. Begitu juga dengan konsep abstrak yang baru dipahami siswa,
konsep tersebut cenderung mengendap apabila siswa hanya belajar melalui
penglihatan tanpa adanya perbuatan. Oleh sebab itu, dengan penggunaan alat peraga
dalam setiap pembelajaran maka terciptanya motivasi dalam proses belajar dan
mengajar. Konsep abstrak dalam matematika tersaji dalam bentuk konkrit sehingga
lebih dapat dipahami oleh siswa. Hubungan antara konsep abstrak matematika
dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami. Alat pengajaran
dapat dikelompokkan dalam dua jenis alat pengajaran yang bersifat umum dan alat

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
pengajaan yang bersifat khusus. Alat pengajaran yang bersifat umum yang
dimaksudkan dengan jenis ini adalah alat-alat pengajaran yang penggunaannya
berlaku untuk semua mata pelajaran seperti papan tulis kapur, spidol, dan penggaris.
Alat pengajaran yang bersifat khusus yaitu alat pengajaran yang penggunaanya
berlaku khusus untuk mata pelajaran tertentu, seperti Mikroskop untuk IPA, untuk
matematika, Kuas untuk melukis. Syarat dan kriteria media dan alat peraga Menurut
E.T Rusefensi beberapa persyaratan alat peraga yang dapat digunakan selama proses
pembelajaran antara lain:
a) Tahan lama.
b) Bentuk dan warnanya menarik.
c) Sederhana dan mudah dikelola.
d) Ukurannya sesuai.
e) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau
Diagram.
f) Sesuai dengan konsep matematika.
g) Dapat memperjelas konsep matematika kadan bukan sebaliknya.
h) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak
bagi siswa.
i) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat
peraga.
Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam memahami sebuah
konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga memudahkan siswa
dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih tinggi.
Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah sebuah konsep
selanjutnya.
Poligon digambarkan dengan menghubungkan titik-titik tengah atau tanda kelas
setiap empat persegi panjang dari histogram frekuensi. Dengan menghubungkan
secara berurutan tanda kelas mulai dari kelas pertama sampai keatas terakhir,
didapatkan grafik histogram. Namun grafik ini harus tertutup. Hal ini dilakukan
dengan menghubungkan tanda kelas dari kelas pertama dengan pertengahan skala
pada sumbu datar yang berdekatan drngan empat persegi panjang itu. Hal yang sama
dilakukan pula pada kelas yang terakhir, sihingga didapatkan gambar poligon

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
frekuensi dari hasil tes statistik. Histogram dan poligon frekuensi adalah dua
referesentasi grafis dari distribusi frekuensi.
Sebuah histogram atau histogram frekuensi, terdiri dari sekumpulan persegi
yang mempunyai (a) alas pada sumbu horizontal (sumbu X), dengan pusat-pusat
yang terletak pada tanda-tanda kelasnya dan panjang akan sebanding dengan
frekuensi-frekuensi kelas. Jika seluruh interval kelas mempunyai ukuran yang sama,
maka tinggi dari persegi panjang akan sebanding dengan frekuensi kelas,
sehingga kita biasanya menetapkan bahwa tinggi-tinggi tersebut memiliki nilai yang
sama, dengan frekuensi-frekuensi kelas. Jika interval-interval kelas tidak memiliki
ukuran yang sama, maka tinggi-tinggi ini harus disesuaikan. Suatu
konsep yang di ajarkan kepada siswa tidak akan bertahan lama apabila materi
tersebut tidak di mengerti.
Poligon Frekuensi adalah suatu grafik berbentuk garis dari frekuensi kelas yang
diplot terhadap tanda kelas. Poligon frekuensi dapat diperoleh dengan cara
menghubungkan titik-titik tengah dari puncak-puncak persegi panjang pada
histogram.

2.6 Poligon gaya

Poligon gaya adalah rangkaian garis lurus yang berhubungan satu sama lain.
Poligon gaya adalah polygon yang di gunakan sebagai kerangka dasar pemetaan
yang memiliki titik-titik di mana titik tersebut mempunyai sebuah kordinat X dan
Y.Fungsi dari poligon gaya adalah untuk memperbanyak titik – titik koordinat
dilapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta. Contoh poligon gaya antara lain
adalah ketapel, system kerjanya sama dengan busur panah.
Untuk pemetaan di perlukan adanya kerangka dasar adalah sejumlah titik yang
di ketahui koordinatnya dalam system tertentu yang mempunyai fungsi sebagai
pengikut dan pengontrol ukuran baru.Mengapa fungsinya, titik-titik kerangka dasar
harus di tempatkan menyebar merata di seluruh daerah yang akan di petakan dengan
kerapatan tertentu, Mengingat pula pengukuran untuk pemetaan memerlukan waktu
yang cukup lama. Maka titik kerangka dasar harus di tanam cukup kuat dan terbuat
dari bahan yang tahan lama.
Dalam proses pemetaan terdapat pengukuran suatu kerangka horizontal
yaitu(pengukuran mendatar untuk mendapatkan jarak, sudut, dan koordinat mendatar
antara titik-titik yang kita ukur diatas permukaan bumi) dan permukaan bumi dari

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
kerangka dasar vertikal (pengukuran tegak / vertikal untuk mendapat jarak, sudut dan
koordinat tegak antara titik yang di ukur serta pengukuran titik dekat). Poligon
memiliki beberapa jenis di pandang dari bentuk dan titik acuan.
Poligon memiliki beberapa titik reverensi (acuan) yang di gunakan sebagai
sistem koordinat dan kontrol kualitas dan pengukuran poligin. Titik referensi adalah
titik yang mempunyai sebuah koordinat yang dalam perhitungannya mengacu pada
sebuah datum dan proyeksi peta di Indonesia datum yang digunakan adalah WGS 84
sedangkan proyeksi peta menggunakan TM-3 sedangkan koordinat local adalah
koordinat yang tidak mengacu pada dua hal tersebut (koordinat sementara).
1. Poligon Tertutup Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang
membentuk poligonsegi banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup
adalah apabila mulai dari titik1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan
kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi dari
kembali ke titik awal adalah digunakan untukmengkoreksi besaran sudut pada
tiap segi banyak tersebut.
2. Poligon Terbuka Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur
jalan, sungai,maupun irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk
mengukurluas lahan terbuka. Namun tetap disarankan untuk menggunakan
poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini
adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup.
Poligon gaya adalah bentuk dasar yang terdiri dari garis lurus yang bergabung
untuk membentuk sirkuit atau rantai tertutup. Poligon gaya berasal dari kata
poligon yang berarti poli (banyak) dan gon (titik), yang kita maksud disini
adalah poligon yang digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan yang dimiliki
titik-titk dimana titik ini mempunyai sebuah koordinator x dan y. Poligon juga
dapat di sebut pengukuran segi banyak yang merupakan salah satu titik di
lapangan. Jadi dapat di simpulkan bahwa poligon adalah suatu rangkaian garis
lurus koordinat suatu dengan lainya menjadi bentuk tertentu segi banyak
berurutan atau segi banyak tidak beraturan dengan tidak persegi. Jadi
pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal. Poligon
terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data
koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
(x,y,z). Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data
koordinat danelevasi pada titik awal saja. Poligon terbuka tidak terikat
sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan
berpengalaman banyak lahyang bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian
dan kesalahan sudut hanya kecil. Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat
tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa akurat bisa melakukannya.
Poligon terbuka terdiri atas serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak
kembali ke titik awal atau tidak terikat pada sebuahtitik dengan ketelitian sama
atau lebih tinggi ordenya. Dilapangan, poligon ini biasanya dipakai untuk
pengukuran jalan dengan cara pintas, atau panjang jalan dalam radius pendek.
Biasanya hasil yang didapat, terdapat banyak kekeliruan. Untuk itulah metode
yang diambil guna menghindari kesalahan yang kemudian akan muncul adalah
pengukuran dilakukan berulang kali(lebih dari 3 kali tiap titik), guna
meminimalisir besarnya kesalahan yang terjadi. Jarak yang digunakan dalam
poligon adalah jarak datar yang akan pula kita dapat hasilkan dari berbagai cara
diantaranya :
1. Dari pengamatan sebuah pita ukur, hal ini bersifat kasar dikarenakan ketelitian
dari pita ukur hanya mencapai cm dan untuk memenuhi metode pengukuran
jarak datar sangatlah susah untuk diterapkan.
2. Dari pengamatan rambu ukur dengan theodolite, bersifat kasar karena
ketelitiannya tergantung dari jauh dan dekatnya jarak tersebut.

2.7 Vektor

Vektor adalah suatu besaran fisika yang memiliki nilai atau besar tertentu dan
memiliki arah misalnya kecepatan.Jika ada informasi tentang kecepatan suatu benda
yang bergerak sebesar 10 km/jam, maka pernyataan ini tidaklah lengkap. Hal ini
dikarenakan kalimat di atas hanya memberikan informasi tentang nilai atau besar dari
kecepatan itu, yaitu 10 km/jam, sedangkan informasi tentang kemana benda itu
bergerak, tidak diberikan (Mudrik Alaydrus, 2018).
Vektor pada bidang datar mempunyai komponen yaitu pada sumbu x dan y.
Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya mempunyai
satu komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja pada suatu menyusun
suatu vektor hasil (resultan vektor). Vektor merupakan sebuah besaran yang

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai panah dengan yang menunjukan arah
vektor dan panjang garisnya disebut besar vektor.
Penjumlahan vektor yang dapat dilakukan secara grafis (menggunakan gambar)
dan secara analitis (menggunakan perhitungan). Dalam penggunaan vektor,ada dua
buah atau lebih yang dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau dibagi. Menjumlahkan
dan mengurangkan vektor dapat ditempuh dengan dua cara metode grafis seperti
metode poligon, jajar genjang dan segitiga.
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua yaitu besaran vektor dan besaran
skalar. Besaran yang hanya memiliki nilai disebut besaran skalar contoh besaran
massa, panjang, waktu masing-masing memiliki nilai saja yaitu misal 5 Kg, 6 m, dan
7 menit. Sedangkan besaran yang memiliki yang memiliki nilai dan arah disebut
besaran vektor contoh besaran kecepatan, gaya masing-masing 5 m/detik ke utara, 6
newton ke timur. Besaran dinotasikan dengan huruf diatasnya ada anak panah atau
huruf dicetak tebal sedangakan huruf tampa cetak tebal adalah nilai (besar) vektor.
Lambang besaran vektor yaitu anak panah dimana panjang ruas garis menunjukkan
nilai vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor Dalam hal ini bisa ditentukan
resultan vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu titik dan dimana titik
interaksinya sebagai titik O katresian dalam titik ini (Nidiannisa, 2018).
Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara grafis (menggunakan gambar) dan
secara analitis (menggunakan perhitungan). Dalam penggunaan vektor, dua buah
atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau dibagi. Kegiatan ini disebut
operasi vektor. Menjumlahkan dan mengurangkan vektor dapat ditempuh dengan 2
(dua) cara metode grafis seperti metode poligon, jajar genjang dan segiti ga. Secara
eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda yang
sama, percepatan benda adalah sama seperti jika benda dikenai gaya tunggal yang
sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri.
Penjumlahan vektor dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Penjumlahan vektor dengan metode jajar genjang
Metode jajar genjang adalah cara penjumlahan vektor dengan menghubungkan
pangkal vektor yang satu pangkal ke pangkal yang lainnya. Lalu menarik
sebuah garis lurus dari pangkal kedua vektor menuju perpotongan proyeksi
masing-masing vektor.Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal
jajargenjang yangterbentuk dari dua vektor dan tidak ada pemindahan titik

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
tangkap vektor untuk vektor segaris, penjumlahannya adalah R= A + B + C + n
dan seterusnya.
2. Penjumlahan vektor dengan metode segitiga
Metode segtiga merupakan metode penjumlahan vektor yang menempatkan
pangkal vektor kedua pada ujung vektor pertama. Hasil yang ada pada metode
penjumlahan vektor ini dilakukan pemindahan titik tangkai pada vektor satu ke
ujung yang lain titik pangkal vektor yang pertama dengan titik ujung vektor
kedua.
3. Penjumlahan dengan metode polygon
Metode poligon merupakan metode penjumlahan dua vektor aau lebih. Dimana
metode ini dilakukan dengan cara menempatkan pangkal vektor kedua pada
ujung vektor pertama, kemudian pangkal vektor ketiga di ujung vektor kedua.

2.8 Gaya Berat gravitasi dan Gaya Normal

Galileo menemukan bahwa semua benda yang dilepaskan di dekat permukaan


bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama dengan g, jika gesekan udara
diabaikan. Gaya dengan percepatan g yang ini diesbut gaya gravitasi atau sering
pula disebut gaya berat. Gaya gravitasi sering dipandang sebagai penerapan didalam
hukum newton yang merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh keduanya dengan
mengganti percepatan a dengan percepatan gravitasi g.
Arah gaya ini menuju pusat bumi, jadi gaya gravitasi sebuah benda dapat
ditulis dalam satuan SI g = 9,8 m/𝑠 2 = 9,8 N/kg dengan demikian berat 1 kg massa
di bumi adalah 1 kg × 9,81 m/𝑠 2 = 9,81 N/kg. Harga g bervariasi di tempat yang
berada di permukaan bumi karena pengaruh bentuk bumi yang tidak benar–benar
bulat. Gaya gravitasi akan terlihat pada objek jika ia jatuh jika objek diam di
permukaan bumi, gravitasi tidak terlihat namun jika objek disimpan di atas
permukaan maka gaya gravitasi akan terlihat meskipun objek benda di atas
permukaan bidang dan objek diam. Ini berarti setiap objek mengalami gaya gravitasi
sebagai konsekuensi hukum newton kedua.Pengertian Gaya adalah dorongan atau
tarikan yang diberikan pada suatu benda.Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan
tenaga. Gaya dan tenaga mempunyai arti yang tidaksama, namun keduanya saling
berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Tarikan

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
dan dorongan yang dilakukan memerlukan tenaga gaya ada yang kuat dan ada pula
yang lemah.Semakin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang
diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan
gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat memengaruhi gerak dan bentuk
benda.
Gerak adalah perpindahan posisi atau kedudukan suatu benda. Gaya yang ada
pada gravitasi dipandang sebagai penerapan hukum yang ada pada hukum newton
kedua dengan mengganti percepatan pada a dengan percepatan pada gravitasi g.
Apabila ada beberapa sejumlah gaya yang bekerja secara bersamaan pada sebuah
titik maka akibat yang didapatkan hampir sama dan senantiasa dapat ditimbulkan
oleh suatu gaya yang tunggal serta mempunyai besar dan arah yang tepat dalam
memperoleh gaya yang telah dihasilkan. Selain itu Gaya juga merupakan sesuatu hal
yang sangat sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

2.9 Besaran Dan Satuan

Berikut ini merupakan penjelasan besaran dan satuan:


2.2.1 Besaran
Besaran dalam Fisika Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari
benda-benda di alam.. Ilmu fisika didasarkan pada pengamatan eksperimental
dan pengukuran, karena itu salah satu pengertian fisika adalah cabang ilmu
yang mempelajari tentang pengukuran. Pengukuran terhadap sifat-sifat fisis
dilakukan dengan membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu
besaran standar yang dinyatakan dengan bilangan dan satuannya. Dalam proses
pengukuran yang dilakukan akan diperoleh besaran-besaran fisis beserta
satuannya. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai pada
pengukuran tersebut serta besar dan satuan yang diperoleh (Banawi, 2013).
2.2.2 Satuan
Meter dan kilogram adalah satuan yang pertama kali diperkenalkan selama
revolusi Perancis. Pada waktu itu pemerintah Perancis, berdasarkan
rekomendasi dari Akademi Sains (Academy of Sciences) pada tahun 1790
memutuskan untuk menggunakan sebuah sistem yang rasional tentang satuan,
yang dikenal dengan sistem metrik. Sistem ini diterima secara resmi oleh

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Perancis dalam tahun 1799. Mula-mula dikenal sistem metrik yang hanya
mengenal satuan meter dan kilogram. Kemudian sistem MKS bahkan MKSC
yaitu: Meter, Kilogram, Second (detik) dan Coulomb. Pada Konferensi ke II di
Paris tentang pengukuran. Coulomb kemudian diganti dengan Ampere sebagai
satuan arus listrik. Sejak itu usaha standarisasi atau pembakuan satuan terus
dilaksanakan untuk diterima sebagai Sistem Internasional (SI) untuk semua
negara di dunia. SI ini seperti apa yang kita kenal sekarang. Selain, SI yang
dianut saat ini engineering di Amerika dan Inggris terutama sebagian masih
menggunakan system Inggris pada beberapa penerapan praktis.
Pemilihan sistem yang akan digunakan untuk menyatakan hasil
pengukuran tidak ada keharusan, namun sistem mks paling banyak digunakan
secara luas. Selain itu, sistem MKS juga digunakan dalam Sistem Internasional
(SI). Dimana sistem MKS menyatakan besaran pokok panjang dengan satuan
meter (m), massa dengan kilogram (kg), dan waktu dengan sekon (s).
Adapun sistem CGS adalah system yang biasa kita pakai di Indonesia. Besaran
pokok pada sistem CGS dinyatakan dengan satuan yang lebih rendah dari
MKS. Dimana sistem CGS menyatakan besaran panjang dengan satuan
centimenter (cm), massa dengan satuan gram (g) dan waktu dalam satuan
sekon (detik). Sistem satuan lainnya adalah sistem satuan British yang popular
digunakan beberapa negara seperti di Amerika Serikat, Inggris, Myanmar, dan
Liberia. Pada satuan British, besaran panjang dinyatakan dalam feet (ft). Satuan
tidak baku adalah atauran yang tidak diakaui dan tidak semua Negara
menngunakannya. Artinya hasil pengukuran suatu besaran yang dilakukan oleh
satu orang bisa saja berbeda dengan yang dilakukan oleh satu orang bisa saja
berbeda dengan yang dilakukan orang lain. Adapun contoh dari pengukuran
menggunakan satuan tidak baku, kita bisa mengukur panjang sebuah benda
tanpa penggaris atau metera.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan

Gambar 1.3.1 Alat Peraga Polygon Gaya

Gambar 1.3.2 Busur derajat

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 1.3.3 Beban pemberat


3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama kami menyiapkan bahan yang diperlukan untuk percobaan


yaitu alat peraga poligon gaya, busur derajat dan beban pemberat. Setelah itu kami
menyeimbangkan tali dan menahannya dengan jari pada peralatan poligon gaya
tepat ditengah-tengahnya. Setelah seimbang kami kemudian memberi beban
pemberat pada keempat sisinya. Setelah beban pemberat dimasukkan, kami
kemudian melepasnya secara perlahan dan melihat kearah mana tali pada alat
poligon bergerak. Setelah itu kami kemudian mengukur sudut setiap sisi yang
dibentuk akibat beban pemberat yang diukur dengan busur derajat. Kami
menghitung sudut yang dibentuk pada keempat sisi tersebut dengan menahan tali
pada alat poligon agar arah dan sisinya tidak berubah. Kami melakukan
percobaan tersebut sebanyak 5 kali pada setiap beban pemberat.
Setelah melakukan percobaan tersebut, selanjutnya kami melakukan
percobaan yang sama dengan mengubah beban pemberat yang dimasukkan. Kami
melakukan percobaan yang sama terhadap beban kedua dan ketiga yang dimasukkan
dan menghitung sudut yang dibentuk sebanyak 5 kali sesuai dengan petunjuk atau
arahan dari asisten.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Data Pengamatan

Hasil Pengukuran Percobaan Polygon Gaya Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut:
Tabel 1.4.1 Data Hasil Pengamatan 1
No. ꝊM1 ꝊM1 ꝊM3 ꝊM4 Keterangan
1. 49 42 39 41 M1 =70

2. 47 43 39 44 M2 =30

3. 50 41 39 42 M3 =70
M4 =50
4. 48 43 40 39
5. 47 40 43 43

Tabel 1.4.2 Data Hasil Pengamatan 2


No. ꝊM1 ꝊM1 ꝊM3 ꝊM4 Keterangan
1. 43 39 44 41 M1=80

2. 41 42 42 44 M2=80

3. 42 40 44 42 M3=90
M4=70
4. 39 39 47 41
5. 41 41 45 42

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Hari/Tanggal praktikum:Sabtu/23 september 2023


Frekuensi :V/6
Anggota kelompok :MUH IKRAM 09320230131
AMELIA MIFTAHUL JANNA 09320230130
RISKI ANANDA PUTRA 09320230132
MUH SYARIF HIDAYAT 09320230134
NUR AQIL FACHRI 09320230133

Makassar, 1 Oktober 2023


ASISTEN

(MULIA CAHYANI)

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

4.2 Perhitungan secara matematika


a. Sudut (Ꝋ) rata-rata

Tabel I
Ꝋmn=∑Ꝋmnn=Ꝋ1+Ꝋ2+Ꝋ3+Ꝋ4+Ꝋ5n

° ° ° °
49 +47 +50 + 48 +47⁰
Ꝋm1=∑ Ꝋ m1=
5

241°
¿ =48,2°
5

42 °+ 43 °+41 ° +43 °+40 °


Ꝋm2=∑Ꝋm2=
5

209°
¿ =41,8°
5

39° +39 ° +39 ° +40 ° +43 °


Ꝋm3=∑Ꝋm3¿
5

200°
¿ =40 °
5

41 °+ 44 °+ 42° +39 °
Ꝋm4=∑Ꝋm4=
5

209°
¿
5

=41,8°

Tabel II

43 ° +41 °+42 ° +39 °+ 41 °


Ꝋm1=∑Ꝋm1=
5

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
206
=
5

=41,2°

39° + 42° + 40 °+ 39° + 41°


Ꝋm2=∑Ꝋm2=
5

201
=
5

= 40,2°

44 ° + 42° + 44 ° +47 ° + 45°


Ꝋm3=∑Ꝋm3=
5

222
=
5

= 44,4

41 °+ 44 ° + 42° + 41° + 42°


Ꝋm4=∑Ꝋm4=
5

210
=
5

= 42°

b. Gaya-gaya ada Sumbu X

Tabel I

Fxn = m.g.cos θmn

F x 1= m . g cos θ m1

¿ 0,07kg . 9,81m/ s2.cos 48,2°

= ¿ 0,07 .9,81 .0663

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
¿ 0,455N

F x 2= 0,03kg .9,81m¿ s2 .cos 41,8°

= 0,03 .9,81 .0,750

= 0,220N

F x 3= 0,07 x 9,81 x cos 40°

= 0,07 x 9,81 x 0,766

= 0,526N

F x 4 = 0,05 x 9,81 x cos 41,8°

= 0,05 x 9,81 x 0,750

= 0,367N

Tabel II

F x 1= 0,08 x 9,81 x cos 41,2°

= 0,08 x 9,81 x 0,752

= 0,589N

F x 2= 0,08 x 9,81 x cos 40,2°

= 0,09 x 9,81 x 0,714

= 0,598N

F x 3= 0,09 x 9,81 x cos 44,4°

= 0,09 x 9,81 x 0,714

= 0,629N

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
F x 4 = 0,07 x 9,81 x cos 42°

= 0,07 x 9,81 x 0,743

= 0,509N

C. Gaya-Gaya Ada Sumbu Y

Tabel I

F y 1 = 0,07 x 9,81x sin 48,2°

= 0,07 x 9,81 x 0,743

=0,510N
.

F y 2 = 0,03 x 9,81 x sin 41,8°

= 0,03 x 9,81 x 0,668

= 0,196N

F y 3= 0,07 x 9,81 x sin 40°

= 0,07 x 9,81 x 0,642

= 0,440N

F y 4= 0,05 x 9,81 x sin 41,8

= 0,05 x 9,81 x 0,668

= 0,327N

Tabel II

F y 1= 0,08 x 9,81 x sin 41,2°

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,08 x 9,81 x 0,658

= 0,515N

F y 2 = 0,08 x 9,81 x sin 40,2°

= 0,08 x 9,81 x 0,645

= 0,505N

F y 3 = 0,09 x 9,81 x sin 44°

= 0,09 x 9,81 x 0,699

= 0,616N

F x 4 = 0,07 x 9,81 x sin 42°

= 0,07 x 9,81 x 0,669

= 0,458N

D. Resultan Gaya Pada Sumbu X

Tabel I

Rx = Fx1+ (-Fx2) + (-Fx3) +Fx4

= 0,455 + (-0,220) + (-0,526)+0,367

=0,076N

Tabel II

Rx = Fx1 + (-Fx2) + (-Fx3)+Fx4

=0,589 + (-0,598) + (-0,629) + 0,509

= (-0,129)N

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
E.Resultan Gaya Pada Sumbu Y

Tabel I

Ry =Fy1+Fy2+(-Fy3)+(-Fy4)

=0,510+0,196+(-0,440) + (-0,327)

=(-0,061)N

Tabel II

Ry =Fy1+Fy2+(-Fy3)+(-Fy4)

=0,515+0,505+(-0,616)+(-0,458)

=(-0,054)

F.Jumlah gaya yang bekerja pada sistem resultan

Tabel I

R=√ (RX )2+(RY )2

= √ 0,0762 +¿ (−0,061¿¿ 2)¿ ¿

= √ 0,008

= 0,089N

Tabel II

R=√ (RX )2+(RY )2

= √ (−0,129)2 +¿ (−0,054)2 ¿

= √ 0,018

= 0,134N

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
G. Perhitungan Gaya Berdasarkan Grafik

Tabel I

Fn = m . g . skala gaya

F 1 = 0,07 x 9,81 x 10

= 6,867N

F 2 = 0,03 x 9,81 x 10

= 2,943N

F 3 = 0,07 x 9,81 x 10

= 6,867N

F 4 = 0,05 x 9,81 x 10

=4,905N

Tabel 1.5.1 Perhitungan Gaya Berdasarkan Grafik

Ꝋ F SKALA GAYA

48,2 6,867 1:10

41,8 2,943 1:10

40 6,867 1:10

41,8 4,905 1:10

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 1.5.1 Perhitungan gaya berdasarkan grafik

Tabel II

Fn = m . g . skala gaya

F 1 = 0,08 x 9,81 x 10

= 7,8N

F 2 = 0,08 x 9,81 x 10

= 7,8N

F 3 = 0,09 x 9,81 x 10

= 8,8N

F 4 = 0,07 x 9,81 x 10

= 6,8N

Tabel 1.5.2 Perhitungan Gaya Berdasarkan Grafik

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Ꝋ F SKALA GAYA

41,2 7,8 1:10

40 7,8 1:10

44,4 8,8 1:10

42 6,8 1:10

Gambar 1.5.2 Perhitungan gaya berdasarkan grafik

4.2 Teori Ketidakpastian

Tabel I

Fx = F x cos Ꝋ

Fx = M x G x cos Ꝋ

= 0,07 x 9,81 x cos 48,2

= 0,457

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

ΔF =
√( SFx
SFx )
x¿¿ + (
δFx
δ cos Ꝋ
) x (∆ cos θ)

δFx
= F x cos θ
δf

Dimana:

u=F u`= 1

v = cos θ v`= o

δFx
= u v `+ u`·v
δF

= F·0 + 1· cos θ

= cos 42,95

= 0,731N

∆F = m·g

= 0,07 kg· x 9,81𝑚/𝑠 2

= 0,686 N

δFx
= F . cos Ꝋ
δcosꝊ

Dimana:

u=F u` = 0

v = cos Ꝋ v` = sin Ꝋ

δF
= u·v` + u`·v
δm

= F . sin Ꝋ + 0 . cos Ꝋ

= 5,395 . sin 42,95

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 5,395 . 0,662

= 3,571N

∆m = ½ . skala terkecil

= ½ . 10−3

= 0,0005

∆cos Ꝋ =

√ ( cos Ꝋ−cos Ꝋ 1 ) + ( cos Ꝋ−cos Ꝋ 2 ) + ( cos Ꝋ −cos Ꝋ 3 ) +(cos Ꝋ−cos Ꝋ 4)


n(n−1)

=
√ ( 42 , 9−48 ,2 ) + ( 42 ,9−41 , 8 ) + ( 42 ,9−40 )+(42, 9−41 , 8)
4 (4−1)

=
√ 53 , 3
12

= √ 4,441

= 2,104

δFx 2
∆Fx =√ ¿ ¿ x (∆F¿2 + ( ¿ x (∆ cos Ꝋ¿2
δCOS Ꝋ

=√ ¿ ¿ x (9,81 x 10−3 ¿ 2 + (3,571¿2 x ( 2,104)

=√ 0,534 x 0,192+12,752 x 4,426

=√ 56 , 89

= 7,542

∆ Fx
KR = x 100%
2¿¿

7,542
= x 100%
2(7,542+5 ,395)

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
7,542
= x 100%
25,874

= 0,291%

KB = 100% - 0,291%

= 99,709%

TABEL II

Fx = F x cos Ꝋ

Fx = M x G x cos Ꝋ

= 0,08 x 9,81 x cos 41,2

= 0,734N

ΔF =
√( SFx
SFx )
x¿¿ + (
δFx
δ cos Ꝋ
) x (∆ cos θ)

δFx
= F x cos θ
δf

Dimana:

u=F u`= 1

v = cos θ v`= o

δFx
= u v `+ u`·v
δF

= F·0 + 1· cos θ

= cos 167,6

= 0,457N

∆F = m·g

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,08kg· x 9,81𝑚/𝑠 2

= 0,784N

δFx
= F . cos Ꝋ
δcosꝊ

Dimana:

u=F u` = 0

v = cos Ꝋ v` = sin Ꝋ

δF
= u·v` + u`·v
δm

= F . sin Ꝋ + 0 . cos Ꝋ

= 7,8 . sin 167,6

= 7,8 . 0,889

= 6,934N

∆m = ½ . skala terkecil

= ½ . 10−3

= 0,0005

∆cos Ꝋ =

√ ( cos Ꝋ−cos Ꝋ 1 ) + ( cos Ꝋ−cos Ꝋ 2 ) + ( cos Ꝋ −cos Ꝋ 3 ) +(cos Ꝋ−cos Ꝋ 4)


n(n−1)

=
√ ( 167 ,6−41 , 2 ) + ( 167 , 6−40 ) + ( 167 ,6−44 , 4 )+(167 , 6−42)
4 (4−1)

=
√ 502 , 8
12

= √ 41 , 9

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 6,473N

δFx 2
∆Fx =√ ¿ ¿ x (∆F¿2 + ( ¿ x (∆ cos Ꝋ¿2
δCOS Ꝋ

=√ ¿ ¿ x (9,81 x 10−3 ¿ 2 + (0,784¿2 x ( 6,473¿2

=√ 0,208 x 0,192+0,614 x 41,899

=√ 27,399

= 5,234

∆ Fx
KR = x 100%
2¿¿

6,934
= x 100%
2(6,934+5 ,234)

6,934
= x 100%
24,336

= 0,284%

KB = 100% - 0,284%

= 99,16%

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB VI
ANALISA PERHITUNGAN
6.1 Tabel Hasil Perhitungan
Berdasarkan perhitungan poligon gaya pada bab v didapatkan data hasil perhitungan
sebagaimana terlihat pada.
Tabel 6.1.1 Hasil Perhitungan
Tabel I

No. Ꝋ Fx Fy Rx Ry R KETERANGAN

1 48,2 0,455 0,510 0,07 Kg

2 41,8 0,220 0,196 0,076 -0,061 0,089 0,03Kg

3 40 0,526 0,440 0,07Kg

4 41,8 0,367 0,342 0,05Kg

Tabel II

No. Ꝋ Fx Fy Rx Ry R KETERANGAN

1 41,2 0,589 0,515 0,08Kg

2 40 0.598 0,505 -0,129 -0,054 0,134 0,08Kg

3 44,4 0,629 0,616 0,09Kg

4 42 0,509 0,458 0,07Kg

6.2 Pembahasan
Pada tabel di atas dengan massa 0,07 terbentuk sudut 48,2˚, pada massa 0,03

terbentuk sudut 41,8˚, pada massa 0,7 terbentuk sudut 40˚, pada massa 0,05

terbentuk sudut 41,8˚. Dengan resultan gaya pada sumbu x = -0,076 N, resultan

gaya pada sumbu y = -0,061 N, dan resultan keseluruhan = 0,089 N. Berdasarkan

percobaan yang kami lakukan tentang poligon gaya, begitu pun dengan tabel 2

dapat disimpulkan bahwa dari sudut (θ) yang dihasilkan

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan bahwa resultan gaya dipengaruhi oleh arah gaya yang
terdapat pada sumbu x dan y dimana arahnya kekanan-kekiri dan keatas-
kebawah. Gaya yang dihasilkan pada saat tejadinya sebuah pergerakan pada
benang yang diakibatkan adanya gaya yang diberikan oleh beban. Apabila
gaya yang diberikan oleh beban kepada tali itu berbeda, maka sudut yang
dihasilkan akan berbeda. Perbedaan besarnya resultan gaya yang bekerja
dipengaruhi oleh perbedaan besarnya gaya tarik di setiap titik. Adapun pada
percobaan ini dipengaruhi oleh beban yang diberikan pada setiap lengan yang ada
pada tali. Semakin besar beban yang diberikan maka sudut yang dihasilkan akan
semakin kecil, begitu pula sebaliknya.

7.2 Saran

7.2.1 Saran Untuk Laboratoriun


Mengenai laboratorium agar kiranya untuk menambahkan beberapa
kipas angin lagi agar suasana di laboratorium lebih sejuk lagi, karena di
laboratorium kita banyak melakukan aktivitas saat proses praktikum.
7.2.2 Saran Untuk Asisten
Asisten dalam hal ini kiranya memperjelas yang di koreksi terutama
asistensi online maupun offline, agar praktikan mudah memahami yang di
koreksi. Serta cara penjelasan asisten di laboratorium tetap dipertahankan
bahkan ditingkatkan.
7.2.3 Saran Untuk Praktikum
Praktikan dalam hal ini kiranya lebih aktif lagi dalam proses asistensi
serta mengutamakan bertanya kepada asisten terlebih dahulu mengenai
laporan. Praktikan juga tetap menjaga kebersihan laboratorium agar
proses praktikum terasa nyaman.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

7.3 Ayat yang Berhubungan

“Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Q.S Al-


Qamar : 49).
Hubungan ayat diatas dengan percobaan poligon gaya ialah salah satu
bagian dari proses pengamatan kami adalah melakukan pengukuran. Dan hasil
pengukuran tersebut dapat digunakan untuk menggambar grafik yang nilainya
sudah ditentukan terlebih dahulu.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Agus Azhar Harahap. 2012. ”kebenaran al qur’an dan hadits dari sudut pandang
fisika sains” jurnal UINSU. Diakses pada tanggal 5 November 2021.
Al-Maqassary, Ardi. 2013. Gaya fisika . Bandung. E-jurnal . Diakses pada tanggal 4,
November 2021.
Fauzi, Ahmad. 2012. Mata Kuliah Survei dan Pemetaan. Surabaya. web.ugm.ac.id.
Diakses pada tanggal tanggal 4, November 2021.
Kramadibrata Suseno, 2009. ”Karakteristik Massa Batuan”. Departemen Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Bandung. Diakses pada tanggal 5,
November 2021.
Mundilarto,dkk. 2006. Kurikulum 2006 KTSP : Fisika untuk SMA kelas XI Cimahi :
Erlangga. Diakses pada tanggal 5, November 2021.

POLIGON GAYA
KLP.6/FREK.5/TEKNIK PERTAMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai