Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISUSUN OLEH
IDHAN SOBRI (09320220162)
NURUL MAGFIRAH (09320220163)
NAKHWAN HABIB (09320220164)
AHMAD RIDWAN (09320220165)
MUH. FAKHRI SADRI (09320220166)

KELOMPOK 4B/IV
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta
selalu cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi atas
gaya teganga yang meregangkan. Tegangan stress menyatakan kekuatan dari
gaya-gaya yang menyebabkan penarikan, peremasan atau pemuntiran, dan
biasanya dinyatakan dalam bentuk gaya persatuan luas. Sedangkan regangan
strain menyatakan hasil deformasinya.Perbandingan antara tegangan dan
regangan dengan syarat-syarat tertentu disebut dengan modulus Young. Dalam
kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting.Sebagai contoh, pegas
dapat kita jumpai pada sepeda motor. Dimana pegas pada sepeda motor sering
disebut atau dikenal dengan nama shuck breaker. Dengan adanya shuck breaker
ini maka kita merasa nyaman. Breaker tersebut memiliki sifat elastisitas
kembali kebentuk semula seperti sifat pegas pada umumnya. Pegas tidak hanya
dimanfaatkan pada sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang selalu kita
gunakan. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pegas adalah
benda elastis. Pegas diterapakan dalam berbagai bentuk dan dalam konstruksi.
Pengunaan pegas adalah agar suatu konstruksi berfungsi dengan baik bukan
suatu hal yang mutlak, melainkan suatu pilihan sehubungan dengan pembuatan
dan biaya.Dan jika suatu pegas diberi beban dan simpangan akan menciptakan
suatu gerak harmonik. Suatu pegas jika diberi beban dan simpangan akan
harmonik.
Pada umumnya pegas terbuat dari baja. Pegas akan bertambah panjang atau
bertambah pendek jika diberi gaya. Pegas sendiri memiliki sifat elastis.
Maksudnya bisa mempertahankan bentuknya dan kembali ke bentuk semula
setelah diberi gaya. Gaya pegas dapat menentukan gaya atau kekuatan letting
suatu pegas untuk kembali ke posisi atau bentuk semula. Jika suatu pegas diberi
beban dan simpangan akan menciptakan suatu gerak harmoni . Dalam hal lain,
ketika pegas diberi usikan, maka sistem akan mengalami getaran. Penggunaan
pegas adalah agar suatu konstruksi berfungsi dengan baik bukan suatu hal yang

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
mutlak. Pengukuran Konstanta Gaya pages merupakan salah satu praktikum
(Armitage, 2015).
1. 2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum
Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami arti waktu/periode getaran dan frekuensi
getaran (osilasi).
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran.
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Pegas
Bila sebuah benda diregangkan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang di berikannya. Apabila
benda masih berada dalam keadaan elastis batas elastitasnya belum dilampaui,
berdasarkan Hukum Hooke. Dimana konstanta pegas ukuran kekakuan pegas
yang nilainya pada umumnya berbeda untuk pegas yang berbeda pula.Sesuai
dengan Hukum Hooke tersebut, maka besar gaya berat (F) yang diberikan akan
sebanding dengan pertambahan panjang pegas (x). Sehingga dapat digambarkan
dengan grafik hubungan antara F-x yaitu semakin besar gaya berat yang
diberikan, maka semakin besar pula grafik tersebut menunjukkan pertambahan
panjang pada pegas dan secara sistematis, Hukum Hooke dapat dituliskan dengan
persamaan :

F = -K ∆x
..................................................................................(4.2.1)
Dimana : F = Gaya yang bekerja pada pegas (N), k = Tetapan pegas (N/m),
Δx = Pertambahan panjang pegas (m).
Tanda (-) dikarenakan gaya yang dikerjakan oleh pegas selalu berlawanan
terhadap perpindahan dari posisi setimbang oleh karena gaya pegas selalu bekerja
terhadap posisi setimbangnya (x=0) gaya ini terkadang disebut gaya pemulih.
Gaya pemulih adalah kekuatan yang bertindak untuk membawa tubuh ke posisi
setimbang. Gaya pemulih adalalah hanya dari posisi ,assa atau partikel, dan selalu
diarahkan kembali ke posisi setimbang.
Gaya pemulih adalah gaya yang cenderung memulihkan pegas ke
konfigurasi awalnya. Gaya yang bekerja pada pegas serupa dengan gaya yang
dikerjakan oleh satu atom pada atom lain dalam sebuah molekul atau dalam zat
padat dalam arti bahwa, untuk perpindahan yang kecil dari kesetimbangannya,
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
gaya pemulih sebanding dengan perpindahan sering kali berguna untuk
memvisualisasikan atom-atom dalam sebuah molekul atau zat padat seperti atom-
atom yang di hubungkan oleh pegas.
Jika suatu benda dapat merenggang atau menyusut karena pengaruh gaya
dari luar dan dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja
padanya dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis
misalnya pegas.

Gambar 4.2.1 Pegas


Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa ml, maka gaya
yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut
sehingga :

m.g = k.x ......................................................................................(4.2.2)

Dimana : m = massa (kg), g = percepatan grafitasi (m/s2), k = konstanta


pegas (N/m), x = panjang pegas.
Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan cara
getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan
disimpangkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas dengan
periode getaran T sebagai berikut :
T = 2 (m/k) ...........................................................................(4.2.3)
Dimana : T = Periode getaran, m = massa (kg), k = Konstanta pegas
(N/m).
2.1.1 Susunan pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami
pertambahan panjang sesuai gaya yang diberikan padanya jika gaya di berikan
pada pegas tidak melampaui batas renggangan pegas maka gaya berbanding lurus
dengan pertambaha panjangnya. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Sama seperti
hambatan. Susunan seri ditujukan untuk memperkecil konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang yang dialami sistem pegas akan lebih besar, sedangkan
susunan pararel bertujuan untuk mempebesar konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang sistem pegas lebih kecil dibandingkan dengan susunan seri.
Pertambahan panjang dari masing-masing susunan pegas.
2.1.2 Hukum Hooke

Bunyi Hukum Hooke bila pada sebuah pegas bekerja pada sebuah
gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan basarnya
gaya yang mempengaruhi pegas tersebut. Berdasarkan persamaan hukum
hooke diatas, pertambahan suatu panjang suatu benda bergantung pada
besarnya gaya yang diberikan, materi penyusun, dan dimensi benda dinyatakan
dalam konstanta k. Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan
memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang
sama, misalnya tulang dan besi (Giancoli, 2001).

Gambar 4.2.2 Pegas

Pegas dalam keadaan tanpa beban di tarik oleh sebuah gaya yang (f) sehingga
bertambah panjang (∆x) menurut Hukum hooke :

F = k Δx ...................................................................................(4.2.4)
Dimana : F = Gaya (N), Δx = Pertambahan panjang (m), K = Konstanta
pegas (N/m).

Perlu selalu di ingatkan bahwa Hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah
elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik.Hukum
atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat
elastisnya. Hukum hooke adalah hukum tentang gaya ilmu fisika yang diakibatkan

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
oleh sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya hooke ini secara
proporsional akan berabanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi
normalnya,atau lewat rumus matematis. Benda yang dibentuk oleh materi yang
berbeda . Menurut Hooke, renggangan sebanding dengan tegangannya, dimana
yang dimaksud dengan renggangan adalah presentase perubahan dimensi.
Tegangan adalah gaya yang menegangkan per satuan luas penampang bidang.
2.1.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya
sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat dengan luas
penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar
N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan maka kawat
akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini
mengambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan
secara matematis dapat ditulis seperti berikut ini.

F
σ =..................
......................................................................................(4.2.5)
A
Keterangan :

F = Besar gaya tekan/tarik (N), A = Luas penampang (m2), σ = Tegangan


(N/m2).
2.1.3 Regangan
Regangan adalah bentuk latuhan fisik saat otot atau tendon tertentu
sengaja di tekuk atau di regangkanu untuk meningkatkan elastisitas otot dan
mencapai tonus otot yang nyaman felksibilitas dan rentang gerak. Merupakan
perbandingan antara pertambahan panjang kawat dalam x meter dengan panjang
awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi dikarenakan gaya yang
diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat
kembali ke bentuk awal. Hubungan ini secara matematis dapat ari bunyi hukum
Hooke di atas, hukum Hooke dapat dituliskan :

F =..............
K . Δx ..........................................................................(4.2.6)

Keterangan :

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N), Δx : Pertambahan
panjang pegas (m), K : Konstanta Pegas (N/m).
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan membuat
pegas bertambah panjang. Bila gaya tersebut dihilangkan pegas akan kembali ke
posisi awalnya. Mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar,
regangan dapat terjadi karena gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat.
2.1.5 Energi Potensial Pegas
Energi potensial elastis adalah energi potensial yang dihasilkan dari
teganan maupun regangan benda yang bersifat elastis. Misalnya energi potensial
yang muncul saat karet gelat ditarik, ketika tarikan dilepaskan energi potensial
tersebut berubah menjadi energi mekanik yang terasa sakit bila terkena tangan.
Contoh lain energi potensial pegas adalah sistem panahan. Busur panah ditarik ke
belakang untuk mengumpulkan energi potensial. Semakin tarik regangan busur
panah, akan semakin besar energi potensial elastisnya. Hal tersebut berarti akan
semakin besar kecepatan melesat panah saat dilepaskan. Energi potensial elastis
dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Ep = ½ kx² ................................................................................(4.2.7)

Dimana : Ep: energi potensial elastis K: kontanta Coulomb (9x9^9


Nm²/C²) x: perubahan posisi benda (m).

Gambar 4.2.3 Bidang yang Diarsir


Luas bidang yang di arsir menyatakan besar usaha yang dilakukan gaya f
yaitu :
.....................................................................(4.2.8)
W = ΔEp 1/2 k(Δx)2
Dimana : Δ𝐸𝑝 = Jumlah energi potensial (s), K = Konstanta pegas
(N/m), Δ𝑥 = Panjang (m)
ΔEp = Ep2 – Ep, karena Ep1 = O, besarnya energi potensial adalah Ep=

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Aep2. Contohnya dalam sehari–hari manfaat pada rem sepeda, neraca pegas.
Sebuah pegas yang ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang
bertambah panjang. Besarnya energi yang dibutuhkan utntuk meregangkan
pegas sama
Gaya pegas adalah gaya yang lahir dari elastisitas suatu benda. Di mana benda
padat mencoba untuk mempertahankan posisinya. Misalnya, ketika kita menarik
karet gelang hingga memanjang akibat elastisitas dan kembali seperti semula.
2.1.6 Modulus elastisitas (modulus young)
Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat berubah
menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati batas
elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas tersebut
sudah rusak.Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E.Modulus
elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang
dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik regangan. Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat
dibagi menjadi dua, yaitu benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis
memiliki kemampuan untuk kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang
diterapkan dihilangkan. Kebalikannya, benda-benda plastis adalah benda yang tidak
dapat kembali ke bentuk dan ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan.
lastisitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk kembali ke bentuk
dan ukuran semulanya saat gaya eksternal atau gaya deformasi yang diterapkan
padanya dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya tarik antarmolekul
pada material tersebut. Seluruh gaya antarmolekul yang melawan terjadinya
deformasi ini disebut dengan gaya pemulih.
2.2 Gerakan Harmonika Sederhana
Gerakan harmonika sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam
setiap
sekon selalu konstan.Gerak harmonika dapat dinyatakan dengan grafik
posisi partikel sebagai fungsi waktu brupa sinus atau kosinus.Benda

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
keseimbangan tertentu dimana resultan gaya bekerja pada titik setimbangnya
selalu, mengarah ke titik kesetimbangan, dan besar resultan gaya
sebanding.Percepatan yang terjadi pada gerak harmonik sederhana ditimbulkan
karena adanya gaya pulih.
Contohnya gerak getaran beban pegas dan gerak benda pada ayunan
sederhana.
Persamaan simpangan (g).
......................................................................................................(4.2.9)
Y = A sin
Dimana : Y = Simpangan (m)2, A Amplitudo (m) .

Persamaan kecepatan (v), diantaranya :

dy
V=
dt ..........................................................................................(4.2.10)
...............
Dimana : V = Kecepatan (m/s), dy = Turunan dari persamaan y, dt =
turunan dari persamaan x.

2. 3 Persamaan Pegas
Energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas
yang ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang bertambah
panjang. Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama
dengan energi yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas.
Hukum Hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas
merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada benda sebelum
benda berubah bentuk secara tetap dan panjang benda tidak dapat kembali
seperti semula menjadi plastis ataupun hancur. Kita akan mengamati
sebuah objek yaitu pegas, sebuah benda yang dapat menjadi elastis. Pada
kondisi pegas saat ditarik, terdapat gaya pada pegas yang besarnya sama
dengan gaya tarikan pada pegas tetapi arahnya berlawanan (F aksi = - F reaksi ).
Jika gaya tersebut disebut dengan gaya pegas (Fp) , maka gaya ini pun
sebanding dengan pertambahan panjang pegas ( x).Kamu tidak perlu
khawatir terhadap tanda minus (-).Tanda tersebut hanya mnyatakan arah
gaya pegas yang berlawanan dengan arah gaya tarik.Sifat pegas yang elastis

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
banyak digunakan dalam kegunaan sehari-hari.Contoh penggunaan pegas
dapat kamu lihat pada kasur pegas spring bed atau pada kendaraan
bermotor.Pada kendaraan bermotor pegas digunakan sebagai peredang
kejut shockbreaker.Penggunaan pegas biasanya di pake secara bersamaan
dengan satu sistem pegas. Hukum hooke hanya berlaku hingga batas
elastisitas, batas elastisitas merupakan gaya maksimum yang dapat
diberikan pada benda yang dapat diberikan pada benda sebelum benda
berubah bentuk secara tetap dan panjang benda tidak dapat kembali seperti
semula menjadi plastis ataupun hancur. Besarnya energi yang dibutuhkan
untuk meregangkan pegas sama dengan energi yang tersimpan pada pegas,
yaitu energi potensial pegas.

Perhatikan Gambar dibawah ini :

Gambar 4.2.4 Persamaan Pegas

Persamaan gaya pegas dinotasikan dengan rumus:

Fp = - F
..................... ....................................................................(4.2.11)
Fp = - k .

Keterangan :
Fp = gaya pegas (N), pertambahan panjang pegas (m), k = konstanta pegas
(N/m).
2. 4 Gerak Harmonika Pada Pegas
Osilasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang terjadi secara
periode atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada selang waktu yang

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
tetap. osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya sehingga bergerak dari posisi
kesetimbangan. Osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya sehingga bergerak
dari posisi keseimbangan. Osilasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda
yang terjadi secara periodik atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada
selang waktu yang tetap. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik
benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda
dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik sederhana mempunyai
kesetimbangan gerak dalam bentuk sinesodia dan digunakan untuk menganalisa
suatu gerak peroidik tertentu.Garis gerak harmonik sederhana dapat dibedakan
menjadi dua
yaitu gerak harmonik sederhana linear, misalnya penghisap gas pada silinder,
sementara yang satu lagi ialah gerak harmonik, misalnya yang terjadi pada gerak
bandul.Gerak harmonik pada pegas dan sistem pegas adalah sebuah pegas
dengan kostanta. syarat untuk sebuah fenomena dikatakan gerak harmonik
sederhana.
Osilasinya periodic, terdapat gaya pemulih pada osilasi tersebut,arah
percepatan atau gaya yang bekerja mengarah ke titik kesetimbangan,terdapat
inersia kelembaman yang menyebabkan overshoot melewati posisi keseimbangan,
pegas (k) dan diberikan massa pada ujungnya dan diberi simpangan sehingga
akan terbentuk gerakan dan harmonik. Gerak benda yang terjadi secara
berulang dan dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena
gerak ini terjadi secara teratur, maka gerak ini di sebut juga sebagai
gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu
getaran penuh atau satu putaran sehingga dapat di tulis dengan rumus
Jika pada saat awal benda pada posisi 𝜃0 maka :

y = a = A sin (ωt + θ0 ) = A sin (2 πf ).........................................(4.2.12)

Dimana: y = Simpangan (m), a = Percepatan (m/s) 2 , A = Amplitudo (m), m


Kecepatan sudut (rad/s), f = Frekuensi (Hz) , t = Waktu tempuh (s), 𝜃0 =
Sudut.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Ketika pegas dengan konstanta kekakuan disimpangkan dari keadaan
setimbang,maka pegas akan memberikan gaya yang melawan simpangannya
dengan persamaan.Gaya ini mejadi pulih bagi massa yang menempel pada pegas
sehingga membuat benda kembali ke titik setimbangnya.Besarnya gaya puih
terhadap gaya posisi untuk benda yang bersolisasi.
2. 5 Hukum Newton
Hukum Newton yang kedua menjelaskan bagaimana keadaan gerak benda
dapat berubah. Hukum ini mengatakan bahwa keadaan gerak pada benda hanya
dapat berubah jika pada benda tersebut dikenakan sebuah gaya. Gaya yang
bekerja pada benda akan memberi dampak langsung pada perubahan keadaan
gerak benda tersebut. Adanya kesebandingan antara besar perubahaan keadaan
gerak dengan besar gaya yang diaplikasikan pada benda tersebut
(Mikrajuddin, 2016).
Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang sebenarnya punya konsep dasar
tentang gaya. Misalnya pada waktu kita menarik atau mendorong suatu benda
atau kita menendang bola, kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya
pada benda itu. Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda serta gaya juga dapat mengubah ukuran suatu
benda dengan syarat gaya yang kita berikan cukup besar. Gaya menyebabkan
percepatan. Arah gaya searah dengan arah percepatan. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Ini berarti, gaya
dapat digolongkan sebagai sebuah vektor.
2.3.1 Hukum Newton 1
Setiap benda akan tetap diam atau bergerak dalam suatu garis lurus
kecuali ada gaya yang bekerja padanya. Hukum I newton disebut juga hukum
kelembaman (inersia), yaitu sifat mempertahankan keadaannya baik tetap diam
atau tetap dalam keadaan bergerak beraturan. Benda yang diam akan bergerak jika
diberi gaya. Benda yang sudah bergerak dengan kecepatan tertentu, akan tetap
bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada gangguan (gaya).
. ΣF= 0 ......................................................................
( 4.2.13 )
Keterangan : Seluruh gaya yang bekerja pada sebuah benda itu = 0

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2.3.3 Hukum Newton 2

Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah
benda sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan
massa benda.
...........
ΣF = m . a .................................................................................(4.2.14)

Keterangan : F adalah gaya (N) “m” adalah massa benda (kg), dan “a”
adalah percepatan (m/s2)
2.3.3 Hukum Newton 3
Setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan
...........
F aksi = -F reaksi .......................................................................(4.2.15)

Keterangan : Ketika suatu gaya (aksi) diberikan pada seuatu benda, maka
benda tersebut akan memberikan gaya (reaksi) yang sama
besar dan berlawanan arah dengan gaya yang diberikan
2. 6 Percepatan Grafitasi

Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan
percepatan gravitasi 9,81 m/s2). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang
dikenai percepatan gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s.
Angka 9,81 m/s2 seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2.
Percepatan gravitasi adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu
benda atau zat. Nilai percepatan gravitasi berbeda dari suatu tempat ke tempat
lain, tergantung ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta
dipengaruhi juga oleh jauh atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi.
Semakin jauh zat atau benda tersebut maka semakin kecil percepatan
gravitasinya. Kelajuan setiap benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur,
karenanya gerak jatuh bebas juga merupakan salah satu contoh gerak lurus

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
berubah beraturan yang digunakan untuk menghitung besaran-besaran fisika
terkait gerak lurus beraturan, seperti jarak, kecepatan awal, kecepatan akhir,
selang waktu, dan percepatan. Rumusan dari besaran-besaran fisika tersebut
adalah :
Kecepatan Awal (vo) dan Kecepatan Akhir (vt)

g=-r ........................................................................(4.2.16)

Keterangan : g = percepatan gravitasi, G = konstanta gravitasi, M = massa


sumber medan, r = jarak antara dua massa serupa titik, r^ = vektor unit
diarahkan dari sumber medan ke massa sampel yang lebih kecil

2. 7 Hubungan antara gaya tarik dan pertambahan panjang


Konstanta pegas ini dilakukan dengan 2 pegas dengan ukuran yang
berbeda, yaitu: pegas besar, dan pegas kecil. Percobaan ini menggunakan tujuh
macam beban dan empat kali pengulangan percobaan.Langkah pertama yang
dilakukan adalah mengukur So.Kedua , memberi beban pada pegas dengan massa
Nilai K pada pegas besar dan kecil harusnya memiliki nilai yang sama dan pegas.
yang berbeda-beda, yaitu: 100 gram, 200 gram, 300 gram, 400 gram, 500 gram,
600 gram, 700 gram, dan ditarik 1,5 cm dari posisi awal setelah diberi beban.
Selanjutnya, pegas dilepas dan pegas diamati sampai 10 kali getaran, dihitung
dengan stopwatch untuk mengukur periode getaran sistem pegas dan
maBerdasarkan hasil percobaan dan perhitungan pertambahan panjang pegas
besar dengan massa beban 100 gram; 200 gram; 300 gram; 400 gram; 500 gram;
600 gram; 700 gram diperoleh nilai K pada pegas besar, yaitu: 31,74 N/m; 31,25
N/m; 30,07 N/m; 30,71 N/m; 31,34 N/m; 31,25 N/m; 30,63 N/m dan didapatkan
rata-rata dari K adalah 30,99 N/m. Dan perhitungan pertambahan panjang pegas
didapatkan nilai ΔK, yaitu: 3,14 N/m; 2,13 N/m; 2,35 N/m; 1,99 N/m; 1,60 N/m;
1,66 N/m; 2,86 N/m, dan didapatkan rata-rata ΔK pada pegas besar, yaitu: 2,285
N/m. Perhitungan periode getaran pada pegas besar dengan massa beban 400
gram; 500 gram; 600 gram diperoleh nilai K, yaitu: 28,33 N/m; 28,99 N/m; 29,08
N/m. dan didapatkan rata-rata 29,04 N/m. Dan perhitungan periode getaran pada

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
pegas besar diperoleh nilai ΔK, yaitu: 2,49 N/m; 1,28 N/m; 1,81 N/m, dan
didapatkan rata-rata ΔK pada pegas besar, yaitu; 1,81 N/m. Nilai K pada pegas
kecil seharusnya memiliki nilai yang sama, begitu juga dengan pegas besar
seharusnya memililki nilai yang sama, namun dari hasil perhitungan didapat nilai
yang berbeda-beda. Perbedaan nilai k tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian
praktikan dalam mengambil data pada saat perrcobaan konstanta gaya pegas dan
faktor tersebut tidak dapat dikendalikan. Faktor yang dimaksud adalah gaya gesek
udara yang membuat yang membuat pegas mengalami perlambatan. Sehingga
data yang didapat kurang valid. Hal ini dapat terlihat dari perubahan waktu yang
didapatkan pada percobaan dinamis tidak sama pada setiap pengulangan
percobaan, meskipun dengan beban yang sama. Nilai K pada pegas kecil
seharusnya memiliki nilai yang sama, begitu juga dengan pegas besar seharusnya
memililki nilai yang sama. Nilai K pada pegas kecil seharusnya memiliki nilai
yang sama, begitu juga dengan pegas besar seharusnya memililki nilai yang sama,
namun dari hasil perhitungan didapat nilai yang berbeda-beda. Perbedaan nilai k
tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian praktikan dalam mengambil data pada
saat perrcobaan konstanta gaya pegas dan faktor tersebut tidak dapat dikendalikan.
Faktor yang dimaksud adalah gaya gesek udara yang membuat yang membuat
pegas mengalami perlambatan
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Alat Dan Bahan


a b c

d e f

g
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 1.3.1 Peralatan Konstanta Gaya Pegas


(a) Alat statis, (b) Pegas, (c) Ember Kecil, (d) Massa Beban, (e) penggaris,
(f) stopwatch, (g) bahan
3.2. Prosedur Kerja
Pertama timbanglah massa ember, massa pegas dan massa
beban.Setelah itu gantunglah ember pada pegas dan atur sedemikian rupa
sehingga jarum menujukkan skala 0.Kemudian berikan beban kedalam ember
beberapa kali dan setiap kali penambahan beban, maka penunjukkan jarum
harus dicatat.Kemudian keluarkan beban dan ulangi prosedur 3 beberapa kali
sesuai petunjuk asisten. Untuk kondisi dinamis, gantungkan ember, atur posisi
jarum agar membelakangi mistar.Kemudian masukkan satu beban lalu getarkan
naik turun, tunggu hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu getaran
untuk interval tertentu sesuai petunjuk. Kemudian tambahkan beban dalam
ember lalu ulangi seperti prosedur 6, lakukan penambahan beban beberapa kali
sesuai petunjuk asisten.Selanjutnya ulangi prosedur 6 dan 7 beberapa kali
sesuai petunjuk asisten.
BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4. 1 Keadaan Statis
Tabel 4.4.1 Data Hasil Pengamatan Keadaan Statis

No Massa Simpangan (m) Keterangan

(kg) Xa Xb Xc xd Me = 0,018
Mp = 0,062
1 0,010 0,028 0,026 0,027 0,028

2 0,020 0,051 0,050 0,050 0,050

3 0,030 0,074 0,073 0,075 0,075

4. 2 Keadaan Dinamis

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Tabel 4.4.2 Data Hasil Pengamatan Keadaan Dinamis
No Massa Simpangan (m) Keterangan

(kg) Ta Tb Tc Td Me= 0,018


Mp= 0,062
1 0,010 07,18 07,15 07,17 07,16

2 0,020 08,84 08,85 08,86 08,87

3 0,030 09,50 09,50 09,51 09,52

Hari/Tanggal Praktikum : 8 Oktober 2022


Kelompok/Frekuensi : VI B/ 4
Anggota Kelompok :1. Idhan Sobri 09320220162
2. Nurul Magfirah 09320220163
3. Nakhwan Habib 09320220164
4. Ahmad Ridwan 09320220165
5. Muh. Fakhri Sadri 09320220166

Makassar, Oktober 2022


Asisten

( Nuryaumil Rislami )

BAB V
PENGOLAH DATA

5. 1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap beban
dalam satuan 𝑁⁄𝑚 .

Fn = m . g

F1 = m1.g
= 0,01 kg . 9,81m/s
= 0,098 N

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
F2 = M 2. g
= 0,02 kg . 9,81 m/ s 2
= 0,196 N

F3 = m 3 . g
= 0,03 kg . 9,81 m/ s 2
= 0,294 N

F4 = m4.g
=0,04 Kg.9,81 m/s 2
=0,392 N

X 1+ X 2+ X 3+ X 4
∑ xn =
4

0,028+0,051+0,078
∑ x1 = = 0,039 m
4

0,026+0,050+0,073
∑ x2 = =¿ 0,037 m
4

0,027+0,050+0,075
∑ x3 = =¿0,038 m
4

0,028+0,050+0,075
∑ x4 = = 0,038 m
4

0,039+0,037+0,038+ 0,038
∑x= =0,038
4

Fn
Kn =
∑ Xn
0.098
K1 = = 1,96
0,050

0,196
K2 = =3,92
0,050

0,294
K3 = =5,88
0,050

0,392
K4 = =7,84
0,050

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
∑ ¿¿ K = 1,96+3,92+5,88+7,84 =4,9
4

5. 2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk


setiap beban.
4 π2
K= (me +mb +m p )
T2

T
Tn =
jumlah getaran

T 07,18
• Ta1 = = =0,718
jumlah getaran 10

T 08,84
• Ta2 = = =0,884
jumlah getaran 10

T 09,50
• Ta3 = = =0,95
jumlah getaran 10

T 07,15
• Tb1 = = =0,715
jumlah getaran 10

T 08,85
• Tb2 = = =0,885
jumlah getaran 10

T 09,50
• Tb3 = = =0,95
jumlah getaran 10

T 07,17
• Tc1 = = =0,717
jumlah getaran 10

T 08,86
• Tc2 = = =0,886
jumlah getaran 10

T 09,51
• Tc3 = = =0,951
jumlah getaran 10

T 07,16
• Td1 = = =0,716
jumlah getaran 10
T 08,87
• Td2 = = =0,887
jumlah getaran 10

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
T 09,52
• Td3 = = =0,952
jumlah getaran 10

No Massa Periode (s)


(kg)
Ta Tb Tc Td

1 10 gr 0,718 0,715 0,717 0,716

2 20 gr 0,884 0,885 0,886 0,887

3 30 gr 0,95 0,95 0,951 0,952

∑ T Ta n+Tb n+ Tcn+Td
T= = =Tn2 n

n n

T1 =
∑ T = Ta 1+Tb1 +Tc1 +Td 1
n 4

0,718+0,715+0,717+ 0,716
=
4
¿ 0,716

∑T Ta2 +Tb2 +Tc +Td2


T2 = = 2

n 4

0,884+0,885+ 0,886+0,887
=
4
¿ 0,885

∑ T Ta3 +Tb 3+Tc + Td3


T3 = = 3

n 4

0,95+0,95+0,951+0,952
=
4
= 0,950

4 π2
Kn = 2
¿ +mb +m p)
T

K1 =
4 ( 224 )2 (0,018+0,01+0,062) = 3,16
0,716

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

22
4()2
K2 = 4 (0,018+0,02+0,062) = 2,55
0,885

K3 =
4 ( 224 )2 (0,018+0,03+0,62) = 2,38
0,950

∑ K 3,16+ 2,55+2,38
K= = =2,69
n 3

5. 3 Teori ketidakpastian

Keadaan statis

F
K=
x

ΔK =
√( δK 2
δF )
( ΔF )2+
δX( )
δK 2
( ΔX )2

δK u' v – v ' u
= 2 dimana u = F v’ = x
δF v
u’ = 1 v’ = 0
1. x−0,1
= 2
x
u = F v’ = x
F = m.g dimana
u’ = 1 v’ = 0
= 0,01.9,81

= 0,098 N

' '
δF u . v +v .u
ΔK = √ =
δm v2

1
∆m = x skala terkecil
2

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
1
= x 0,01
2

= 0,005

∆F = (√ δmδF )2( ∆ m)2


δK F
=
δx X

u' . v−v ' . u


= = dimana : u =F v′=1
v2

0. x−1. F
= u‘= 0 v=x
X2

∆x =
√ ( x 1−x̅ ) 2+( x 2−x̅ )2+ ( x 3−x ) 2 ( x 4−x ) 2
n(n−1)

=
√ ( 0,039−0,03 ) 2+ ( 0,037−0,03 ) 2 ( 0,038−0,03 ) 2(0,038−0,03)
4(4−1)

= 0,038

∆K = √ ( δKδF ) (∆ F ¿ + ( δKδX ) (∆ x ¿
2 2 2 2

=√ ( 0,098
4,9
) (0,098) + ( 0,076
2 4,9
) (0,076)
2 2

= 28,91

∆K
KR = x 100 %
2(∆ K + K )

28,91
= x 100%
2(28,91+4,9)

= 0,42

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
KB = 100% - KR

= 100% - 0,42

= 99,768

Untuk keadaaan dinamis

4 π 2m
K= =uv
T2

22
4.2 . 0,01
K= 7
2,0112

= 0,097

∆K = (√ δKδm ) 2(∆ m)2+( δKδT ) 2( ∆ T )2

√( ) ( )
2 2
0,097 0,097
∆K = ×(0,01)2+ ×(2,011)2
0,01 2,011

= 0,137

δK u• . v−v • .u
=
δx v2

1
∆m = × skala terkecil
2

1
= x 0,01
2

= 0,005

δK u• . v−v • .u
= dimana u = v=
δT v2

u•= v•=

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

∆T =
√ ( T 1−T ) 2+ ( T 2−T ) 2+ (T 3−T ) 2+ ( T 4−T ) 2+ (Tn−T ) 2
n( n−1)

∆T = √
( 0,716−2,011 )2 + ( 0,885−2,011 )2+ ( 0,950−2,011 )2
¿
3(3−1)
¿

= 0,336

∆K =
√ δK
δm
(∆ m)2+(δK δT )2( ∆ T )2


2 2
∆K = 0,137 (0,005)2 + 0,137 (0,774)2
0,005 0,774

= 0,12

0,12
KR = × 100 %
2(0,12+0,097)

= 0,276 %

KB = 100 % - KR

KB = 100 % - 0,276 %

= 99,724 %

BAB VI

ANALISA PERHITUNGAN

6.1. Untuk keadaan statis

NO MASSA SIMPANGAN GAYA


K(N/m) KETERANGAN
BEBAN (m) (F)
(GR)

1 10 gr 0,039 0,01 1,96 KB = 0,58 %

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2 20 gr 0,037 0,02 3,92

3 30 gr 0,038 0,03 5,88

6.2. Untuk Keadaan Dinamis

NO MASSA BEBAN PERIODE K (N/m) KETERANGAN


(GR) (T)

1 0,01 0,716 3,16 99,724 %

2 0,02 0,885 2,55 Jumlah getaran =


10
3 0,03 0,950 2,38

6.3 Pembahasaan
Pada keadaan statis di tabel 6.1 dapat kita lihat hasil yang berbeda dari
setiap percobaan dengan beban berbeda menghasilkan gaya, nilai konstanta dan
nilai simpangan yang nilainya berbeda beda berarti massa pada percobaan ini
sangat mempengaruhi nilai nilai dari ketentuan tersebut dan begitupun juga pada
tabel 6.1.2 pada keadaan dinamis tapi perbedaanya terletak pada priode atau
waktu dimana nilai ini hanya berlaku di pegas dinamis.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

a. setelah melakukan percobaan kami dapat memahami bahwa periode


adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran,
sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam kurun
waktu satu detik

b. setelah mlakukan percobaan kami dapat mengetahui bahwa semakin


tinggi massa maka semakin tinggi pula nilai simpangan

c. setelah melakukan percobaan kami dapat mengetahui bahwa dengan nilai


massa, simpangan, gaya dan periode maka nilai konstanta dapat
ditentukan

7.2. Saran
7.1.1. Saran Untuk Laboratorium
Alat-alat dilaboratorium seharusnya dilengkapi, dan fasilitas pada
laboratorium agar lebih dilengkapi demi kestabilan dan kenyamanan
ketika praktikum berlangsung dan kebersihan agar tetap dijaga.
7.1.2. Saran Untuk Asisten
Sebaiknya ada pelajaran materi sebelum praktikum dimulai, dan
menjelaskan materi atau hal-hal yang berhubungan dengan percobaan
pada saat respon atau asistensi ataupun pada saat praktikum
berlangsung agar tidak terjadi kesalahan dan juga cepat mengoreksi
kesalahan yang dibuat di laporan.
7.1.3. Saran Untuk Percobaan selanjutnya
Semoga pada praktikum selanjutnya kerja sama dan keakraban
antar asisten dan praktikan lebih dijaga, dalam hal ini praktikan lebih
menjaga tingkah laku dan sikapnya.

III. Ayat Al-Qur’an yang relevan dengan percobaan

Q.S. Ar-Rahman ayat 7

Artinya : Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan


neraca

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Budianto Anwar, 2008. “Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair


dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes”
Laboratorium Fisika Dasar I. 2019, modul praktikum fisika dasar I Universitas
Muslim Indonesia Makassar
Lumbantoruan Erislah, 2016. “Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak
Pelumas (Oli)”
Priangkoso Arisandi,  2012. “Analisa Pengaruh Bahan Dasar Pelumas
Terhadap Viskositas Pelumas dan Konsumsi Bahan Bakar” Jurnal Ilmiah
MOMENTUM,
Purwanto Utami Winarti, 2014. “Rancang Bangun Perangkat Eksperimen Hukum
Archimedes untuk MTs LB/A Yaketunis Kelas VIII”
Siswanto Haikal, 2021. “Analisa Pengujian Ketahanan Bejana Tekan Dengan
Metode HidrostatIk” Jurnal Hasil Penelitian dan Industri.

KONSTANTA GAYA PEGAS

Anda mungkin juga menyukai