Anda di halaman 1dari 40

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Viskositas atau kekentalan didefinisikan sebagai gesekan internal atau
gesekan fluida terhadap wadah dimana fluida yang berdekatan ketika bergerak
melintasi satu sama lain. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Viskositas fluida dapat di
tentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas ɳ.
Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m atau pascal sekon. Hubungan
fluida dan viskositas adalah dalam fluida yang terdapat aktivitas molekuler antara
bagian-bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah
timbulnya gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat
digambarkan sebagai gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini
dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut.
Bila pengamatan dilakukan, aliran fluida makin mengecil di tempat yang jarak
terhadap dinding pipa yang semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat
di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar terdapat pada ditengah-tengah pipa
terhadap suatu aliran. Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang
pertama adalah aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum yang
gambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran
yang lain adalah turbulen yang menggambarkan laju liran yang besar melalui pipa
dengan diameter yang lebih besar. Suatu zat memiliki kemampuan tertentu
sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapatkan gaya tekanan.
Pengukuran dengan metode ini biasanya dilakukan secara manual sehingga
memiliki beberapa kelemahan, yaitu kesalahan dalam pengamatan gerak bola
akibat tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), kelelahan atau kerusakan mata
pengamat, ketidak akuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh karena
tidak tepatnya pewaktu saat bola mencapai target. Salah satu fenomena fisika
lainnya yang menarik di alam adalah sifat hydrophobic dari daun. Hydrophobic
adalah sifat takut air atau anti air (Dogra, 2017).

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1. 2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum
1. Mahasiswa dapat memahami konsep fisika atau mekanika mengenai
kekentalan (viskositas).
2. Mahasiswa dapat memahami bahwa gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan
fluida tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Umum
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip keseimbangan gaya stokes, gaya
apung dan gaya berat pada suatu benda pada fluida.
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang begerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
3. Mahasiswa dapat memahami penerapan faktor koreksi pada laju yang
jatuh.
4. Mahasiswa dapat memahami penentuan viskositas fluida.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian Viskositas
Viskositas ini ialah suatu cara untuk dapat menyatakan berapa daya tahan
dari aliran yang diberikan terhadap suatu cairan. Kebanyakan dari visckometer
digunakan untuk dapat mengukur kecepatan suatu cairan yang mengalir melalui
pipa gelas (gelas kapiler). Definisi lain dari viskositas ini merupakan suatu ukuran
yang menyatakan kekentalan dari suatu cairan atau fluida. Kekentalan tersebut
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat yakni dengan hambatan agar
mengalir. Viskositas cairan tersebut kemudian akan menimbulkan gesekan antar
bagian atau juga lapisan cairan yang bergerak dengan benda lainya. Hambatan
atau juga gesekan yang terjadi itu suatu hasil dari gaya kohesi di dalam zat cair.
Viskositas tersebut juga dapat atau bisa diukur dengan cara mengukur laju
cairan yang dengan melalui tabung berbentuk silinder. Nilai dari viskositas juga
bisa atau dapat menentukan kecepatan mengalirnya cairan. Dalam zat cair,
viskositas tersebut bisa atau dapat dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat
cair. Sedangkan di gas, viskositas ini muncul atau timbul sebagai akibat dari
tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair tersebut kemudian dapat
ditentukan dengan secara kuantitatif yakni dengan besaran yang disebut dengan
koefisien viskositas.
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya. Metode yang tidak merusak untuk mengukur nilai
viskositas cairan juga dikembangkan dengan metode gelombang ultrasonik, yaitu
mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik pada cairan. Semakin cepat rambat
gelombang semakin tinggi viskositas cairannya.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya maka tidak
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang
saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka
kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang
tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida. Salah satu akibat dari adanya aktivitas
ini adalah timbulnya gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat
digambarkan sebagai gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini
dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut.
Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil ditempat-
tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil, dan praktis tidak
bergerak pada tempat di dinding pipa. Viskositas adalah ukuran yang
menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat
cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan
ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan
yang mengalir cepat seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki
nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak
lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

kecepatan geser (g) nya konstan (M Arisandi, T Priangkoso, 2012). Parameter


inilah yang disebut dengan viskositas.

Gambar 5.2.1 Peraga viskositas fluida (Sidiq, 2016)


Fluida yang riil memiliki gesekan internal dengan besar tertentu yang
disebut viskositas. Pada intinya, viskositas merupakan gaya gesekan antara
lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut
bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul. Pada gas, viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
berbeda. Sirup lebih kental (lebih viskos) dari air. Minyak lemak lebih kental dari
minyak mesin; zat cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas. Makin besar
viskositas dalam suatu fluida, makin sulit suatu benda bergerak dalam fluida
tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul
zat cair. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m² atau Pascal sekon
dalam satuan (Pa.s).
Koefisien viskositas timbul dari gesekan internal fluida. Fluida viskos
cenderung bekerja pada permukaan padat yang bersentuhan dengannya. Di dekat
permukaan terdapat lapisan batas yang tipis. Gesekan pada fluida menyebabkan
tegangan geser ketika lapisan dua batas fluida bergerak relatif satu dengan yang
lain, seperti ketika fluida mengalir didalam lubang atau sekitar rintangan. Pola
yang ditempuh sebuah partikel dalam aliran fluida disebut garis alir (flow line).
Jika seluruh pola aliran tidak berubah terhadap waktu, aliran disebut aliran tunak
(steady flow). Dalam aliran tunak tiap elemen mengikuti pola yang sama. Dalam
keadaan ini laju aliran fluida di berbagai titik dalam ruangan cenderung konstan,
meskipun masing-masing partikel dapat berubah baik besar maupun arah selama

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

bergerak.
Di dalam teknik hidrodinamika perlu sekali kita ketahui bagaimana aliran-
aliran suatu fluida itu melaju. Dua tipe utama pada aliran fluida yaitu :
1. Aliran turbulen : aliran dengan gerakan berpusar. Ciri-cirinya : pada aliran
sesungguhnya yang diarahkan secara aksial timbul gerak-gerak sampingnya
yang tidak beraturan dan dapat berubah-ubah, sehingga berbagai jalur aliran
akan saling mempengaruhi satu sama lain dan karenanya terjadi pusaran.
2. Aliran laminar : pada jenis aliran ini, setiap partikel fluida mengikuti sebuah
lintasan lurus, dan lintasan ini tidak saling menyilang satu sama lain.
Ciri-cirinya : unsur-unsur zat cair yang terpisah bergerak dalam
lapisanlapisan sejajar secara beraturan.
Fluida sesungguhnya mempunyai sejumlah gesekan internal tetentu yang
disebut sebagai viskositas. Viskositas dinyatakan sebagai suatu tahanan aliran
fluida terhadap gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan lainnya.
Viskositas adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir, dimana semakin tinggi kekentalan maka semakin besar
hambatannya. Suatu cairan yang mengalir dengan mudah mempunyai viskositas
kecil. Sebaliknya, pada cairan yang sulit mengalir mempunyai viskositas yang
besar.
Viskositas adalah kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan dalam fluida.suatu benda yang dijatuhkan dalam suatu cairan pada suatu
saat akan mempunyai kecepatan konstan,kecepatan itu disebut kecepatan
terminal,kecepatan terminal dirumuskan dengan.
2
2r >(ρ− ρ¿¿ 0)
¿ .........…………..………………………………………..
9d
(5.2.1)
keterangan :
v= kecepatan terminal (m/s), g= percepatan gravitasi (m/s²) , r= jari-jari (m),
n= koefisien viskositas (Ns/m²), 𝜌= massa jenis benda (kg/m³), 𝜌0= massa
jenis fluida ( kg/m³)
Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar-bagian atau lapisan
cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

ditimbulkan oleh gaya gesek di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan oleh
peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas.
Apabila benda dijatuhkan kedalam zat cair,selain gaya ke atas yang dialami
gaya juga ada gaya selain itu yang bekerja disebabkan oleh kekentalan fluida zat
cair itu sendiri. Gaya yang disebabkan oleh zat cair itu sendiri dapat dipandang
sebagai gaya gesekan dari zat cair itu sendiri. Zat cair dan gas termasuk kedalam
fluida (zat cair) tetapi kekentalan zat cair jauh lebih besar daripada kekentalan
gas.khusus untuk benda yang berbentuk bola apabila bergerak didalam fluida
kental,secara eksperiman yang ditemukan oleh stokes gaya gesekan fluida dengan
benda adalah sebesar F = 6 n n r v. Dimana F gaya tahan gesekan fluida, r
dilepaskan tanpa kecepatan awal dan za]t cair yang massa jenisnya 𝜌0 (rho nol )
(P>Po) maka bola akan mendapat perce]patan.bila jarak yang ditempuh bola saat
mencapai kecepatan terminal adalah d selama t detik.
Benda yang dijatuhkan pada zat cair tanpa kecepatan awal akan mendapat
beberapa gaya akan mempengaruhi pada benda tersebut terhadap fluida yang di
uji cobakan, secara matematis sebagai berikut:
F = w-Fa-Fs =m.a .................……………………………………..(5.2.2)
Keterangan:
W= gaya berat benda (N), Fa= gaya angkat (N), Fs= gaya gesek fluida (N).
gaya gesek fluida (gaya gesek newton) yang dialami oleh benda berbanding
lurus dengan kecepatan cairan dalam hal ini disebut cairan newton. Karena
kecepatan semakin besar maka gaya gesek juga semakin besar sehingga suatu saat
akan terjadi kesetimbangan dinamis. Koefisien viskositas air ditemukan melalui
interpolasi data dari table pada suhu yang sesuai, perangkat percobaan viscometer
ostwald digunakan untuk menentukan viskositas fluida, terutama yang encer.
Viskositas mendasari diberikannya tekanan terhadap tegangan geser oleh
fluida tersebut .kadang-kadang viskositas ini diserupakan dengan
kekentalan.fluida yang kental (viskos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa
dari fluida yang kurang kental. Viskositas dipengaruhi (P Lumbantoruan, E
Erislah, 2016) oleh beberapa faktor-faktor diantaranya adalah :
1. Suhu Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu


ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi Larutan Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat Molekul Solute Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul
solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau
member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
4. Tekanan Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu
cairan
Viskositas dinyatakan sebagai aliran fluida yang merupakan gesekan antar
molekul molekul cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki
viskositas yang rendah dan sebaliknya sebuah bahan-bahan yang sulit mengalir
dikatan viskositas yang tinggi dikarenakan sifat kekentalannya yang semakin
pekat sehingga sulit mengalir.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah,dan sebliknya bahan-bahn yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi.pada hukum aliran viskositas newton menyatakan
hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran
dalam viskositas fluida juga termasuk konstan sehubungan dengan
gesekannya.hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian.aliran viskos dapat
digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara
kedua bidang tersebut.apabila zat cair tidak kental maka koefisien sama dengan
nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel didinding memiliki
kecepatan yang sama dengan dinding.
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarViskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu,
air yang "tipis", memiliki viskositas lebihrendah, sedangkan yang "tebal",

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

memiliki viskositas yang lebih tinggi.Sifat cairan sebagai besar ditentukan oleh
resistansinya untuk mengalir, yang dinamakan viskositas. Dalam metode ostwald
dan falling ball dilihat dari waktu yang berlangsung saat cairan bergerak satu
mengalir dari keadaan awal sampai keadaan akhir. Sedangkan pada pengukuran
masaa jenis dilihat dari hasil beratnya suatu zat cairan.Dapat diketahui bahwa
semakin kental larutan viskositas semakin tinggi, sebaliknya semakin cair suatu
zat, semakin kecil viskositasnya. Akan tetapi massa jenis pada zat yang kental
lebih kecil dan pada zat cair massa jenis atau kerapatan zat semakin besar.
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu
fluida.Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan
gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan
bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
berbeda, dan zat cair pada umumnya lebih kental daripada gas (Triyana, 2011).
Berdasarkan teori, viskositas berbanding lurusdengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula (Hedi, 2014).
Alat ukur viskositas manual yang sering digunakan adalah dengan
menggunakan viscometer bola jatuh (Hopper).Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola yang terbuat dari besi melalui tabung gelas yang berisi zat
cair. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum, terjadi
kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat Archimedes
2. 2 Fluida
Fluida adalah zat alir yang dapat mengalir (zalir), yang dapat berupa gas
ataupun zat cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zalir (fluida) adalah
viskositas. Viskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut
saat mengalir. Kadang kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan.
Fluida yang lebih kental (viskos) akan menglair lebih lama dalam suatu pipa
daripada fluida yang kurang kental. Sifat ini sangat diperhatikan dalam perihal

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

yang melibatkan antara aliran fluida maupun minyak pelumas mesin. Pelumas
minyak mesin yang berviskositas tinggi akan lebih baik untuk digunakan
daripada minyak mesin bernilai rendah. Fluida dibagi dalam dua bagian, yaitu
cairan dan gas. Cairan tak dapat dimampatkan dan bila terdapat di dalam suatu
tempat maka cairan itu akan mengambil tempat yang sesuai dengan bentuk
tempatnya dan permukaan akan terbentuk suatu batas dengan udara terbuka.
Viskositas fluida merupakan ukuran tekanan suatu terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas dinyatakan sebagai aliran fluida yang merupakan
gesekan antar molekul-molekul cairan yang mudah mengalir,dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan
viskositas yang tinggi. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,dan sebliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum
aliran viskositas newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya mekanika dari
suatu aliran viskos sebagai geseran dalam viskositas fluida juga termasuk konstan
sehubungan dengan gesekannya.hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar
yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut apabila zat cair tidak
kental maka koefisien sama. Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalir dan di
kenal pula dengan nama hidrostatis. Fluida statis (zat alir yang tidak mengalir)
dan Fluida dinamis (zat alir yang mengalir).Fluida statis memberi gambaran
tentang tekanan dan hubungan antara tekanan udara terhadap ketinggian di atas
permukaan laut, atau kedalaman di bawah permukaan pada ragam
fluida.Hubungan antara tekanan terhadap ketinggian diatas permukaan laut,
sedangkan di bawah permukaan zat cair dinyatakan dalam subbab fluida
statis.Fluida dinamis memberi gambaran tentang sifat fluida yang mengalir, baik
pada fluida ideal maupun fluida nyata.Berikutnya, hukum kekalan tenaga
termodifikasi diterapkan pada fluida ideal dan disebut Hukum Bernoulli. Pada
fluida statis bentuk cair terdapat 3 parameter yang perlu kita ketahui. Ketiga
parameter itu adalah gaya apung (gaya Archimedes), tekanan hidrostatis, dan gaya
stokes. Gaya apung berhubungan erat dengan massa jenis fluida, tekanan
hidrostatis berhubungan kedalaman benda. Adapun gaya stokes berhubungan

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

dengam kekentalan zat cair dan kelajuan gerak pada benda yang tenggelam.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi
molekulmolekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika
fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya
gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
2. 3 Hubungan Fluida dan Viskositas
Fluida (zat air) adalah zat yang dapat mengatur, misalnya zat cair dan gas.
Fluida dalam dua macam yaitu fluida statis dan dinamis.
2.3.1. Fluida statis.
Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalir dan di kenal pula dengan
nama hidrostatis. Contoh fluida statik misalnya air di gelas, air di kolam renang,
dan air danau. Dalam sub bab Fluida Statis, kita akan membahas beberapa konsep,
antara lain tekanan, tekanan hidrostatis.
1. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Jika gaya sebesar F
bekerja secara merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya A,
maka tekanan P pada permukaan itu. Berdasarkan defenisi tersebut maka
tekanan dapat dinyatakan didalam persamaan :
.........................................................................................
F
p= .(5.2.1)
A
Keterangan: p = Tekanan (N/m 2) F = Gaya (N) A = Luas Penampang
(m2)
2. Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis (Ph) adalah tekanan yang akan dilakukan zat cair
pada bidang dasar tempatnya. Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana
tidak tergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi
tergantung pada luas dasr bejana (A), tinggi (h), dan massa jenis zat cair ( ρ )
dalam bejana. Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan massa


jenis zat cair (fluida). Sehingga berlaku persamaan :

Ph = ρ . g . h
......
Pt = Po + Ph
……….........................................................................(5.2.2)
F = ρ.h. A

Keterangan :
ρ = massa jenis zat cair (kg/m 3), h = tinggi zat cair dari permukan (m)
g = percepatan gravitasi (m/s 2) Po = tekanan udara luar (N/m 2) Ph =
tekanan hidrostatis pada dasar bejana (N/m 2) F = gaya hidrostatis (N).
Koefisien viskositas air ditentukan melalui interpolasi data dari tabel pada
suhu yang sesuai. Perangkat percobaan viskosimeter Ostwald digunakan untuk
menentukan koefisien viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental
sebaiknya tidak menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida
kental untuk turun melalui pipa kepiler jauh lebih lama dibandingkan yang encer.
Selain dengan viskosimeter Ostwald, mengukur koefisien viskositas fluida dapat
menggunakan metode stokes, yakni menentukan koefisien viskositas melalui
pengukuran laju terminal (laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida yang
ingin diukur koefisien viskositasnya yang dijatuhkan dari atas permukaan fluida.
Jadi viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluda berdasarkan
kecepatan alir fluida tersebut. Nilai viskositas didapatkan dengancara mengalirkan
fluida yang akan diukur viskositasnya dengan demikian,hambatan yang
mengalami benda pemutar atau dialiri akan diketanui danmenunjukkan besar
viskositas fluida tersebut. Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk
menentukan viskositas suatu larutan, yaitu :

a. Viskometer Kapiler / Ostwald


Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara dua tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui untuk lewat dua tanda tersebut.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

b. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek= gaya berat-gaya Archimedes. Prinsip
kerjanya adalah menggelingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung
gelas yang berisi cair yang diselidiki.

c. Viskometer Cup dan Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob
dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkan bagian tengah
zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
d. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.

2.3.2. Hukum Stokes

Hukum Stokes bisa pula digunakan untuk menentukan koefisien


viskositas fluida. Benda yang bergerak dalam fluida mendapat gaya gesekan
yang arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya gaya gesekan
bergantung pada kecepatan relatif benda terhadap fluida serta bentuk benda.
Untuk benda yang berbentuk bola, besarnya gaya gesekan memenuhi hukum
Stokes
Fs6rv
................................................................................................(5.2.3)

Keterangan :
F = gaya gesekan pada benda oleh fluida (N), r = jari-jari bola (m), v = laju
bola relatif terhadap fluida (m/s2).
Hokum Stokes berlaku dengan syarat yaitu:
1. Ruangan tempat fluida tidak terbatas (ukuran cukup besar/luas

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

dibandingkandengan ukuran benda).


2. Tidak ada turbulensi di dalam fluida, ini dapat dicapai jika laju tidak besar.
Jika sebuah benda berbentuk bola dan mempunyai rapat massa dilepaskan
pada permukaan zat cair tanpa laju awal, bola tersebut mula-mula akan
mendapat percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju bola maka gaya
stokes pada bola tersebut akan bertambah besar pula, sehingga pada suatu
ketika bola tersebut akan bergerak dengan laju konstan, yaitu pada saat terjadi
kesetimbangan antara gaya berat, gaya apung, dan gaya stokes pada bola
tersebut.
2.3.3. Hukum Pascal
Pada tahun 1623-1662 seorang ilmuan Prancis bernama Blare Pascal
mencetuskan suatu teori yang sering disebut dengan hukum pascal yang isinya
sebagai berikut: “tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu tempat akan
menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama”. Dalam redaksi yang
lain dapat dituliskan sebagai berikut: “tekanan yang diberikan pada fluida dalam
ruang tertutup akan diteruskan kesegala arah dengan besar yang sama”.
Hukum Pascal adalah sebuah hukum fisika fluida yang menjelaskan bahwa
tekanan yang diberikan pada fluida statis di dalam sebuah ruang tertutup akan
diteruskan ke semua arah dengan tekanan yang sama rata dan sama kuatnya.Hal
ini memiliki arti bahwa tekanan yang ada pada sebuah bejana sama besar di setiap
tempat di bejana tersebut. Hal inilah yang dijadikan acuan atau prinsip dari hukum
Pascal. Tekanan yang diberikan kapada zat di dalam ruang tertutup diteruskan
sama besar kesegala arah. Jika penekan hidrolik merupakan alat yang untuk
menggandakan alat yang kerjanya berdasarkan hukum pascal seperti Kempa
hidrolik dan alat pengangkat mobil (Si Zulfa, A Nikmah, EK Nisak, 2020).
Hukum pascal dpat diterapkan dengan kerja penekan hidrotik juga. Alat itu
berupa bejana tertutup yang dilengkapi dengan dua buah penghisap yang luas
penampangnya berubah masing-masing A1 dan A2 (A1<A2). Dalam praktek,
tekanan sering kali diukur dalam milimeter air raksa (biasanya dinamakan torr,
menurut fisikawan italia Toricelli). Pada penghisap yang penampangnya A1,
f1
dikerjakan gaya F1 tekanan P diteruskan oleh zat cair lewat pipa penghubung
A1

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

kepenghisap A1 dengan gaya F2 =P. A2 karena pada kedua panghisap sama maka
rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:

F1 = f 2
.................................................................................................(5.2.8)
A1 = A 2

Keterangan :
F1 = gaya penampang 1 (N), F2 = gaya penampang 2 (N), A1 dan A2 =
luas penampang 1 dan 2 (m²).

2.3.4. Hukum Archimedes


Hukum Archimedes menyatakan bahwa “ gaya ke atas pada suatu benda
yang dicelupkan dalam sebuah fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan
oleh benda tersebut ”. Prinsip hukum archimedes yaitu ketika kita menimbang
batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih
kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam
air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya
apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita
mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih
ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau
benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena
adanya gaya apung. Besarnya gaya angkat Archimedes.

FA =
ρ
b Vg =
ρ
b
( 43π r )
3

g
.....................................................(5.2.4)

Keterangan :FA = Gaya Archimedes, ρb = massa jenis fluida, V = volume ,


g = grativasi, r = jari-jari bola.
Fluida disebut juga zat alir, adalah zat yang dapat mengalir. Bentuknya
dapat berupa zat cair atau gas. Berbeda dengan partikel yang merupakan zat yang
tidak dapat mengalir, zat alir memiliki sifat mekanika seperti halnya partikel,
hanya saja untuk alasan praktis ditampilkan berbeda dengan mekanika partikel.
Misalnya saja, besaran massa (pada mekanika partikel) diubah menjadi massa
jenis (pada mekanika fluida). Demikian pula besaran gaya (pada mekanika
partikel) yang ditampilkan tekanan (pada mekanika fluida). Massa jenis
merupakan massa persatuan volume dan tekanan merupakan gaya per satuan luas.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Massa jenis merupakan massa persatuan volume dan tekanan merupakan gaya per
satuan luas. Massa jenis dan tekanan dipilih untuk menerangkan sifat mekanis dari
fluida, sebab pengamat tidak mungkin meninjau massa setiap partikel (molekul)
fluida atau gaya yang diderita oleh setiap partikel penyusun fluida.
Viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik)
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang
"tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan yang "tebal", memiliki
viskositas yang lebih tinggi. Sifat cairan sebagai besar ditentukan oleh
resistansinya untuk mengalir, yang dinamakan viskositas. Dalam metode ostwald
dan falling ball dilihat dari waktu yang berlangsung saat cairan bergerak satu
mengalir dari keadaan awal sampai keadaan akhir. Sedangkan pada pengukuran
massa jenis dilihat dari hasil beratnya suatu zat cairan. Dapat diketahui bahwa
semakin kental larutan viskositas semakin tinggi, sebaliknya semakin cair suatu
zat, semakin kecil viskositasnya. Akan tetapi massa jenis pada zat yang kental
lebih kecil dan pada zat cair massa jenis atau kerapatan zat semakin besar.
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida.
Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya
gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan
bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
berbeda, dan zat cair pada umumnya lebih kental dari pada gas.
Berdasarkan teori, viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Mempelajari gerak bola
yang jatuh kedalam fluida, walaupun hanya untuk mengetahui bahwa adanya gaya
kekentalan pada sebuah bola tertentu dalam suatu fluida tertentu berbanding
dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

mengalir melewati sebuah bola atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu
fluida yang diam, garis-garis arus berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di
sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang
menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan titik
tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan
terhadap bola itu nol.

2.3.5. Hukum Bernoulli


Hukum Bernoulli ditemukan oleh ilmuwan asal Jerman, yaitu Daniel
Bernoulli. Dari penemuan ini, Bernoulli berhasil menerbitkan sebuah buku
berjudul Hydrodynamica pada tahun 1738. Adapun pernyataan Hukum Bernoulli
adalah jumlah dari tekanan, energi kinetik tiap volume dan energi potensial tiap
volume di setiap titik sepanjang aliran fluida adalah sama. Artinya, saat aliran
fluida meningkat, tekanan fluida tersebut akan turun. Dengan demikian, energi
potensial yang dimiliki fluida juga akan turun. Sebaliknya, saat kecepatan aliran
fluida turun, tekanan fluida akan naik. Hukum ini ternyata bisa diaplikasikan
untuk berbagai jenis aliran fluida asalkan memenuhi syarat berikut ini. Fluidanya
tidak dapat dimampatkan (incompressible).
1. Fluidanya tidak memiliki viskositas.

2. Aliran fluidanya tetap (steady).

3. Aliran fluidanya berjenis laminar (tetap dan tidak membentuk pusaran).

4. Tidak ada hilang energi akibat gesekan antara fluida dan dinding serta
turbulen.
5. Tidak ada transfer energi kalor.
Hukum Bernoulli menyatakan “ jumlah antara tekanan (P) dengan tekanan
hidrostatik (ρgh), dan rapat tenaga gerak fluida (½ρv 2) pada fluida ideal selalu
tetap ”. Pada pemaparan tentang fluida, kita mengenal istilah fluida ideal dan
fluida sejati atau biasa disebut juga fluida nyata. Fluida disebut sebagai fluida
ideal bila memenuhi 3 syarat berikut ini. Tidak kental atau memiliki kekentalan
nol. Fluida berkekentalan nol disebut juga superfluida dan hal itu sukar dijumpai
di alam. Kekentalan merupakanukuran besarnya gaya gesekan antar fluida itu
sendiri dan antara fluida dengan dinding pipa.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Untuk mencegah agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang
besarnya sama dengan W upaya gaya netto sama dengan nol. Telah disebutkan
sebelumnya bahwa secara eksperimen telah diketahui bahwa harga g untuk sebuah
benda di tempat yang sama adalah sama. Dari disini diproleh bahwa perbandingan
berat antara dua benda sama dengan pebandingan massanya. Karena itu neraca
kimia, yang sebetulnya merupakan alat untuk membandingkan dua gaya yang
berarah ke bawah, dapat juga digunakan untuk membandingkan massa. Telah kita
lihat bahwa berat benda, yaitu tarika ke bawah oleh bumi pada benda, adalah
besaran vektor, sedangkan massa benda adalah besaran skalar. Hubungan
kuantitatif antara berat dan massa diberikan oleh karena g berbeda- beda dari satu
titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m, berbeda juga
untuk tempat yang berbeda. Jadi berat benda bermassa 1kg ditempat memiliki g =
9,80 m/s2 adalah 9,80 N; ditempat dengan g = 9,78 m/s 2, benda yang sama
beratnya hanyalah 9,78 N.
Jika berat ini di ukur dengan mengamati pertambahan panjang pegas dan
mengimbanginya, maka beda berat kilogram yang sama di dua tempat yang
berbeda, tampak jelas dengan adanya sedikit perbedan rentangan pegas di kedua
tempat tersebut. Karena itu berat benda bergantung kepada letak relatifnya
terhadap pusat bumi tidk seperti massa yang merupakan sifat intrinsk benda.
Penunjukan skala neraca pegas, yang menimbang benda yang sama di bagian
bumi yang berbeda, akan memerikan hasil yang berbeda. Dalam ruang tanpa
gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu massa benda tetap tidak
berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam pesawat antariksa yang bebas
dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkt balok besi yang besar (W = 0), tetapi
tetap saja antariksawan akan merasa sakit kakinya harus menendang balok itu (m
≠ 0). Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya
yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang
datar licin di permukaan bumi.
........................................................................................(5.2.7)
M = W/g

Keterangan :
W = Berat suatu benda (kg), g = Percepatan gravitasi (m/s), m = massa

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

(s)
2. 4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau


fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar
bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan
atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair.
Faktor – faktor yang mempengaruhi viskositas Tekanan viskositas cairan naik
dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh
tekanan, Temperatur viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas akan naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan
molekul – molekulnya memperoleh energi. Molekul – molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas
cairan akan turun dengan kenaikan tempertatur, Adanya zat lain adanya bahan
tambahan seperti bahan suspense meningkatkan viskositas air, ukuran dan berat
molekul viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Jenis viskositas
diantaranya viskositas relatif, viskositas spesifik, viskositas intrinsik dan
viskositas inheren. Viskositas relatif merupakan rasio viskositas larutan
terhadap viskositas pelarut yang proporsional dengan pendekatan pertama
untuk larutan encer ke rasio waktu aliranyang sesuai.Viskositas intrinsik dapat
diperoleh dari viskositas spesifik yang dibagi oleh kensentrasi dan ekstra polasi
ke nol. Viskositas inheren digunakan sebagai indikasi pendekatan dari bobot
molekul.Viskositas yang paling bermanfaat dan mudah dipakai karena bisa
dihubungkan ke berat molekul pada persamaan Mark-Houwink adalah
viskositas intrinsik. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang
sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar
dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A.
Gejala viskositas juga dapat diamati
ketika menjatuhkan sebutir kelereng ke dalam gelas kaca yang berisi minyak
goreng, maka kelereng tersebut akan mengalami perlambatan dalam geraknya.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Ini terlihat ketika kelereng jatuh lebih lambat saat berada di dalam minyak
goreng dibandingkan saat masih di udara (sebelum masuk minyak goreng).
Perlambatan yang terjadi itu karena adanya gesekan di dalam fluida. lapisan
fluida yang diam akan menahan lapisan fluida. Ketika kelereng dijatuhkan ke
dalam minyak goreng, kelereng mengalami kecepatan yang suatu saat paling
besar dan tetap untuk selang waktu tertentu. Kecepatan itu disebut kecepatan
batas. Saat kelereng di dalam minyak goreng, kelereng mengalami tiga gaya,
yaitu gaya berat, gaya ke atas fluida, dan gaya gesekan fluida.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran
yang disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk koefisien viskositas
adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita berbicara viskositas kita
berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien
viskositas.
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental
yang koefisien viskositasnya η, maka benda tersebut akan mengalami gaya
gesekan fluida sebesar Fs= kη v, dengan k adalah konstanta yang bergantung pada
bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845,
Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya
berupa bola nilai k = 6 π r.
2. 5 Massa Jenis Dan Berat
Massa jenis Massa jenis merupakan suatu ukuran kerapatan suatu benda dan
didefinisikan sebagai berat suatu benda dibagi dengan dengan volumenya.
Semakin besar massa jenisnya, maka benda tersebut memiliki kerapatan yang
besar, atau dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan antara
massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan wujud
yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda massa
jenisnya berbeda pula.Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misal besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Massa jenis

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama. Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’ adalah :
gram persentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3, Secara kasar, massa
jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda dapat mengapung di
permukaan air. Benda/objek yang memiliki massa jenis lebih kecil akan selalu
berada di atas massa jenis yang lebih besar. Contohnya, minyak akan selalu
mengapung diatas permukaan air karena massa jenis minyak lebih kecil dari
massa jenis air, Semua benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besar dari
massa jenis air akan selalu mengapung diatas permukaan air karena massa jenis
minyak lebih kecil dari massa jenis air.
Berat jenis bisa berubah-rubah.Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat.Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada.sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi.Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s.
Massa jenis merupakan suatu ukuran kerapatan suatu benda dan
didefinisikan sebagai berat suatu benda dibagi dengan dengan volumenya.
Semakin besar massa jenisnya, maka benda tersebut memiliki kerapatan yang
besar, atau dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan antara
massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan wujud
yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda massa
jenisnya berbeda pula. Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misal besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama. Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’ adalah :

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

gram persentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3, Secara kasar, massa
jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda dapat mengapung di
permukaan air. Benda/objek yang memiliki massa jenis lebih kecil akan selalu
berada di atas massa jenis yang lebih besar. Contohnya, minyak akan selalu
mengapung diatas permukaan air karena massa jenis minyak lebih kecil dari
massa jenis air, Semua benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besar dari
massa jenis air akan selalu mengapung diatas permukaan air karena massa jenis
minyak lebih kecil dari massa jenis air. Pada zat cair
viskositas dikaitkan dengan mekanisme gaya intermolekuler (gaya kohesi) yang
akan melemah dengan semakin renggangnya jarak antar molekul akibat pemuaian
yang terjadi pada peningkatan temperatur. Sedangkan pada gas viskositas
dikaitkan dengan mekanisme perpindahan molekul antar lapisan fluida yang
semakin intensif akibat pertambahan energi dari meningkatnya temperatur fluida.
Gaya seret ini diseimbangkan oleh gaya berat butiran bola di dalam fluida, yaitu
gaya berat butiran bola di udara dikurangi dengan gaya apung (buoyan force)
Regangan pada benda padat
tidak tergantung dari waktu lamanya gaya bekerja dan apabila batas elastis dari
benda padat itu tidak dilampaui, maka bila gaya itu tidak bekerja lagi, perubatran
bentuk pun menghilang dan kembali ke bentuk semula, sedangkan pada zat cair
akan terus berlangsung perubahan bentuknya selama gaya bekerja dan tidak
kembali ke keadaan bentuk semula bila gaya tersebut tidak bekeria lagi. Perangkat
percobaan viskosimeter Ostwald digunakan untuk menentukan koefisien
viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental sebaiknya tidak
menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida kental untuk
turun melalui pipa kepiler jauh lebih lama dibandingkan yang encer.
Selain dengan viskosimeter Ostwald,
mengukur koefisien viskositas fluida dapat menggunakan metode stokes, yakni
menentukan koefisien viskositas melalui pengukuran laju terminal (laju konstan)
benda berbentuk bola dalam fluida yang ingin diukur koefisien viskositasnya yang
dijatuhkan dari atas permukaan fluida.

2. 6 Penerapan Viskositas Dalam Jurusan

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Aplikasi Teori dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini
biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi
kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-
beda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-
beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan
dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga
sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu
koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Padahal oli memiliki
fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan penutup
celah pada dinding mesin. Jika pelumas yang bersifat kental ini tidak ada maka
gesekan yang terjadi pada mesin akan sangat besar sehinga menimbulkan
kerusakan yang fata terhadap mesin kendaraan.
Aplikasi teori dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini
biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi
kendaraan beda.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3. 1 Alat dan Bahan

a b c d

e f g h

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 5.3.1 (a) bola kecil, (b) mikrometer sekrup, (c) roll meter, (d) jangka
sorong, (e) tabung gelas besar sabun dan oli, (f) gelas ukur, (g) stopwatch, (h)
bahan

3. 2 Prosedur Kerja

Pertama kita mengukur diameter kelereng menggunakan mikrometer


sekrup. Selanjutnya kita mengukur diameter dalam dan luar tabung menggunakan
jangka sorong,setelah mengukur diameter tabung kita mengukur panjang tabung
10cm, 20cm, 30cm. Setelah itu mengukur suhu fluida sebelum melakukan
percobaan dan catat suhunya menggunakan termometer, setelah dicatat kita
melakukan 16 kali percobaan di fluida oli dan 24 kali percobaan di fluida
sunglight, pada setiap percobaan kita menghitung waktu yang diperlukan bola
kecil untuk mencapai dasar tabung menggunakan stopwatch,setelah melakukan
percobaan kita mengukur kembali suhu masing- masing fluida dan dicatat. Setelah
itu kita menimbang massa bola dan fluida yang telah dimasukkan ke gelas ukur
sebanyak 50 ml menggunakan neraca analitis kemudian catat hasil timbanganya

BAB VI

TABEL PENGAMATAN

4. 1 Data Pengamatan
Tabel Hasil Pengolahan Data Fluida ( Sunlight Dan Oli )

M Waktu (sekon)
Diamete Jarak
No Fluida bola Keterangan
r m
(kg) t1 t2 t3

1 I 0,0047 0,0042 01,8 00,9 D tabung =


0,1 00,85
sunlight 1 5 0,77m
2 PF1 = 107,6
02,2 02,2
0,2 02,23 kg/m3
0 6
3 PF = 91,4 kg/
0,3 03,6 03,66 03,6

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

4 8 m
3

1 00,1 00,2
0,1 00,17
6 0
2
II 00,2 00,2
0,0047 0,042 0,2 00,22
oli 1 6
3

00,4 00,4
0,3 00,48
4 9

Hari/Tanggal Praktikum :
Kelompok/Frekuensi : VI B/ 4
Anggota Kelompok :1. Idhan Sobri 09320220162
2. Nurul Magfirah 09320220163
3. Nakhwan Habib 09320220164
4. Ahmad Ridwan 09320220165
5. Muh. Fakhri Sadri 09320220166
Makassar, Oktober 2022
Asisten

( )

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5. 1 Menghitung Hubungan antara t Dan l

a. Untuk Fluida I (Sunlight)


L1 = 0,11 m L2 = 0,22 L3 = 0,33
t 1+t 2+t 3
tn =
n

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

01,81+ 00,85+00,95
t1 =
3
= 1,20 s
02,20+02,23+02,26
t2 =
3
= 2,23 s
03,62+ 02,66+03,68
t3 =
3
= 3,65 s

b. Untuk Fluida 2 (Oli)


L1 = 0,11 m L2 = 0,22 L3 = 0,33 m
t 1+t 2+t 3
tn =
3
00,16+00,17+ 00,20
t1 =
3
= 0,17 s
00,21+ 00,22+00,26
t2 =
3
= 0,23 s
00,44+00,48+ 00,79
t3 =
3
= 0,47 s

5. 2 Menghitung hubungan tr2 terhadap L

L1 = 0,1 m L2 = 0,2 m L3 = 0,3 m

D1 0,042
r1 = = = 0,021 m
2 2

D2 0,042
r2 = = = 0,021 m
2 2

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

D3 0,042
r3 = = = 0,021 m
2 2

5. 3 Menentukan massa jenis bola dan massa jenis Fluida

a. Menentukan massa jenis bola


m
ρb =
V
m
= 4 3
πr
3
0,0047 kg
= 4
(3,14 ) ( 0,021 )3
3
= 121,219 kg/m3
b. Menentukan massa jenis Fluida
m massa gelas isi−massa gelas kosong
ρF = =
V volume fluida
Fluida I ( Sunlight )
m massa gelas isi−massa gelas kosong
ρF1 = =
V Volume Fluida
= 107,6 kg/m3
Fluida II (Oli)
m massa gelas isi−massa gelas kosong
ρF2 = =
V Volume Fluida
= 91,4 kg/m3

5. 4 Menentukan nilai viskositas (η) dari data yang diperoleh

L1 = 0,1 m L2 = 0,2 m L3 = 0,3 m


2
2 g t r ( pb− pF)
mη =
9L
Untuk Fluida I (Sunlight)

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Bola I
2 ¿
η1 = (2)(9,81) (1,20)(0,02 1¿ (121,219−107,6) 9 (0,1)

= 118,15711 kg/ms
η2 = (2)(9,81)¿ ¿
= 58,47838 kg/ms
η3 = (2)(9,81)¿ ¿
= 38,43398 kg/ms
η1+ η2+ η3
η=
n
118,15711+58,47838+38,43398
=
3
= -71,689823 kg/ms
Bola II
η1 = (2)(9,81)(0,17)¿ ¿
= - 101,35744 kg/ms
η2 = (2)(9,81)(0,23)¿ ¿
= -50,64376 kg/ms
( 2 )( 9,81 ) ( 3,65 ) ( 0,021 ) 2(121,129−107,6)
η3 =
9(0,3)
= -38,43398 kg/ms
η1+ η2+ η3
η=
n
−101,35744+−50,64376+38,43398
=
3
= -61,89016 kg/ms

5. 5 Teori Ketidakpastian
2
2> r (ρb− ρf )
η =
9L
∆η =

√( δt )
δn 2 2
(∆ t ) + ( )
δn 2
δr
2
(∆ r ) + ( )
δn 2
δρb
2
( ∆ ρb ) + ( )
δn 2
δρf
2
( ∆ ρf ) +
δn 2
δL ( )
( ∆ L )2

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2
δn 2> r (ρb− ρf )
1. =
δt 9L
Dimana : u = 2gtr2 (ρb-ρf) u’ = 2gr2 (ρb-ρf)
v = 9L v’ = 0
δn u' v−v' u
=
δt v2
2
2. g . r ( ρb−ρf ) ( 9 L )−0(2 gtr 2 ( ρb−ρf ) )
=
( 9 L )2
2 gr 2( ρb− ρf )
=
9L
( 2 )( 9,81 ) ( 0,021 ) 2(121,219−107,6)
=
9(0,1)
0,00865242 x 13,619
=
0,9
0,13093
=
0,9
= 0,1454


2 2 2
2. ∆t = ( t 1−t ) + ( t 2−t ) + (t 3−t )
n(n−1)


2 2
=
( 1,20−2,36 ) + ( 2,23−2,36 ) +(3,65−2,36)
3(3−1)
= 0,710235

2
δn 2> r (ρb− ρf )
3. =
δr 9L
Dimana : u = 2>r 2 (ρb−ρf ) u’ = 2gtr (ρb-ρf)
v = 9L v’ = 0
' '
δn u v−v u
=
δr v
2

2
2 gtr ( ρb−ρf )−0 2 gtr ( ρb− ρf )
=
( 9 L )2
2 gtr ( pb− pf )
=
9L

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2 x 9,81 x 1,20 x 0,021(121,219−107,6)


=
9 x 0,11
0,494424 x 13,619
=
0,99
= 6,80158


2 2 2
4. Δr =
( r 1−r ) + ( r 2−r ) + ( r 3−r )
n(n−1)


2 2 2
=
( 0,021−0,021 ) + ( 0,021−0,021 ) + ( 0,021−0,021 )
3(3−1)
=0
2
δn 2> r ( pb− pf )
5. =
δpb 9L
Dimana: u = 2 gtr2 (pb – pf) u’ = 2 gtr2
v = 9L
v’ = 0
δn u' v−v' u
=
δpb v2
2 2
2> r ( 9 L ) −0(2>r ( pb− pf ) )
=
( 9 L )2
2> r 2
=
9L
2
2 x 9,81 x 2,36 x ( 0,021 )
=
9 x 0,1
= 0,02268

m
6. Pb =
v

√( ) ( )
2 2
δpb δpb
Δpb = ( Δm )2 + ( Δv )2
δm δv
δpb m
=
δm v
Dimana: u=m u’ = 1
v=v v’ = 0

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
' '
δpb u v−v u
=
δm v2
1 x v−0 x m
= 2
v
1
=
v
1
0 ( v )− 2
(m)
= v
v2
= 0,257913

Δr =
√ ( v 1−r ) 2+ ( r 2−r ) 2+ ( r 3−r ) 2
n (n−1)

=
√ ( 0,021 ) 2+ ( 0,021 ) 2+ ( 0,021 ) 2
3(3−1)
= √ 0,0002205
4 3
V= π
3

Δv = (
√ sv
sv
¿ )2 ¿ ¿Δr)2

N 4 3
Dimana : = . πr
sr 3
1
Δm = x skala terkecil
2
1
= x 0,01
2
= 0,005
δv
=u’v+v’u
δr
= (12 πr 3 ¿(3)+ (0)(4 πr ¿ ¿4
= 36 πr
Jadi, Δv = √ ( 36 πr 2 ) ( Δr ) 2
= √ ( 36 ) ( 121,219 ) 2 ( 0,0002205 ) 2
= 0,025719

√( ) ( )
2 2
δpb spb
Δpb = ( ∆ t ) 2+ ( ∆ r )2
δm δv

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

=
√( )1 2
v
( 0,005 )2 + ( m )2 ( ∆ π )2

√( )
2
1
= ( 0,005 )2 + ( 0,257193 )2 ( 0,000,000865 )2
100
= 2. 500049
2
δn 2> r ( pb− pf )
7. =
δpf 9L
Dimana:
u = 2 gtr2 (pb – pf) u’ = 2 gtr2
v = 9L v’ = 0
δn u' v−v' u
=
δpf v2
2 2
2> r ( 9 L ) −0(2>r ( pb− pf ) )
=
( 9 L )2
2> r 2
=
9L
2
2 x 9,81 x 121,219 x ( 0,021 )
=
9 x 0,1
= 1,1653

m
8. pf =
v

√( ) ( ) ( Δv )
2 2
δpf δpf
Δpf = ( Δm )2+ 2
δm δv
δpf m
=
δm v
Dimana: u=m u’ = 1
v=v v’ = 0
δpf u' v−v' u
=
δm v
2

1 x v−0 x m
= 2
v
1
=
v

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

δpf m
=
δv v
Dimana: u=m u’ = 0
v=v v’ = v2
δpf u' v−v' u
=
δv v2
1
Δm = x skala terkecil
2
1
= x 0,01
2
= 0,005


2 2 2
(r 1−r ) +(r 2−r ) +(r 3−r)
Δr =
n(n−1)
(0,021)2 +(0,021)2 +( 0,021)2
=
3(3−1)
= 0,0002205
4 3
V= π
3

Δv =
√ ( sv ) 2
sr
¿ ¿Δv)

sv 4
Dimana : = . πr 3
sr 3

Misal : u = 4πr3 u’ = 12πr2


v=3 v’ = 0
sv
= uv + vu
sr
= (12π2)(3)+(0)(4πr3)
= 36 πr2
Jadi,Δv = √ (36 π r 2)¿ ¿Δr ¿2
=√ (36)(3,14)¿ ¿
= 0,00002423

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Δpb =
√( δpb 2
δm )
( Δm )2 + ( )
δpb 2
δv
( Δv )2

√( )
2
1
= ( 0,005 )2 + (−m )2 ( Δv )2
v

√( )
2
10
= ( 0,005 )2 + ( 0,257913 )2 ( 0,00002423 )2
100
=0,00127053
Jadi Δv = √ ( 36 π r 2 ) ¿ ¿

= √ ( 36 ) ( 121,219 )( 0,021 ) 2 ( 0,0002205 ) 2


= 9, 356835
2
δn 2> r ( pb− pf )
9. =
δL 9L
Dimana: u = 2 gtr2 (pb – pf) u’ = 0
v = 9L v’ = 9
' '
δn u v−v u
=
δL v
2

2
0 x 9 L−9 x (2>r ( pb− pf ) )
=
( 9 L )2
2
−9(2>r ( pb− pf ) )
=
( 9 L )2
−9 x 2 x 9,81 x 2,36 ( 0,021 )2 (121,219−107,6)
=
9( 0,1)
2.50276
=
0,9
= 2.78084

1
10. ΔL = x skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 0,005
Δɳ=

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

√( )
δn 2
( )
δn 2
( )
δn 2
( ) ( )
2
δn δn 2
( Δt )2+ ( Δr )2 + + ( Δpb )2 + + ( Δpf )2 + + ( ΔL )2
δt δr δpb δpf δL
=

√ ( 0,1454 ) ( 0,710235 ) +( 6,80158 ) ( 0 ) + ( 0,2268 ) ( 2,500049 ) +¿ ( 1,1635 ) ( 2,50039 ) +( 2,78084 ) ( 5 x 00


2 2 2 2 2 2 2 2 2

=
√ 0,02114 x 0,50443+ 46,26149 x 0+ 0,05143 x 6.25024+¿ 1,35792 x 6,25195 x 7,73307 x 0,000025

= √ 2,570004
= 1,603123
Δɳ
KR = x 100%
2( Δɳ + n)
1,603123
= x 100%
7,926246
= 0,2022 %

KB = 100% - KR%
= 100% - 0,2022%
= 0,7978 %

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB VI

ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1. Tabel Hasil Perhitungan

No Fluida Waktu

t 1r t 2r t 3r p π

1 Fluida 1

2 Fluida 2

6.2. Pembahasan
Dalam percobaan yang telah kami lakukan kami mendapat data seperti
yang ada di atas, bahwasanya waktu yang di butuhkan sebuah bola kecil
untuk sampai ke dasar wadah itu tergantung dari kekentalan fluida yang ada
di dalam wadah dan waktu yang di perlukan bola pada fluida satu dan fluida
dua sangat jauh berbeda. Itu dikarenakan kekentalan dari fluida satu yang
terus berlawanan dengan bola kecil sehingga menghambat jatuhnya bola kecil
lebih cepat ke dasar wadah. Tetapi bola untuk fluida yang ke dua bola kecil
tidak butuh waktu yang sangat panjang untuk mencapai dasar wadah di

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

karenakan fluida yang kedua ini memiliki kekentalan yang kurang dari
pada fluida pertama sehingga waktu yang di hasilkan di tabel hasil
perhitungan di atas terbilang cepat.
Gaya yang timbulkan antara gesekan atau tekanan yang di
timbulkan oleh bola kecil saat di jatuhkan di sebuah fluida pasti akan
melambat karena gaya yang di berikan oleh fluida yang membuat bola kecil
melambat saat di jatuhkan ke dalam fluida.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum viskositas fluida kami dapat menyimpulkan
bahwa:
1.Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas, akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida, gaya tersebut dinamakan gaya stokes. Prinsip
Archimedes menyatakan bahwa gaya apung ke atas yang diberikan pada benda
yang direndam dalam, cairan baik yang terendam seluruhnya atau sebagian. Gaya
berat adalah ukuran dari gaya yang bekerja pada massa karena percepatan akibat
gravitasi.
2. Laju gerak jatuhnya bola dalam fluida 1 lebih lambat dari pada fluida 2
sehingga pada fluida 1 menghasilkan waktu tempuh jatuh bola yang lebih besar
dibandingkan pada fluida 2, seperti pada data yang diperoleh untuk fluida 1 pada
jarak 0,11m = 1,44s, 0,22m = 2,96s, 0,33m = 4,34s sedangkan pada fluida 2 untuk
jarak 0,11m = 0,16s, 0,22m = 0,46s, 0,33m = 0,72s.
3. Setelah dilakukannya praktikum, dapat diketahui bahwa nilai viskositas fluida 1
pada jarak 0,11m = 2,6798 kg/ms, 0,22m = 2,7536 kg/ms, 0,33m = 2,6929 kg/ms
dan di fluida 2 pada jarak 0,11m = 2,5432 kg/ms, 0,22m = 2,6139 kg/ms, 0,33m =
2,5548 kg/ms.
4.Didapatkan nilai viskositas fluida 1 (sunlight) lebih besar daripada viskositas
fluida 2 (oli).
7.2 Saran
7.2.1 Saran untuk laboratorium
Menjaga kebersihan dan kenyamanan laboratorium, dan menyediakan alat-alat
praktikum dengan lengkap.
7.2.2 Saran untuk asisten

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Tetap lebih sabar dalam membimbing dan mendampingi praktikan-praktikan


hingga praktikum selesai.
7.2.3 Saran praktikum
Lebih aktif dalam proses praktikum dan dalam proses pembuatan laporan.

7.3 Ayat yang berhubungan

“ Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan


neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”
(Q.S l- Isra 17 : 35).
Dalam percobaan yang kami lakukan yaitu Viskositas Fluida kami dapat
menambah wawasan kami dan percobaan ini membuat kami tau cara menghitung
kekentalan/viskositas suatu Fluida.

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Febrianto, T., Sukiswo, , Sunarno, S. E., Fisika, J., Matematika, F., Ilmu, D., &
Alam, P. (2013). 30 UPJ 2 (1) (2013) Unnes Physics Journal
Kusuma, E. W., Riskullah, F., Ayudia, I., Nugraha, M., Qiftiyah, N., Percobaan,
T., Penyerahan, T., Pembimbing, D., & Laboratorium, A. (2013).
Laboratorium kimia fisika.
Materi, J., Jmpf, F., Setiawati, D., & Radiyono, Y. (2017). Analisis Hubungan
Kecepatan Terminal dengan Viskositas Zat Cair Menggunakan Software
Tracker. 7, 1–6.
Penelitian, L., Juan, J., Parluhutan, F., Ratna, S., Panjaitan, S., & Simamora, A. S.
(2012).

VISKOSITAS FLUIDA

Anda mungkin juga menyukai