Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Viskositas adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari


alam semesta, gejala atau fenomena alam dan mekanisme yang terjadi
didalamnya. Lebih sederhanannya dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Apa yang kita alami, apa yang kita lakukan, kenapa hal
itu terjadi dan mengapa demikian akan bisa dijawab melalui suatu studi ilmiah
dengan menggunakan sikap dan metode ilmiah untuk menghasilkan produk
ilmiah yang berupa teori dan atau hukum fisika yang dapat diuji kebenarannya.
Dalam kekentalan suatu fluida kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kekentalan atau disebut viskositas
merupakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Jadi berbagai fenomena atau
gejala alam dalam kehidupan dapat terungkap berkat perkembangan ilmu fisika.
Ilmu fisika terdiri dari berbagai cabang, di antara cabang ilmu fisika adalah
mekanika fluida.. Bidang mekanika ini jelas mencakup berbagai persoalan yang
sangat bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran darah disaluran-saluran
kapiler sampai pada kajian tentang aliran minyak mentah yang melewati Alaska
melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil (Budianto, A, 2008).
Perbedaan zat cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap tingkat
kekentalandari zat cair tersebut. Kekentalan atau disebut viskositas merupakan
besar kecilnya gesekan dalam fluida. Besarnya nilai viskositas suatu fluida
dipengaruhi oleh besarnya nilai perubahan temperatur.
Dalam kekentalan suatu fluida kita dapat memandang persoalan tersebut
seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Sebelummengetahui zat yang
kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif salah satu alat yangdigunakan
untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskometer Percobaan fisika
dalam pembelajaran sangat membantu dalam memahami materi yang
disampaikan, salahsatunya viskositas zat cair (Hermawati, M, Y, et, al., 2013).
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1.2 Tujuan Percobaan

1.1.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)


1. Kami dapat memahami konsep fisika / mekanika mengenai
kekentalan ( viskositas )
2. Kami dapat memahami bahwa gesekan yang di alami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan
fluida tersebut.
1.1.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes,
gaya apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida
2. Kami dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu
benda
3. yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
4. Kami dapat menerapkan faktor koresi pada laju bola yang jatuh.
5. Kami dapat menentukan viskositas fluida.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau


fluida. Ukuran kekentalan zat cair dapat ditentukan dengan memanfaatkan proses
transmisi dan pantulan dari gelombang ultrasonik. Viskositas merupakan ukuran
kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin
besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan itu
juga menunjukkan bahwa semakin sulit suatu benda bergerak yang ada di dalam
fluida tersebut (Ariyanti Eka Suci, 2012).
Viskositas pada jaringan muncul karena adanya tumbukan antara partikel
didalam jaringan. Besarnya viskositas pada suatu jaringan ditentukan oleh suatu
konstanta pembanding yang didefinisikan sebagai koefisien viskositas dan
dinyatakan dengan rumus:
η = Fl ………..………………………………………………………(5.2.1)
vS
Keterangan :
η = koefisien viskositas (Ns/m2), F = gaya tumbukan antar molekul (N), v
=kecepatan partikel dalam jaringan (m/s), l = jarak tumbukan antar molekul
(m), S = luas permukaan jaringan (m2).

Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai


fluida relatif terhadap yang lain. Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga
suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang
diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair.
Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair,
terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat
hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu
mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan.
Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

suatu zat cair. Sehingga kecepatan bola tersebut berubah, hambatan-hambatan


dinamakan kekentalan, sedangkan densitas adalah massa jenis yang diukur
menggunakan piknometer.
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan
antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga
dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai kuantitatif dari
viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas
terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang dipergunakan
untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan metode putar, yaitu
dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin
lambat putaran penghambattersebut maka semakin tinggi nilai viskositasnya.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir itu dapat dikatakan bahwa memiliki viskositas yang rendah,
dan begitu sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan
antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam
(viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, yang dimana perbandingan antara
tegangan geser (s) tersebut dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter
inilah yang disebut dengan viskositas ( Febrianto Teguh, 2013).
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan pada fluida paling rawan
karena berkaitan dengan ketebalan fluida atau seberapa besar resistensinya untuk
mengalir. Kekentalan langsung berkaitan dengan sejauh mana berfungsi sebagai
pelumas sekaligus pelinduk benturan antar permukaan logam. Viskometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model
viskometer yang umum digunakan berupa viskometer peluru jatuh, tabung (pipa
kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric
cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem Searle dimana silinder bagian
dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana
silinder bagian luar yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

yang akan diukur ditempatkan pada celah di antara kedua silinder. CFD panas dan
yang berhubungan seperti reaksi kimia dengan simulasi berdasarkan komputer.
CFD pada perhitungannya menggunakan metode perhitungan dengan sebuah
kontrol dimensi, luas dan volume dengan memanfaatkan bantuan komputasi
komputer untuk melakukan perhitungan pada tiap - tiap elemen pembaginya, atas
prinsip-prinsip dasar mekanika fluida. Adapun software CFD yang sering
digunakan salah satu diantaranya yaitu Fluent. Software CFD Fluent adalah salah
satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume hingga. Sehingga
fluent yang menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat
menyelesaikan kasus aliran fluida tersebut dengan mesh yang tidak terstruktur
sekalipun dengan cara yang relatif mudah. Fully developed merupakan suatu
pergerakan fluida dimana pada saat fluida masuk (inlet) sampai keluar (outlet)
adanya perkembangan kecepatan pada aliran fluida di dalam pipa. Hal ini
dikarenakan adanya lapisan batas (boundary layer), maka terjadilah suatu gesekan
yang mengakibatkan perkembangan kecepatan pada suatu percobaan yang terjadi
aliran fluida tersebut (Fathoni Wildan, 2018).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas fluida salah satunya
adalah suhu. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya. Menurut Penelitian dan Yulianti
pada tahun 2016.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode:
1. Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah
tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan:
η = π(∆p)R 4t …………………………………………………………..…(5.2.2)
8.v.1
Keterangan:
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), ∆p = tekanan (Pa), v = kelajuan relatif(m/s), l =
Panjang pipa (m)
Umumnya koefesien viskositas di hitung dengan membandingkan laju aliran dengan
membandingkan laju aliran dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui.
Hubungan itu adalah:

Η2 = d2t2 ………………………………………………………..…( 5.2.3)


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Keterangan:
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), d = diameter bola (m), t = tinggi (m).
2. Bola jatuh
Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan
aliran pekat, dan hubungannya adalah:
2 r b2 (db-d) g
η =9 v …………………………………………….…….(5.2.4)

Keterangan:
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), r = jari-jari (m), db = diameter (m)v =
volume benda (m3)
Dimana b merupakan bola jatuh dan g adalah konstanta gravitasi. Apabila
digunakan metode perbandingan, kita dapatkan:
η1
(db−d1)t
= 1(d − d2) t2
η2 b

Keterangan :
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), t = tingi bola (m), db = diameter (m).
Semakin besar nilai koefisien viskositasnya, maka semakin kental pula
fluida tersebut (Barka Salim 2012).
2.2 Fluida

Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika dikenai gaya. Fluida dapat
berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida membentuk berbagai
jenisbenda padat sesuai dengan bentuk benda yang dilewatinya. Karakteristik
aliran fluida meliputi tekanan statis, tekanan dinamis, total tekanan, kecepatan
fluida dan tegangan geser (Jalaluddin, 2019). Di daerah yang pengaruh gesekan
dinding kecil, tegangan geser dapat diabaikan dan perilakunya mendekati fluida
ideal, yaitu incompresible dan mempunyai viskositas 0. Aliran fluida ideal
demikian dsisebut aliran potensial. Pada aliran potensial berlaku prinsip-prinsip
mekanika newton dan hokum kekekalan massa.
Aliran potensial mempunyai 2 ciri pokok:
1. Tidak terdapat sirkulasi ataupun pusaran sehingga aliran potensial itu disebut
aliran irotasional.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2. Tidak terjadi gesekan sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari energi
mekanik menjadi kalor.
Fluida mempunyai dua sifat fisik yaitu viskositas dan densitas. Dimana
viskositas adalah sifat fluida yang diberikannya tahanan terhadap tegangan geser
oleh fluida tersebut. Besar kecilnya viskositas fluida tergantung pada suhu fluida
tersebut. Untuk fluida cair, makin tinggi suhunya, maka viskositasnya makin
kecil, sedangkan untuk fluida gas, makin tinggi suhunya, maka viskositasnya
makin besar. Sedangkan densitas atau kerapatan suatu fluida didefinisikan sebagai
massa per satuan volume. Fluida juga Merupakan suatu zat yang bias mengalami
perubahan bentuk secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser
walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata
fluida mencakup zat cair, gas, air,dan udara karena zat - zat ini dapat mengalir.
Dalam ilmu mekanika fluida, tegangan geser pada aliran laminar dua
dimensi arah x adalah:

du
𝑟 = 𝜇 dy
…………………………………………………………….(5.2.6)

Keterangan:
𝑟 = tegangan geser, 𝜇 = viskositas dinamik, u = kecepatan pada jarak y dari
dinding.
du/dy = perubahan kecepatan dibagi dengan jarak sepanjang mana perubahan
Pergerakan ini diamati dalam bentuk cairan maupun gas. Dalam mekanika fluida
juga dipelajari fluida yang tidak dalam keadaan bergerak atau diam. Sebagian
besar bahasan dalam mekanika fluida berkaitan dengan mekanika kontinum. Oleh
Persamaan di atas merupakan hukum viskositas newton.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 5.2.3 Variasi kecepatan dari dinding dan tegangan geser


(sumber : Unnes Physics Journal)
Fluida tersusun atas molekul-molekuldengan jarak pisah yang cukup besar
untuk gas dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair. Molekul-molekul
tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi, zat-zat tersebut saling bergerak
bebasterhadap satu dengan yang lainnya. Fluida merupakan zat-zat yang bisa
mengaliryang mempunyai partikel kecil yang tak kasat mata dan mereka dapat
dengan mudah karena dengan itu untuk lebih bergerak dan serta berubah
ubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk
sangat kecil sehingga itu fluida dapat mengikuti bentuk ruang (Supiyanto 2015).
2.3 Aliran Tak Mampu Mampat Satu Fasa

Aliran multifasa mengandung setidaknya dua atau lebih jenis fluida, seperti
cair dan padat, gas dan padat, cair dan gas, dan dua cairan lain yang berbeda.
Aliran satu fasa hanya mengandung satu jenis fluida, misalnya cair atau gas tanpa
ada partikel lain. Aliran air, minyak, gas alami, udara, dan lain-lain merupakan
contoh aliran satu fasa.
Sebuah aliran dikatakan incompressible (tak mampu mampat) jika pada
suatu sistem aliran memiliki massa jenis tetap. Sebuah aliran dikatakan homogen
jika densitasnya konstan sepanjang aliran. Sebuah aliran incompressible satu fasa
merupakan aliran homogen, sedangkan aliran mampu mampat (compressible)
merupakan aliran non homogen. Secara normal, cairan dan gas diperlukan sebagai
aliran incompressible. Namun, aliran tidak dapat dikatakan incompressible jika
kecepatan gas mendekati, sama atau melibihi kecepatan suara (Fitriyah, 2013).
2.4 Bilangan Reynolds

Bilangan Reynolds merupakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya


viskos. Bilangan Reynolds didefinisikan sebagai berikut:
Re = 𝜌Vd = Vd ……………………………………………..…………(5.2.7)
𝜇 v
Keterangan:
Re = bilangan Reynolds , 𝜌 = massa jenis fluida, 𝜇 = viskositas dinamik, v =
viskositas kinematic, V = kecepatan aliran dalam pipa, d = diameter dalam
pipa.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Bilangan Reynoalds dapat digunkan untuk mengetahui aliran laminar atau


aliran turbulen yang terjadi pada pipa. Aliran yang terjadi dalam pipa bisa
dikatakan bersifat laminar jika Re < 2300 dan aliran dalam pipa bisa dikatakan
bersifat aliran turbulen jika Re > 4000. Sedangkan aliran transisi terjadi pada
kondisi diantara aliran laminar dan turbulen. Dalam mekanika fluida bilangan
Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi dengan
aliran tertentu.(Rosalina,2019)
2.5 Persamaan Poiseuille

Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak membutuhkan gaya itu untuk
mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk
mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara berbagai lapisan itu.
Akibatnya, debet fluida tidak hanya bergantuk pada luas penampang dan
kecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir bergantung pada koefisien
kekentalan, jari-jari, dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung per satuan panjang
(gradien tekanan). Bila debet fluida itu Q perbedaan tekanan ∆P, panjang pipa l,
dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai suatu besaran tersebut dapat dituliskan.
Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis diperoleh
persamaan:

Q = π r4 ∆P..........
8ηl ……..……………………………………...….………(5.2.8)

Keterangan:
Q = debit fluida (m 3), 𝜂 = koefisien viskositas (Ns/m2), ∆P = perbedaan
tekanan (Pa), l = panjang pipa (m), r = jari-jari (m).
Persamaan di atas dikenal dengan rumus Poisuille yang diambil dari
nama ilmuawan Prancis J.L. Poisuille (1799-1869) yang merupakan fisikawan
yang berjasa menyelidiki aliran darah dalam tubuh. Bahwa debet fluida
berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan koefisien
kekentalan sudah dapat diduga sejak semula. Jika perbedaan tekanan antara ujung
pipa cukup besar, maka dari itu fluida akan mengalir untuk lebih deras pada
saatnya (Aulia,2018).
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.6 Hukum Stokes

Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas akan terjadi
gaya gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes. Jika
benda yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes
dirumuskan sebagai berikut:
Fs = 6 𝜋 𝜂 r v ……...………………………………………….……(5.2.9)
keterangan:
Fs = gaya stokes (N), 6 = koefisien viskositas (Ns/m2), R = jari-jari (m), v =
kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s).
Gaya geser antar suatu permukaan benda padat yang bergerak dengan
fluida akan sebanding dengan suatu kecepatan relatif gerak benda ini kepada
fluida. rapat massa dilepaskan pada permukaan zat cair tanpa laju awal, bola
tersebut mula-mula akan mendapat percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju
bola maka gaya stokes pada bola tersebut akan bertabah besar pula
Pada saat tertentu, gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan
seluruh gaya tersebut akan sama dengan nol. Jika benda bergerak dengan
kecepatan, secara matematis kecepatan terminal dapat diturunkan dari rumus-
.........
Fa = v.ρf.g ……………………………………..…...……………(5.2.10)
keterangan:
F = gaya (N), m = massa (kg), g = percepatan gravitasi (m/s2).
Untuk gaya ke atas (Archimedes):
..………………………………………………..….(5.2.11)
Fa=v.ρf.g Keterangan:
Fa = gaya atas (N), pf = massa jenis (kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2),
v = volume (m3).
Untuk gaya stokes :
Fs = 6 𝜋 𝜂 r v ……………………...….….………………….……(5.2.12)
keterangan :
Fs = gaya stokes (N), 5 = koefisien viskositas (Ns/m 2), r = jari-jari (m), v =
kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s).
kecepatan terminal benda setelah gaya yang bekerja seimbang adalah:
g.vb(ρb−ρf)
Vt = 6𝜋𝑦𝑟

6𝜋𝑦𝑟
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

…...….……………………….………...………(5.2.13)

Keterangan:
Vt = kecepatan terminal (m/s), pf = massa jenis fluida (kg/m 3), pb = massa
jenis bola (kg/m3), r = jari-jari (m), g = gravitasi (m/s2).
Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r maka volume benda:
Vb = 4 𝜋 r3 …………………………………………………...….(5.2.14)
3
Keterangan:
Keterangan :
Vb = volume (m3), r = jari-jari (m).
Sedangkan viskositasnya adalah

η = 2r2g (ρρ )
b− ………………………………………………...(5.2.15)
9 Vt f

Keterangan:
η = koefisien viskositas (Ns/m2), pb = massa jenis bola (kg/m3), pf = massa
jenis fluida (kg/m3), Vt = kecepatan terminal (m/s),

BAB III
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat

Gambar 3.1 (a) Tabung Gelas Besar,(b) Bola-bola Kecil, (c) Jangka Sorong, (d)
Mikrometer Sekrup, (e) Rol Meteran, (f) Stopwatch, (g) Neraca Analisi.

3.2 Proses Percobaan


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1. Timbang dan ukurlah diameter tiap-tiap bola, dilakukan beberapa kali


sesuai petunjuk asisten.
2. Ukurlah diameter dalm tabung
3. Tentukan suatu jarak L pada tabung
4. Catat suhu fluida sebelum dan sesudah melakukan pengamatan
5. Ukurlah massa jenis fluida sebelum dan sesudah percobaan, gunakan
hydrometer, jika tidak timbangl fluida dengan volume tertentu (gunakan
gelas ukur dan Neraca analitik digital)
6. Jatuhkan bola tepat dipermukaan fluida, amati waktu yan dibutuhkan
untuk sampai batas jarak yang ditentukan, lakukan beberapa kali sesuai
petunjuk asisten.
7. Ulangi beberapa kali prosedur (6) sesuai petunjuk asisten, lakukan pula
untuk bola yang lain

Anda mungkin juga menyukai