BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Viskositas
yang akan diukur ditempatkan pada celah di antara kedua silinder. CFD panas dan
yang berhubungan seperti reaksi kimia dengan simulasi berdasarkan komputer.
CFD pada perhitungannya menggunakan metode perhitungan dengan sebuah
kontrol dimensi, luas dan volume dengan memanfaatkan bantuan komputasi
komputer untuk melakukan perhitungan pada tiap - tiap elemen pembaginya, atas
prinsip-prinsip dasar mekanika fluida. Adapun software CFD yang sering
digunakan salah satu diantaranya yaitu Fluent. Software CFD Fluent adalah salah
satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume hingga. Sehingga
fluent yang menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat
menyelesaikan kasus aliran fluida tersebut dengan mesh yang tidak terstruktur
sekalipun dengan cara yang relatif mudah. Fully developed merupakan suatu
pergerakan fluida dimana pada saat fluida masuk (inlet) sampai keluar (outlet)
adanya perkembangan kecepatan pada aliran fluida di dalam pipa. Hal ini
dikarenakan adanya lapisan batas (boundary layer), maka terjadilah suatu gesekan
yang mengakibatkan perkembangan kecepatan pada suatu percobaan yang terjadi
aliran fluida tersebut (Fathoni Wildan, 2018).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas fluida salah satunya
adalah suhu. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya. Menurut Penelitian dan Yulianti
pada tahun 2016.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode:
1. Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah
tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan:
η = π(∆p)R 4t …………………………………………………………..…(5.2.2)
8.v.1
Keterangan:
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), ∆p = tekanan (Pa), v = kelajuan relatif(m/s), l =
Panjang pipa (m)
Umumnya koefesien viskositas di hitung dengan membandingkan laju aliran dengan
membandingkan laju aliran dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui.
Hubungan itu adalah:
Keterangan:
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), d = diameter bola (m), t = tinggi (m).
2. Bola jatuh
Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan
aliran pekat, dan hubungannya adalah:
2 r b2 (db-d) g
η =9 v …………………………………………….…….(5.2.4)
Keterangan:
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), r = jari-jari (m), db = diameter (m)v =
volume benda (m3)
Dimana b merupakan bola jatuh dan g adalah konstanta gravitasi. Apabila
digunakan metode perbandingan, kita dapatkan:
η1
(db−d1)t
= 1(d − d2) t2
η2 b
Keterangan :
η = Koefisien viskositas (Ns/m2), t = tingi bola (m), db = diameter (m).
Semakin besar nilai koefisien viskositasnya, maka semakin kental pula
fluida tersebut (Barka Salim 2012).
2.2 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika dikenai gaya. Fluida dapat
berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida membentuk berbagai
jenisbenda padat sesuai dengan bentuk benda yang dilewatinya. Karakteristik
aliran fluida meliputi tekanan statis, tekanan dinamis, total tekanan, kecepatan
fluida dan tegangan geser (Jalaluddin, 2019). Di daerah yang pengaruh gesekan
dinding kecil, tegangan geser dapat diabaikan dan perilakunya mendekati fluida
ideal, yaitu incompresible dan mempunyai viskositas 0. Aliran fluida ideal
demikian dsisebut aliran potensial. Pada aliran potensial berlaku prinsip-prinsip
mekanika newton dan hokum kekekalan massa.
Aliran potensial mempunyai 2 ciri pokok:
1. Tidak terdapat sirkulasi ataupun pusaran sehingga aliran potensial itu disebut
aliran irotasional.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2. Tidak terjadi gesekan sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari energi
mekanik menjadi kalor.
Fluida mempunyai dua sifat fisik yaitu viskositas dan densitas. Dimana
viskositas adalah sifat fluida yang diberikannya tahanan terhadap tegangan geser
oleh fluida tersebut. Besar kecilnya viskositas fluida tergantung pada suhu fluida
tersebut. Untuk fluida cair, makin tinggi suhunya, maka viskositasnya makin
kecil, sedangkan untuk fluida gas, makin tinggi suhunya, maka viskositasnya
makin besar. Sedangkan densitas atau kerapatan suatu fluida didefinisikan sebagai
massa per satuan volume. Fluida juga Merupakan suatu zat yang bias mengalami
perubahan bentuk secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser
walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata
fluida mencakup zat cair, gas, air,dan udara karena zat - zat ini dapat mengalir.
Dalam ilmu mekanika fluida, tegangan geser pada aliran laminar dua
dimensi arah x adalah:
du
𝑟 = 𝜇 dy
…………………………………………………………….(5.2.6)
Keterangan:
𝑟 = tegangan geser, 𝜇 = viskositas dinamik, u = kecepatan pada jarak y dari
dinding.
du/dy = perubahan kecepatan dibagi dengan jarak sepanjang mana perubahan
Pergerakan ini diamati dalam bentuk cairan maupun gas. Dalam mekanika fluida
juga dipelajari fluida yang tidak dalam keadaan bergerak atau diam. Sebagian
besar bahasan dalam mekanika fluida berkaitan dengan mekanika kontinum. Oleh
Persamaan di atas merupakan hukum viskositas newton.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Aliran multifasa mengandung setidaknya dua atau lebih jenis fluida, seperti
cair dan padat, gas dan padat, cair dan gas, dan dua cairan lain yang berbeda.
Aliran satu fasa hanya mengandung satu jenis fluida, misalnya cair atau gas tanpa
ada partikel lain. Aliran air, minyak, gas alami, udara, dan lain-lain merupakan
contoh aliran satu fasa.
Sebuah aliran dikatakan incompressible (tak mampu mampat) jika pada
suatu sistem aliran memiliki massa jenis tetap. Sebuah aliran dikatakan homogen
jika densitasnya konstan sepanjang aliran. Sebuah aliran incompressible satu fasa
merupakan aliran homogen, sedangkan aliran mampu mampat (compressible)
merupakan aliran non homogen. Secara normal, cairan dan gas diperlukan sebagai
aliran incompressible. Namun, aliran tidak dapat dikatakan incompressible jika
kecepatan gas mendekati, sama atau melibihi kecepatan suara (Fitriyah, 2013).
2.4 Bilangan Reynolds
Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak membutuhkan gaya itu untuk
mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk
mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara berbagai lapisan itu.
Akibatnya, debet fluida tidak hanya bergantuk pada luas penampang dan
kecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir bergantung pada koefisien
kekentalan, jari-jari, dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung per satuan panjang
(gradien tekanan). Bila debet fluida itu Q perbedaan tekanan ∆P, panjang pipa l,
dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai suatu besaran tersebut dapat dituliskan.
Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis diperoleh
persamaan:
Q = π r4 ∆P..........
8ηl ……..……………………………………...….………(5.2.8)
Keterangan:
Q = debit fluida (m 3), 𝜂 = koefisien viskositas (Ns/m2), ∆P = perbedaan
tekanan (Pa), l = panjang pipa (m), r = jari-jari (m).
Persamaan di atas dikenal dengan rumus Poisuille yang diambil dari
nama ilmuawan Prancis J.L. Poisuille (1799-1869) yang merupakan fisikawan
yang berjasa menyelidiki aliran darah dalam tubuh. Bahwa debet fluida
berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan koefisien
kekentalan sudah dapat diduga sejak semula. Jika perbedaan tekanan antara ujung
pipa cukup besar, maka dari itu fluida akan mengalir untuk lebih deras pada
saatnya (Aulia,2018).
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas akan terjadi
gaya gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes. Jika
benda yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes
dirumuskan sebagai berikut:
Fs = 6 𝜋 𝜂 r v ……...………………………………………….……(5.2.9)
keterangan:
Fs = gaya stokes (N), 6 = koefisien viskositas (Ns/m2), R = jari-jari (m), v =
kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s).
Gaya geser antar suatu permukaan benda padat yang bergerak dengan
fluida akan sebanding dengan suatu kecepatan relatif gerak benda ini kepada
fluida. rapat massa dilepaskan pada permukaan zat cair tanpa laju awal, bola
tersebut mula-mula akan mendapat percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju
bola maka gaya stokes pada bola tersebut akan bertabah besar pula
Pada saat tertentu, gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan
seluruh gaya tersebut akan sama dengan nol. Jika benda bergerak dengan
kecepatan, secara matematis kecepatan terminal dapat diturunkan dari rumus-
.........
Fa = v.ρf.g ……………………………………..…...……………(5.2.10)
keterangan:
F = gaya (N), m = massa (kg), g = percepatan gravitasi (m/s2).
Untuk gaya ke atas (Archimedes):
..………………………………………………..….(5.2.11)
Fa=v.ρf.g Keterangan:
Fa = gaya atas (N), pf = massa jenis (kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2),
v = volume (m3).
Untuk gaya stokes :
Fs = 6 𝜋 𝜂 r v ……………………...….….………………….……(5.2.12)
keterangan :
Fs = gaya stokes (N), 5 = koefisien viskositas (Ns/m 2), r = jari-jari (m), v =
kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s).
kecepatan terminal benda setelah gaya yang bekerja seimbang adalah:
g.vb(ρb−ρf)
Vt = 6𝜋𝑦𝑟
6𝜋𝑦𝑟
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
…...….……………………….………...………(5.2.13)
Keterangan:
Vt = kecepatan terminal (m/s), pf = massa jenis fluida (kg/m 3), pb = massa
jenis bola (kg/m3), r = jari-jari (m), g = gravitasi (m/s2).
Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r maka volume benda:
Vb = 4 𝜋 r3 …………………………………………………...….(5.2.14)
3
Keterangan:
Keterangan :
Vb = volume (m3), r = jari-jari (m).
Sedangkan viskositasnya adalah
η = 2r2g (ρρ )
b− ………………………………………………...(5.2.15)
9 Vt f
Keterangan:
η = koefisien viskositas (Ns/m2), pb = massa jenis bola (kg/m3), pf = massa
jenis fluida (kg/m3), Vt = kecepatan terminal (m/s),
BAB III
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
Gambar 3.1 (a) Tabung Gelas Besar,(b) Bola-bola Kecil, (c) Jangka Sorong, (d)
Mikrometer Sekrup, (e) Rol Meteran, (f) Stopwatch, (g) Neraca Analisi.