Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

VISKOSITAS FLUIDA

DISUSUN OLEH:
MUHAMAD IRFAN LA MUJU 09320220254
MUHAMAD IRFAN LA MUJU 09320220254
IRPAN 09320220254
NAYA YULAIKHA TOPE 09320220260
ANDHIKA PUTRA ERLANGGA MAJID 09320220266

FREKUENSI VI / 5A
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Viskostas adalah besaran yang mengukur kekentalan fluida atau dengan kata
lain viskositas merupakan nilai kekentalan fluida. Kekentalan pada suatu zat cair
seperti yang diketahui benda berbeda – beda seperti air dan sirup dimana sirup
lebih kental dari air, dan apakah ada laju benda yang melewati zat alir dengan
kekentalan yang berbeda. Pengukuran tingkat kekentalan zat cair yang umum dan
paling sederhana yang kita ketahui adalah dengan menggunakan konsep hukum
stokes. Pengukuran viskositas zat cair dengan hukum hukum stokes, atau sering
disebut falling viscometer. Selama ini, experimen menentukan viskositas zat cair
dengan hukum stokes masih menggunakan cara manual, yaitu perhitungan waktu
masih mengandalkan penglihatan manusia dan stopwatch. Dengan demikian,
dibutuhkan alat ukur sederhana yang dapat mengatasi kekurangan ini. Alat ukur
viskositas yang saat ini beredar dipasaran memiliki harga yang sangat mahal
sehingga kebanyakan masyarakat memilih alih dengan pengetahuan yang sedikit
mengenai viskositas pada lebel minyak pelumas (Abdullah, 2016).
Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan dengan menggunakan metode
pengukuran, komponen dan pengrograman yang berbeda. Pada penelitian ini akan
digunakan Led inframerah sebagai pemancar dari fotodioda sebagai penerimaan
sinar inframerah (receiver) yang diletakkan sejajar horizontal. Digunakannya Led
dan fotodioda pada perancangan ini karena harga komponen yang murah sehingga
dapat menekan biaya pembuatan alat. Suhu akan di ubah – ubah kemudian di ukur
viskositasnya. Sinyal yang dihasilkan dari sensor fotodioda berupa tegangan yang
bergantungan pada intensitas inframerah yang diterima, komprator akan mengolah
sinyal tegangan tersebut sebelum diolah oleh mikrometer AVR ATMega16.
Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah kedua silinder
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah. Semua
jenis zat cair dikelompokkan ke dalam viskositas karena dapat mengalir.

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)


1. Kami dapat memahami konsep fisika/mekanika mengenai kekentalan
viskositas
2. Kami dapat memahami bahwa gesekan yang dialami suatu benda yang
bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat memahami menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes,
gaya apung.
2. Kami dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
3. Kami dapat menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh.
4. Kami dapat menentukan viskositas fluida.

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

Viskositas m e rupakan ukuran kekentantalan yang menyatakan besar


kecilnya suatu gesekan dalam fluida dan juga semakin sulit suatu benda bergerak
dalam fluida itu. Setiap benda yang bergerak fluida, akan mendapatkan gaya
gesekan yang disebakan oleh kekentalan fluida tersebut. Besar gaya gesekan
tersebut sebanding dengan laju relatif benda tersebut terhadap fluida.

Gambar 5.2.1 Peraga viskositas fluida (Sumber: Kurniati Abidin, 2013).

Fs= 6 π ηr V .................................................................................(5.2.1)

Keterangan ; Fs = Gaya gesek yang bekerja pada bola (N), η = viskositas


fluida (N) = jari – jari boal (m), v = laju relative bola terhadap fluida (m/s).
Atau rumus ini dikenal sebagai hukum stokes. Hukum stokes berlaku dengan
syarat yaitu:
a. Ruangan tempat fluida tidak terbatas (ukuran cukup besar/luas
dibandingkan dengan ukuran benda.)
b. Tidak ada turbulensi di dalam fluida, ini dapat dicapai jika laju tidak besar.

Jika sebuah berbentuk bola dan mempunyai rapat massa dilepaskan pada
permukaan zat cair tanpa laju awal, bola tersebut mula – mula akan mendapat
percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju bola maka gaya stokes pada bola
tersebut akan bertambah besar pula sehingga pada suatu ketika bola tersebut
akan bertambah besar pula, sehingga pada suatu ketika bola tersebut akan
bergerak dengan laju konstan, yaitu pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya
berat, gaya apung, dan gaya stokes pada bola tersebut. Jika bola tersebut telah

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
bergerak laju konstan makan akan berlaku hubungan:

(ρb – ρf) atau tr2 = 2 𝑔 (ρb – ρf) ...............................................(5.2.2)


2𝑟2𝑔 9ηL
V= 9η

......................: ρb = massa jenis bola (kg/m3), ρf = massa jenis fluida (kg/m3), t


Keterangan
= waktu tempuh bola (s), L = jarak yang ditempuh (m).
Seperti yang diketahui sebelumnya, bahwa asumsi laju bola yang konstan
hanya dapat dipahami untuk waktu tempuh yang besar atau ruangan yang luas
(ideal tak terhingga), karena waktu pengamatan kita terbatas, maka laju bola yang
diperoleh dari hasil pengamtan harus dikoreksi dengan persamaan :
𝑟
Vs = V (1 + k 𝑅) ...................................................................................(5.2.3)
Keterangan : Vs = laju sebenarnya, V = laju bola yang diamati, R = jari-
jari tabung fluida, k = suatu ketetapan
Selanjutnya karena Vs. Ts = V.T, maka persamaan menjadi :
𝑟
T = k. Ts 𝑅 + Ts ............................................................................(5.2.4)
Keterangan Ts waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak (L):

2.2 Hukum Hooke Untuk Pegas

Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara:
1. Cara Ostwald/Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat diantara dua tanda ketika mengalir karena
gravitas melalui viscometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut (Lutfy, 2007).
Berdasarkan hukum heagen Poiseuille, didapat persamaan sebagai berikut
8µLQ
ΔP = ..............................................................................(5.2.5)
π𝑅
Keterangan : ΔP = Selisih tekanan, µ = viskositas dinamis (Ns/m2), L = p
panjang pipa (m), Q = laju aliran (m/s), R = radius pipa (r).
Hukum Poiseulille juga digunakan untuk menentukan distirbusi kecepatan
dalam arus laminer yang melalui pipa silindris dan untuk menentukan berapa
jumlah cairan yang keluar perdetik (Sarojo, 2006).
VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2. Cara Hooper
Berdasarkan hukum stokes pada kecepatan bola terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat = gaya Archimedes. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi
zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel. Berdasarkan hukum stokes yaitu pada saat kecepatan bola
maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat
Archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas
sepanjang tegangan pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan disebut
juga tegangan (D.YOUNG, 2009).
Laju perubahan regangan geser = laju regangan rumus yang diatas dapat
didefinisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio
tegangan geser dan laju regangan:
η = Tegangan geser/ laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun
ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola
tertentu didalam suatu fluida tertentu berbdandingan dengan kecepatan
relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati
sebuah bola, apabila sebuah bola bergerak dalam fluida yang diam, garis – garis
arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekililing bola itu.
Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir
datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada
permukaan bola yang menghadap kearah aliran (Sudarjo, 2008).
3. Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakainnya adalah sampel yang ditetapkan di tengah – tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut yang
digerakkan oleh motor dengan bermacam – macam kecepatan dan sampelnya
digeser didalam ruang sempit diantara papan yang diam dan kemudian kerucut
yang itu berputar (Bird, 1993).
4. Viscometer Brookfield
Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya
putar sebuah rotor silinder yang dicelupkan ke dalam sampel. Viskometer

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan menggunkan
teknik dalam viscometry tersebut. Alat ukur kekentalan (yang biasa juga dapat
disebut viscosimetrs) dapat mengukur viskositas melalui sampel dalam
viscometer Brookfield, bahan harus yang diam didalam wadah sementara poros
bergerak sambil direndam dalam cairan tersebut (Anggraeni,2010).
5. Viscometer Cup and Bob
Prinsip kerja vsicometer cup and bob adalah sampel digeser dalam ruangan
antara dinding luar dari bob dan dinding dalam cup dimana bob masuk persis di
tengah – tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas dan
tidak dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul – molekulnya
memperoleh enrgi. Molekul – molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperature.
c. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas zat air. Adanya bahan
tambahan seperti suspense menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun
gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas turun karena
gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktunya aliran semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi
serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas naik jika rangkap semakin banyak. Kekuatan antar molekul

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
viskositas air dengan adanya hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada
trigleseridanya naik pada keadaaan yang sama.

2.3 Kamera Digital Sebagai Sensor Gerak

Kamera digital adalah alat untuk membuat gambar dari objek untuk
selanjutnya dibiaskan melalui sensor CCD (ada juga yang menggunakan sensor
MOS) yang hasilnya disimpan secara digital maka hasil rekaman gambar ini
harus diolah menggunakan pengolah digital pula semacam computer atau mesin
cetak yang dapat membaca media simpan digital tersebut.
Kamera digital ini digunakan untuk merekam gerak benda ke dalam
bentuk video. Video digital pada dasarnya tersusun atas serangkaian frame yang
ditampilkan dengan kecepatan tertentu (frame/detik). Jika laju frame yang cukup
tinggi, maka mata manusia melihatnya sebagai rangkain yang kontinyu. Suatu
Video tersebut cukup sulit untuk dianalisis karena benda bergerak dengan cepat
sehingga mata kesulitan untuk menentukan suatu posisi benda, maka hasil video
rekaman tersebut harus diekstrak terlebih dahulu menggunakan software video
converter to jpg (Academia, education 2019).

2.4 Fluida

Definis yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah
dari karateristik deformal bahan – bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai
bahan yang menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima atau
mengalami suatu gaya geser (shear). Sedanglan fluida memperlihatkan
fenomena sebagai zat yang terus menerus berubah bentuk apabila mengalami
tekanan geser, dengan kata lain yang dikategorikan sebagai fluida adalah suatu
zat yang tidak mampu menahan tekanan geser tanpa berubah bentuk.
Fluida dibagi dua bagian, yaitu cairan dan gas. Cairan bila ditempatkan di
suatu tempat maka cairan itu akan mengambil tempat sesuai dengan bentuk
tempatnya dan permukaan terbentuk suatu batas dengan bentuk tempatnya dan
permukaan terbentuk suatu batas dengan udara terbuka. Gas dapat mengembang
mengisi seluruh ruangan tempat tinggalnya dan tidak membentuk batas tertentu
seperti cairan. Perbedaan antara benda padat dan cairan ialah:
VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
a. Pada batas elastis tertentu, penambahan benda padat sedemikian rupa
sehingga regangan (strain) berbanding lurus dengan tegangan (stress).
b. Regangan pada benda padat tidak tergantung dari waktu lamanya gaya
bekerja dan apabila batas elastis dari bemda padat itu tidak dilampui maka
bila gaya itu tidak bekerja lagi, perubahan bentuk pun menghilang dan
kembali ke bentuk semula, sedangkan pada zat cair akan terus berlangsung
perubahan bentuknya selama gaya bekerja dan tidak kembali ke keadaan
bentuk semua bila gaya tersebut tidak bekerja lagi.
Viskositas suatu fluida merupakan ukuran tekanan suatu fluida deformasi
atau perubahan bentuk. Viskositas dinyatakan sebagai aliran fluida yang
merupakan gesekan antar molekul – molekul cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan – bahan yang
sulit mengalir dikatakan viskositas tinggi.

2.5 Tegangan Geser

Hubungan antara tegangan geser dan viskositas dan perubahan kecepatan


dapat dipahami pada kasus aliran diantara dua plat dasar, misalkan jarak plat
diantara plat tersebut terdapat fluida dengan isi yang homogeny, asumsikan
bahwa plat dengan luas, dengan luas A yang besar, pengaruh rusuk dapat
dianggap tetap lalu diberikan gaya sebesar F pada plat atas. Bila ternyata gaya
ini menyebabkan material diantara dua plat bergerak dengan perubahan
kecepatan U. Gaya yang diberikan proposional dengan luas dan perubahan
kecepatan gaya yang bekerja. Secara matematis rumus dapat dikatakan :
𝐹
Tegangan geser = 𝐴 ........................................................................(5.2.6)

Keterangan : F = Gaya (N), A = Luas penampang.

2.6 Macam – macam Aliran Fluida


Aliran dari fluida dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Aliran Steady
Suatu fluida disebut steady jika aliran yang mana kondisi alirannya
(kecepatan, tekanan, densitas) tidak berubah dengan waktu. Sebagai contoh :
pada saat kita membuka kran dengan bukaan kran tetap maka alirannya.
VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
b. Aliran Unsteady
Suatu aliran yang dalam kondisi berubah baik kecepatan maupun
penampang berubah. Sebagai contoh pada saat kita memutar penutup kran maka
air yang mengalir adalah unsteady flow.
c. Aliran Laminer
Aliran Laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan
– lapisan (lamina – lamina) membentuk garis – garis alir yang tidak berpotongan
satu sama lain. Hal tersebut ditunjukkan oleh percobaan satu sama Osborne
Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen
panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai bilangan
Reynold lebih kecil dari 2300.
d. Aliran Turbulen
Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang partikel – partikelnya bergerak
secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berflukutuasi yang saling
interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling
berpotongan. Aliran permulaan turbulensi dapat diperediksi oleh bilangan
Reynolds yang tidak berdimensi, rasio energi kinetik terhadap redaman viskos
dalam aliran fluida, Namun, turbulensi telah lama menolak analisis fisik
terperinci, dan interaksi dalam turbulensi menciptakan fenomena yang sangat
kompleks. Richard Feynman menggambarkan turbulensi sebagai masalah paling
penting yang ada turbulen mempunyai bilangan Reynold yang lebih besar dari
3000. Faktor yang mempengaruhi aliran laminer dan turbulen adalah bilangan
Reynold adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran.

2.7 Macam – macam Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik


dengan tegangan maupun tekanan. Adapun macam – macam viskositas yaitu
antara lain sebagai berikut:
a. Viskositas Dinamis
Viskositas dinamis atau biasa juga disebut viskositas absolute adalah
sebuah ukuran resistensi internal. Viskositas dinamis merupakan gaya tangensial
VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
per satuan luas yang dibutuhkan agar dapat memindahkan suatu bidang
horizontal ke sebuah bidang lainnya, dalam unit velositas (velocity), ketika
mempertahankan jarak dalam sebuah cairan. Rumus viskositas dinamis yaitu:

T = µ (dc / dy ) ...........................................................................(5.2.7)

Keterangan : T = tegangan geser (N/M2), µ = viskositas dinamis (NS/m2),


dc = satuan jarak antara (m/s), dy = satuan jarak (m).
Dalam sistem SI satuan viskositas dinamis satuannya ialah (Ns/m2, Pa s
atau kg/ms) dimana 1 Pa s= 1 Ns/m2 = 1 kg (ms).
b. Viskositas Kinematis
Viskositas kinemati adalah suatu rasio antara viskositas absolut untuk
kepadatan (densitas) dengan jumlah dimana tidak ada kekuatan yang terlibat.
Viskositas Kinematik dihitung dengan membagi viskositas absolut cairan.
Dengan densitas massa cairan. Rumus viskositas kinematis yaitu:
V=µ/p ...................................................................................(5.2.8)
Keterangan : V = viskositas Kinematis satuan ( m2/s), µ = viskositas
dinamis satuan (Ns/m2), p = satuan (kg/m3).
Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang dipengaruhi oleh temperatur
suatu zat tersebut. Pada fluida yang bersifat cair pada umumnya viskositas akan
berkurang dengan peningkatan temperaturnya, sementara pada fluida bersifat gas
sebaliknya, maka viskositasnya yang akan bertambah dengan peningkatan
temperaturnya tersebut (Mitha, 2020).

2.8 Hukum Archimedes

Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda


yang tercelup baik secara keseluruhan atau sebagian dalam fluida, maka benda
apung yang diterima, nilainya sama dengan berat udara yang dipindahkan oleh
benda tersebut (berat = massa benda x percepatan dan gravitasi) dan memiliki
arah gaya yang bertolak ke belakang (gaya berat kebawah, gaya apung atas).

B = ρAIR g × Vair yang dipindahkan ......................................................(5.2.9)

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Keterangan : ρAIR = jenis massa udara, g = gravitasi bumi, Vair yang dipindahkan
Penerapan hukum Archimedes dapat menjelaskan mengapa suatu benda
yang tercelup diudara dapat melayang, mengapung, dan tenggelam. Penerapan
hukum Archimedes ada pada kapal selam.
Kapal yang dapat mengubah – ubah massa jenisnya agar dapat menyelam,
melayang dan mengapung di permukaan udara. Untuk mengubah jenis massa
atau mengurangi massa dengan cara memasukka udara atau mengeluarkan udara.
Agar dapat menyelam, kapal selam tersebut memasukkan udara sehingga massa
kapal bertambah besar, begitu pula sebaliknya jika kapal selam tersebut ingin
muncul ke permukaan, maka akan mengeluarkan udara (Ibadurrahman, 2018).

2.9 Tipe – tipe Viskositas


1. Newtonian
Ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Shear rate berbanding langsung
dengan shear stress dan viskositas adalah tidak tergantung shear rate dalam
kisaran aliran laminer. Fluida newtonian tipikal adalah air, minuman berair
seperti teh, kopi, susu dan minuman karbonasi. Fluida newtonian adalah tipe
sifat aliran paling sederhana. Fluida dengan viskositas tinggi disebut ‘viscous’
sedangkan viskositas rendah disebut ‘mobile’. Banyak pangan fluida adalah
tidak newtonian, pada kenyataanya mereka menyimpang sangat mendasar dari
aliran newtonian.
2. Non – Newtonian
Kebanyakan pangan fluida dan semifluida ada pada satu dari beberapa
kelas fluida non – newtonian
a. Plastik shear stress minimum, dikenal sebagai ‘yield stress’ harus berlebih
sebelum aliran dimulai.
b. Pseudoplastik, tipe aliran ini viskositasnya cenderung menurun tetapi
shear stress dari fluida akan semakain hambat gesek aliran.

2.10 Fluida Statis

Suatu zat mempunyai kemampuan mengalir dinamakan fluida. Cairan


adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat.
VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya
lemah. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir.
Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan stabil. Istilah ini
merujuk penerapan matematika pada subjek (Kurniati Abidin, 2013).

a.) Tekanan
Fluida diam adalah zat alir yang tidak dalam kondisi bergerak. Contohnya
air dalam gelas dan air dalam bak mandi. Cabang ilmu fisika yang mempelajari
fluida diam disebut Hidrostatistika, sedangkan yang mempelajari fluida bergerak
disebut sebagai Hidrodinamika. Hidrodinamika yang khusus mempelajari aliran
gas dan udara dinamakan Aerodinamika.
b.) Tekanan Hidrostatis
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh
gravitasi bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang
permukaan yang bersinggungan dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada
besarnya gaya dan luas bidang tempat gaya bekerja. Tekanan zat cair yang hanya
disebabkan oleh beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatis.

2.11 Hukum Pascal


Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair
pada dasar tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya.
Semakin ke bawah, maka tekanan zat cair tersebut akan semakin besar.
Sebaliknya, semakin mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan
zat cair tersebut. Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan
yang sama. Hal ini berlaku untuk semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak
bergantung pada bentuk wadah tersebut. Apabila ditambahkan tekanan luar
dalam zat cair adalah sama di segala arah.
Jadi, jika diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah
tekanan yang sama. Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap
yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya ditentukan
oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan
oleh penghisap. Sehingga persamaan hukum pascal dapat dituliskan persamaan:

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

P1 = P2
............................................................................(5.2.10)
F1 = A1 = F2 : A2

Keterangan : P: tekanan (pascal), F = gaya (N), A = luas permukaan


penampang (m2).
Dari hukum pascal yang diketahui bahwa dengan memberikan gaya yang
kecil pada penghisap yang dengan luasnya penampang yang lebih besar. Prinsip
inilah yang di manfaatkan pada peralatan teknik yang banyak dimanfaatkan
manusia dalam kehidupan sehari – hari misalnya dongkrak hidraulik, pompa
hidraulik, dan rem hidraulik (Kurniati Abidin, 2013).

2.12 Hukum Bernoulli


Persamaan yang telah dihasilkan oleh bernoulli juga dapat disebut sebagai
hukum bernoulli, yakni suatu hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan
gejala yang berhubungan dengan geretakan zat alir melalui suatu penampang
pipa. Hukum tersebut diturunkan dari hukum Newton dengan berpangkal tolak
pada teorema kerja tenaga aliran zat cair dengan beberapa persyaratan antara lain
aliran yang terjadi merupakan aliran steady (mantap, tak berolak), laminer (garis
alir streamline), tidak kental dan tidak termampatkan.
Prinsip bernoulli menyatakan bahwa menyatakan bahwa di mana
kecepatan aliran fluida tinggi, tekanannya menjadi tinggi. Persamaan dinyatakan
dalam hukum bernoulli tersebut melibatkan hubungan berbagai besaran fisis
dalam fluida, yakni kecepatan aliran yang memiliki satu garis arus, tinggi
permukaan air yang mengalir, dan tekanannya. Bentuk hubungan yang dapat
dijelaskan melalui besaran tersebut adalah besaran usaha tenaga pada zat cair.

2.13 Berat dan Massa


Berat sebuah adalah gaya gravitasional yang dilakukan yang dilakuakan
Bumi padatnya berat termasuk gaya, karena itu merupakan besaran vector. Arah
dari gaya gravitasional, yaitu menuju kepusat bumi. Besar berat dinyatakan
sebuah gaya, seperti misalnya ton atau newton. Jika sebuah benda bermassa m

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah gravitasi g dan gaya yang bekerja
padanya adalah gaya berat w jika kedua newton kedua:
.......................................................................................(5.2.11)
F = ma

Keterangan : F = Frekuensi (Hz) ma = Arus listrik (A), diterapkan pada


benda yang sedang jatuh bebas, maka diperoleh :
........................................................................................(5.2.12)
W = m.g

Keterangan : W = Berat suatu benda (kg) ,m = Massa(kg) g =


gravitasi(m/s2)
W dan g adalah besar vektor percepatan. Untuk mencegah agar benda
jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W upaya gaya
netto sama dengan nol. Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara eksperimen
telah diketahui harga g untuk sebuah benda ditempat yang sama adalah sama.
Dari sini diperoleh bahwa perbandingan berat antara dua benda sama dengan
perbandingan massanya. Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya merupakan
alat untuk membandingkan dua gaya yang berarah ke bawah, dapat juga untuk
membandingkan massa. Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu terik ke bawah
oleh bumi benda, adalah besaran vektor, sedangkan massa benda adalah besaran
skalar. Hubungan kuantitatif antara berat dan massa diberikan oleh karena g
berbeda – beda dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda
bermassa m, berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi, berat benda
bermassa 1 kg ditempat memiliki g = 9,80 m/s2 adalah 9,80 N; ditempat dengan
g = 9,78 m/s2, benda yang sama beratnya hanyalah 9,78 N.
Jika berat ini di ukur dengan mengamati pertambahan panjang dan
mengimbanginya, maka beda berat kilogram yang sama di dua tempat yang
berbeda, tampak jelas dengan adanya sedikit perbedaan rentangan pegas dikedua
tempat tersebut. Karena itu berat benda bergantung kepada letak relatifnya
terhadap pusat bumi tidak seperti massa yang merupakan sifat intrinsk benda.
Penunjukkan skala neraca pegas, yang menimbang benda yang sama di bagian
bumi yang berbeda, akan memberikan hasil yang berbeda, dalam ruang tanpa
gravitasi berat benda adalah nol, walupun inersial, yaitu massa benda tetap tidak

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
berubah, sama dengan dipermukaan bumi
Dalam pesawat antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk
mengangkata balok besi yang besar (W – 0), tetapi tetap saja antariksawan akan
merasa sakit kakinya harus menendang balok itu (m ≠ 0). Untuk mempercepat
benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya yang sama dengan yang
dibutuhkan untuk mempercepat nya sepanjang bidang datar licin di permukaan
bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yang sama melawan tarikan bumi di
butuhkan gaya yang lebih besar di permukaan bumi daripada di tempat yang
jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda. Seringkali yang
diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya. Percepatan (a) yang
dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang besar beratnya W dapat
diperoleh dengan persamaan :
.........................................................................................(5.2.13)
M= W/g

Keterangan : W = Berat suatu benda (kg), g = percepatan gravitasi (m/s2)


m = massa (s)
sehingga:

F = (W/g) .......................................................................................(5.2.14)

Keterangan : F = Frekuensi (Hz) W = Berat suatu benda (kg) g =


percepatan gravitasi (m/s2).
Besaran W/g memegang peranan seperti m dalam persamaan m dalam
persamaan F = Ma dan sesungguhnya tidak lain daripada massa benda yang
beratnya sebesar W.

2.14 Massa Jenis dan Berat Jenis


Massa jenis dapat diartikan sebagai suatu zat, yaitu perbandingan antara
massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan
wujud yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pad zat yang berbeda
mass jenisnya beda pula. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
setiap volumenya. Massa jenis rata – rata setiap benda, maka semakin besar pula
massa volumenya. Massa jenis rata – rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa
jenis yang berbeda. Dan pada satu zat berapapun massanya berapapun
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Berat jenis bisa berubah, pada
perhitungan berat jenis kita menkankan pada berat (Eko Julianto, 2017).

2.15 Penelitian Tentang Viskositas


Penelitian tentang viskositas pernah dengan menggunakan metode
penentuan koefisien kekentalan viskositas cairan dengan menggunakan regresi
linear hukum stokes. Melalui penelitiannya, ia menghitung nilai viskositas
beberapa jenis cairan. Dalam penelitiannya faktor kecepatan terminal diabaikan,
padahal kecepatan terminal adalah salah satu faktor terpenting dalam
menentukan nilai viskositas suatu zat cair.
Kecepatan terminal terjadi jika besarnya gaya gravitasi dan gaya gesek
yang terjadi pada sama. Karena indera penglihatan manusia terbatas, maka
sangat sulit mendeteksi pada titik mana kecepatan terminal dicapai oleh benda
yang bergerak dalam suatu cairan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode
pengukuran kecepatan terminal yang teliti (Anwar Budianto, 2008).

2.16 Sifat – Sifat Fluida


Fluida mempunyai beberapa sifat yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan (compressibilty)
Yaitu, kemampuan fluida untuk mengalami perubahan volume ketika
ditekan (dimampatkan). Hampir semua zat cair tidak dapat dimampatkan
(incomperessible).
b. Sifat Otiensi
Sifat ini ada fluida yang mengalami perputaran (rotational). Ada juga yang
tidak mengalami perputaran (irratational). Ambillah roda kecil kemudian
masukkan ke dalam fuida, lalu perhatikan. Apabila suatu ketika benda berputar
maka aliran fluida tentu mengalami putaran di titik benda tersebut berputar.

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

VISKOSITAS FLUIDA (Halaman)

Anda mungkin juga menyukai