FISIKA TERAPAN
“VISKOSITAS ZAT CAIR”
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR SURABAYA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika adalah Ilmu Pengetahuan berbasis hasil pengamatan atau fenomena alam dan
interaksinya. Untuk kebanyakan pelajar menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit seperti
dengan halnya matematika. Dalam memperlajari fisika kita harus memahami teori dan rumus
sebelumnya dengan baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip fisika sering diterapkan dalam berbagai
aktivitas. Salah satu contoh dari prinsip fisika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah prinsip kekentalan atau biasa disebut viskositas. Gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak disebut viskositas (kekentalan). Besarnya gesekan tersebut dikatakan sebagai
derajat kekentalan zat cair. Kekentalan (viskositas) merupakan salah satu sifat zat cair yang
memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, contohnya kekentalan oli dan kekentalan
gliserin. Di dalam dunia otomotif sifat zat cair yang banyak digunakan adalah pelumas atau
oli. Pengetahuan tentang viskositas dari berbagai jenis pelumas sangat dibutuhkan karena tiap-
tiap tipe mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebelum
menggunakan pelumas hal yang harusdiperhatikan terlebih dahulu adalah kesesuaian
koefisien kekentalan pelumas dengan tipe mesin.
Selain di dunia otomotif, sifat kekentalan zat cair juga banyak digunakan dalam dunia
kecantikan dan obat-obatan, yaitu jenis gliserin. Gliserin merupakan cairan bening yang sering
digunakan dalam pembuatan obat-obatan, makanan, sabun, dan lain sebagainya. Gliserin
berupa cairan kental yang tidak berwarna dan rasanya manis yang memiliki titik didih tinggi
dan membeku dalam bentuk pasta. Aplikasi gliserin yang paling umum digunakan adalah
dalam sabun dan produk kecantikan lainnya seperti lotion, atau bahkan digunakan untuk
membuat dinamit (dalam bentuk nitrogliserin).
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat dan ada yang mengalir secara lambat
seperti gliserin, madu, dan minyak atau oli karena memiliki viskositas yang besar. Semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin sulit suatu benda bergerak di dalam zat cair tersebut.Di
dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Untuk zat cair
yang sangat kental diperlukan gaya yang lebih besar dan untuk fluida yang kurang kental
diperlukan gaya yang lebih kecil. Tingkat kekentalan suatu zat cair juga bergantung pada suhu.
Semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka semakin kecil kekentalan zat cair tersebut.
Berdasarkan latar berlakang di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan praktikum kali ini sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat menentukan besar viskositas fluida.
2. Mahasiswa dapat menentukan tetapan pegas menggunakan beberapa metode, yaitu
Viskositas Bola Jatuh dan Viskositas Oswold
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas di dalam penulisan laporan antara lain :
1. Instruksi kinerja dalam menentukan besaran viskositas suatu fluida ini didasarkan pada
praktikum yang dilakukan secara daring melalui G-meet, yang materinya berupa tayangan
melalui youtube. Pada hari Jumat, 4 Juni 2021
2. Instruksi kerja ini mencakup cara menentukan besaran viskositas dengan viskositas bola
jatuh dan viskositas oswold yang didasarkan pada praktikum yang dilakukan secara daring
melalui G-meet, yang materinya berupa tanyangan melalui youtube. Pada hari Jumat, 4
Juni 2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Viskositas suatu fluida adalah ukuran berapa besar tegangan geser yang dibutuhkan
untuk menghasilkan laju geser. Satuannya adalah satuan tegangan per satuan laju geser,
atau 𝑃𝑎 . 𝑑𝑒𝑡 dalam satuan SI. Satuan SI yang lain adalah 𝑁. 𝑑𝑒𝑡⁄𝑚2 ( 𝑘𝑔⁄𝑚 . det)
sebuah fluida yang kental (voscous) contohnya seperti aspal, memiliki nilai viskositas yang
besar.
Apabila benda padat mengalami tegangan luncur, pada benda padat itu terjadi suatu
pergeseran dan tegangan-tegangan ini tidak bergantung pada regangan luncur, melainkan
berganutng pada cepatnya perubahan. Untuk cairan yang mudah mengalir, misalnya air
atau minyak tanah, tegangan luncurnya relatif keciluntuk cepat perubahan regangan luncur
tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil. Dalam hal cairan seperti gliserin diperlukan
teganagan luncur yang lebih besar untuk cepat perubahan regangan luncur yang sama, dan
viskositasnya lebih besar pula.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar
molekul dan struktur cairan. Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan
menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya. Apabila berada dalam kesetimbangan, fluida
tidak dapat menahan gaya gesek. Hukum viskositas newton menyatakan bahwa untuk laju
perubahan bentuk sudut fluida tertentu makak tekanan gesek berbanding lurus dengan
viskositas.
Menggunakan hukum viskositas Newton, ditemukan bahwa untuk aliran laminar
cairan dalam tabung silinder dengan jari-jari r adalah
.......... (1.1)
Dimana (yang negatif) adalah gradien tekanan. Persamaan tersebut
menunjukkan bahwa adalah fungsi parabola untuk aliran laminar dalam pipa.
Hukum viskositas enstein persamaan sederhana yang diturunkan untuk
menggambarkan perilaku aliran dispersi. Sayangnya, itu hanya berlaku untuk sistem
Newton dan sistem ideal
........ (1.2)
𝑇 = 𝐹 . 𝐿−2
𝑉 = 𝐿 . 𝑇 −1
𝑌=𝐿
BAB III
3.1 Peralatan
2. pinset
3. Viskosimeter Oswold.
4. Bola Alumunium
5. Mikrometer.
6. Stopwatch.
3.2 Bahan
1. Minyak tanah
BAB IV
5. Mikrometer 6. Stopwatch
BAB V
4
𝑉𝑜𝑙. 𝐵𝑜𝑙𝑎 = 3 × (3,14) × (0,7035 𝑐𝑚)3
5,08 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 =
1,45767 𝑐𝑚3
2. 𝑟 2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛)
η bola jatuh =
9. 𝑣
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥
Percobaan 1
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥
2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,55𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2
Percobaan 2
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥
2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,45𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2
Percobaan 3
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥
2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,35𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2
Percobaan 4
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥
2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 3 − 0,77 3 ) . −6 . 1,36𝑠
𝑐𝑚 𝑐𝑚 10
η bola jatuh =
9.118. 10−2
Percobaan 5
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥
2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,39𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2
𝜋. 𝑟4 . 𝑡
η =
8. 𝜋. 𝑟2 . 𝑙. 𝑙
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
Percobaan 1
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 7,77
η = 2
8. (3. 10−2 )
36.10−6 . 7,77
η =
8.9. 10−4
−2
η = 3,885 . 10 𝑝𝑎. 𝑠
Percobaan 2
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 7,67
η = 2
8. (3. 10−2 )
36.10−6 . 7,67
η =
8.9. 10−4
−2
η = 3,835 . 10 𝑝𝑎. 𝑠
Percobaan 3
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 8,43
η = 2
8. (3. 10−2 )
36.10−6 . 8,43
η =
8.9. 10−4
−2
η = 4,215 . 10 𝑝𝑎. 𝑠
Percobaan 4
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 8,21
η = 2
8. (3. 10−2 )
36.10−6 . 8,21
η =
8.9. 10−4
−2
η = 4,105 . 10 𝑝𝑎. 𝑠
5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mampu menentukan
viskositas suatu zat cair. Pada percobaan viskositas ini menggunakan zat cair minyak tanah dan
menggunakan dua metode. Yang pertama yaitu menggunakan metode bola jatuh, dimana metode
tersebut menentukan viskositas zat cair dengan menggunakan suatu bola yang dijatuhkan kedalam
suatu tabung yang hampir berbentuk vertical. Dalam tabung tersebut terdapat dua tanda yang
digunakan untuk mengukur waktu bola jatuh. Metode ini juga memiliki tiga gaya yang bekerja
apabila bola dijatuhkan ke cairan diantaranya gaya gravitasi (Fe), gaya apung (Fb), gaya gesek
(FD).
Pengukuran viskositas dengan menggunakan metode ini dilakukan uji sebanyak lima kali
percobaan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dalam metode ini menggunakan zat cair
minyak tanah dan harus mengetahui massa jenis cairan tersebut. Dari data hasil percobaan yang
telah diperoleh dapat diketahui bahwa massa bola sebesar 5,08 gram dan diameter bola sebesar
1,407 cm kemudian bola tersebut dijatuhkan kedalam cairan yang memiliki tinggi airan sebesar
118 cm. Selain itu dari lima percobaan didapat waktu yang berbeda diantaranya 1,55 s, 1,45 s, 1,35
s, 1,36 s, 1,39 s. Untuk menentukan viskositas zat cair tersebut kita terlebih dahulu harus mencari
volume dari bola dengan menggunkan diameter yang diperoleh dari data dan kemudian mencari
massa jenis dari bola. Sehingga setelah semua data yang dibutuhkan untuk menenttkan viskositas
sudah terpenuhi maka dapat mencari nilai viskositas dari setiap percobaan. Hasil dari perhitungan
viskositas dari lima percobaaan adalah sebesar
38,43 𝑝𝑎. 𝑠, 35,95 𝑝𝑎. 𝑠, 33,47 𝑝𝑎. 𝑠, 33,72 𝑝𝑎. 𝑠, 34,47 𝑝𝑎. 𝑠.
Nilai rata – rata viskositas zat cair minyak tanah dari perhitungan diperoleh 35,208 𝑝𝑎. 𝑠.
Dalam menentukan besar viskositas juga dipengaruhi dari beberapa faktor diantaranya terdapat
tekanan, temperatur, ukuran serta berat molekul, dan kekuatan kohesi. Dari faktor-faktor tersebut
tentu memiliki perbandingan berbeda beda hubungannya dengan nilai viskositas itu sendiri.
5.2.2 Viskositas Ostwald
Metode kedua yang digunakan untuk menentukan viskosias zat cair adalah metode
Ostwald. Pada metode ini tetap sama menggunakan zat cair minyak tanah. Metode Ostwald ini
memiliki konsep menggunakan kecepatan alir suatu fluida dalam suatu pipa tabung. Penetapannya
dapat dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam
pipa kapiler dari atas kebawah. Sejumlah cairan akan dimasukkan kedalam viskometer yang
diletakkan pada thermostat. Cairan tersebut kemudian dihisap dengan pompa kedalam bola sampai
diatas tanda garis atas. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang diperlukan dari batas
atas kebatas bawah dicatat menggunakan stopwatch Dimana semakin kecil alir larutan, maka
semakin besar nilai viskositasmya. Dalam metode ini untuk menentukan viskositas menggunakan
pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah fluida untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat larutan tersebut. Sama seperti metode pertama pada
metode ini juga diberi dua tanda sebagai pengukuran kecepatan alirnya. Pada metode viskositas
Ostwald didasarkan dengan sifat – sifat aliran fluida yang melalui pipa yaitu aliran laminer atau
turbulen.
Pengukuran viskositas dengan menggunakan metode ini dilakukan uji sebanyak empat kali
percobaan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dan signifikan. Dari data hasil percobaan
yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa besar jari - jari tabung umpan yaitu 6. 10−3 𝑚 dan untuk
tinggi tabung umpan menjadi 3. 10−2 𝑚 . Selain itu dari lima percobaan didapat waktu yang
berbeda diantarany 7,77 s, 7,67 s, 8,43 s, dan 8,21 s. Setelah data yang diperoleh sudah memenuhi
untuk menentukan viskositas dari zat cair tersebut, maka langsung dilakukan perhitungan yaitu
𝜋.𝑟4 .𝑡
dengan cara menggunakan persamaan η = 8.𝑣.𝑙
maka dapat ditentukan dalam setiap percobaan
yang ada mulai dari percobaan pertama yaitu 3,885 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 , 3,835 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 ,
4,215 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 , 4,105 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 . Sedangkan untuk nilai rata – rata dari viskositas ostwald
zat cair minyak tanah yaitu 4,01 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠
6.1 Kesimpulan
1. Penggunaan alat ukur viscometer seperti bola jatuh dan Ostwald memiliki perbedaan yaitu
untuk viscometer bola jatuh mengukur dengan waktu yang diperlukan oleh bola untuk melewati
cairan pada jarak atau tinggi tertentu dengan gaya gravitasi, sedangkan untuk viscometer
Ostwald mengukur dengan waktu yang dibutuhkan oleh cairan tertentu untuk mengalir melalui
pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan berat cairan itu sendiri.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas zat cair adalah tekanan, temperatur, adanya zat
lain, berat molekul, dan kekuatan antar molekul.
6.2 Saran
Praktikum kali ini dilakukan secara online atau daring karena adanya peraturan dari
perguruan tinggi tentang pencegahan COVID-19 maka mahasiswa melakukan kuliah secara
online hingga keadaan membaik. Sehingga praktikum ini menggunakan jurnal sebagai hasil
pengamatan dan pembahasan. Dan diharapkan jika mencari jurnal serta meresumenya dengan
seefektif mungkin dan sesuai dengan materi praktikum.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Silmi, N. I. (n.d.). Laporan Praktikum Kimia Fisik Viskositas Cairan Viskositas Cairan.