Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA TERAPAN
“VISKOSITAS ZAT CAIR”

NAMA : ACHMAD AFANDI OKTAVIANTO


NPM : 20034010074
KELOMPOK : B2
PARALEL :B
DOSEN PEMBIMBING : RIZKA NOVEMBRIANTO, ST. , MT.

TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR SURABAYA
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika adalah Ilmu Pengetahuan berbasis hasil pengamatan atau fenomena alam dan
interaksinya. Untuk kebanyakan pelajar menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit seperti
dengan halnya matematika. Dalam memperlajari fisika kita harus memahami teori dan rumus
sebelumnya dengan baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip fisika sering diterapkan dalam berbagai
aktivitas. Salah satu contoh dari prinsip fisika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah prinsip kekentalan atau biasa disebut viskositas. Gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak disebut viskositas (kekentalan). Besarnya gesekan tersebut dikatakan sebagai
derajat kekentalan zat cair. Kekentalan (viskositas) merupakan salah satu sifat zat cair yang
memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, contohnya kekentalan oli dan kekentalan
gliserin. Di dalam dunia otomotif sifat zat cair yang banyak digunakan adalah pelumas atau
oli. Pengetahuan tentang viskositas dari berbagai jenis pelumas sangat dibutuhkan karena tiap-
tiap tipe mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebelum
menggunakan pelumas hal yang harusdiperhatikan terlebih dahulu adalah kesesuaian
koefisien kekentalan pelumas dengan tipe mesin.
Selain di dunia otomotif, sifat kekentalan zat cair juga banyak digunakan dalam dunia
kecantikan dan obat-obatan, yaitu jenis gliserin. Gliserin merupakan cairan bening yang sering
digunakan dalam pembuatan obat-obatan, makanan, sabun, dan lain sebagainya. Gliserin
berupa cairan kental yang tidak berwarna dan rasanya manis yang memiliki titik didih tinggi
dan membeku dalam bentuk pasta. Aplikasi gliserin yang paling umum digunakan adalah
dalam sabun dan produk kecantikan lainnya seperti lotion, atau bahkan digunakan untuk
membuat dinamit (dalam bentuk nitrogliserin).
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat dan ada yang mengalir secara lambat
seperti gliserin, madu, dan minyak atau oli karena memiliki viskositas yang besar. Semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin sulit suatu benda bergerak di dalam zat cair tersebut.Di
dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Untuk zat cair
yang sangat kental diperlukan gaya yang lebih besar dan untuk fluida yang kurang kental
diperlukan gaya yang lebih kecil. Tingkat kekentalan suatu zat cair juga bergantung pada suhu.
Semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka semakin kecil kekentalan zat cair tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum

Berdasarkan latar berlakang di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan praktikum kali ini sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat menentukan besar viskositas fluida.
2. Mahasiswa dapat menentukan tetapan pegas menggunakan beberapa metode, yaitu
Viskositas Bola Jatuh dan Viskositas Oswold

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang akan dibahas di dalam penulisan laporan antara lain :
1. Instruksi kinerja dalam menentukan besaran viskositas suatu fluida ini didasarkan pada
praktikum yang dilakukan secara daring melalui G-meet, yang materinya berupa tayangan
melalui youtube. Pada hari Jumat, 4 Juni 2021
2. Instruksi kerja ini mencakup cara menentukan besaran viskositas dengan viskositas bola
jatuh dan viskositas oswold yang didasarkan pada praktikum yang dilakukan secara daring
melalui G-meet, yang materinya berupa tanyangan melalui youtube. Pada hari Jumat, 4
Juni 2021
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Viskositas suatu fluida adalah ukuran berapa besar tegangan geser yang dibutuhkan
untuk menghasilkan laju geser. Satuannya adalah satuan tegangan per satuan laju geser,
atau 𝑃𝑎 . 𝑑𝑒𝑡 dalam satuan SI. Satuan SI yang lain adalah 𝑁. 𝑑𝑒𝑡⁄𝑚2 ( 𝑘𝑔⁄𝑚 . det)
sebuah fluida yang kental (voscous) contohnya seperti aspal, memiliki nilai viskositas yang
besar.
Apabila benda padat mengalami tegangan luncur, pada benda padat itu terjadi suatu
pergeseran dan tegangan-tegangan ini tidak bergantung pada regangan luncur, melainkan
berganutng pada cepatnya perubahan. Untuk cairan yang mudah mengalir, misalnya air
atau minyak tanah, tegangan luncurnya relatif keciluntuk cepat perubahan regangan luncur
tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil. Dalam hal cairan seperti gliserin diperlukan
teganagan luncur yang lebih besar untuk cepat perubahan regangan luncur yang sama, dan
viskositasnya lebih besar pula.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar
molekul dan struktur cairan. Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan
menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya. Apabila berada dalam kesetimbangan, fluida
tidak dapat menahan gaya gesek. Hukum viskositas newton menyatakan bahwa untuk laju
perubahan bentuk sudut fluida tertentu makak tekanan gesek berbanding lurus dengan
viskositas.
Menggunakan hukum viskositas Newton, ditemukan bahwa untuk aliran laminar
cairan dalam tabung silinder dengan jari-jari r adalah

.......... (1.1)
Dimana (yang negatif) adalah gradien tekanan. Persamaan tersebut
menunjukkan bahwa adalah fungsi parabola untuk aliran laminar dalam pipa.
Hukum viskositas enstein persamaan sederhana yang diturunkan untuk
menggambarkan perilaku aliran dispersi. Sayangnya, itu hanya berlaku untuk sistem
Newton dan sistem ideal

........ (1.2)

2.2 Jenis – jenis Cairan


Menurut Dogra (2006), ada dua macam cairan, yaitu :
a. Cairan Newtonian
Cairan ini memiliki viskositas yang tidak terpengaruh dengan perubahan gaya
irisan. Hal ini menunjukkan aliran kental atau viscous. Misalnya adalah minyak, air,
gelatin, sirup dan lain sebagainya. Gaya pemisah viskositas akan berbanding lurus
dengan shear stress. Viskositasnya sendiri merupakan kemiringan kurva yang
menunjukkan hubungan shear stress dengan gaya pemisah.
Viskositas tidak bergantung terhadap gaya pemisah pada aliran laminar. Cairan
newtonian terbagi menjadi dua, yaitu ada yang viskositasnya rendah (mobile) dan tinggi
(viscous).
b. Cairan Non Newtonian
Gaya irisan dan kecepatan tidak linear mempengaruhi cairan non newtonian
sehingga menyebabkan viskositasnya ikut berubah.

2.3 Metode Menentukan Kekentalan Zat Cair


Ada dua metode yang bisa digunakan untuk menentukan kekentalan dari zat cair:
a. Metode Ostwald
Pada metode tersebut, kekentalan ditentukan dengan cara mengukur berapa lama
waktu cairan mengalir melewati 2 buah tanda. Aliran terjadi akibat adanya gravitasi di
dalam viskometer Ostwald.
Waktu alir tersebut dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan zat tertentu untuk
melewati 2 tanda yang sama. Namun, zat tersebut viskositasnya telah diketahui
contohnya seperti air (Lutfy, 2007).
Mengacu hukum Hagen Poiseuille, maka dikenal rumus viscositas berikut ini:
ŋ = Π P r4t
8 VL
Hukum tersebut diterapkan sebagai penentu distribusi kecepatan pada arus laminer
yang melewati pipa silindris. Selain itu, untuk menentukan dalam satu detik berapa
jumlah cairan yang keluar.
b. Metode Hopper
Metode Hopper ini berdasarkan hukum Stokes, yaitu pada kecepatan maksimum
bola akan terjadi keseimbangan. Dengan demikian, gaya gesek dihasilkan dari selisih
antara gaya berat dengan gaya archimedes.
Prinsip kerjanya yaitu bola dari bahan kaca dilontarkan pada tabung gelas berisi
cairan yang diuji. Kecepatan dari bola yang jatuh dijadikan sebagai fungsi dari harga
resiprok sampel.

2.4 Hukum Stokes


Gaya gesekan antara permukaan padat dengan fluida medium dimana benda itu
bergerak akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda itu terhadap medium ini
merupakan penemuan dari Sir George Stokes yang di kenal dengan hukum Stokes. Berikut
gambar dari hukum stokes :

Gambar 2.1 Hukum Stokes


Keterangan :
Fa = gaya archimedes (apung)
Fs = gaya stokes (hambat)
W = gaya berat
V = kecepatan
Apabila sebuah bola kecil bergerak dalam suatu fluida yang viskositasnya nol,
tekanan di sembarang titik pada permukaan bola yang searah dengan arah gerak bola
sehingga resultan gaya pada bola samadengan nol. Jika bola kecil di jatuhkan pada fluida
kental, maka akan timbul hambatanpada gerak bola tersebut. Besaran yang mempengaruhi
jari-jari bola r, kecepatan bola relatif terhadap fluida 𝑉 dan koefisien viskositas fluida .
Dengan demikian resultan gaya stokes dirumuskan :
𝐹 = 6 𝜂𝜋𝑟 𝑉
Ada tiga gaya yang bekerja pada gambar 2.1 , yaitu :
1. Berat bola itu sendiri (W) = massa (m) × gravitasi (g)
2. Gaya apung (Fa) dari zat cair (gaya ke atas / archimedes)
3. Gaya stokes (Fs) (arahnya ke atas)disebut pula gaya hambat.
Dimensi viskositas di tentukan dari hukum viskositas newton, penyelesaian untuk
viskositas
𝑇
𝜂=
𝑑𝑣⁄
𝑑𝑦

dan pemasukan dimensi-dimensi F L T untuk gaya, panjang, dan waktu.

𝑇 = 𝐹 . 𝐿−2

𝑉 = 𝐿 . 𝑇 −1

𝑌=𝐿
BAB III

PERALATAN DAN BAHAN

3.1 Peralatan

1. Tabung Stokes/ Tabung Ukur

2. pinset

3. Viskosimeter Oswold.

4. Bola Alumunium

5. Mikrometer.

6. Stopwatch.

3.2 Bahan

1. Minyak tanah
BAB IV

PROSEDUR KERJA DAN GAMBAR ALAT KERJA

4.1 Prosedur Kerja

1. Prosedur kerja Bola Jatuh

NO. Prosedur Kerja Gambar

1. Mengukur jari-jari bola dengan


mikrometer dan berat

2. Baca temperatur dan massa jenis


cairan yang akan diukur viskositas-
nya

3. Perhatikan kedudukan titik T


dimana bola dianggap mencapai
kecepatan terminal.
4. Tentukan titik S sejauh mungkin
dibawah dibawah titik T.

5. Jatuhkan partikel padat yang


berbentuk bola dan catat waktu
tempuh dari titik T ke titik S.

6. Ulangi percobaan yang sama hingga


10 kali

2. Prosedur kerja Viskosimeter Osvald

No. Prosedur Kerja Gambar

1. Bersihkan viskosimeter dengan


menggunakan pelarut
(Alkohol/bensin)
2. Baca temperatur dan rapat massa
cairan yang akan diukur
viskositasnya

4. Hitung diameter dalam tabung


umpan Oswold.

5. Isi Viskosimeter secukupnya


dengan cairan yang akan diukur
viskositasnya di tabung umpan.

6. Biarkan cairan jatuh secara grafitasi


dan hitung waktu tempuh cairan dari
batas A sampai dengan batas B

7. Ulangi berkali kali sehingga


didapatkan hasil yang akurat
4.2 Gambar Alat Kerja

1. Tabung Viskositas/stokes 2. Viscometer Oswald

3. Pinset 4. Bola Alumunium

5. Mikrometer 6. Stopwatch
BAB V

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan

5.1.1. Viskositas Bola Jatuh

NO. Cairan Massa Massa Diameter Gravitasi Tinggi Waktu Viskositas


Jenis Bola Bola Cairan
Cairan
1 1,55 dt 38,43 𝑝𝑎. 𝑠

2 1,45 dt 35,95 𝑝𝑎. 𝑠


Minyak 0,77 5,08 1,407 cm 9,8 dt/gr2 118 cm
3 Tanah gr/cm3 gr 1,35 dt 33,47 𝑝𝑎. 𝑠

4 1,36 dt 33,72 𝑝𝑎. 𝑠

5 1,39 dt 34,47 𝑝𝑎. 𝑠

Rata – rata η bola jatuh 35,208 𝑝𝑎. 𝑠

 Perhitungan Volume Bola


4
𝑉𝑜𝑙. 𝐵𝑜𝑙𝑎 = 3 𝜋𝑟 3

4
𝑉𝑜𝑙. 𝐵𝑜𝑙𝑎 = 3 × (3,14) × (0,7035 𝑐𝑚)3

𝑉𝑜𝑙. 𝐵𝑜𝑙𝑎 = 1,45767 𝑐𝑚3

 Perhitungan Massa Jenis Bola


𝑀
𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 = 𝑉

5,08 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 =
1,45767 𝑐𝑚3

𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 = 3,48501 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3


𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 ≈ 3,49 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3

 Perhitungan Viskositas Bola Jatuh


𝑥
v= 𝑡

2. 𝑟 2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛)
η bola jatuh =
9. 𝑣

2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥

 Percobaan 1
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥

2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,55𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2

η bola jatuh = 38,438186520872 𝑝𝑎. 𝑠

η bola jatuh ≈ 38,43 𝑝𝑎. 𝑠

 Percobaan 2
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥

2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,45𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2

η bola jatuh = 35,958303519525 𝑝𝑎. 𝑠

η bola jatuh ≈ 35,95 𝑝𝑎. 𝑠

 Percobaan 3
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥
2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,35𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2

η bola jatuh = 33,478420518179 𝑝𝑎. 𝑠

η bola jatuh ≈ 33,47 𝑝𝑎. 𝑠

 Percobaan 4
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥

2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 3 − 0,77 3 ) . −6 . 1,36𝑠
𝑐𝑚 𝑐𝑚 10
η bola jatuh =
9.118. 10−2

η bola jatuh = 33,726408818313 𝑝𝑎. 𝑠

η bola jatuh ≈ 33,72 𝑝𝑎. 𝑠

 Percobaan 5
2. 𝑟2 . 𝑔. (𝜌 𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛). 𝑡
η bola jatuh =
9. 𝑥

2 𝑔𝑟 𝑔𝑟 10−3
2. (0,7035. 10−2 𝑚) . 9,8 𝑚/𝑠2 . ( 3,48501 − 0,77 ). . 1,39𝑠
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3 10−6
η bola jatuh =
9.118. 10−2

η bola jatuh = 34,470373718717 𝑝𝑎. 𝑠

η bola jatuh ≈ 34,47 𝑝𝑎. 𝑠


5.1.2 Viskositas Ostwald

NO. Cairan Massa Jenis Diameter Tinggi Waktu Viskositas


Cairan Tabung Tabung
Umpan Umpan
1. 3,885 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠
7,77 dt
2. Minyak 0,77 gr/cm3 12 mm 3 cm 3,835 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠
Tanah 7,67 dt
3. 4,215 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠
8,43 dt
4. 4,105 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠
8,21 dt
Rata – rata η 4,01 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠

 Perhitungan Jari – jari


𝑑
𝑟=
2
12 𝑚𝑚
𝑟=
2
𝑟 = 6 𝑚𝑚
𝑟 = 6. 10−3 𝑚
 Perhitungan 𝒍
𝑙 = 3 𝑐𝑚
𝑙 = 3. 10−2 𝑚
 Perhitungan Viskositas
𝜋. 𝑟4 . 𝑡
η=
8. 𝑣. 𝑙

𝜋. 𝑟4 . 𝑡
η =
8. 𝜋. 𝑟2 . 𝑙. 𝑙
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2

 Percobaan 1
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 7,77
η = 2
8. (3. 10−2 )

36.10−6 . 7,77
η =
8.9. 10−4
−2
η = 3,885 . 10 𝑝𝑎. 𝑠

 Percobaan 2
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 7,67
η = 2
8. (3. 10−2 )

36.10−6 . 7,67
η =
8.9. 10−4
−2
η = 3,835 . 10 𝑝𝑎. 𝑠

 Percobaan 3
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 8,43
η = 2
8. (3. 10−2 )

36.10−6 . 8,43
η =
8.9. 10−4
−2
η = 4,215 . 10 𝑝𝑎. 𝑠
 Percobaan 4
𝑟2 . 𝑡
η =
8. 𝑙2
2
(6. 10−3 ) . 8,21
η = 2
8. (3. 10−2 )

36.10−6 . 8,21
η =
8.9. 10−4
−2
η = 4,105 . 10 𝑝𝑎. 𝑠

5.2 Pembahasan

5.2.1 Viskositas Bola Jatuh

Pada praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mampu menentukan
viskositas suatu zat cair. Pada percobaan viskositas ini menggunakan zat cair minyak tanah dan
menggunakan dua metode. Yang pertama yaitu menggunakan metode bola jatuh, dimana metode
tersebut menentukan viskositas zat cair dengan menggunakan suatu bola yang dijatuhkan kedalam
suatu tabung yang hampir berbentuk vertical. Dalam tabung tersebut terdapat dua tanda yang
digunakan untuk mengukur waktu bola jatuh. Metode ini juga memiliki tiga gaya yang bekerja
apabila bola dijatuhkan ke cairan diantaranya gaya gravitasi (Fe), gaya apung (Fb), gaya gesek
(FD).
Pengukuran viskositas dengan menggunakan metode ini dilakukan uji sebanyak lima kali
percobaan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dalam metode ini menggunakan zat cair
minyak tanah dan harus mengetahui massa jenis cairan tersebut. Dari data hasil percobaan yang
telah diperoleh dapat diketahui bahwa massa bola sebesar 5,08 gram dan diameter bola sebesar
1,407 cm kemudian bola tersebut dijatuhkan kedalam cairan yang memiliki tinggi airan sebesar
118 cm. Selain itu dari lima percobaan didapat waktu yang berbeda diantaranya 1,55 s, 1,45 s, 1,35
s, 1,36 s, 1,39 s. Untuk menentukan viskositas zat cair tersebut kita terlebih dahulu harus mencari
volume dari bola dengan menggunkan diameter yang diperoleh dari data dan kemudian mencari
massa jenis dari bola. Sehingga setelah semua data yang dibutuhkan untuk menenttkan viskositas
sudah terpenuhi maka dapat mencari nilai viskositas dari setiap percobaan. Hasil dari perhitungan
viskositas dari lima percobaaan adalah sebesar
38,43 𝑝𝑎. 𝑠, 35,95 𝑝𝑎. 𝑠, 33,47 𝑝𝑎. 𝑠, 33,72 𝑝𝑎. 𝑠, 34,47 𝑝𝑎. 𝑠.
Nilai rata – rata viskositas zat cair minyak tanah dari perhitungan diperoleh 35,208 𝑝𝑎. 𝑠.
Dalam menentukan besar viskositas juga dipengaruhi dari beberapa faktor diantaranya terdapat
tekanan, temperatur, ukuran serta berat molekul, dan kekuatan kohesi. Dari faktor-faktor tersebut
tentu memiliki perbandingan berbeda beda hubungannya dengan nilai viskositas itu sendiri.
5.2.2 Viskositas Ostwald

Metode kedua yang digunakan untuk menentukan viskosias zat cair adalah metode
Ostwald. Pada metode ini tetap sama menggunakan zat cair minyak tanah. Metode Ostwald ini
memiliki konsep menggunakan kecepatan alir suatu fluida dalam suatu pipa tabung. Penetapannya
dapat dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam
pipa kapiler dari atas kebawah. Sejumlah cairan akan dimasukkan kedalam viskometer yang
diletakkan pada thermostat. Cairan tersebut kemudian dihisap dengan pompa kedalam bola sampai
diatas tanda garis atas. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang diperlukan dari batas
atas kebatas bawah dicatat menggunakan stopwatch Dimana semakin kecil alir larutan, maka
semakin besar nilai viskositasmya. Dalam metode ini untuk menentukan viskositas menggunakan
pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah fluida untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat larutan tersebut. Sama seperti metode pertama pada
metode ini juga diberi dua tanda sebagai pengukuran kecepatan alirnya. Pada metode viskositas
Ostwald didasarkan dengan sifat – sifat aliran fluida yang melalui pipa yaitu aliran laminer atau
turbulen.
Pengukuran viskositas dengan menggunakan metode ini dilakukan uji sebanyak empat kali
percobaan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dan signifikan. Dari data hasil percobaan
yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa besar jari - jari tabung umpan yaitu 6. 10−3 𝑚 dan untuk
tinggi tabung umpan menjadi 3. 10−2 𝑚 . Selain itu dari lima percobaan didapat waktu yang
berbeda diantarany 7,77 s, 7,67 s, 8,43 s, dan 8,21 s. Setelah data yang diperoleh sudah memenuhi
untuk menentukan viskositas dari zat cair tersebut, maka langsung dilakukan perhitungan yaitu
𝜋.𝑟4 .𝑡
dengan cara menggunakan persamaan η = 8.𝑣.𝑙
maka dapat ditentukan dalam setiap percobaan
yang ada mulai dari percobaan pertama yaitu 3,885 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 , 3,835 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 ,
4,215 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 , 4,105 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠 . Sedangkan untuk nilai rata – rata dari viskositas ostwald
zat cair minyak tanah yaitu 4,01 . 10−2 𝑝𝑎. 𝑠

5.3 Tugas Pendahuluan

a. Jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kekentalan !


Faktor - faktor kekentalan
 Tekanan : Tingkat viskositas suatu zat cair akan naik jika terdapat tekanan. Dimana
semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi pula yang dihasilkan oleh gaya kohesi
yang terjadi pada molekul penyusun zat cair.
 Temperatur : Pada zat cair, temperatur yang naik akan menyebabkan tingkat
viskositas turun. Sedangkan pada gas, temperature yang naik justru akan
meningkatkan viskositas. Ini karena pemanasan dapat membuat kohesi antar
molekul melemah.
 Ukuran serta berat molekul : Dimana semakin berat massa molekul benda maka
semakin tinggi pula viskositasnya.
 Kekuatan kohesi : Dengan kekuatan kohesi yang mana semakin besar kekuatan
gaya kohesi, maka semakin tinggi pula tingkat viskositasnya.
b. Gambar dan jelaskan gaya yang berkerja pada benda yang bergerak jatuh dalam
cairan!
Gaya yang bekerja yaitu terdapat tiga gaya diantaranya gaya grafitasi (Fg atau Fe), gaya
apung (Fb), gaya gesek (FD). Dimana Benda yang bergerak dalam fluida kental akan mengalami
gaya gesek. Benda bulat dengan radius (r) dan rapatan (d) jatuh karena adanya gaya gravitasi yang
melawan fluida. Benda yang jatuh memiliki kecepatan yang makin lama makin besar. Tetapi dalam
medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Pada saat
kesetimbangan besarnya kecepatan benda jatuh tetap. Menurut George G. Stokes untuk benda
bulat, besarnya gaya gesek pada kesetimbangan sama dengan gaya bola yang jatuh. Dan gaya
apung dalam proses jatuhnya partikel berbentuk bola, maka gaya grafitasi (g) selalu konstan.
Sedangkan gaya geseknya akan meningkat sebanding dengan meningkatnya kecepatan jatuh.
c. Viskosimeter apakah yang cocok untuk cairan kental ?
Viskosimeter yang cocok untuk cairan kental adalah viscosimeter Cone and Plate atau bisa
disebut brookfield. Viskometer ini juga disebut sebagai viskometer cone/plate dan merupakan
viskometer yang paling canggih dan praktis. Pengukuran viskometer ini menggunakan pengukuran
gaya punter sebuah rotor silinder yang dicelupkan kedalam fluida. Bahan fluida ini diletakkan di
dalam wadah sembari poros yang direndam dalam fluida tersebut bergerak dan melakukan
pengukuran viskositas. Selain itu, ada pula jenis viskometer brookfield dengan sampel yang
diletakkan diatas piringan papan dan disesuaikan dengan posisi kerucut dibawah rotor.
Rotor ini kemudian digerakkan dengan berbagai macam kecepatan. Sampel fluida tersebut
kemudian digeser di dalam ruang sempit antara papan yang diam sembari rotor berputar. Beberapa
hal yang mempengaruhi akurasi alat ini yaitu ukuran sampel, kebersihan alat, jenis bahan, serta
waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkan cairan sampel sebelum dapat terbaca oleh alat.
d. Berdasarkan hukum-hukum Apakah viskositas cairan dapat dihitung ?
 Hukum Poiseuille menggunakan alat viskometer Ostwald. Penetapannya
dilakukan dengan cara mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan
dalam pipa kapiler dari a ke b.
 Hukum Stokes. Bola dengan rapatan ρ dan jari-jari r dijatuhkan kedalam tabung
berisi cairan yang akan ditentukan viskositasnya.
e. Mengapa temperatur harus ditentukan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap
viskositas. Jelaskan !
 Karena tingkat viskositas suatu zat cair salah satunya juga dapat dipengaruhi oleh
temperature atau suhu. Dimana jika temperatur semakin tinggi, maka semakin
kecil pula viskositas suatu cairan. Begitupun sebaliknya jika nilai temperature kecil
akan mendapatkan viskositas zat cair besar. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa temperature atau suhu berbanding terbalik dengan viskositas. Berbeda lagi
apabila menentukan viskositas dari suatu gas. Dimana jika temperaturnya tinggi
atau naik maka akan membuat viskositasnya juga meningkat. Hal ini dikarenakan
adanya pemanasan yang dapat membuat kohesi antar molekul melemah.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penggunaan alat ukur viscometer seperti bola jatuh dan Ostwald memiliki perbedaan yaitu
untuk viscometer bola jatuh mengukur dengan waktu yang diperlukan oleh bola untuk melewati
cairan pada jarak atau tinggi tertentu dengan gaya gravitasi, sedangkan untuk viscometer
Ostwald mengukur dengan waktu yang dibutuhkan oleh cairan tertentu untuk mengalir melalui
pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan berat cairan itu sendiri.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas zat cair adalah tekanan, temperatur, adanya zat
lain, berat molekul, dan kekuatan antar molekul.

6.2 Saran

Praktikum kali ini dilakukan secara online atau daring karena adanya peraturan dari
perguruan tinggi tentang pencegahan COVID-19 maka mahasiswa melakukan kuliah secara
online hingga keadaan membaik. Sehingga praktikum ini menggunakan jurnal sebagai hasil
pengamatan dan pembahasan. Dan diharapkan jika mencari jurnal serta meresumenya dengan
seefektif mungkin dan sesuai dengan materi praktikum.
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Praktikum, A. P. (2015). Acara Iii Viskositas Zat Cair.

Silmi, N. I. (n.d.). Laporan Praktikum Kimia Fisik Viskositas Cairan Viskositas Cairan.

Ti, A. (2014). Laporan Viskositas Cairan. 1-9.

Dogra S Dogra.2009. Kimia Fisik dan Soal-soal. Universitas Indonesia


press.

Giancoli,1999. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kallam T.T. Siregar,dkk. Viskosimeter Digital Menggunakan Water Flow


Sensor G1/2 Berbasis
Mikrokontroller8535.http://jurnal.usu.ac.id/index.php/sfisika/article/dow
nload/4754/2171 (diakses pada tanggal 22 april 2014 pukul 16.45 WIB)

Halliday dan Resnick, 1985, Fisika, Erlangga: Jakarta

Lubis, Nur Azizah. "Pengaruh kekentalan cairan terhadap waktu jatuh


benda menggunakan falling ball method." Jurnal Ilmu Fisika dan
Teknologi 2.2 (2018): 26-32.

Suryadin, Eri Ridwan, Ediana Sutijiredjeki, and Indra Chandra JR.


"Sistem Prediksi Usia Pembuluh Darah Melalui Pengukuran Sinyal
Photoplethymograph dan Elektrokardiografi." Prosiding Industrial
Research Workshop and National Seminar. Vol. 10. No. 1. 2019

Anda mungkin juga menyukai