Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gaya gesekan anatara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cait (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan
geser berbanding lurus dengan viskositasnya. Viskositas adalah gaya gesekan
interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relative terhadap yang lain.
Viskositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui
air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa
bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran.
Viskositas memiliki alat ukur yang disebut viscometer yang berfungsi
untuk mengukur koefisisn air, minyak goreng, dan detergen cuci piring.
Viskositas banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti sirup, oli, dan
lain sebagainya. Aliran viskos dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh
viskositas pada aliran adalah kecil dan dengan demikian diabaikan. Cairan
kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (muicid) atau seringkali ideal dan
tumbuh sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa
viskositas tidak diabaikan (Martoharsono, 2006).
Dalam kekentalan suatu fluida kita dapat memandang persoalan tersebut
seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyatannya setiap fluida baik
gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya
saling menumbuk. Sebelum mengetahui zat yang kental dan kurang kental
dengan kuantitatif salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan zat
cair adalah viscometer. Kuantitatif salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viscometer.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persamaan untuk menghitung viskositas ?


2. Berapa nilai viskositas dari fluida yang digunakan ?
3. Berapa kecepatan terminal benda ?

1.3. Tujuan

1. Untuk membandingkan pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuh benda


ke dalam cairan yang memiliki viskositas yang berbeda.
2. Untuk mengetahui tingkat kekentalan suatu fluida cari dari praktikum.
3. Untuk menghitung koefisien viskositas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fluida adalah suatu zat ang dapat mengalir. Dimana fluida meliputi
cairan,yangmengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah
yang mungkindari penampungnya, dan gas yang mengisi penampungnya tanpa peduli
bentuknya.Alirancairan dapat dikelompokan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah
aliran ‘laminar’ atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil melalui
sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Kedua adalah aliran ‘turbulen’, yang
menggambarkan laju aliran yang besarmelalui pipa dengan diameter yang lebih besar
(Dogra, 2009).

Perbedaan sifat zat cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap
tingkat kekentalan dari zat cair tersebut. Kekentalan atau disebut juga
viskositasmerupakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida (Milama,2014).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan
antaramolekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat
dinyatakansebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai kuantitatif dari viskositas
dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien
kecepatan aliran dari fluida (Warsito,2010).

Viskositas menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar


kecilnyagesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit
suatu fluida untukmengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak
dalam fluida tersebut (Ariyanti, 2010). Kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan dengan hambatan untukmengalir. Beberapa cairan ada yang dapat
mengalir dengan cepat namun ada yang mengalirsecara lambat. Fluida yang mengalir
lambat seperti gliserin, madu dan minyak atso, inidikarenakan mempunyai
viskositas besar. Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnyacairan (Halliday,
1985).
Kekentalan ini disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul-molekulnya.
Dalam gas berasal dari tumbukan-tumbukan diantara molekul-molekul tersebut.
Fluida yang berbeda mempunyai kekentalan yang besarnya berbeda seperti sirup
lebih kental dari air, lemak lebih kental daripada oli, dan cairan secara umum lebih
kental daripada gas. Kekentalan fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara
kuantitatif dengan koefisien kekentalan (ɳ). Jika fluida tidak mempunyai kekentalan
perbedaan tekanan atau kedua ujung tabung diperlukan untuk aliran mantap seperti
fluida nyata misalnya air atau minyak di dalam pipa atau darah dalam sistem sirkulasi
tubuh manusia atau bila tabung mendatar (Giancoli, 1997).

Menurut system newton, Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu


dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. zat cair diasumsikan
terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah
tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan kecepatan konstan,
sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan yang berbanding langsung
dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang tetap. Perbedaan kecepatan (dv)
antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak (dx) adalah (dv/dx) atau kecepatan
geser (rate of share). Sedangkan gaya satuan luas yang dibutuhkan untuk mengalirkan
zat cairan tersebut adalah (F’/A) atau Shearing stress.

F'/A=η dv/dx atau η=(F'⁄A)/(dv⁄dx).


Viskositas (η) merupakan perbandingan antara Shearing stress (F’/A) dan
Rate of shear (dv/dx). Satuan viskosit adalah poise atau dyne detik cm-2 (Atkins,
1994).
Viskositas mendasari diberikannya tekanan terhadap tegangan geser oleh
fluida tersebut .kadang-kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan.fluida
yang kental(viskos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari fluida yang
kurang kental.viskositas dipengaruhi oleh beberapa factor-faktor diantaranya adalah :
1. Temperatur atau suhu. Koefisien viskositas akan berubah sejalan dengan
temperature.
2. Gaya tarik antar molekul. Perbedaan kuat gaya kohesi menjadi factor penentu
kekentalan suatu fluida.
3. Jumlah molekul terlarut. Jumlah molekul terlarut memberikan komposisi yang
lebih padat terhadap suatu fluida.
4. Tekanan. Pada saat tekanan meningkat,viskositas fluida pun akan naik
(prijono.1985:135).

Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan
non newtonian.

1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya :
Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah
viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan
viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear
rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran
aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2
jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya
rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006).
2. Cairan Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan
dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.

Metode Penentuan Kekentalan

Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara:

1. Cara Ostwalt / Kapiler


Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut
(Lutfy, 2007).

Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.

ɳ = ∏ 𝑃𝑟4𝑡
8 𝑉𝐿

Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi


kecepatan dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah
cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006)

2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui
tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu
pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya
gesek sama dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser
selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang
diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung
pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju
regangan( D. Young , 2009).

Laju perubahan regangan geser = laju regangan


Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η
(eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :

η = Tegangan geser

Laju regangan

Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika
itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu
di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila
fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau
apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya
akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu.
Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir
datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada
permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu
nol (Sudarjo, 2008).
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

a. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Jangka sorong
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Neraca analitik
6. Stopwatch
7. Penggaris
8. Penjepit bunsen
 Bahan
1. Air
2. Minyak goreng
3. Air sabun/detergen
4. Uang koin
5. Tissue
b. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Diukur panjang gelas ukur dengan panjang 22.5 cm.
2. Diukur diameter dari uang koin dan gelas ukur.
3. Ditimbang berat uang koin dan gelas kimia kosong.
4. Ditimbang berat gelas kimia yang berisikan air, minyak goreng, dan sabun/detergen
cuci piring.
5. Diisikan gelas ukur dengan cairan atau larutan sampai tanda batas.
6. Dijatuhkan uang koin kedalam masing-masing gelas ukur yang sudah diisikan dengan
cairan dan ukur waktu sampai koin menyentuh dasar gelas ukur.
7. Dicatat waktu yang diperlukan koin menyentuh dasar.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data Pengamatan
Diameter koin = 2,3 cm
Diameter gelas ukur = 2,9 cm
Massar koin = 1,79 gr
Massa gelas kimia kosong = 121,251 gr
Massa gelas kimia + air = 153,876 gr
Massa gelas kimia + detergen /sabun = 174,128 gr
Massa gelas kimia + minyak goreng = 188,457 gr
Waktu pada air = 3 detik
Waktu pada minyak goreng = 7,5 detik
Waktu pada air sabun = 5,5 detik

2. Perhitungan
 Perhitungan berat cairan
a. Berat air = (Massa gelas kimia + air) – massa gelas kimia kosong
= (153,876 – 121,251) gr
= 32,625 gr
b. Berat sabun/detergen = (Massa gelas kimia + detergen /sabun) – massa
gelas kimia kosong
= (188,457 – 121,251) gr
= 67,206 gr
c. Berat minyak goreng = (Massa gelas kimia + minyak goreng) – massa
gelas kimia kosong
= (211,567 – 121,251) gr
= 90.316 gr
 Perhitungan Rapat Jenis (ρ) Cairan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
a. ρair = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 x ρair

= 32,625 x 10-3 kg x 995,7 kg/m3


32,625 x 10-3 kg
= 995,7 kg/m3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑛
b. ρsabun = x ρair
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟

= 67,206 x 10-3 kg x 995,7 kg/m3


32,625 x 10-3 kg
= 2050,1463 kg/m3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑔𝑜𝑟𝑒𝑛𝑔
c. ρminyak goreng = x ρair
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟

= 90,316 x 10-3kg x 995,7 kg/m3


32,625 x 10-3kg
= 2756,3963 kg/m3
 Perhitungan Nilai Viskositas (ɳ) Cairan
ρ air x 𝑡 𝑎𝑖𝑟
a. ɳair = x ɳair
ρ air x 𝑡 𝑎𝑖𝑟

= 995,7 kg/m3 x 3 s x 0,801.10-3 Ns/m3


995,7 kg/m3 x 3 s
= 0,801.10-3 Ns/m3
ρ 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑛 x 𝑡 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑛
b. ɳsabun = x ɳair
ρ air x 𝑡 𝑎𝑖𝑟

= 2050,1463 kg/m3 . 5,5 s x 0,801.10-3 Ns/m3


995,7 kg/m3 . 3 s
= 3,7748 x 0,801.10-3 Ns/m3
= 3,0236 . 10-3 Ns/m3
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑔𝑜𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑥 𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑔𝑜𝑟𝑒𝑛𝑔
c. ɳminyak goreng = x ɳair
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟

= 2756,3963 kg/m3 . 7,5 s x 0,801.10-3 Ns/m3


995,7 kg/m3 . 3 s
= 6,9207 x 0,801.10-3 Ns/m3
= 5,5434.10-3 Ns/m3

Grafik Hubungan antara nilai viskositas dengan waktu


1. Tabel Massa jenis Larutan dan Viskositas
Larutan Massa Jenis (kg/m3) Viskositas (Ns/m3)
Air 995,7 0,000801
Sabun Cair 2050,1463 0,003024
Minyak Goreng 2756,3963 0,005543
2. Grafik Hubungan Antara Massa Jenis Larutan dengan Viskositas

Hubungan Antara Massa Jenis Dengan Viskositas


0.006
y = 3E-06x - 0.002 0.0055434
0.005 R² = 0.9777

0.004
Viskositas

0.003 0.0030236
Viskositas
0.002 Linear (Viskositas)

0.001
0.000801
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Massa Jenis

3. Tabel Viskositas dan Waktu Tempuh


Jenis Larutan Viskositas Larutan Waktu(s)
(Ns/m3)
Air 0,000801 3

Sabun Cair 0,0030236 5,5

Minyak Goreng 0,0055434 7,5

4. Grafik Hubungan Antara Tebal Larutan Dengan Waktu


Hubungan Antara Viskositas Larutan Dengan
Waktu
0.006
y = 0.001x - 0.0025 0.005543
Tebal Larutan((Ns/m3))

0.005
R² = 0.99
0.004

0.003 0.003024
Tebal Larutn
0.002
Linear (Tebal Larutn)
0.001 0.000801
0
0 2 4 6 8
Waktu(s)

3. Pembahasan

Viskositas menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin
sulit suatu fluida untukmengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda
bergerak dalam fluida tersebut (Ariyanti, 2010). Kekentalan merupakan sifat
cairan yang berhubungan dengan hambatan untukmengalir. Beberapa cairan ada
yang dapat mengalir dengan cepat namun ada yang mengalirsecara lambat. Fluida
yang mengalir lambat seperti gliserin, madu dan minyak atso, inidikarenakan
mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnya
cairan (Halliday, 1985).

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan koefisien dari viskositas air,


sabun, dan minyak goreng. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
metode stokes. Menghitung koefisien viskositas dilakukan dengan menjatuhkan
koin ke dalam suatu fluida. Setelah bergerak dipercepat, koin akan mencapai
konstan yang disebut kecepatan terminal, resultan gaya-gaya yang bekerja pada
koin sama dengan nol. Berdasarkan perhitungan kerapatan jenis cairan (massa
jenis) didapatkan massa jenis dari minyak goreng paling tinggi, karena molekulnya
yang lebih rapat dan tidak mudah untuk menguap. Sedangkan air molekulnya
kurang rapat dan lebih cepat untuk menguap daripada minyak goreng dan
sabun/detergen sehingga air memiliki rapat jenis yang rendah. Nilai massa jenis
yang didapat dari air, sabun/detergen, dan minyak goreng adalah 995,7 kg/m3,
2050,1463 kg/m3, dan 2756,3963 kg/m3.
Selanjutnya adala perhitungan koefisien viskositas suatu fluida.
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa koefisien
viskositas dari air, sabun/detergen, dan minyak goreng berturut-turut adalah
0,801.10-3 Ns/m3, 3,0236 . 10-3 Ns/m3, dan 5,5434.10-3 Ns/m3. Ini menandakan
bahwa semakin tinggi viskositas suatu cairan, maka gaya hambatan yang dimiliki
juga semakin besar. Hal ini membutikan bahwa ketika koin yang dijatuhkan ke
dalam suatu larutan yang memiliki viskositas tinggi (minyak goreng) makan benda
tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke dasar. Dari hasil
perhitungn terhadap koefisien viskositas suatu fluida maka dapat diketahui bahwa
minyak goreng mempunyai nilai koefisien viskositas yang paling tinggi
dibandingkan dengan sabun/detergen dan air.
BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, hasil pengamatan, analisa data, dan tujuan percobaan


viskositas ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Viskositas merupakan karakteristik dari suatu zat yang disebabkan karena


adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat
cair tersebut.
2. Densitas zat cair yang paling tinggi adalah minyak goreng, kemudian
sabu/detergen, dan yang terakhir adalah air. Densitas minyak goreng yang
tinggi ini menandakan bahwa molekul-molekul dari minyak goreng ini sangat
rapat dan tidak mudah untuk menguap. Sedangkan untuk air yang memiliki
rapat jenis yang rendah menandakan bahwa molekul-molekul pada air ini
renggang dan mudah untuk menguap.
3. Berdasarkan hasil perhitungan untuk rapat jenis (massa jenis) suatu fluida
diperoleh sebesar dari air, sabun/detergen, dan minyak goreng adalah 995,7
kg/m3, 2050,1463 kg/m3, dan 2756,3963 kg/m3.
4. Koefisien viskositas yang paling tinggi adalah minyak goreng, kemudian
sabun/detergen, dan air. Semakin tinggi koefisien viskositas dari suatu fluida
maka hambatan atau gaya gesek yang dimiliki juga semakin besar sehingga
benda yang dijatuhkan akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
dasar.
5. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa
koefisien viskositas dari air, sabun/detergen, dan minyak goreng berturut-turut
adalah 0,801.10-3 Ns/m3, 3,0236 . 10-3 Ns/m3, dan 5,5434.10-3 Ns/m3.
DAFTAR PUSTAKA

Martuharsono, Soemanto. 2006. Biokimia 1. Yogyakarta: UGM press.

Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Aby, Ganinjati. 2014. Seri Fisika Dasar Mekanik.Jakarta: Salemba Teknika.

Prijono, Arko. 1985. Mekanika Fluida. Erlangga: Jakarta.

Halliday dan Resnick. 1985. Fisika Jilid I. Erlangga: Jakarta.

Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang:Universitas Malang Press.

D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga: Jakarta.

Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga: Jakarta.

Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya:


Inderalaya.

Anda mungkin juga menyukai