Anda di halaman 1dari 5

Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap tegangan geser oleh fluida

tersebut. Kadang-kadang viskositas ini diserupakan dengan kekntalan. Fluida yang kental (viskos) akan
mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari fluida yang kurang kental (Prijono,1985)

Prijono,Arko.1985. Mekanika Fluida.Jakarta:Erlangga.

Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk
cairan maupun gas (Bird, 1993).
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut
sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan
waktu.

ŋ = viskositas cairan
V = total volume cairan
t = waktu yang dibutuhkan untuk mencair
p = tekanan yang bekerja pada cairan
L = panjang pipa (Bird, 1993).

Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse
dengan viskositas rendah, sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya
lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel
(Respati, 1981).

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia

Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga

4.3 Pembahasan
Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir
yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau
perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu.
Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk melawan aliran
cairan karena internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila
bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka
semakin besar pula viskositasnya. Viskositas pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan
mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-
lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan
atasnya bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak
yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah. Perbedaan kecepatan dv
antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah dv/dx atau kecepatan gesek.
Gaya per satuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair tersebut F/A atau tekanan
geser.
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas
berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin
cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskositas
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul solute, viskositas
berbanding lurus dengan berat molukel solute, karena dengan adanya solute yang berat akan
menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositasnya.
Tekanan, akan bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan maka
semakin besar viskositas suatu zat cair.

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli
mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa
sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat
dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam
fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran
kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di
dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif
atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat
yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau
benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat
kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak
didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair (Martoharsono, 2006).

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan
material. Karenanya viskositas menunjumkkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai
tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).

Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Das ar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta.

Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya. Inderalaya.
Pembahasan
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-
lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang
permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli.
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak
goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin
tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata).
Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup,
oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya
tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok
bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal
sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 =
poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak
antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul
itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi
kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab
jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah (While, 1988).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui, disimpulkan
bahwa viskositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk mewati suatu fluida, semakin
kental fluida tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya.

Anda mungkin juga menyukai