Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental
dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter( Lutfy, 2007).
2
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta
jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir,
dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi (Sarojo, 2009).
3
regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan
begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
4
bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut
sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas
zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah
gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).
5
persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan
jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan
dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat
untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo,
2008).
6
Sebelum mengetahui zat yang kental, dan kurang kental dengan
cara kuantitatif salah satu alat yang di gunakan untuk mengukur
kekentalan suatu zat cair adalah viskometer.
7
1.4 Manfaat Masalah
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
Catatan pada viskositas :
10
(MT-2L-1) ÷ (LT-1/L) = ML-1T-1
11
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur
waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat
antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat
yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk
lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
Viskometer kapiler / Otswald digunakan untuk menentukan
viskositas dari suatu cairan dengan menggunakan air sebagai
pembandingnya. Caranya yaitu dengan membandingkan
waktu alir dan berat jenis cairan yang akan ditentukan
dengan berat jenis cairan dan waktu alir.
Hubungan antara viskositas dan suhu pertama kali
ditemukan oleh Carransicle pada tahun 1913. Pada viskositas
Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu mengaliri pipa kapiler dengan gaya
yang disebabkan oleh gaya beratnya sendiri. Pengukuran
viskositas merupakan cara termudah dan termurah dalam
menentukan berat molekul makro.
Einsteinlah yang pertama kali menghubungkan viskositas
dengan berat molekul yaitu pada tahun 1906. Einstein
memperlihatkan bahwa viskositas larutan molekul
membentuk bulatan yang encer dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
Dimana : = fraksi volume zat terlarut makro molekul
Karena makro molekul biasanya tidak berbentuk bulat maka
sp/ pada persamaan di atas mempunyai nilai lebih besar dari
2,5.
2. Viskometer Hoppler
` Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat –
12
gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan
bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang
berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel
(Moechtar,1990).
3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan
antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup
dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian
tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat
(Moechtar,1990).
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-
tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah
kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar (Moechtar,1990).
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya
benda melalui medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum
Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan rapat d,
yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat
dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar :
F1 = 4/3 πr3 ( d-dm ) g
Satuan viskositas adalah L^2/T. Satuan internasinal bagi
viskositas kinematik adalah mm^2/s atau centiStoke atau cSt.
13
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu
naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini
disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas
suatu cairan.
14
Viskositas dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.
2. Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka
semakin kecil viskositas minyak goreng).
3. Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir
kerumah-rumah kita.
15
2.3 Peralatan yang digunakan
Tabung kaca
Zat alir (minyak goring)
Stopwatch
Bola
Alat penaikan bola
16
2.5 Fungsi Alat
Tabung kaca sebagai wadah zat alir
Stopwatch untuk menghitung bola jatuh
Bola sebagai benda yang mengalir di dalam zat alir
Alat penaikan bola untuk menaikkan bola ke permukaan
zat alir
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Praktikum menentukan koefisien kekentalan atau viskositas
dari suatu zatcair ini, bahan acuan yang digunakan
18
hanya berupa minyak kelapa tanpa adanya bahan
pembanding lainnya ( seperti oli, air, dan lainnya )
sehingga kami tidak dapat melihat atau mengetahui
perbedaan koefisien viskositas dari setiap
fluida secaralangsung, maka dari itu diharapkan untuk
praktikum selanjutnya hal tersebut dapat diperhatikan
lagi, namun untuk keseluruhannya praktikum berjalan
dengan baik.
19
3. Kak Tri Anggraeni : Kak Tri baik, namun suaranya yang
agak kurang jelas, kak Tri asik mengajarkan materi.
Tetap sabar ya kak dalam mengajarkan materi materi ke
adik adiknya.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
DOKUMENTASI
Anggota kelompok 4
Anggota kelompok 4
22