Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan


berbagai macam jenis fluida. Setiap fluida pun memiliki
kekentalan masing-masing. Kekentalan fluida sering juga di sebut
viskositas.

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda


satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah
satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak
kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau
tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai
peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam
fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser
satu bagian fluida terhadap yang lain.

Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan


tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai
sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk.
Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita

1
perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental
dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter( Lutfy, 2007).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama


dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel
dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding.
Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam
dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama
dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak
dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini
disebut aliran laminer.  Aliran zat cair akan bersifat laminer
apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu
cepat (Sudarjo, 2008).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang


ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang
bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut
sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas
zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah
gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).      

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak


karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya
viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk

2
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta
jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir,
dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi (Sarojo, 2009).  

Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja


zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan
persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan
jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan
dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat
untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo,
2008).    

 Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak


tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan

3
regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan
begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).

Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan


tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai
sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk.
Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita
perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental
dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter( Lutfy, 2007).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama


dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel
dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding.
Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam
dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama
dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak
dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini
disebut aliran laminer.  Aliran zat cair akan bersifat laminer
apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu
cepat (Sudarjo, 2008).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang


ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang

4
bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut
sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas
zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah
gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).      

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak


karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya
viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta
jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir,
dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi (Sarojo, 2009).

Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja


zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan

5
persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan
jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan
dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat
untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo,
2008).

Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak


tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan
regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan
begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).

Viskositas memiliki alat ukur yang di sebut viskometer


yang berfungsi untuk mengukur koefisien gliserin, oli, atau
minyaak. Viskositas banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari
seperti sirup, minyak goreng, dan oli. Viskositas berguna untuk
kehidupan sehari-hari, sirup yang kental.

Kekentalan viskositas merupakan sifat dari suatu zat cair


(fluida) yang di sebabkan adanya gesekan antara molekul-
molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut,
gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Kekentalan atau viskositas dapat di bayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida.
Dalam fluida kekentalan kita dapat memandang persoalan
tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai
sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk.

6
Sebelum mengetahui zat yang kental, dan kurang kental dengan
cara kuantitatif salah satu alat yang di gunakan untuk mengukur
kekentalan suatu zat cair adalah viskometer.

Untuk lebih memahami tentang viskositas fluida tersebut,


maka di lakukan praktikum tentang viskositas ini, yang mana zat
fluida yang akan di tentukan viskositasnya yakni minyak goreng.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
2. Bagaimana konsep viskositas?
3. Apa dasar teori viskositas?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
5. Bagaimana cara mengukur viskositas?
6. Apa saja aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-
hari?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui dan memahami pengertian viskositas
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas
3. Mengetahui aplikasi viskositas dalam kehidupan
sehari-hari

7
1.4 Manfaat Masalah

1. Mengetahui dan memahami pengertian viskositas

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

3. Mengetahui aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar


Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan
fluida bila fuida tersebut mengalami tegangan geser. Biasanya
diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap
penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida
kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk
mengukur gesekan fluida.  Air memiliki viskositas rendah,
sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu
lapisan fluida dengan kelajuan tetap v untuk luas A dan letaknya
pada jarak y dari suatu permukaan yang tidak bergerak
dinyatakan oleh penurunan rumus :
F=ηA
Keterangan :
η   = koefisien viskositas
Av = besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu
lapisan fluida
y   = letak sesuatu dari permukaan yang tidak bergerak.
Satuannya kg m-1 s-1.

9
Catatan pada viskositas :

1. Aliran viskositas (viscous flow). Dalam berbagai masalah


keteknikan pengaruh dari viskositas pada aliran adalah kecil, dan
dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai
tidak kental (invicid) atau, seringkali, ideal, dan µ diambil sebesar
nol. Tetapi kalau istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa
viskositas tidak diabaikan.

2. Kecepatan (velocity). Dalam aliran viskos hokum dasarnya


adalah bahwa kecepatan fluida pada tepi batas harus sama dengan
kecepatan dari tepi batas itu. Sebaliknya, ada gradient kecepatan
sangat kecil di sebelah tepi batas dan, karena

R =  µA , suatu tegangan geseran tak hingga.

3. Tegangan geser (shear strength). Telah diketahui benar bahwa


cairan yang tidak bergerak tidak memiliki tegangan geser, karena
dalam keseluruhan mereka berubah bentuk untuk mengisi
tempatnya, bagaimanapun juga bentuknya. Akan tetapi, ketika
sedang bergerak, mereka mempunyai tegangan geser, karena
kalau R adalah hambatan viskosnya yang terjadi meliputi luas A
tegangan geser adalah   = µ  .

4. Dimensi-dimensi dari µ. Karena hambatan viskos, R =  µA , µ


mempunyai dimensi-dimensi dari tegangan dibagi dengan
gradient kecepatan yaitu:

10
      (MT-2L-1) ÷ (LT-1/L) = ML-1T-1

Caralain untuk melukiskan satuan-satuan ini didapatkan dengan


menyatakan µ dalam bentuk µ =  , darimana mereka dapat
didefinisikan sebagai NS/m2 , yaitu : 1kg/ms = 1 Ns/m2

Dalam system c.g.s. satuan-satuan dari µ adalah poise, yang sama


dengan 1  g/(cm detik). Jadi:

1 kg/ms = 10 poise = 1000 centipoise.

5. Koefisien viskositas kinematis (Coeficient of kinematic


viscosity), v(nu), didefinisikan sebagai v =  . V diukur dengan
m2/s atau dalam Stokes, 1 Stoke adalah 1 cm2/s, dan hubungan
antara kedua satuan ini: 1 centistoke (cSt) = 10-6 m2/s.

Dimana 1 Stoke = 100 centistokes.

6.    Hambatanviskos (viscos drag). RumusR =  µAdapat dipakai


pada gerak relative dua silinder konsentris (dengan cairan
diantaranya) dari diameter yang hamper sama . Ini mirip dengan
rencana keteknikan biasa , yang terdapat misalnya, pada poros,
dilumasi dengan minyak, berputar di dalam bantalannya.

Cara mengukur viskositas :


Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang
dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa
digunakan antara lain :

11
1.      Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur
waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat
antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat
yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk
lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
Viskometer kapiler / Otswald digunakan untuk menentukan
viskositas dari suatu cairan dengan menggunakan air sebagai
pembandingnya. Caranya yaitu dengan membandingkan
waktu alir dan berat jenis cairan yang akan ditentukan
dengan berat jenis cairan dan waktu alir.
Hubungan antara viskositas dan suhu pertama kali
ditemukan oleh Carransicle pada tahun 1913. Pada viskositas
Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu mengaliri pipa kapiler dengan gaya
yang  disebabkan oleh gaya beratnya sendiri. Pengukuran
viskositas merupakan cara termudah dan termurah dalam
menentukan berat molekul makro.
Einsteinlah yang pertama kali menghubungkan viskositas
dengan berat molekul yaitu pada tahun  1906. Einstein
memperlihatkan  bahwa  viskositas  larutan molekul
membentuk bulatan yang encer dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
Dimana :  = fraksi volume zat terlarut makro molekul
Karena makro molekul biasanya tidak berbentuk bulat maka
sp/ pada persamaan di atas mempunyai nilai lebih besar dari
2,5.
2.     Viskometer Hoppler
` Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat –

12
gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan
bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang
berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel
(Moechtar,1990).
3.      Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan
antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup
dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian
tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat
(Moechtar,1990).
4.      Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-
tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah
kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar (Moechtar,1990).
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya
benda melalui medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum
Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan rapat d,
yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat
dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar :
F1 = 4/3 πr3 ( d-dm ) g
Satuan viskositas adalah L^2/T. Satuan internasinal bagi
viskositas kinematik adalah mm^2/s atau centiStoke atau cSt.

13
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1.      Suhu
            Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu
naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini
disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

2.      Konsentrasi larutan
            Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

3.      Berat molekul solute


            Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute.
Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau
member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan
viskositas.

4.      Tekanan
            Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas
suatu cairan.

14
Viskositas dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.
2. Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka
semakin kecil viskositas minyak goreng).
3. Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir
kerumah-rumah kita.

2.2 Cara Keja Alat


o Susunlah alat alat sebagaimana mestinya
o Ukur jari-jari bola jatuh dan massa jenisnya
o Tentukan massa jenis dari zat cair
o Jatuhkan bola pelan-pelan diatas permukaan zat alir
dalam tabung
o Setelah kira-kira 5cm dari permukaan zat alir dalam
tabung, tekanlah tombol stopwatch sampai ke dasar
tabung, lakukan sebanyak 3 kali
o Ulangi percobaan r dn 5 beberapa kali untuk
mendapatkan v

15
2.3 Peralatan yang digunakan
 Tabung kaca
 Zat alir (minyak goring)
 Stopwatch
 Bola
 Alat penaikan bola

2.4 Gambar Alat

16
2.5 Fungsi Alat
 Tabung kaca sebagai wadah zat alir
 Stopwatch untuk menghitung bola jatuh
 Bola sebagai benda yang mengalir di dalam zat alir
 Alat penaikan bola untuk menaikkan bola ke permukaan
zat alir

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan


kedalam fluida, maka kecepatan benda semakin besar
pula, begitu pun dengan massanya. 

b. Semakin kental suatu zat cair ( fluida ), maka semakin


lambat kecepatan bola yang jatuh di dalamnya, dan
sebaliknya semakin encer suatu zat cair maka kecepatan
atau kelajuan dari bola tersebut akan semakin cepat.

c . Koefisien v i s k o s i t a s m i n y a k ( ηm) lebih besar


dari pada diameter (db) dan massa bola (mb) sehingga
fluida dapat menghambat jatuhnya bola.

3.2 Saran
Praktikum menentukan koefisien kekentalan atau viskositas
dari suatu zatcair ini, bahan acuan yang digunakan

18
hanya berupa minyak kelapa tanpa adanya bahan
pembanding lainnya ( seperti oli, air, dan lainnya )
sehingga kami tidak dapat melihat atau mengetahui
perbedaan koefisien viskositas dari setiap
fluida secaralangsung, maka dari itu diharapkan untuk
praktikum selanjutnya hal tersebut dapat diperhatikan
lagi, namun untuk keseluruhannya praktikum berjalan
dengan baik.

3.3 Kritik dan Saran untuk Asisten yang Pernah Masuk ke


Kelompok

1. Kak Maysi Hidayah R. : Cara kak maysi jelaskan materi


sangat jelas jadi anggota kelompok makin mengerti
dengan materi pesawat attwood. Tetap sabar dalam
mengajarkan materi ya kak.

2. Bang Tomi Juliardi : Bang Tomi jelaskan materi cukup


jelas namun suara nya yang agak kurang jelas sehingga
anggota kelompok kadang bertanya kembali yang
dikatakan bang Tomi, tapi bang tomi asik dalam
mengajarkan materi. Mungkin suaranya agak dijelasin
sedikit ya bang.

19
3. Kak Tri Anggraeni : Kak Tri baik, namun suaranya yang
agak kurang jelas, kak Tri asik mengajarkan materi.
Tetap sabar ya kak dalam mengajarkan materi materi ke
adik adiknya.

4. Kak Suci Aulia Astri : Kak Suci dalam menyampaikan


materi bagus dan langsung ke inti jika menjelaskan.
Tetap sabar ya kak dalam mengajarkan materi materi.

5. Bang Edwin : Bang edwin menurut saya tidak ada yang


perlu di kritik soalnya cara menjelaskannya sangat
bagus, sangat jelas, selalu sabar menghadapi adik
adiknya.

6. Kak Niken Okfera : Awalnya saya mengira kak Niken


ini galak gitu tapi setelah menjelaskan materi kak Niken
orang nya asik, cara menjelaskannya juga sangat baik.
Tetap sabar ya kak dalam menghadapi adik adiknya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, A.2012.Kekentalan Zat Cair (Viskositas).


http://inueds.blogspot.com/2012/12/kekentalan-zat-cair-visikositas.html?m=1

Fisika Zone.2014.Viskositas. http://fisikazone.com/viskositas/amp/

Ilmu Kimia.2013.Teori Viskositas Cairan. https://www.ilmukimia.org/2013/02/teori-


viskositas-cairan.html

Fachri, I.2016.Fisika Dasar Viskositas Zat Cair.


https://imamatom.wordpress.com/2016/11/10/fisika-dasar-viskositas-zat-
cair/amp/#top

Nvarina, I.2014.Viskositas. http://inanovarina.blogspot.com/2014/12/viskositas.html?


m=1

21
DOKUMENTASI

Anggota kelompok 4

Anggota kelompok 4

22

Anda mungkin juga menyukai