Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM VISKOSITAS

ZAT CAIR

Hari, Tanggal : Jumat, 25 Oktober 2019


Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, Institut Tegnologi Del, Sitoluama, Kab. Tobasa
Instruktur : Lasro Sihite

Nama Praktikan : Marshal Pirhotson Lumbantobing


NIM : 14S19027
Kelas : 11 Teknik Elektro 2
Prodi : Teknik Elektro

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEGNOLOGI DEL
SITOLUAMA, KEC. LAGUBOTI, KAB. TOBASA
T.A 2019/2020
I. Tujuan
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
 Mengetahui macam-macam metode pengukuran viskositas
 Dapat memahami penerapan hukum Stokes
 Dapat menentukan viskositas zat cair dengan gaya stokes
 Menentukan viskositas suatu cairan dengan metode Ostwald
 Mempelajari hubungan viskosits terhadap konsentrasi
 Menentukan koefisien viskositas (kekentalan) zat cair berdasarkan hokum stokes

II. Dasar teori


Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang
menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu
bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding
lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif
terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu
melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek
viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin
fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki
kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan
oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas
mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan
kekentalan yang berbeda-beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan
kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan
padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil
kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat
hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami
sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan
bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah.
Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat
kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada
saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan
dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan
terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai
masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan.
Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil
sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.
Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu,
tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan
dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari
larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair
yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada
minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau
viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain
dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida
terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair
mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita
menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas
hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental
dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair
adalah viskosimeter.
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair
kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian
yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam
akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan
kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat.
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak,
atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai
derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda
padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya
kohesi antar partikel zat cair.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar
lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta
jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous)
daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan
jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat
padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer.
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil
untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu
pula sebaliknya.
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida.
Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya
lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak
dengan kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul
gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih
kental (viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah
yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar
yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang
tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang
bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada
lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu
gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan
kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang
saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang
seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida
paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat
pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida.
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat
gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya
gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A.
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non newtonian.

1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya
irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-
lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara
proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear
rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut
“Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile”.
2. Cairan Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan
dipengaruhi kecepatan tidak linear. Untuk menentukan kekentalan suatu zat dapat digunakan
dengan cara :
1. Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi
suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut.
Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.
ŋ = Π P r4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam
arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik.

2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan
bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada
saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya
berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang
tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada
laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan.
Laju perubahan regangan geser = laju regangan
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta),
sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
η = Tegangan geser
Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya
untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu
berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir
melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis
arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan
tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan
gaya resultan terhadap bola itu nol.

III. Alat dan bahan


No Alat Dan Bahan Jumlah
1 Micrometer sekrup 1
2 Stopwatch 1
3 Kelereng kecil 1
4 Kelereng besar 1
5 Penyaring 1
6 Tabung 1
7 Penggaris/mistar 1
8 Minyak goreng 1
9 Aerometer 1
IV. Prodesur Percobaan
 Ukur jarak minyak yang ada didalam gelas ukur dengan menggunakkan mistar
 Ukur diameter kelereng dengan menggunakan micrometer sekrup pada sisi yang
berlainan
 Timbang berat kelereng dengan menggunakan neraca empat lengan
 Lepaskan kelereng dari atas permukaan minyak (tanpa kecepatan awal) dan catat waktu
yang diperlukan untuk mencapai
 Ulangi langkah seperti diatas sebanyak 10kali dan catat hasilnya

V. Data dan Pengolahan data


Table 1 kelereng kecil

No Jarak (s) Diameter Waktu (t) Massa (Kg)


kelereng kecil
(meter sekrup)
1 10 cm 15,28 0,13 5,2 gr
2 15 cm 15,29 0,22 5,2 gr
3 20 cm 15,28 0,44 5,2 gr
4 25 cm 15,30 0,48 5,2 gr
5 30 cm 15,26 0.57 5,2 gr
6 35 cm 15,30 0,70 5,2 gr
7 40 cm 15,28 0,73 5,2 gr
8 45 cm 15,26 0,79 5,2 gr
9 50 cm 15,28 0,70 5,2 gr
10 55 cm 15,30 0,74 5,2 gr

Table 2 kelereng kecil besi

No Jarak (s) Diameter kelereng Waktu (t) Massa (Kg)


kecil (meter
sekrup)
1 10 cm 15,21 0,14 5,6 gr
2 15 cm 15,24 0,19 5,6 gr
3 20 cm 15,26 0,24 5,6 gr
4 25 cm 15,23 0,31 5,6 gr
5 30 cm 15,25 0.35 5,6 gr
6 35 cm 15,21 0,45 5,6 gr
7 40 cm 15,20 0,53 5,6 gr
8 45 cm 15,26 0,64 5,6 gr
9 50 cm 15,20 0,70 5,6 gr
10 55 cm 15,26 0,74 5,6 gr
Table 3 kelereng besar

No Jarak (s) Waktu (t)


1 40 cm 0,47 s
2 40 cm 0,50 s
3 40 cm 0,48 s
4 40 cm 0,40 s
5 40 cm 0.50 s
6 40 cm 0,53 s
7 40 cm 0,50 s
8 40 cm 0,48 s
9 40 cm 0,50 s
10 40 cm 0,49 s

m bola kecil : 5,2 gr

m bola besar :-

d dalam tabung :-

d bola kecil : 15,28

d bola besar : 15,21

A) Menghitung jari-jari bola

1. Menghitung massa bola 1 pada minyak goreng

= 20,75 mm = 20,75 x m

= 20,75 mm = 20,75 x m

= 20,75 mm = 20,75 x m

= 10,375 x m

= 10,375 x m

=
= 10,375 x m

NO

(m)

= 10,375 x

= 10,375 x

= 10,375 x

∑ =(+ +)

= (10,375 x ) + (10,375 x ) + (10,375 x )

= 31,125 x m

\ Jari-jari rata-rata bola 1

= 10,375 x m

\ Jari-jari bola 1

r=

= 10,375 x m

\ Volume bola 1

=ᴨ

= . 3,14

= 4,675 x

\ Massa jenis bola 1

=
=

= 2,695 x kg/

= 2695 kg/

B) Menghitung massa fluida

1. Minyak goreng

a. Berat gelas ukur = 45,65 gr

= 45,65 x kg ………….…(a)

b. Berat gelas ukur + minyak goreng = 47,19 gr

= 47,19 x kg ……………(b)

c. Berat minyak goreng = (b – a)

= (47,19 x ) – (45,65 x )

= 1,73 x kg

d. Volume minyak goreng = 2 ml

= 2 x liter

=2x

e. Massa jenis minyak goreng :

= 0,865 x kg/

= 865 kg/

C) Perhitungan waktu tempuh

1. Penghitungan waktu tempuh bola 1 pada minyak

No.

(s)

( ) (s)
1.

2.

3.

= 0,84

= 0,90

= 0,94

0,84 – 0,89 = - 0,05

0,90 – 0,89 = 0,01

0,94 – 0,89 = 0,05

∑ = 0,89

∑ = 0,01

\ Waktu rata-rata bola 1 pada minyak goreng

= 0,89 s

\ Waktu tempuh bola 1 pada minyak goreng

= 0,89 s

Dari percobaan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair yang telah
dilakukan, didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan. Pengaruh antara
diameter terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah semakin besar diameter bola, maka
semakin cepat bola jatuh. Namun, hal tersebut sangat bergantung pada massa bola itu sendiri.

Jika 2 bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, maka bola yang bermassa
paling besar yang akan mengalami kecepatan terbesar. Hal itu terjadi karena berat benda akan
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi. Sehingga benda yang memiliki massa yang besar
akan memiliki berat yang besar pula dan mengalami kecepatan yang besar.
Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat
cair atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu gerakan jatuhnya bola semakin besar.
Sehingga semakin kental suatu zat cair, semakin lambat pergerakan benda yang jatuh
didalamnya. Sebaliknya, semakin encer suatu zat cair atau fluida, maka semakin cepat benda
yang dijatuhkan kedalamnya.

Sementara pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair atau fluida
terhadap kecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar massa benda tersebut, maka semakin
besar pula kecepatan jatuhnya benda tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa massa suatu
benda yang dijatuhkan kedalam zat cair (fluida) berbanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya
bola tersebut dalam fluida (zat cair).

Praktikum mengenai viskositas zat cair ini bertujuan untuk menentukan nilai kecepatan
viskositas (kekentalan) zat cair berdasarkan Hukum Stokes. Viskositas zat cair adalah gesekan
yang ditimbulkan oleh fluida yang terjadi atas karena benda padat yang bergerak di dalam
fluida, viskositas juga dapat diartikan sebagai ukuran kekentalan zat cair. Semakin kental suatu
zat cair … maka semakin besar nilai koefisien viskositasnya. Dalam praktikum ini, jenis fluida
yang digunakan untuk mencari nilai koefisien viskositasnya adalah minyak goreng dan oli.

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, waktu tempuh yang diperoleh bola 1
saat melewati tabung dengan jarak 22,2 cm yang berarti minyak goreng adalah 0,83 sekon dan
waktu tempuh bola 2 saat melewati tabung yang terisi oli 1,11 sekon. Dapat dikatakan bahwa
waktu tempuh yang diperoleh bola saat melewati oli besar dari pada waktu tempuh yang
diperoleh bola saat melewati minyak goreng. Sehingga hal itu berpengaruh terhadap nilai
koefisien viskositasnya. Berdasarkan hasil penghitungan, didapatkan nilai koefisien viskositas
minyak goreng sebesar 222,45 poise dan nilai koefisien viskositas oli sebesar 251,064 poise.
Semakin besar nilai koefisien viskositas zat cair maka semakin sulit suatu benda padat melewati
zat cair tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya gaya tarik menarik antar molekul sejenis
pada oli lebih besar dari pada minyak goreng.

VI. Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair ini adalah:
 Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan kedalam fluida, semakin besar pula
kecepatan benda tersebut jatuh.
 Semakin kental suatu zat cair atau fluida, semakin lambat kecepatan bola yang jatuh
didalamnya.
 Semakin besar massa bola yang jatuh kedalam fluida, semakin besar kecepatan bola
tersebut saat jatuh kedalamnya.
 Viskositas adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak atau karena
pengaruh benda padat yang bergerak di dalam fluida. Semakin kental fluida tersebut
maka viskositas zat cairnya semakin besar.
 Suatu benda yang bergerak didalam suatu fluida akan mendapat beberapa pengaruh
gaya, antara lain gaya Archimedes, gaya gesek fluida itu sendiri atau biasa disebut gaya
stokes, dan gaya gravitasi yang menyebabkan timbulnya gay berat dalam fluida. Gaya
stokes akan menghambat gerakan benda dalam viscometer sehingga benda akan
bergerak melambat sampai jarak tertentu
 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui, disimpulkan
bahwa viskositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk mewati suatu fluida,
semakin kental fluida tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk
melewatinya.

Saran :

 Pada praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan jangan hanya berupa minyak
goreng tanpa ada bahan perbandingan lainnya ( seperti air, oli, dll) sehingga kami
tidak bias melihat contoh dari perbedaan viskositas pada zat cair secara lansung,
maka dari itu diharapkan untuk praktium selanjutnya hal tersebut diatas bisa
diperhatikan.
 ebaiknya praktikum dilaksanakan dengan tertib, agar dapat mengefisiensikan waktu
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Sebaiknya pada saat praktikum praktikan harus memahami dan mengusai materi
yang akan diujikan serta langkah kerja yang akan dilakukan, sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pengamatan atau praktikum.
VII. Daftar Pustaka
Ginting,Diner.1991.Hidraulika.Jakarta:Gelora Aksara Pratama.
Moctar.1990.Mekanika Fluida.Jakarta:Erlangga.
Prijono,Arko.1985. Mekanika Fluida.Jakarta:Erlangga.
Waluyo,Agus.2004.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Surabaya:ITS.
Hikam, Muhammad. 2005.
Eksperimen Fisika Dasar
Jakarta : Pranada MediaSoedjono, Peter. 1999.
Fisika Dasar
Jakarta :
Penerbit Andi Sukardjo
Sukardjo. 2002.
Kimia Fisika
Jakarta : Rineka CiptaSutrisno. 1999.
Fisika Dasar
Bandung : Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai