FISIKA DASAR
MODUL 9
Koefisien Kekentalan Zat Cair
Disusun oleh
Nama
NPM
: 240210130056
Kelompok / shift
: 1 / TIP A2
Hari / tanggal
Waktu
: 10.00 WIB
Asisten
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup tersusun sebagian besar terdiri dari cairam berupa air dan
berbagai kompnen lain contoh besarnya adalah darah yang tersusun dari sejumlah
besar air dengan tingkat kekentalan dan spesifikasi yang brebeda.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mbil sebagai salah satu contoh zat cair dapat dilihat
lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu
kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental
kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Zat cair lebih kental dari zat gas. Semakin kental suatu
cairan semakin sulit molekul untk bergerak. Oleh karena itu, penerapan viskositas
banyak diaplikasikan pada pengawetan suatu cairan saus dalam bidang pangan,
pembuatan oli dan berbagai produk kebersihan.
Dalam kehidupan sehari-hari fluida seperti udara memiliki viskositas rendah,
fluida yang lebih rapat seperti air memiliki vikositas lebih tinggi daripada udara,
sedangkan fluida seperti madu dan sirup memiliki viskositas yang tinggi. Begitu
penting ilmu penerapan viskositas dalam kehidupan dan untk memamhami lebih
lanjut tentang materi yang disampaika maka itu dilaksanakanlah praktikum mengenai
koefisien kekentalan zat cair.
1.2 Tujuan
1.2.1 Memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda bergerak di dalam fluida
1.2.2
dan gas dan zat cair berkaitan dengan kelemahan fluida tersebut.
Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan Hukum
Stokes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Viskositas
Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwan antara
permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita
memasukkan sebuah benda seperti sebuah bola kecil ke dalam zat cair, terlihatlah
batu tersebut mula-mula turun dengan cepat selanjutnya melambat hingga akhirnya
sampai di dasar zat cair. Dari contoh itu dapat diketahui bahwa bola kecil tersebut
pada saat tertentu mengalam sejumlah perlambatan hingga mencapai suatu gerak
lurus beraturan.
Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adnaya suatu kemampuan yang
dimiliki zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Hambatan-hambatan itulah yang
kita namakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang
kita namakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang
menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastis terhadap kecepatan batu.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda, memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu.
Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. viskositas atau
kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata adalah fluida yang
kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dkk.
Dalam statika fluida tidak ada gesekan (komponen gaya yang sejajar dengan
permukaan), tetapi dalam dinamika fluida mungkin saja ada gesekan. Jika dalam
benda tegar dan elastis kita mengenal koefisien gesek kinetik, maka besaran seperti
itu dalam dinamika fluida dinamakan kekentalan atau viskositas.
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir,
contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu dkk.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat
lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu
kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang
kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di
dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan
regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair
mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter.
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama
dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan
yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan
zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier
sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer
apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat. Aliran ini dapat
diungkapkan secara kualitatif dengan garis aliran medan atau garis arus.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, sebaliknya fluida yang
lebih kental lebih sulit mengalir. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan
koofisien viskositas. Jika fluida makin kental maka gaya tarik yang dibutuhkan juga
makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding lurus dengan koofisien kekentalan.
Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
(1)
.(2)
(3)
Keterangan :
Temperatur (o C)
Fluida
Air
Darah (keseluruhan)
Plasma Darah
Ethyl alcohol
Oli mesin (SAE 10)
Gliserin
Udara
0
20
60
100
37
37
20
30
0
20
60
20
Koofisien Viskositas
1,8 x 10-3
1,0 x 10-3
0,65 x 10-3
0,3 x 10-3
4,0 x 10-3
1,5 x 10-3
1,2 x 10-3
200 x 10-3
10.000 x 10-3
1500 x 10-3
81 x 10-3
0,018 x 10-3
Hidrogen
Uap air
0
0,009 x 10-3
100
0,013 x 10-3
Tabel 1. Nilai vikositas pada beberapa zat cair
Sumber : www.gurumuda.com/viskositas
Suatu benda jika dilepaskan dalam fluida dengan kekentalan tertentu, maka
benda tersebut akan mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan derajat kekentalan
dari cairan/liquid tersebut.Derajat kekentalan suatu cairan/liquid dikenal dengan
sebutan viskositas (). Besar gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam fluida
disamping bergantung pada koefisien kekentalan juga bergantung pada bentuk
bendanya. Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekannya oleh fluida dapat
dirumuskan sebagai berikut :
F = - 6 r v .(6)
Dengan :
: Koefisien kekentalan
: jari-jari bola
2r 2 g ( o )
9
v=
.......................(7)
Dengan :
T : waktu jatuh bola dalam menempuh jarak d (detik)
d : jarak jatuh yang ditempuh bola
: massa jenis bola (gr/cm3)
o : massa jenis cairan uji (gr/cm3)
2.2 Fluida
Fluida adalah zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir.Ada dua macam
fluida yaitu cairan dan gas.Zat cair adalah fluida yang non kompresibel (tidak dapat
ditekan) artinya tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan. Gas adalah fluida
yang kompresibel, artinya bila ditekan maka volumenya akan berubah. Sementara itu,
zat padat tidak termasuk ke dalam fluida karena zat padat tidak dapat mengalir.Selain
zat cair dan zat gas, ada satu lagi yang tergolong dalam fluida, yaitu plasma.Plasma
merupakan zat gas yang terionisasi dan sering dinamakan sebagai wujud keempat
dari materi.Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antara dua
molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu.Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan
antara molekul yang disebut kohesi.
Gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi
antar molekul zat cair. Ini menyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif bebas
sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat cair terikat
satu sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas meskipun
bentuknya sebagian ditentukan oleh wadahnya.
Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya untuk dimampatkan.Gas
bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit.Gas jika dimampatkan dengan
tekanan yang cukup besar akan berubah manjadi zat cair. Mekanika gas dan zat cair
yang bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam
keduanya mempunyai perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam statika fluida.
PB = .g.h .(9)
Tekanan dalam zat cair hanya tergantung pada massa jenis zat cair,
percepatan gravitasi bumi, ketinggian zat cair dan tidak tergantung dari luas
permukaan zat cairnya.
2.4 Hukum Pascal
Tekanan yang dikerjakan pada suatu zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah oleh zat cair itu dengan besar yang sama.
2.5 Hukum Archimedes
Besarnya gaya ke atas yang dialami oleh benda bila dicelupkan ke dalam zat
cair sama dengan dengan berat zat cair yang dipindahkan. Tenggelam, syarat benda
tenggelam, berat jenis benda lebih besar berat jenis zat cair yang dipindahkan.
Melayang, syarat benda melayang, berat jenis benda sama dengan berat jenis zat cair
yang dipindahkan. Mengapung, syarat benda mengapung, berat jenis benda lebih
kecil berat jenis zat cair yang dipindahkan.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Tabung gelas tempat zat cair yang dilengkapi dua karet gelang
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.1.7
Mistar
Stopwatch
bola kecil dengan ukuran dan berat jenis yang berbeda-beda
Air
Stopwatch
Scientific Calculator
permukaan air.
Memasukkan bola kecil satu per satu ke dalam tabung gelas.
Mencatat waktu ketika bola mendekati karet gelang pertama sampai ke dasar
3.2.6
tabung.
Melakukan selama 3 kali setiap masing-masing bola.
3.2.7 Melakukan percobaan kembali selama 3 kali untuk bola yang sama tapi
dengan jarak yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Massa jenis bola
Bola 1
Bola 2
Bola 3
Diameter (m)
15,01 x 10-3
11,25 x 10-3
9,05 x 10-3
V bola = 4/3 r3
Massa (kg)
2,8 x 10-3
1,2 x 10-3
0,6 x 10-3
rata-rata
= 1.579,92 kg/m3
d1 = 15,8 cm
Tabel 2. Data waktu
t1
t2
t3
trata-rata
Bola 1 (s)
0,30
0,42
0,22
0,313 0,058
Bola 2 (s)
0,39
0,53
0,52
0,48 0,045
Bola 3 (s)
0,65
0,58
0,58
0,603 0,023
SD
2
2
t
SD =
t2
t3
t SD
d2 (16,8 cm)
0,47
0,43
0,46
0,453 0,012
d3 (17,8 cm)
0,56
0,58
0,64
0,593 0,024
d4 (18,8 cm)
0,58
0,67
0,67
0,64 0,03
g = 9,78 m/s2
3.5
f(x) = 0.04x + 0.75
R = 1
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
Excel
A = 0,7504
A = 0,75
B = 0,043237
B = 0,0432
R2 = 0,999
R2 = 0,9986
Koefisien kekentalan () fluida dari grafik regresi dengan cara pertama data dari tabel
1 dan tabel 2 :
=
2 . g( bola air )
g . b .d
2 . 9,78(1579,181000)
9,78 . 4320,7 .15,8
0.7
f(x) = 9.35x - 1.1
R = 0.92
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.17
0.17
0.18
0.18
0.19
0.19
2 . g( bola air )
g . b .d
2 . 9,78(1579,181000)
9,78 . 9,35. 15,8
4.2 Pembahasan
Viskositas (kekentalan) adalah urutan beberapa banyak gaya yang diperlukan
untuk menggeser satu lapis fluida terhadap yang lain. Ketika suatu benda dijatuhkan
dalam fluida maka akan terjadi gesekan antara lapisan-lapisan fluida dan antara fluida
dengan benda yang bergerak di dalamnya, Gaya-gaya yang bekerja pada benda yang
bergerak dalam fluida adalah gaya berat, gaya apung (Archimedes) dan gaya stokes.
Praktikum yang dilaksanakan kali ini adalah tentang koefisien kekentalan zat
cair. Media yang digunakan dan diukur kekentalannya adalah air yang diletakkan
dalam tabung besar.
Objek yang diamati adalah tiga buah bola yang berbeda ukuran, sebelumnya
diukur terlebih dahulu massa, diameter serta massa jenis masing-masing bola.
Kemudia ditentukan jarak tempuh bola tersebut dalm zat cair dengan pembatas karet
gelang. Bola dimasukkan ke dalam fluda dan menghitung waktu tempuh yang
dibutuhkan bola untuk menempuh jarak karet gelang 1 hingga karet gelang 2
menggunakan stopwatch.
Praktikum dibagi menjadi dua tahap dalam pengisian data tabel. Pertama, bola
dimasukkan ke dalam fluida dan perhitungan waktu tempuh, percobaan dilakukan
tiga kali untuk masing-masing bola tanpa mengubah jarak tempuhnya. Kedua, satu
bola (kami memilih bola ketiga) dimasukkan ke dalam fluida sebanyak tiga kali
percobaan dengan tiga perbedaan jarak tempuh.
Pada tabel pertama diperoleh data rata-rata 0,313 0,058 untuk bola satu,
0,48 0,045 untuk bola dua dan 0,603 0,023 untuk bola tiga. Masing-masing waktu
tempuh disertakan dengan perhitungan ketidakpastian yang relatif kecil. Nilai
koefisien kekentalan () fluida untuk data pertama adalah sebesar 1,696 x 10-3 Ns/m2.
Pada tabel kedua diperoleh data rata-rata 0,453 0,012 s untuk jarak tempuh
0,168 m, 0,593 0,0240 s untuk jarak tempuh 0,178 m dan 0,64 0,03 untuk jarak
tempuh 0,188 m. Masing-masing waktuh waktu tempuh disertakan dengan
perhitungan ketidakpastian yang relative kecil. Nilai a yang di dapat bernilai negative.
Nilai koefisien kekentalan () fluida untuk data yang kedua adalah sebesar 7,841 x
10-3 Ns/m2.
Fluida yang digunakan adalah air, cairannya tidak pekat sehingga tidak
mempengaruhi laju gerak bola yang dilalukan ke dalamnya. Ini berarti bahwa gaa
gesekan antar molekul-molekulnyatidak terlalu besar. Viskositas tinggi menyebabkan
cairan lebih sulit mengalir. Karena semakin tinggi koefisien viskositas suatu cairan,
maka semakin sulit cairan itu mengalir.
Berdasarkan literatur yang didapatkan maka koefisien kekentalan fluida jenis
air seharusnya berada pada rintangan 0,001 0,00065 maka data dan perhitungan
yang didapatkan sangat jauh dari hasil yang seharusnya. Hal itu kemungkinan besar
disebabkan oleh faktor manusia dan ketelitian kerja. Pemberhentian waktu juga
berpengaruh sangat besar terhadap keakuratan data. Selain itu koefisien kekentalan
zat cair juga dipengaruhi oleh temperatur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Fluida baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
5.1.2
5.1.3
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Tippler. 2000. FISIKA untuk sains dan teknik. Jakarta: Erlangga
Supiyanto. 2008. FISIKA untuk SMA kelas XI. Jakarta: Phibeta
Zaida, Drs.,M.Si. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jatinangor: FTIP
Unpad
Anonim . 2009 . Terdapat pada : http://fisikarudy.blogspot.com/viskositas (diakses
tanggal 1 Desember 2013 pukul 16.35)
Anonim . 2012 . Terdapat pada : http://id.wikipedia.org/wiki/viskositas (diakses
tanggal 1 Desember 2013 pukul 22.10)
Anonim . 2009 . Terdapat pada : http://www.gurumuda.com/viskositas/ (diakses
tanggal 1 Desember 2013 pukul 21.40)