Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISIKA DASAR
KEKENTALAN (VISKOSITAS) ZAT CAIR
Disusun oleh :
Nama : 1. Richard Erbachan (141810301003)
2. Evan Agus M (141810301019)
3. Muhammad Ilham F. (141810301025)
4. Diramisti P. (141810301026)
Jurusan : Kimia
Kelompok /shift: 1/IV
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah kita tentukan di atas, maka
percobaan kali ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui penyebab perbedaan kekentalan masing-masing zat cair.
2. Mengetahui perbandingan kecepatan bola yang sama pada zat cair yang
berbeda.
3. Mengetahui perbandingan kecepatan bola dengan massa yang berbeda untuk
zat cair yang sama.
1.4 Manfaat
Setelah dilakukan percobaan tentang kekentalan zat cair, mahasiswa
diharapkan me,peroleh manfaat seperti mengetahui bahwa setiap zat cair
mempunyai kekentalan yang berbeda-beda, mengetahui berbagai aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari dari perbedaan viskositas cairan.
BAB 2. DASAR TEORI
Setiap zat cair memiliki karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita
lihat lebih kental dari pada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan
cairan itu kental atau tidak ? kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai
peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam
fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap
yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas
maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling
menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas itu kita perlu mengetahui
bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara
kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat
cair adalah viskometer (Lutfy, 2007).
Apabila zat cair tidak kental maka koefisiennya sama dengan nol,
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding dalam
akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding
bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linear sampai v. Aliran ini
disebut aliran laminar. Alliran zat cair akan bersifat laminar apabila zat cairnya
kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).
Pengertian viskositas zat cair adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak, atau benda padat yag bergerak di dalam fluida. Besarnya gesekan
ini biasa juga disebut sebagai kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas
zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair
(Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu zat cair untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran
akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperature, gaya tarik menarik antar molekul dan ukuran serta jumlah
molekul terlarut. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik-menarik antar molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antar molekul (Sarojo, 2009).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan
hubunga antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai gesekan
dalam fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut
berlaku bagi fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser (g)nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Alirann viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar
yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida di bawahnya, maka tidak
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan V, maka fluida di bawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang
saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar V dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka
kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang
tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu
terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari
kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus: G= y.A (Ginting, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi 2 tipe , yaitu cairan Newtonian dan
cairan Non Newtonian.
1) Cairan Newtonian
Cairan Newtonian adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viskos) sejati. Contohnya: air,
minyak, sirup, gelatin dan lain-lain. Shear Rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan Shear Stress secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada dua jenis, yang
viskositasnya tinggi disebut viscous dan yang viskositasnya rendah disebut
mobile.
2. Cairan Non Newtonian
Cairan non Newtonian yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan
adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear (Dougra,
2006).
BAB 3. METODE KERJA
Q
Permukaan Cairan
10
cm T
10 S1
cm
S2
S3
Gambar 3.1
= (3.2)
V
= | r |..(3.3)
4r 2
= | |(3.4)
r
= [| m | m] + [|V| V].(3.5)
1 m
= [|V . m| + | V2 V|](3.6)
3.4.2 Menentukan Kecepatan Terminal
S
V = (3.7)
V 2 V 2
V = ( . 0,68. ) + ( . ) .......................................(3.8)
1 2 S 2
V = ( . 0,68. ) + ( 2 . ) ..(3.9)
=
2 2 2 2
( . 0,68. ) + ( . ) + ( . 0,68. ) + ( . 0,68. )
(3.14)
I=
100%..........................................................................................(3.15)
K = 100%I(3.16)
AP = 1 log ..(3.17)
= ..(3.18)
=| | 100%..........................................................................(3.19)
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
mas S1( S2(c S3( S4( t1(s) t2(s) t3(s) t4(s) db I K A
(%) (% P
sa cm m) cm) cm)
)
)
0,35 40 50 60 70 1:45 2:24 2:49 3:09 4,40 (0,074 13,3 86, 2
7
g 1:73 2:09 2:30 2:65 mm
1:48 2:98 2:65 2:26 0,009)
4.2 Pembahasan
Setiap zat cair mempunya karakteristiknya masing-masing, sifat suatu zat cair
berbeda dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita membahas adalah masalah sifat
kekentalan cairan yang berbeda-beda satu sama lain. Jika ditinjau dari sudut
pandang kimia, yaitu gaya antar molekulnya, maka dapat dijelaskan perbedaan
kekentalan zat cair disebabkan karena dalam cairan tersebut terjadi gaya tarik
menarik antar molekul yang kekuatannya pada masing-masing zat cair berbeda.
Semakin kuat gaya tarik-menarik antar molekul dalam cairan tersebut, maka
semakin kental suatu zat cair.kita misalkan saja perbedaan kekentalan oli dengan
minyak. Oli lebih kental dari pada minya. Hal itu karena gaya tarik-menarik antar
molekul oli lebih kuat dari pada minyak sehingga menyebabkan oli lebih kental
dari pada minyak. Semua itu adalah teori untuk menjelaskan fakta yang terjadi di
lapangan. Setelah kita melakukan praktikum kali ini, maka kita akan tau bahwa
teori yang selama ini kita pakai ternyata memang cocok untuk menjelaskan fakta
yang ada di lapangan. Terbukti saat kita melakukan percobaan menjatuhkan bola
ke dalam suatu zat cair (minyak dan oli), pada saat kita menggunakan bola yang
sama, dijatuhkan di dua cairan yang berbeda yaitu pada oli dan minyak. Maka
dapat diketahui bahwa kecepatan bola tersebut saat dijatuhkan di minyak lebih
cepat dibanding saat dijatuhkan di oli. Hal itu karena oli lebih kental dari pada
minyak yang berarti bahwa hambatanh kecepatan bola saat dijatuhkan di medium
oli lebih besar daripada saat dijatuhkan di minyak karena gaya gesek molekul-
molekul oli lebih kuat sehingga menghambat kecepatan bola lebih besar
ketimbang hambatanh yang diberikan oleh minyak.
Dalam zat cair yang sama, jika kita menjatuhkan bola dengan massa dan
diameter yang berbeda, maka kecepatan bola tersebut akan berbeda-beda.
Semakin besar massa benda, maka kecepatan jatuhnya akan semakin besar karena
gaya beratnya semakin besar. Dan juga diameter bola juga memengaruhi
kecepatan laju bola dalam zat cair. Jika diameternya semakin besar yang berarti
luas penampangnya semakin lebar akan menyebabkan kecepatan jatuhnya
semakin kecil karena gaya geseknya terhadap zat cair semakin besar. Itu artinya
besarnya diameter bola berbanding terbalik dengan kecepatan bola saat jatuh
dalam cairan fluida.
Selain itu, kekentalan (viskositas) zat cair juga dipengaruhi oleh suhu atau
temperature. Semakin tinggi suhu, maka kekentalannya akan semakin berkurang.
Hal itu terjadi karena jika kita menaikkan suhunya, maka kita berusaha untuk
melepaskan ikatan antar molekulnya; yang berarti gaya gesek atau tarik-menarik
antar molekulnya semakin berkurang yang menyebabkan kekentalannya
berkurang.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini:
1. Setiap zat cair memiliki tingkat kekentalan yang berbeda-beda karena gaya
gesek antar molekulnya berbeda.
2. Temperature memengaruhi kekentalan zat cair. Semakin tinggi suhu, maka
kekentalannya akan berkurang.
3. Kekentalan zat cair memengaruhi kecepatan suatu benda untuk melewati
zat cair tersebut. Semakin kental zat cair, maka semakin lama waktu yang
diperlukan oleh benda untuk melewati zat cair tersebut. Hal ini karena jika
semakin kental zat cair, maka semakin besar gaya yang diberikan untuk
melawan kecepatan benda tersebut.
4. Pada zat cair yang sama, massa benda dan diameter benda juga samngat
berpengaruh terhadap kecepatan benda tersebut untuk melewati zat cair.
5.2 Saran
Saran untuk praktikan dalam melakukan percobaan tersebut adalah agar lebih
teliti dalam mengukur waktu yang diperlukan bola untuk melewati cairan tersebut,
karena kecepatan bolanya yang sangat tinggi. Tidak teliti akan menyebabkan data
yang kita masukkan menjadi tidak valid.
DAFTAR PUSTAKA
Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal Soal. Malang: Universitas Malang
Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Indralaya: LDB
UNSRI
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Jakarta : Erlangga
Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Jakarta : Erlangga
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada
Sarojo, Ganijanti. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba
Teknika
Sudarjo, Randi. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Indralaya :
Universitas Sriwijaya