Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
KEKENTALAN (VISKOSITAS) ZAT CAIR

Disusun oleh :
Nama : 1. Richard Erbachan (141810301003)
2. Evan Agus M (141810301019)
3. Muhammad Ilham F. (141810301025)
4. Diramisti P. (141810301026)
Jurusan : Kimia
Kelompok /shift: 1/IV

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekentalan adalah sifat suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut.
Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat
cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan
suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan
bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan gesek berbanding lurus dengan
viskositas.
Viskositas adalah gesekan internal, gaya viskos melawan gerakan sebagai
fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah alasan diperlukannya usaha
untuk mendorong perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan alasan
mengapa dayung itu bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting
dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung
melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara berbagai sifat zat cair, salah satunya adalah viskositas (kekentalan)
dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya
kekentalan minyak goring dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini, zat cair banyak
digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui
bahwa pelumas yang dibutuhkan oleh tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan
yang berbeda-beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah bola
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai di dasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami
sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus yang beraturan (kecepatan
terminal). Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang
dimiliki zat cair sehingga kecepatan bola berubah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas pada percobaan kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa yang menyebabkan kekentalan (viskositas) zat cair berbeda-beda ?
2. Bagaimana perbandingan kecepatan bola yang sama pada zat cair yang
berbeda (minyak dan oli) ?
3. Bagaimana perbandingan kecepatan bola dengan massa yang berbeda untuk
zat cair yang sama ?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah kita tentukan di atas, maka
percobaan kali ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui penyebab perbedaan kekentalan masing-masing zat cair.
2. Mengetahui perbandingan kecepatan bola yang sama pada zat cair yang
berbeda.
3. Mengetahui perbandingan kecepatan bola dengan massa yang berbeda untuk
zat cair yang sama.

1.4 Manfaat
Setelah dilakukan percobaan tentang kekentalan zat cair, mahasiswa
diharapkan me,peroleh manfaat seperti mengetahui bahwa setiap zat cair
mempunyai kekentalan yang berbeda-beda, mengetahui berbagai aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari dari perbedaan viskositas cairan.
BAB 2. DASAR TEORI

Setiap zat cair memiliki karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita
lihat lebih kental dari pada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan
cairan itu kental atau tidak ? kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai
peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam
fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap
yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas
maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling
menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas itu kita perlu mengetahui
bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara
kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat
cair adalah viskometer (Lutfy, 2007).
Apabila zat cair tidak kental maka koefisiennya sama dengan nol,
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding dalam
akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding
bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linear sampai v. Aliran ini
disebut aliran laminar. Alliran zat cair akan bersifat laminar apabila zat cairnya
kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).
Pengertian viskositas zat cair adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak, atau benda padat yag bergerak di dalam fluida. Besarnya gesekan
ini biasa juga disebut sebagai kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas
zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair
(Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu zat cair untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran
akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperature, gaya tarik menarik antar molekul dan ukuran serta jumlah
molekul terlarut. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik-menarik antar molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antar molekul (Sarojo, 2009).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan
hubunga antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai gesekan
dalam fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut
berlaku bagi fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser (g)nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Alirann viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar
yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida di bawahnya, maka tidak
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan V, maka fluida di bawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang
saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar V dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka
kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang
tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu
terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari
kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus: G= y.A (Ginting, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi 2 tipe , yaitu cairan Newtonian dan
cairan Non Newtonian.
1) Cairan Newtonian
Cairan Newtonian adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viskos) sejati. Contohnya: air,
minyak, sirup, gelatin dan lain-lain. Shear Rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan Shear Stress secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada dua jenis, yang
viskositasnya tinggi disebut viscous dan yang viskositasnya rendah disebut
mobile.
2. Cairan Non Newtonian
Cairan non Newtonian yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan
adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear (Dougra,
2006).
BAB 3. METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan / diperluka dalam percobaan kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Viskometer bola jatuh dengan perlengkapannya 1 set berfungsi untuk
menentukan nilai viskositas cairan Newtonian dengan prinsip mengukur
kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap.
2. Mikrometer digunakan untuk mengukur diameter luar bola.
3. Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan oleh bola
untuk sampai pada dasar viskometer.
4. Neraca / timbangan digunakan untuk mengukur massa bola.
5. Benda padat berbentuk bola digunakan sebagai objek yang diukur
kecepatannya di dalam viskometer dengan cara mencemplungkannya.
6. Mistar digunakan untuk mengukur tinggi tabung viskometer.
7. Magnet digunakan untuk mengambil bola dari dari dasar tabung
viskometer.

3.2 Desain Percobaan


Berikut ini merupakan desain percobaan dari praktikum menentukan
viskositas cairan ini:

Q
Permukaan Cairan
10
cm T

10 S1
cm
S2

S3
Gambar 3.1

(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014)


3.3 Langkah Kerja
Berikut ini merupakan langkah kerja dalam praktikum kekentalan
(viskositas) zat cair:
1. Diameter diukur dari dalam tabung
2. Diukur salah satu diameter bola kecil yang tersedia
3. Ditimbang massa bola kecil tersebut
4. Diperhatikan kedudukan dari titik T dari tabung percobaan, dimana pada
kedudukan di titik T, bola (Q) dianggap telah mencapai kecepatan
terminalnya
5. Ditentukan titik (S1) yang jaraknya 40 cm di bawah titik T
6. Dijatuhkan bola (Q) dan dicatat waktu yang diperlukan untuk mencapai
jarak dari titik (T) ke titik S1. Diulangi sebanyak tiga kali.
7. Diulangi point 5 7 untuk jarak S yang berbeda-beda (S2=50 cm, S3=60
cm, S4=70 cm) semuanya dengan ukuran bola yang sama
8. Dilakukan hal yang sama untuk 2 bola kecil lainnya dengan diameter
yang berbeda.

3.4 Metode Analisis


Berikut ini merupakan metode analisis dari praktikum kekentalan
(viskositas) zat cair yang telah dilakukan:
3.4.1 Menentukan Massa Jenis Bola
m
b = .(3.1)
V

= (3.2)
V
= | r |..(3.3)
4r 2
= | |(3.4)
r

= [| m | m] + [|V| V].(3.5)
1 m
= [|V . m| + | V2 V|](3.6)
3.4.2 Menentukan Kecepatan Terminal
S
V = (3.7)

V 2 V 2
V = ( . 0,68. ) + ( . ) .......................................(3.8)

1 2 S 2
V = ( . 0,68. ) + ( 2 . ) ..(3.9)

3.4.3 Menentukan Faktor Koreksi



= (1 + 2,4. )(3.10)

= | | || + | | ||.(3.11)
2,4 2,4.
= | | || + | | ||.(3.12)
2

3.4.4 Menentukan Kekentalan


2 2
= . . ( )(3.13)

=
2 2 2 2
( . 0,68. ) + ( . ) + ( . 0,68. ) + ( . 0,68. )

(3.14)

I=
100%..........................................................................................(3.15)

K = 100%I(3.16)

AP = 1 log ..(3.17)

= ..(3.18)

=| | 100%..........................................................................(3.19)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
mas S1( S2(c S3( S4( t1(s) t2(s) t3(s) t4(s) db I K A
(%) (% P
sa cm m) cm) cm)
)
)
0,35 40 50 60 70 1:45 2:24 2:49 3:09 4,40 (0,074 13,3 86, 2
7
g 1:73 2:09 2:30 2:65 mm
1:48 2:98 2:65 2:26 0,009)

1,35 40 50 60 70 3:70 4:98 5:65 6:04 11,4 (0,066 14,5 85, 2


5
g 4:39 4:89 5:50 6:19 5
3:59 4:85 5:72 6:12 mm 0,009)

1,80 40 50 60 70 3:86 4:32 5:99 6:48 13,3 (0,098 13,9 86, 2


1
g 4:01 4:90 5:89 6:31 5
4:01 5:13 6:05 6:58 mm 0,081)

4.2 Pembahasan
Setiap zat cair mempunya karakteristiknya masing-masing, sifat suatu zat cair
berbeda dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita membahas adalah masalah sifat
kekentalan cairan yang berbeda-beda satu sama lain. Jika ditinjau dari sudut
pandang kimia, yaitu gaya antar molekulnya, maka dapat dijelaskan perbedaan
kekentalan zat cair disebabkan karena dalam cairan tersebut terjadi gaya tarik
menarik antar molekul yang kekuatannya pada masing-masing zat cair berbeda.
Semakin kuat gaya tarik-menarik antar molekul dalam cairan tersebut, maka
semakin kental suatu zat cair.kita misalkan saja perbedaan kekentalan oli dengan
minyak. Oli lebih kental dari pada minya. Hal itu karena gaya tarik-menarik antar
molekul oli lebih kuat dari pada minyak sehingga menyebabkan oli lebih kental
dari pada minyak. Semua itu adalah teori untuk menjelaskan fakta yang terjadi di
lapangan. Setelah kita melakukan praktikum kali ini, maka kita akan tau bahwa
teori yang selama ini kita pakai ternyata memang cocok untuk menjelaskan fakta
yang ada di lapangan. Terbukti saat kita melakukan percobaan menjatuhkan bola
ke dalam suatu zat cair (minyak dan oli), pada saat kita menggunakan bola yang
sama, dijatuhkan di dua cairan yang berbeda yaitu pada oli dan minyak. Maka
dapat diketahui bahwa kecepatan bola tersebut saat dijatuhkan di minyak lebih
cepat dibanding saat dijatuhkan di oli. Hal itu karena oli lebih kental dari pada
minyak yang berarti bahwa hambatanh kecepatan bola saat dijatuhkan di medium
oli lebih besar daripada saat dijatuhkan di minyak karena gaya gesek molekul-
molekul oli lebih kuat sehingga menghambat kecepatan bola lebih besar
ketimbang hambatanh yang diberikan oleh minyak.
Dalam zat cair yang sama, jika kita menjatuhkan bola dengan massa dan
diameter yang berbeda, maka kecepatan bola tersebut akan berbeda-beda.
Semakin besar massa benda, maka kecepatan jatuhnya akan semakin besar karena
gaya beratnya semakin besar. Dan juga diameter bola juga memengaruhi
kecepatan laju bola dalam zat cair. Jika diameternya semakin besar yang berarti
luas penampangnya semakin lebar akan menyebabkan kecepatan jatuhnya
semakin kecil karena gaya geseknya terhadap zat cair semakin besar. Itu artinya
besarnya diameter bola berbanding terbalik dengan kecepatan bola saat jatuh
dalam cairan fluida.
Selain itu, kekentalan (viskositas) zat cair juga dipengaruhi oleh suhu atau
temperature. Semakin tinggi suhu, maka kekentalannya akan semakin berkurang.
Hal itu terjadi karena jika kita menaikkan suhunya, maka kita berusaha untuk
melepaskan ikatan antar molekulnya; yang berarti gaya gesek atau tarik-menarik
antar molekulnya semakin berkurang yang menyebabkan kekentalannya
berkurang.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini:
1. Setiap zat cair memiliki tingkat kekentalan yang berbeda-beda karena gaya
gesek antar molekulnya berbeda.
2. Temperature memengaruhi kekentalan zat cair. Semakin tinggi suhu, maka
kekentalannya akan berkurang.
3. Kekentalan zat cair memengaruhi kecepatan suatu benda untuk melewati
zat cair tersebut. Semakin kental zat cair, maka semakin lama waktu yang
diperlukan oleh benda untuk melewati zat cair tersebut. Hal ini karena jika
semakin kental zat cair, maka semakin besar gaya yang diberikan untuk
melawan kecepatan benda tersebut.
4. Pada zat cair yang sama, massa benda dan diameter benda juga samngat
berpengaruh terhadap kecepatan benda tersebut untuk melewati zat cair.

5.2 Saran
Saran untuk praktikan dalam melakukan percobaan tersebut adalah agar lebih
teliti dalam mengukur waktu yang diperlukan bola untuk melewati cairan tersebut,
karena kecepatan bolanya yang sangat tinggi. Tidak teliti akan menyebabkan data
yang kita masukkan menjadi tidak valid.
DAFTAR PUSTAKA

Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal Soal. Malang: Universitas Malang
Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Indralaya: LDB
UNSRI
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Jakarta : Erlangga
Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Jakarta : Erlangga
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada
Sarojo, Ganijanti. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba
Teknika
Sudarjo, Randi. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Indralaya :
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai