Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA
LARUTAN
Selasa, 26 Maret 2019
Shift C, Kelompok 3
Selasa, 07.00-10.00 WIB
Asisten Lab: 1. Feris Dzaky
2. Nadiatul Khaira Y.

Nama NPM Pembagian Tugas


Rekianarsyi 260110180098 Hasil dan Lampiran Foto
Aida Roja Fadlilah 260110180099 Editor, Cover, dan Abstrak
Wanda Raihana D. 260110180100 Simpulan dan Hitungan
Christina Damayanti 260110180101 Pembahasan
Syaffa Az Zahra 260110180103 Pembahasan
Michelle Eka Putri 260110180104 Simpulan dan Hitungan
Fiqri Taufiq Rizaldi 260110180105 Pembahasan
Nabilah Azka Nihlah 260110180106 Hasil dan Lampiran Foto
Viona Calista 260110180107 Metode
Annisa Nur R. 260110180108 Pendahuluan
Adinda Niki Kartika 260110180118 Pendahuluan

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
LARUTAN
Rekianarsyi1, Aida Roja Fadlilah1, Wanda Raihana1, Christina
Damayanti1, Syaffa Az Zahra1, Michelle Eka Putri1, Fiqri Taufik
Rizaldi1, Nabilah Azka Nihlah1, Viona Calista1, Annisa Nur
Rahmayanti1, Adinda Niki Kartika1
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi UNPAD, Jatinangor
ABSTRAK
Larutan merupakan campuran yang homogen daru dua atau lebih zat. Larutan terdiri
dari solute dan solven. Kelarutan adalah besaran kuantitatif yang menunjukkan
konsentrasi zat terlarut yang berada dalam larutan jenuh pada tekanan dan temperatur
tertentu. Like dissolve like berarti suatu seyawa akan larut pada senyawa yang
memiliki kepolaran sama, senyawa polar larut dengan solven polar dan senyawa
nonpolar larut dalam solven non polar. Untuk meningkatkan kelarutan suatu sistem
dapat diberukan kosolven karena kosolven dapat mempengaruhi polaritas suatu
sistem. Efek terapi obat sangat bergantung pada kelarutan obat tersebut, karena
kelarutan mempengaruhi absorpsi obat dan juga konsentrasi yang diinginkan dalam
sirkulasi.

Kata Kunci : Larutan, Kelarutan, Like Dissolve Like, Kosolven

ABSTRACT

The solution is a homogeneous mixture of two or more substances. The solution


consists of solute and solvent. Solubility is a quantitative quantity that shows the
concentration of a solute in a saturated solution at a certain pressure and temperature.
Like dissolve like means that a compound will dissolve in compounds that have the
same polarity, polar compounds soluble with polar solvents and nonpolar compounds
soluble in non-polar solvents. To increase the solubility of a system can be given
cosolven because cosolvenes can affect the polarity of a system. The effect of drug
therapy is very dependent on the solubility of the drug, because solubility affects the
absorption of the drug and also the concentration needed in circulation.

Key Words: Solution, Solubility, Like Dissolve Like, Cosolven

1
PENDAHULUAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk (Arifianti, L., et. al., 2014).
membuat larutan NaOH yang dibakukan Kelarutan suatu endapan adalah
dengan larutan asam oksalat (H2C2O4) konsentrasi dari larutan jenuhnya.
dengan indikator fenolftalein, membuat Kelarutan dipengaruhi oleh suhu,
pelarut campur dari etanol, air, gliserin, tekanan, konsentrasi bahan lain yang
dan propilenglikol, menentukan kelarutan terkandung dalam larutan dan komposisi
asam benzoate dan asam salisilat dari pelarutnya (Pinalia, 2011).
berbagai macam pelarut campur, dan Dalam kelarutan juga dikenal ksp
membuat grafik hubungan konsentrasi yaitu konstanta keseimbangan untuk zat
dengan pensentase campuran pelarut. padat yang untuk zat padat yang larut
Adapun prinsip-prinsip yang dalam cairan. Semakin larut suatu zat
melandasi praktikum kali ini adalah yang maka ksp akan semakin tinggi (Rashe,
pertama, reaksi netralisasi yang 2016).
merupakan reaksi antara senyawa asam Reaksi netralisasi adalah rekasi
dengan senyawa basa dan menghasilkan antara ion H+ dan OH- yang akan
produk yang berupa garam atau senyawa membentuk air. Sifat larutan yang
netral (Gandjar dan Rohman, 2007). dihasilkan dari reaksi ini tidak selalu
Prinsip kedua adalah cosolvent, netral. Hal tersebut bergantung pada
yaitu pelarut yang ditambahkan dalam kekuatan asam basa yang bereaksi.
suatu sistem untuk membantu melarutkan Apabila yang bereaksi asam kuat dan
atau meningkatkan stabilitas dari suatu basa kuat, maka garam yang terbentuk
zat (Noviza, 2015). akan bersifat netral. Namun, jika sifat
Terakhir, prinsip ketiga yaitu asam penyusunnya lebih kuat, larutan
aturan like-dissolve like yang merupakan garam yang terbentuk akan bersifat asam,
suatu hukum yang menyatakan bahwa berlaku untuk sebaliknya (Sujan, 2014).
suatu suatu senyawa hanya akan larut
pada pelarut yang mempunyai sifat yang Kelarutan adalah keadaaan
sama, senyawa polar akan larut pada dimana suatu senyawa mulai dari padat ,
pelarut polar dan senyawa non polar akan cair, sampai gas yang terlarut dalam
larut pada pelarut nonpolar juga padatan, cairan, ataupun gas akan
2
membentuk suatu larutan yang homogen kecil dalam air. Penggunaan kosolven
dengan bergantung kepada pelarut yang tersebut dapat mempengaruhi polaritas
digunakan, suhu, serta tekanan. Kelarutan system yang dapat ditunjukan dengan
juga merupakan salah satu parameter pengubahan tetapan dielektriknya
penting untuk suatu obat dalam mencapai (Noziva et al., 2015).
konsentrasi yang dibutuhkan untuk Like dissolve like merupakan
menghasilkan respon farmakologi. Suatu suatu prinsip yang berperan dalam
obat harus berada dalam keadaan terlarut kelarutan. Like dissolve like menunjukan
ketika akan diabsorpsi (Yoga dan bahwa larutan akan terbentuk melalui tiga
Hendriani, 2014). interaksi yang mempunyai kemiripan
Dalam kelarutan ada yang dalam jenis dan ukuran (Mittal, 2007).
namanya konstanta solubilitas produk Netralisasi adalah suatu reaksi
(Ksp), yaitu konstanta kesetimbangan yang akan menghasilkan garam yang
dari garam yang dapat larut. Pada saat bersifat netral dan air dari reaksi asam
produk dari konsentrasi molar ion dalam dan basa (Utomo, 2008). Netralisasi
larutan lebih besar daripada Ksp senyawa terjadi ketika nilai Ka sama dengan nilai
tersebut, maka akan terbentuk endapan. Kb, H+ dan OH- yang bereaksi membuat
Jika produk ion lebih sedikit dari nilai sifat keasaman dan kebasaan pada
Ksp, maka pengendapan tidak akan senaywa tersebut hilang (Sastrihamidjojo,
terjadi (Hein dan Arena, 2011). 2018).
Kosolven dalam kelarutan Titrasi asam basa merupakan suatu
merupakan suatu zat berfungsi membantu metode analisis kuantitatif untk
melarutkan dan meningkatkan stabilitas menentukan konsentrasi dari suatu zat
suatu zat di dalam air. Kosolven yang ada dalam larutan (Pradeep dan
bertujuan untuk meningkatkan kelarutan Dave, 2013
suatu zat yang mempunyai kelarutan

METODE penangas air, perkamen, pipet tetes,


spatel, statif, dan timbangan analitik.
Alat
Alat yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah beaker glass, Bahan
Bahan yang digunakan pada
buret, erlenmeyer, gelas ukur,
praktikum kali ini adalah aquadest, asam
3
benzoat, asam salisilat, etanol,
fenolftalein, gliserin, NaOH, dan
propilenglikol.

Prosedur
Disiapkan alat dan bahan. Kemudian
alat dicuci dan dikeringkan setelah
kering dibuat larutan NaOH dan
larutan H2C2O4 0, 1 N untuk
dilakukan pembakuan terhadap
NaOH. Larutan NaOH dibakukan
dengan larutan asam oksalat 0, 1 N
sebanyak 10 ml dimana pembakuan
dilakukan sebanyak triplo.
Kemudian 10 pelarut campur dibuat
dengan mencampurkan air, etanol,
gliserin dan propilenglikol dengan
variasi volume setiap zat berbeda
dan masing-masing pelarut campur
volumenya 20 ml. Setiap pelarut
campur ditambahkan dengan asam
benzoat hingga setiap larutan
jenuh. Dalam menentukan
kelarutannya setiap larutan
ditambahkan dengan indikator pp
lalu dititrasi dengan NaOH yang
tetlah dibakukan kemudian dihitung
kelarutannya. Setelah dihitung
kelarutannya dibuat grafik antara
konsenntrasi dengan presentase
campuran pelarut tersebut.

4
Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan data percobaan
sebagai berikut:

Hasil Pembakuan
Grafik
Grafik Konsentrasi VS Pelarut Campur
30

25 f(x) = 3.18 x + 10.81


R² = 1
f(x)
f(x) == 2.53
3.03 xx ++ 10.33
7.03 Gliserin
20
Kelarutan (%)


R² == 0.97
0.87 Linear (Gliserin)
15 Etanol
Linear (Etanol)
10 Propilenglikol
Linear (Propilenglikol)
5

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Jumlah Pelarut Campur

PEMBAHASAN
NaOH tidak bereaksi dengan CO2
Dalam praktikum ini, uji yang sehingga tidak terjadi pembentukan
dilakukan merupakan uji pengaruh pelarut Na2CO3 beserta endapan. Endapat tersebut
campur terhadap sampel. Pelarut campur dapat menurunkan kadar dari NaOH.
yang digunakan adalah air, etanol, Kemudian NaOH dilarutkan dengan
gliserin, dan propilenglikol yang berperan menggunakan air bebas CO2 sebanyak
sebagai kosolven. Sedangkan, sampelnya 1000 ml. Air yang digunakan harus air
adalah asam benzoat. bebas CO2 karena bila dalam air masih
Hal yang dilakukan pertama kali terdapat CO2 maka NaOH akan bereaksi
dalam praktikum ini adalah pembuatan dengan CO2 membentuk Na2CO3 dan
NaOH. Pellet NaOH ditimbang sebanyak akan terjadi endapan, endapan ini dapat
0,6 gram di atas kaca arloji. Kaca arloji menyebabkan turunnya kadar NaOH.
digunakan karena NaOH bersifat Setelah terbentuk larutan NaOH,
higroskopis, artinya NaOH mudah pembakuan pada larutan tersebut perlu
menyerap molekul air yang terdapat di dilakukan dengan asam oksalat. NaOH
udara. Selanjutnya, NaOH dilarutkan dibakukan karena termasuk larutan baku
dalam air bebas CO2 sebanyak 150 mL. sekunder dimana sifatnya yang tidak
Pembuatan air bebas CO2 tersebut dengan stabil dan konsentrasinya dapat berubah-
cara dipanaskan sehingga CO2 pun hilang. ubah, sedangkan asam oksalat digunakan
Alasan digunakan air bebas CO2 ini agar karena termasuk larutan baku primer
dimana konsentrasinya telah diketahui dan Mudah larut             : 1 sampai 10
sifatnya stabil. Larut                       : 10 sampai 30
Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Agak sukar larut      : 30 sampai 100
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan
Sukar larut               : 100 sampai 1000
kesalahan yang terjadi. Indikator yang
Sangat sukar larut    :1000 sampai 11000
digunakan dalam titrasi ini adalah
fenolftalein. Fenolphtalein Praktis tidak larut    : lebih dari 11000

(phenolphthalein) atau biasa disingkat Larutan yang ideal keadaannya yaitu


sebagai pp adalah suatu senyawa organik yang terbentuk dengan mencampurkan zat
dengan rumus C20H14O4. Penyetaraan yang sifatnya sama. Jika 100 ml metanol
jumlah tetesan yang diberikan akan sangat dicampur dengan 100 ml etanol, volume
mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam akhir larutan adalah 200 ml, dan tidak ada
tirtasi dengan rentang pH 8,00-10,00 panas yang dilepaskan maupun
karena larutan asam yang akan di titrasi. diabsorpsi. Namun ketika 100 ml asam
Perubahan warna akan terjadi ketika sulfat dicampurkan dengan 100 ml air,
larutan yang dititrasi dalam suasana basa. volume akhir larutan adalah sekitar 180
Maka dari itu, warna larutan akan berubah ml pada suhu ruangan, dan pencampuran
menjadi merah muda apabila NaOH yang diikuti dengan terbentuknya pelepasan
dititrasi ke dalam asam oksalat jumlahnya panas maka larutan tersebut dikatakan
sedikit berlebih sehingga gugus hidroksil tidak ideal atau nyata.
dari NaOH mengalami reaksi berlebih Air merupakan pelarut yang paling
dengan fenolftalein. Hal tersebut yang sering digunakan. alkohol, gliserin dan
menunjukkan telah tercapainya titik akhir propilen glikol umumnya digunakan
tirasi. Normalitas NaOH yang didapatkan sebagai pelarut pembantu aseton,
dalam praktikum ini sebesar 0,11 N. etiloksida dan isopropil alkohol ketika
.Dalam istilahnya kelarutan digunakan dalam sediaan farmasi
diindekskan dan tebagi menjadi beberapa akan terlalu menimbulkan efek toksik
istilah deskriptif dari kelarutan yaitu terleih bila digunakan untuk sediaan per
bagian pelarut yang digunakan untuk oral.
melarutkan 1 bagian zat yang terbagi Kelarutan dalam besaran kuantitatif
dalam 7 rentang yaitu : didefiniskan sebagai konsentrasi zat
Sangat mudah larut  : Kurang dari 1 terlarut dalam larutan jenuh pada
temperature tertentu, sedangkan secara pengendapan tersebut, jumlah kadar asam
kualitatif didefinisikan sebagai interaksi benzoat dalam masing-masing larutan
spontan dari dua atau lebih zat untuk dapat dihitung. Dimana semakin tinggi
membentuk disperse molekuler homogen. nilai konstanta dielektrik, semakin tinggi
Terdapat beberapa faktor yang dapat pula kelarutannya pada pelarut campur.
mempengaruhi suatu kelarutan, yaitu pH, Dalam setiap percobaan, asam
temperature, jenis pelarut, bentuk dan benzoat dilarutkan di dalam 4 perlakuan
ukuran partikel, konstanta dielektrik 20 ml, 19 ml, 17 ml dan 15ml air.
pelarut, surfaktan, dan efek garam. Jika Penambahan asam benzoat ke dalam air
suhu semakin tinggi, maka kalurtan pun dilakukan sedikit demi sedikit hingga
akan semakin cepat. Semakin kecil ukiran larutan tersebut jenuh. Penambahan
pelarut, maka kelarutan pun akan semakin sedikit demi sedikit dilakukan agar larutan
cepat. Garam dalam suatu larutan akan tidak lewat jenuh dan terbentuk endapan
mengurangi kelarutan. karena asam benzoat diberikan berlebih.
Kelarutan juga dipengaruhi oleh Larutan telah jenuh dapat dilihat dari
konstantan dielektrik, semakin tinggi nilai warna larutan yang berubah menjadi
konstanta dielektrik maka kelarutan pun keruh. Kemudian, larutan tersebut dititrasi
akan semakin meningkat. Semakin cepat dengan larutan NaOH menggunakan
pengadukan dan penambahan surfaktan indikator fenolftalein. Dari hasil titrasi
juga dapat meningkatkan kelarutan suatu tersebut, didapatkan kelarutan asam
zat. Sedangkan, penambahan ion sejenis benzoat dalam setipa pelarut yang
dapat mengurangi kelarutan suatu zat. berbeda-beda. Kadar asam benzoat hanya
Selanjutnya, dilakukan penentuan sedikit yang larut dalam air karena asam
kelarutan asam benzoat yang dilarutkan benzoat sukar larut dalam air dan
dalam pelarut tunggal dan pelarut-pelarut dilakukan perhitungan terhadap setiap
campur lainnya dengan perbandingan sampel berdasarkan konsentarasi yang
volume yang digunakan berbeda-beda. didapat lalu dibuatlah grafik.
Menurut Farmakope Indonesia V, asam Grafik hasil yang ditunjukan oleh
benzoat sukar larut dalam air dan mudah hasil percobaan menunjukan bahwa
larut dalam etanol, kloroform, dan eter. tingkat kelarutan suatu campuran zat
Maka dari itu, dalam pelarutan ini terjadi bergantung pada jenis pelarut yang
proses pengendapan. Dengan adanya digunakan, Propilen glikol yang bertindak
sebagai kosolven menunjukan hasil yang hidrokortison dan beberapa ester pada
baik disbanding kosolven jenis yang larutan encer menunjukkan peningkatan
lainnya dengan posisi grafik yang tinggi dari 1,8 untuk hidrokortison menjadi 4,8
dengan perolehan konsentrasi campuran pada heptyl ester. Kecenderungan yang
sebesar 26,8% pada pelarut air 15 ml, sama juga terlihat pada alkil ester dan
sebesar 20,1% pada pelarut air 17 ml, alkil paraben yaitu lebih banyak pelarut
sebesar 14,1% pada pelarut air 19 ml yang tidak berlawanan mempunyai
Menurut Farmakope 3 Propilen peningkatan yang lebih besar.
glikol berupa cairan kental, jernih, tidak Berpegang pada teori like dissolves
berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, like yang mengatakan bahwa suatu obat
dan higroskopik. Propilen glikol dapat kelarutannya akan meningkat dalam
campur dengan air, dengan etanol (95%) pelarut yang cenderung memiliki sifat
P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 yang mirip dengan obat tersebut maka
bagian eter P, tidak dapat campur dengan propilen glikol dirasa mampu menjadi
eter minyak tanah P dan dengan minyak pelarut yang cukup baik terhadap larutan
lemak. Pelarut propilen glikol terhadap sampel kali ini.

SIMPULAN

1. Membandingkan NaOH dengan asam


oksalat dengan indikator PP.
2. Membuat pelarut campuran dari 139
etanol,air, gliserin, dan Pinalia, A. 2011. Kajian Metode Filtrasi
propilenglikol. Gravitasi dan Vakum. Jurnal Sains
3. Menentukan kelarutan asam benzoate dan Teknologi Dirgantara. 6 (3):
dari berbagai macam pelarut campur 397-410.
yaitu 0,201 ; 0,114 ; 0,134 ; 0,168 ; Pradeep D. J. dan Dave, K. 2013. A Novel,
0,201 ; 0,235 ;0,268. Inexpensive and Less Hazardous
4. Membuat grafk antara konsentrasi Acid Base Indicator. Journal of
dengan pelarut campur. Laboratotry Chemical Education.
1(2): 35

DAFTAR PUSTAKA Rashe, K. 2016. Solubility Product


Konstan. Available at
Arifianti, L., Oktarina, R. D., dan https://chem.libretexts.org [Diakses
Kusumawati, I. 2014. Pengaruh pada tanggal 26 Maret 2019].
Jenis Pelarut Pengektraksi Sastrihamidjojo, H. 2018. Kimia Dasar.
Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Yogyakarta: UGM Press
Ekstrak Daun Orthosiphon Sujan, I, W. 2014. Penggunaan Analogi
stamineus Benth. E-Journal Dalam Pembelajaran Kimia. Jurnal
Planta Husada. 2(1). Pendidikan Indonesia. 3(2) :
Gandjar, I. G. dan Rohman, A. ( 2007). 397410.
Kimia Farmasi Analisis. Utomo, M. P. 2008. Teori Asam dan Basa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tersedia online di
Hein, M. dan Arena, S. 2011. http://staff.uny.ac.id [Diakses pada
Foundations of Collage Chemistry 25 Maret 2019]
th
Alternate 13 Editon. New Jersey: Yoga, W. dan Hendriani, R. 2014.
Wiley & Sons Inc. Review: Teknik Peningkatan
Mittal, A. 2017. Chemistry. New Delhi: Kelarutan Obat. Farmaka Suplemen.
APH 14(2): 288—295
Noviza, D. 2015. Solubilsasi
Parasetamol dengan Ryoto Sugar
Ester dan Propilenglikol. Jurnal
Sains Farmasi & Klinis. 1(2): 132-
LAMPIRAN PERHITUNGAN

 Pembuatan NaOH 0,1 N 150 ml 27,3


= 3
Massa 1000
N = x x
Mr V = 9,0667 ml
BE
x 1000
0,1 = x x1
40 150 V1 x N1 = V2 x N2
x = 0,6 gram 0,1 x 10 = 9,0667 x N2
1
N2 =
 Pembuatan Indikator PP 0,5% 9,0667
1 x N2 = 0,11 N
=
100 50
x = 0,5 gram  Perhitungan Kelarutan
VNaOH x NNaOH
C= x
 Pembuatan H2C2O4 VSampel
Massa 1000 BE
N = x x
Mr V
BE 0,3 x 0,11
a) PC1 = x 61,06
x 1000 10
0,1 = x x2
126 50
PC1 = 0,201
x = 0,315 gram
0,17 x 0,11
b) PC2 = x 61,06
10
 Pembakuan NaOH
PC2 = 0,114
No Volume Volume
0,2 x 0,11
c) PC3 = x 61,06
. H2C2O4 NaOH 10
1. 10 ml 8,7 ml
2. PC3 = 0,134
10 ml 9 ml
3. 0,21 x 0,11
10 ml 9,5 ml d) PC4 = x 61,06
10

Vrata-rata = PC4 = 0,141


0,2 x 0,11
8,7+9+ 9,6 e) PC5 = x 61,06
10
3
PC5 = 0,134
0,25 x 0,11 = 23,5 %
f) PC6 = x 61,06
10 i) 0,235 x 100%

PC6 = 0,168 =23,5 %

0,3 x 0,11 j) 0,268 x 100%


g) PC7 = x 61,06
10 = 26,8%
PC7 = 0,201
0,35 x 0,11
h) PC8 = x 61,06
10

PC8 = 0,235
0,35 x 0,11
i) PC9 = x 61,06
10

PC9 = 0,235
0,4 x 0,11
j) PC10 = x 61,06
10

PC10 = 0,268
 Presentase Kelarutan

C x 100 %
a) 0,201 x 100%

= 20,1 %
b) 0,114 x 100 %

= 11,4 %
c) 0,134 x 100%
= 13,4 %
d) 0,141 x 100 %

=14,1 %
e) 0,134 x 100%

=13,4 %
f) 0,168 x 100%

= 16,8 %
g) 0,201 x 100%

= 20,1 %
h) 0,235 x 100%
LAMPIRAN FOTO

Penimbangan PP Penimbangan Penimbangan Pembuatan


NaOH A.Oksalat NaOH

PP 0,5% NaOH 0,1 N Pembuatan A.Oksalat 50


A.Oksalat mL

Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi


PC

Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi


PC
Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi
PC

Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi PC Hasil Titrasi


PC

Hasil Titrasi PC

Anda mungkin juga menyukai