KELARUTAN
Jumat, 5 April 2019
07.00-10.00 WIB
Shift D Kelompok 2
Asisten Laboratorium : 1. Bestka Zausha
2. Shella Widiyastuti
ABSTRACT
Solubility is the amount of solute that can be dissolved in the solvent until
the solution becomes saturated. When a solvent at a certain temperature dissolves
the solute to the extent of its ability to dissolve, this solution is said to be a
saturated solution. This experiment aims to determine the solubility of samples in
mixed solvents with the principle of adding cosolvent. Cosolvent is a solvent
added to a system to help or improve the stability of a substance. The samples
used in this experiment are salicylic acid and benzoic acid. The sample was
added with a mixture of solvents until saturated, then titrated with NaOH which
had previously been standardized with Oxalic Acid. NaOH itself is included in the
secondary standard solution where to determine its concentration must be
standardized first by the primary standard solution. The more cosolvent added,
the greater the solubility of a substance.
Keywords: Solubility, primary standard solution, secondary standard solution,
cosolvent.
PENDAHULUAN
Praktikum ini dilakukan uji akan melarutkan senyawa non-polar,
kelarutan yang bertujuan untuk dan pelarut organik akan melarutkan
membuat larutan Natrium Hidroksida senyawa organik (Khopkar, 1990).
(NaOH) yang dibakukan dengan Larutan merupakan satu
larutan asam oksalat (H2C2O4) campuran yang bersifat homogen
dengan indikator fenolftalein, yang terdiri dari dua atau lebih zat.
membuat pelarut campur dan etanol, Zat yang jumlahnya lebih sedikit
air, dan propilenglikol, menentukan disebut zat terlarut, sedangkan zat
kelarutan asam benzoat dan asam yang jumlahnya lebih banyak disebut
salisilat dari berbagai macam pelarut zat pelarut. Kelarutan dari zat terlarut
campur serta membuat grafik yaitu jumlah maksimum yang terlarut
hubungan konsentrasi dengan akan larut dalam sejumlah tertentu
presentase campuran pelarut. pelarut. Dalam konteks kualitatif, ada
Adapun prinsip-prinsip yang zat-zat yang dapat larut, sedikit larut,
mendasari praktikum kali ini, yakni dan tidak larut (Chang, 2004).
netralisasi, kosolven dan like Kelarutan dari suatu endapan
dissolve like. Netralisasi merupakan merupakan konsentrasi dari larutan
suatu reaksi yang terjadi anatara ion jenuhnya. Hal-hal yang dapat
H+ dan ion OH- dimana ion-ion memengaruhi kelarutan ialah, suhu,
tersebut akan bereaksi membentuk tekanan, konsentrasi bahan lain yang
garam dan air (Sumardjo, 2006). terkandung dalam larutan, dan
Prinsip berikutnya yaitu kosolven. komposisi pelarutnya (Pinalia, 2011).
Kosolven merupakan suatu pelarut Salah satu parameter untuk
yang apabila ditambahkan pada suatu mencapai konsentrasi obat yang
larutan dapat membantu melarutkan diharapkan adalah dengan melihat
atau meningkatkan stabilitas suatu fenomena pelarutan satu zat terlarut
zat (Swarbrick dan Boylan, 1996). dalam pelarut tertentu untuk
Prinsip terakhir yaitu like dissolve menciptakan sistem homogen.
like, yaitu suatu kondisi dimana Kelarutan berair rendah merupakan
pelarut polar akan melarutkan masalah utama dalam pengembangan
senyawa polar, pelarut non-polar formulasi. Setiap obat yang akan
diserap harus berbentuk larutan dan pelarut polar, pelarut non-polar, dan
berada di tempat penyerapan. pelarut semi polar. Jika suhu suatu
Berbagai metodenya bergantung senyawa semakin meningkat maka
pada sifat obat, lokasi penyerapan, kelarutan senyawa tersebut akan
dan karakteristik bentuk sediaan semakin cepat. Hal tersebut
yang akan digunakan (Savjani et al., dikarenakan terdapat tambahan
2012). energi pada senyawa untuk
Karakter fisikokimia yang memutuskan ion-ion dari senyawa
memiliki peran penting dalam tahap elektrolitnya (Martin, 1990).
preformulasi ialah faktor kelarutan Konsentrasi larutan
terutama jika sediaan ditunjukkan merupakan komposisi yang
untuk dibuat dalam bentuk larutan menunjukkan dengan jelas
seperti sediaan infus, injeksi dan perbandingan jumlah zat terlarut
sediaan larutan oral. Kelarutan terhadap pelarut. Kelarutan dapat
merupakan faktor penentu sangat kecil atau sangat besar, dan
keberhasilan proses formulasi jika jumlah zat terlarut melewati titik
sediaan obat. Selain itu, dapat juga jenuh, zat itu akan mengendap.
memengaruhi bioavabilitas dalam Dalam kondisi tertentu suatu larutan
proses terapi. Obat di dalam tubuh dapat mengandung lebih banyak zat
harus mengalami proses pelarutan terlarut daripada dalam keadaan
terlebih dahulu kemudian diabsorpsi jenuh (Adha, 2015).
sehingga pada akhirnya dapat Asam salisilat memiliki pH
memberikan efek farmakologi yang 3,5 dengan pKa 3,7. Hal ini
diinginkan dalam janga waktu menyebabkan asam salisilat berada
tertentu (Wisudyaningsih et al, dalam larutan dan dalam bentuk
2014). terionkan sehingga akan
Kelarutan memiliki beberapa meningkatkan kelarutannya dalam
faktor yang dapat memengaruhi, fase gerak yang relatif polar
antara lain, suhu, jenis pelarut, dan (Siswanto, et al, 2016). Sedangkan
hasil kali kelarutan. Jenis pelarut asam benzoat lebih banyak
terdiri dari beberapa macam yaitu, digunakan dalam bentuk garam
karena kelarutannya yang lebih baik. melarutkan sampel, asam oksalat
Garam yang digunakan ialah yang digunakan sebagai baku
Natrium Benzoat yang larut dalam 2 primer untuk membakukan NaOH,
bagian air dan dalam 90 bagian asam salisilat dan asam benzoat
etanol (93%) P (Anggraini, et al, sebagai sampel yang akan diamati
2015). kelarutannya, etanol, dan propilen
glikol sebagai bahan untuk pelarut
METODE PENELITIAN campuran, NaOH sebagai titran
untuk mengetahui kelarutan
Alat
Alat yang digunakan dalam sampel, dan indikator fenolftalein
praktikum kelarutan ini antara lain untuk mengetahui titik akhir titrasi.
buret untuk proses titrasi dalam
menentukan kelarutan, beaker Prosedur
glass yang berfungsi sebagai wadah Dalam praktikum ini yang
larutan yang diuji, gelas ukur untuk pertama dilakukan adalah praktikan
mengukur banyaknya cairan yang membuat larutan NaOH 0,1 N
diperlukan, erlenmeyer yang sebanyak 200 mL. Kemudian
digunakan untuk tempat sampel larutan ini dibakukan dengan
saat dilakukan titrasi, neraca larutan asam oksalat 0,1 N
analitik untuk menimbang zat yang sebanyak 50 mL menggunakan
diuji, pipet yang berfungsi untuk indikator pp untuk mengetahui titik
mengambil cairan dalam jumlah akhir titrasi. Titrasi pembakuan ini
kecil, batang pengaduk untuk dilakukan sebanyak dua kali.
mengaduk agar didapat campuran Selanjutnya dibuat pelarut
yang homogen, dan statif dan klem campuran yang terdiri dari
sebagai tempat untuk meletakkan campuran aquades dengan etanol
buret. dan aquades dengan propilenglikol
dengan perbandingan berbeda-beda
Bahan yang telah ditentukan sebelumnya
Bahan yang digunakan dalam sebanyak 10 buah. Volume akhir
praktikum ini yaitu aquadest untuk
dari tiap pelarut campur ini adalah larutan NaOH yang telah dibakukan
20 mL. sebelumnya. Kemudian dicatat
Kemudian pada sampel 1-5, volume NaOH dari dititrasi dan
ditambahkan sedikit asam benzoat dihitung kelarutan tiap sampelnya.
sampai jenuh, dan pada sampel 6- Terakhir, dibuatlah grafik
10 ditambahkan asam salisilat hubungan antara konsentrasi
sampai jenuh. dengan persentase pelarut campur.
Setiap sampel kemudian
ditambahkan indikator fenolftalein
tiga tetes dan dititrasi menggunakan
HASIL
V NaOH V NaOH
Pelarut
Air Etanol Propilenglikol Asam Asam C
campuran
benzoat salisilat
1 20 - - 1ml - 0,5495
2 19 1 - 0,5ml - 0,274
3 19 - 1 0,2ml - 0,109
4 17 3 - 0,3ml - 0,164
5 17 - 3 - 0,3ml 0,186
6 15 5 - - 0,2ml 0,124
7 15 - 5 - 0,2ml 0,124
Tabel 1. Hasil pengamatan kelarutan dari Asam Benzoat dan Asam Salisilat dalam berbagai
pelarut campuran
Grafik Kelarutan
0.3
0.25
0.2
Kelarutan
0.15
0.1
0.05
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Penambahn Pelarut
Etanol Propilenglikol
Grafik 1. Hubungan kelarutan pelarut campuran dengan penambahan pelarut berupa etanol dan
propilenglikol
- Pelarut campuran 10
- Pelarut campuran 4 (Asam salisilat)
(Asam benzoat) V NaOH . N NaOH
Kelarutan= . BE
V NaOH . N NaOH V sampel
Kelarutan= . BE
V sampel 0,2 .0,09
Kelarutan= . 138,12
0,2 .0,09 20
Kelarutan= . 122,14
20
Kelarutan=0,1243
Kelarutan=0,1099
e. Pembakuan NaOH
- Pelarut campuran 5 V1 = 10,8ml
(Asam benzoat) V2 = 11ml
V NaOH . N NaOH
Kelarutan= . BE V3 = 11,2ml
V sampel
10,8+ 11+ 11,2
0,3 . 0,09 △V =
Kelarutan= . 122,14 3
20
△ V =11 ml
Kelarutan=0,1648
N 1. V 1=N 2 .V 2
N 1.11=0,1. 10
- Pelarut campuran 7
N 1=0,09 N
(Asam salisilat)
V NaOH . N NaOH
Kelarutan= . BE
V sampel
0,3 . 0,09
Kelarutan= . 138,12
20
LAMPIRAN
Gambar 1. Penimbangan Gambar 2. Penimbangan Gambar 3. Penimbangan
Fenolftalein NaOH Asam Oksalat
Gambar 6. Sampel 2, 3
Gambar 5. Sampel 5, 6,dan
dan 4
7
Gambar 4. Sampel 1
(Aquadest)
Gambar 7. Sampel 8, 9
Gambar 8. Penyiapan Statif Gambar 9. Pembuatan
dan 10
dan Buret larutan NaOH
Gambar 19. Hasil titrasi Gambar 20. Hasil titrasi Gambar 21. Hasil titrasi