KIMIA LINGKUNGAN 1
PERCOBAAN 2
PEMBUATAN DAN STANDARISASI LARUTAN
NAMA
: ISMI RIDHA
NIM
: 1610815120009
KELOMPOK : VII
ASISTEN
PERCOBAAN 1
PEMBUATAN DAN STANDARISASI LARUTAN
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pada praktikum ini adalah pembuatan larutan
NaOH dan larutan HCl, pengenceran larutan, dan standarisasi larutan NaOH
dan larutan HCl.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
berupa
campuran, misalnya air mengandung berbagai garam dan gas. Udara beisi
nitrogen, oksigen dan gas lain sedangkan tanah adalah campuran berbagai zat
padat dan cair. Dua zat tau lebih disebut bercampur bila partikelnya tersebar
dalam wadah yang sama sehingga bersentuhan satu sama lain. Komponen
campuran
dapat
mempunyai
komposisi
perbandingan
beragam
dan
bergantung pada kebutuhan. Misalnya kita dapat membuat campuran air dan
alkohol dengan perbandingan 1:10, 1:1, 13:1 dan sebagainya. Pada reaksi
kimia perbandingan itu harus tertentu dan tetap. Contohnya perbandingan
massa reaksi hidrogen dengan oksigen harus 1:9 menghasilkan air. Dua zat
dapat bercampur jika ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan
oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gasgas, gas-paday, cair-cari dan padat-padat. Berdasarkan keadaan fase zat
setelah bercampur, maka campuran ada yang homogen dan heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang membentuk suatu fase, yaitu
mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara suatu bagian dengan bagian
lain di dekatnya contohnya air gula dan alkohol di dalam air. Campuran
heterogen adalah campuran yang mengandung dua fase atau lebih, contonya
air susu dan air kopi (Syukri, 1999).
Ekstrasi pelarut yaitu bila suatu zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut di ekstrasi pelarut lain, maka proses itu disebut ekstrasi pelarut. Dalam
laboratorium ekstrasi pelarut dapat dilaksanakan dalam sebuah corong
terpisah. Dalam industri, ekstrasi pelarut sering kali dilaksanakan dimana
tetesan-tetesan pelarut yang ringan bergerak ke atas melewati arus ke bawah
lambat-lambat dari pelarut yang lebi berat. Ekstrasi arus (Countercurrent)
semacam itu sangat efesien karena pada ujung bawah tabung, pelarut yang
telah kehilangan hampir semua zat terlarutnya diekstrasi oleh pelarut yang
lain yang masih bersih. Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen
klorida (HCl). Ia adalah komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini
juga digunakan secara luas dalam industry. Asam klorida mempunyai sifat
sangat korosif dan berbahaya bagi kesehatan bila terserap oleh manusia
(Petrucci, 1987).
Suatu campuran dikatakan homogen karena susunannya seragam
sehingga tidak teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikrosop optik. Larutan (solution) terdiri dari zat pelarut (solvent) dari satu
atau lebih zat terlarut (solute). Pelarut adalah medium tempat suatu zat lain
melarut. Pelarut dikenal juga sebagai zat pendispersi yaitu tempat
menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat terlarut adalah zat yang
terdisporsi di dalam pelarut. Fase larutan yaitu solvent atau solute dapat
berupa gas, zat cair atau zat padat. Semua gas dapat bercampur dengan
sesamanya. Oleh karena itu, semua campuran gas adalah larutan. Cairan pada
umumnya dapat melarutkan berbagai macam padatan, cairan dan gas
membentuk larutan. Perbedaan anara pelarut dan zat terlarut sebenarnya
relatif. Suatu zat pada saat tertentu dapat berubah zat terlarut dan pada saat
yang lain berupa zat pelarut. Biasanya kita menyebut zat yang paling banyak
sebagai pelarut dan yang sedikit sebagai pelarut dan yang sedikit sebagai zat
terlarut. Kepekatan suatu larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam suatu
larutan. Larutan pekat adalah larutan yang memiliki keasamaan tinggi, yaitu
larutan yang mengandung cukup banyak zat terlarut per satuan jumlah
larutan. Larutan encer adalah larutan yang memiliki kepekatan rendah, yaitu
larutan yang ada di dalamnya mengandung sedikit zat terlarut. Larutan jenuh
(saturated solution) adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan
jumlah maksimum. Pada larutan jenuh yang terdapat kesetimbangan antara
partikel yang melarut dan partikel yang tidak melarut. Larutan yang
mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih sedikit disbanding dengan
kemampuan. Pelarutnya disebab larutan tidak jenuh (unsaturated solution).
Sedangkan larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih banyak
dari kemampuan pelarutnya disebut larutan lewat jenuh (super saturated
solution) (Sumardjo, 2006).
Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk
memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang
ketepatan atau kepastian konsentrasi sukar diperoleh melalui pembuatan
secara langsung. Larutan yang sukar dibuat secara kuantitatif ini selanjutnya
dapat berfungsi sebagai larutan baku (larutan baku skunder) setelah
dibakukan jika larutan tersebut bersifat stabil sehingga dapat digunakan untuk
menetapkan konsentrasi larutan lain atau kadar suatu cuplikan. Larutan baku
primer dibuat seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif). Zat yang dapat
ukur, Erlenmeyer, pipet tetes, pipet volume, propipet, buret, statif dan klem
dan botol semprot.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Aquadest,
indikator metil merah, indikator PP, Na2CO3 0,1 N 0,53 gram, HCl pekat
36% 0,1 N 0,86 mL, NaOH 0,1 N 0,4 gram.
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Standarisasi larutan HCl dengan larutan Na2CO3
1. Mengambil larutan HCl sebanyak 10 mL dan memasukkan ke dalam
Erlenmeyer .
2. Menambahkan indikator metil merah sebanyak 3 tetes.
3. Mengisi larutan Na2CO3 sebanyak 10 mL ke dalam buret.
4. Menitrasi larutan HCl sampai terjadi perubahan warna.
5. Mencatat volume Na2CO3 yang terpakai.
B. Penentuan Konsentrasi NaOH dengan HCl
2.
3.
4.
5.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Standarisasi HCl 0,1 N dengan larutan Na2CO3
No.
1.
Langkah Percobaan
Diambil Larutan HCl 10 ml
2.
bening
Larutan HCl setelah ditetesi indikator Larutan
metil merah sebanyak 3 tetes
Hasil Pengamatan
Larutan
berwarna
berwarna
keunguan
Volume Na2CO3
Perubahan warna
10 ml
2,9 ml
Keunguan Orange
2
Rata-rata
10 ml
10 ml
3,2 ml
3,05 ml
Keunguan Orange
ke
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
Diambil larutan HCl 10 ml
Larutan berwarna bening.
Larutan HCl setelah ditetesi Larutan berwarna kuning.
indikator metil merah
Volume HCl
Perubahan warna
Kuning merah
1
10 ml
48,8 ml
keunguan
Kuning merah
10 ml
47,6 ml.
keunguan
Rata-rata
10 ml
48,2 ml.
Perhitungan
1. Penentuan konsentrasi larutan HCl pekat
Diketahui : Massa jenis HCl (BE)
= 11,90 gram/ml
= 37% (b/b)
= 37% x 11,90
= 440,3 gram
Mr HCl pekat
Jawab:
[HCl] =
BE/ Mr HClpekat
1L
440,3 gram/36, 5 mol1
1L
= 12,06 M
2. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl
Diketahui : V HCl pekat = 4,15 ml
M HCl
= 12,06 M
V1
= 500 ml
Ditanya : Molaritas 1 = ?
Jawab : M1 x V1
= M2 x V2
M1 x 500
= 12,06 x 4,15
M1
= 50,049 / 500
M1
= 0,100098 M
= 36,5 gram/mol
Diketahui:
m = 2 gr
Mr = 40 gr/mol
V = 500 ml
Ditanya:
M =.?
Jawab:
M=
m 1000
Mr
V
M=
2 1000
40 500
M = 0,1 M
2. Pembuatan larutan Na2CO3
Diketahui:
m
= 1, 325 gr
Mr
= 106 gr/mol
V
= 200 ml
M =?
Ditanya:
Jawab:
m 1000
M = Mr
V
M=
1,325 1000
106
200
M = 0,0625 M
3. Standarisasi HCl dengan larutan Na2CO3
Diketahui:
VNa2CO3
= 3,05 ml
VHCl
= 10 ml
MNa2CO3
= 0,0625 M
a (valensi) Na2CO3
NNa2CO3
= 2 ek/mol
=Mxa
= 0,0625 mol/l x 2 ek/mol
= 0,125 ek/L
NHCl saat ekuivalen = ?
Ditanya:
Jawab:
(N x V)Na2CO3
= (N x V)HCl
( 0,125 ek/L x 3,05 ml)
= NHCl x 10 ml
0,38 ek/L
= NHCl x 10 ml
NHCl
= 0,038 ek/l
4. Penentuan konsentrasi NaOH dengan HCl
Diketahui:
VNaOH
= 10 ml
VHCl
= 48,2 ml
NHCl
= 0,030625 N
Ditanya:
NNaOH
= .?
Jawab:
(N x V)HCl
= (N x V)NaOH
(0,030625 ek/L x 48,2 ml)
= NNaOH x 10 ml
1,48 ek/l
NNaOH
= NNaOH x 10 ml
= 0,148 N
B. PEMBAHASAN
1. Standarisasi Larutan HCl dengan Larutan Na2CO3
Asam Klorida merupakan asam kuat dan Na 2CO3 merupakan garam
yang bersifat basa. Natrium karbonat merupakan zat kimia yang stabil
terhadap lingkungan (udara dan cahaya) zat murni. Oleh karena itu, Na 2CO3
digunakan dalam percobaan ini. Tujuan standarisai larutan HCl dan Na 2CO3
adalah untuk mengetahui konsentrasi HCl yang mana HCl sebagai titrat dan
Na2CO3 sebagai titran.
Pada percobaan ini indikator metil merah diteteskan sebanyak 3 tetes
ke dalam larutan HCl dikarenakan Na2CO3 merupakan basa lemah yang
memiliki pH dibawah 7 seperti indikator metil merah yang memiliki range
pH sebesar 4,4 6,2. Perubahan warna yang terjadi saat HCl diteteskan
indikator metil merah adalah berwarna merah muda. Sedangkan hasil titrasi
dari larutan HCl adalah berwarna kuning.
Persamaan reaksi:
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + CO2(g) + H2O(aq)
Saat dilakukan percobaan pertama didapatkan volume titrasi sebesar
2,9 ml. Sedangkan saat percobaan kedua volume titrasinya sebesar 3,2 ml.
Jika kita hitung volume rata-ratanya maka menggunakan rumus volume
titrasi pertama ditambah volume titrasi kedua lalu dibagi dengan dua. Maka
2,9 ml ditambah 3,2 ml lalu dibagi 2 menghasilkan 3,05 ml. Jadi volume
rata-rata titrasi dalam percobaan ini adalah 3,05 ml.
Faktor yang mempengaruhi normalitas HCl adalah karena adanya
faktor relatif yaitu kesalahan dalam pengenceran dan penimbangan bahanbahan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi standarisasi HCl adalah
temperatur larutan yang tidak stabil. Penambahan akuades yang berlebihan,
pembacaan miniskus yang tidak tepat dan pengadukan saat proses titrasi.
2. Pembentukkan Konsentrasi NaOH dan HCl
Natrium hidroksida termasuk basa kuat dan HCl merupakan asam
kuat. Pada percobaan ini untuk menentukan konsentrasi NaOH dengan cara
standarisasi atau tritrasi. Hal yang pertama dilakukan adalah larutan NaOH
bereaksi dengan pereaksi (masih bias melarutkan zat). Larutan tak jenuh
terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion < KSP berarti larutan belum jenuh
(masih dapat larut).
b. Larutan jenuh, yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang
larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel-partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi
apabila hasil konsentari ion = KSP berarti tepat larutan jenuh.
c.Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh), yaitu suatu larutan yang mengandung
lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau
dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut
sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila hasil kali
konsentrasi ion > KSP berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
4. Larutan Standar
Larutan
standar
atau
larutan
baku
adalah
larutan
yang
diketahui
secara
tepat
melalui
metode
gravimetri
di
udara,
hal
ini
dengan
reaktan
dan
biasanya
standar
selanjutnya
digunakan
dalam
proses
analisis kimia dengan metode titrasi asam basa. Prinsip titrasi ini
adalah menentukan jumlah asam jika ditambahkan asam dalam jumlah
ekuivalen atau
sebaliknya.
Proses
titrasi
diakhiri
apabila
telah
menjadi
lemah
atau
basa
lemah
yang
warna.
8. Rumus Pengenceran Molaritas
Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat
terlarut dalam tiap liter larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang
mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran
atau Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat dirumuskan sebaga
berikut :
M = n.V
Keterangan :
M = Kemolaran/Molaritas (mol/L)
n = Mol zat (mol)
V = Volume yang ditempati zat (L)
M1.V1 = M2. V2
Keterangan :
M1 = Kemolaran/Molaritas 1 (mol/L)
V1 = Volume yang ditempati zat 1 (L)
M2 = Kemolaran/Molaritas 2 (mol/L)
V2 = Volume yang ditempati zat 2 (L)
9. Mengapa standarisasi HCl harus Na2CO3 ?
Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.
Pada percobaan ini sudah ada tiga larutan standar, antara lain larutan HCl
0,1 M dan NaOH 0,1 M sebagai zat pelarut, juga larutan Na 2CO3 0,1 M
sebagai titran, yang ditempatkan pada buret. Penempatan Na2CO3 pada
buret tidak hanya untuk mengukur volumenya, melainkan digunakan
sebagai titran. Titrasi dilakukan untuk mengetahui volume yang digunakan
pada standarisasi juga konsentrasi larutan, sebagai penentu volume yang
telah digunakan suatu larutan.
HCl (asam klorida) adalah asam kuat yang memenuhi kriteria paling
utama larutan standar, pada percobaan ini HCl juga digunakan sebagai
larutan standar. HCl tergolong elektrolit kuat. NaOH (natrium hidroksida)
juga dikenal dengan sebagai soda api. NaOH adalah basa yang paling
umum digunakan di laboratorium kimia. NaOH dapat terionisasi sempurna
dalam larutannya sehingga tergolong elektrolit kuat. NaOH termasuk
larutan standar pada percobaan ini, karena konsentrasinya sudah diketahui
0,1 M. Ada pula Na2CO3 (natrium karbonat), larutan standar yang
digunakan sebagai titran untuk mendapatkan volume yang digunakan dari
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H, dan Mendham, J. 1994. Buku
Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Darlina. 1998. Pembuatan Larutan Standar dan Pereaksi Pemisah KID RIA T 3. Pusat
Radioisotop dan Radiofarmaka
Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bumi Aksara. Jakarta.
Sukarjo. 1985. Kimia Anorganik. Bina Aksara. Yogyakarta.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB. Bandung.
Ralph. H. Petrucci. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Wikipedia, Bahasa Indonesia. 2015. Ensiklopedia Bebas. Id. Wikipedia.org