2.1 Tujuan
1. Mempelajari pembuatan larutan dari bahan dasar zat padat.
2. Mempelajari pembuatan larutan dari bahan zat cair.
3. Mengetahui cara penggunaan alat pengukur pH.
4. Mempelajari cara mengukur pH suatu larutan.
5. Mengetahui zat atau bahan yang dipakai untuk membuat larutan.
8
bab ii pembuatan larutan, pengukuran ph, dan pengukuran densitas
KELOMPOK 6
larutan
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam airakan
terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi ion OH. Menurut
Brownsted-Lowry, asam adalah senyawa yang memberikan proton, sementara
basaadalah senyawa yang menerima proton. Selanjutnya, Lewis mengemukakan
bahwaasam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron, sedangkan basa
adalah senyawa yang memberikan pasangan elektron.
Derajat keasaman (pH) merupakan banyaknya konsentrasi ion H dalam
suatu senyawa. Nilai pH berkisar antara 1-14. Nilai 1-6.9 menunjukkan sifat asa,
7netral, dan 7.1- 14 bersifat basa. Untuk mengetahui pH dari suatu larutan dapat
digunakan berbagai indikator, antara lain indikator alami seperti kunyit, maupun
indikator universal seperti metal merah atau fenolftalein.
Indikator adalah zat kimia yang warnanya tergantung pada keasamanatau
kebasaan suatu larutan. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus.
Beri Label
Analisa
Kesimpulan
Beri Label
Analisa
Kesimpulan
Beri Label
Analisa
Kesimpulan
Analisa
Kesimpulan
Analisa
Kesimpulan
Gambar 2.5 Skema Proses Pengukuran pH dengan Indikator Universal
Keringkan
Nyalakan pH meter
g. Densitas Larutan
Catat
Catat hasilnya
Analisa
Kesimpulan
5. Dicatat.
6. Dibuat analisa dan kesimpulan.
g. Densitas Larutan
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Picknometer kosong ditimbang.
3. Larutan dimasukkan.
4. Picknometer yang telah diisi ditimbang.
5. Densitasnya dihitung.
6. Dibuat analisa dan kesimpulan.
Kocok larutan
100 × ρ ×%massa
molaritas=
Mr Hitung volume larutan H2SO4 pekat
V1 X M1 = V2 X M2
Tambahkan aqua dm
Aqua
dm
Kocok larutan
100 × ρ ×%massa
molaritas=
Mr Hitung volume larutan H2SO4 1 M
V1 X M1 = V2 X M2
Tambahkan aqua dm
Aqua
dm
Kocok larutan
Siapkan picknometer
(mL)
H2SO4 - 1,8 1M 1M 50 mL 18,3 mL
g/mL
gram 1000
Jawab : M = x
Mr Volume
gram 1000
1= x
40 50
40
= = 2 gram
20
V1 = 25 mL
4. Pengukuran pH larutan
a) Perhitungan pH Larutan H2SO4 1 M
H2SO4 → 2H+ + SO42-
pH= - log [H+]
[H+] = a × M
[H+] = 2 × 1
[H+] = 2
pH= - log 2
pH = 0
b) Perhitungan pH Larutan H2SO4 0,5 M
H2SO4 → 2H+ + SO42-
pH= - log [H+]
[H+] = a × M
[H+] = 2 × 0,5
[H+] = 1
pH= - log 1
pH = 0
c) Perhitungan pH Larutan NaOH 1 M
NaOH → Na+ + OH-
pOH = -log [OH-]
[OH-] = b × M
[OH-] = 1 × 1
[OH-] = 1
pOH = - log 1 = 0
pH= 14 – pOH
pH = 14 – 0
pH = 14
M2 = 46,7367
Vρ = 25 mL
Ditanya : ρ ?
Jawab :
m1-m0
ρ=
Vρ
46,7367 - 16,8243
ρ=
25
3
ρ = 1,196 gram/cm
larut tersebut ke dalam labu ukur 50 mL dan tambahkan aqua dm hingga tanda
batas lalu kocok hingga homogen, beri nama, konsentrasi dan tanggal pembuatan.
Selanjutnya pada praktikum ini praktikan akan melakukan pembuatan
larutan dari bahan dasar zat cair, yaitu pembuatan 50 mL H 2SO4 1 M dari H2SO4
pekat. Sebelum melakukan pembuatan larutan 50 mL H 2SO4 1 M dari H2SO4 pekat
praktikan harus mengitung volume larutan H2SO4 pekat yang dibutuhkan untuk
membuat 50 mL larutan H2SO4 1 M.
Larutan H2SO4 pekat dipipet sesuai dengan jumlah yang telah diperoleh
berdasarkan perhitungan, dan di masukkan ke dalam labu ukur yang sebelumnya
telah berisi sedikit aqua dm dan tambahkan aqua dm hingga tanda batas lalu
kocok sebanyak 20x agar larutan bercampur dengan merata dan terakhir beri label
nama, konsentrasi dan tanggal pembuatan. Pada saat menuangkan larutan harus
melalui dinding gelas dan dilakukan secara perlahan agar tidak terjadi percikan
api. Pada saat pencampuran larutan akan menimbulkan asap yang berasal dari
sifat exoterm pada larutan.
Setelah pembuatan 50 mL H2SO4 1 M dari H2SO4 pekat, praktikan akan
membuat larutan lain yaitu pembuatan 50 mL H 2SO4 0,5 M dari H2SO4 1 M.
Langkah awal yang dilakukan sama seperti pembuatan 50 mL H 2SO4 1 M dari
H2SO4 pekat, yaitu dengan menghitung volume larutan H 2SO4 1 M yang
dibutuhkan untuk membuat 50 mL larutan H 2SO4 0,5 M. Langkah pembuatan
larutan tersebut sama dengan pembuatan larutan sebelumnya. Dan praktikan harus
membiasakan untuk memberi label yang tertulis nama larutan, konsentrasi larutan,
tanggal pembuatan, dan identitas pembuat (nama kelompok) pada larutan yang
telah dibuat.
Praktikum selanjutnya yaitu pengukuran pH larutan dimana pengukuran
pH larutan ini dilakukan dengan menggunakan 3 macam alat pengukur pH
larutan. Diantaranya, pengukuran pH larutan dengan menggunakan kertas lakmus,
lalu pengukuran pH larutan dengan menggunakan indikator universal, dan
pengukuran pH larutan dengan menggunakan pH meter. Cara penggunaan dari
ketiga alat tersebut untuk menentukan pH larutan dalam suatu zat hampir sama
yaitu dengan cara mencelupkan alat pengukur pH ke dalam zat yang akan di ukur
pH nya. Dan harus diingat, setiap kali menggunakan pH meter, pH meter harus
2.8 Kesimpulan
1. Menghitung berat padatan zat padat menggunakan rumus molaritas lalu
dapat dilarutkan menggunakan aqua dm.
2. Sebelum pembuatan larutan dari zat cair praktikan harus menghitung
volume yang dibutuhkan untuk membuat larutan tersebut.
3. Setiap alat ukur pH memiliki fungsi dan jenis yang berbeda tingakat
keakuratannya, pH meter adalah alat ukur yang akurat .
4. Alat ukur larutan pH digunakan dengan cara mencelupkan alat ukur pH ke
dalam zat atau larutan yang akan di ukur larutan pH nya.
5. Bahan yang digunakan akan dilakukan pengujian dengan menggunakan
beberapa alat pengukur pH yaitu pH meter, kertas lakmus dan indikator
universal.