Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU


Mayoni, Achmad Andi. Hikmah, Afiifah durrotul.
Departemen Teknik Kimia, Universitas Semen Indonesia
Jl. Veteran, Kompleks PT. Semen Indonesia. Gresik, 61112, Indonesia
e-mail: afiifah.hikmah21@student.uisi.ac.id

ABSTRAK
Larutan adalah campuran zat-zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent) yang
komposisinya merata atau homogen. Suatu larutan terdiri dari suatu zat terlarut atau
lebih dan satu macam plarut. Kelarutan adalah kemampuan suatu zat untuk larut atau
terlarut dalam pelarut tertentu pada kondisi tertentu, seperti suhu dan tekanan. Titrasi
adalah teknik untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara menambahkan
larutan standar yang diketahui konsentrasinya ke larutan yang akan diuji. Ini dilakukan
dengan memantau reaksi kimia antara larutan yang dititrasi dan larutan standar sampai
reaksi selesai, yang dapat dideteksi dengan perubahan warna, perubahan pH, atau
perubahan lainnya. Tujuan dari praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu adalah
menentukan kelarutan dan perhitungan panas kelarutan differensial (ΔHDS) pada
larutan asam sitrat.
Kata kunci : Kelarutan, larutan, titrasi
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

ABSTRACT
A solution is a mixture of dissolved substances (solute) and a solvent that is evenly or
homogeneously distributed. A solution consists of one or more solutes and one type of
solvent. Solubility is the ability of a substance to dissolve or be dissolved in a specific
solvent under certain conditions, such as temperature and pressure. Titration is a
technique used to determine the concentration of a solution by adding a known
concentration standard solution to the solution being tested. This is done by monitoring
the chemical reaction between the titrated solution and the standard solution until the
reaction is complete, which can be detected by a change in color, pH, or other indicators.
The purpose of the solubility experiment as a function of temperature is to determine
solubility and calculate the differential solubility heat (ΔHDS) of citric acid solution.

Keywords: Solubility, solution, titration.


JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. PENDAHULUAN maksimal). Larutan ini bisa terjadi jika

L
hasil konsentrasi ion sama dengan Ksp
arutan adalah campuran zat-zat berarti larutan jenuh [1].
yang homogen, dimana memiliki Larutan tidak jenuh merupakan
komposisi yang merata atau larutan yang mengandung zat terlarut
serba sama di seluruh bagian volumenya. kurang dari yang diperlukan untuk
Larutan terdiri dari zat terlarut (solute) membuat larutan jenuh. Dengan kata
dan pelarut (solvent). Pelarut adalah lain, larutan yang partikelnya tidak tepat
zat/komponen yang berwujud cair dan habis bereaksi dengan pereaksi atau bisa
jumlahnya lebih banyak, sedangkan zat disebut dengan masih bisa melarutkan
terlarut adalah zat/komponen baik itu zat. Larutan ini bisa terjadi jika hasil kali
yang berwujud gas, cair, maupun konsentrasi ion kurang dari Ksp berarti
padatan dengan jumlahnya lebih kecil, larutan belum jenuh [1].
sehingga terbentuk larutan honogen. Larutan sangat jenuh merupakan
Larutan juga dapat diartikan sebagai larutan yang lebih banyak mengandung
suatu sistem homogen yang solute daripada yang diperlukan untuk
komposisinya bervariasi. Berdasarkan membuat larutan jenuhnya. Atau dengan
penggolongannya larutan terdiri dari kata lain, larutan yang tidak dapat lagi
beberapa jenis. Pertama yaitu melarutkan zat terlarut, sehingga terjadi
penggolongan larutan berdasarkan endapan. Larutan ini bisa terjadi jika
konsentrasinya. Jumlah zat terlarut hasil kali konsentrasi ion lebih dari Ksp,
dalam suatu larutan atau pelarut pada berarti larutan lewat jenuh (mengendap)
volume/berat tertentu disebut [1].
konsentrasi. Berdasarkan sedikitnya zat Larutan adalah campuran homogen
terlarut (solute), larutan dibedakan dari dua zat atau lebih yang disebut zat
menjadi 2 macam yaitu larutan encer dan terlarut dan pelarut. Sifat-sifat dari
larutan pekat. Kedua, penggolongan larutan yaitu : berupa campuran
larutan berdasarkan daya hantar homogen, ukuran partikel zat yang
listriknya. Larutan dibedakan menjadi 2 bercampur berukuran molekul, partikel-
macam yaitu larutan elektrolit dan partikel zat yang bercampur akan
larutan non elektrolit. Ketiga, tercampur secara merata, memiliki
penggolongan larutan berdasarkan tekanan uap yang lebih rendah daripada
tingkat kejenuhannya. Larutan pelarutnya, dan sifat larutan dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu larutan dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut
jenuh, larutan tak jenuh, dan larutan dalam suatu larutan [2].
sangat jenuh [1]. Kelarutan adalah kemampuan suatu
Larutan jenuh merupakan larutan zat kimia tertentu, zat terlarut (solute),
yang mengandung sejumlah solute yang untuk larut dalam suatu pelarut.
larut dan melakukan kesetimbangan Kelarutan merupakan keadaan suatu
dengan solute padatnya. Atau dengan senyawa baik padat, cair, ataupun gas
kata lain, larutan yang partikel- yang terlarut dalam padatan, cairan, atau
partikelnya tepat habis bereaksi dengan gas yang akan membentuk larutan
pereaksi (zat dengan konsentrasi homogen. Kelarutan tersebut bergantung
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

pada pelarut yang digunakan serta suhu Termometer adalah alat yang
dan tekanan. Kelarutan dinyatakan digunakan untuk mengukur suhu atau
dalam jumlah maksimum zat terlarut gradien suhu. Termometer memiliki dua
yang larut dalam suatu pelarut pada elemen penting, yaitu sensor suhu di
kesetimbangan. Faktor yang mana terjadi perubahan dengan
mempengaruhi kelarutan yaitu suhu, perubahan suhu, dan cara untuk
tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain mengonversi perubahan ini menjadi
dalam larutan, dan komposisi pelarut [3]. skala suhu. Terdapat beberapa jenis
Titrasi adalah suatu metode untuk termometer berdasarkan
menentukan konsentrasi zat di dalam penggunaannya, antara lain : termometer
larutan. Titrasi dilakukan dengan cara klinis, digunakan untuk mengukur suhu
mereaksikan larutan tersebut dengan tubuh. Termometer suhu ruangan,
larutan yang sudah diketahui digunakan untuk mengukur suhu
konsentrasinya. Reaksi dilakukan ruangan. Termometer maksimum-
bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat minimum, digunakan untuk mencatat
mencapai titik stoikiometri atau titik suhu tertinggi dan terendah suatu tempat
setara. Dalam titrasi asam basa, zat-zat selama satu hari [6].
yang beraksi umumnya tidak berwarna MSDS (Material Safety Data Sheet)
sehingga tidak diketahui kapan titik yang dapat disebut juga Lembar Data
stoikiometri tercapai. Untuk menandai Keselamatan Bahan. MSDS berisi
bahwa titik setara pada titrasi telah sebuah data informasi tentang bahan-
dicapai digunakan indikator atau bahan kimia yang memuat sifat-sifat zat
petunjuk dimana indikator tersebut harus kimia, hal yang perlu diperhatikan dalam
berubah warna pada saat titik setara penggunaan zat kimia, pertolongan
tercapai [4].
apabila terjadi kecelakaan, dan
Indikator asam basa adalah senyawa
penanganan zat berbahaya. MSDS
yang dapat menunjukkan sifat asam,
merupakan dokumen penting penunjang
basa, atau netral dari suatu larutan
berdasarkan perubahan warna yang keselamatan kerja di laboratorium. Pada
terjadi pada pH tertentu. Indikator asam umumnya, MSDS dari selalu disertai
basa terbagi menjadi beberapa jenis, pada saat pembelian bahan kimia. Setiap
yaitu indikator alami, indikator praktikan laboratorium yang akan
universal, kertas lakmus dan pH meter. menggunakan bahan kimia, sebaiknya
Beberapa contoh indikator asam basa membaca MSDS bahan tersebut demi
antara lain kertas lakmus merah dan biru, keamanan saat kerja. MSDS
fenolftalein, metil merah, metil jingga, memberikan informasi penting
dan bromtimol blue. Indikator alami mengenai prosedur yang tepat untuk
dapat diperoleh dari ekstrak tumbuhan penyimpanan, penanganan, dan
seperti kubis ungu, kunyit, dan bunga pembuangan bahan kimia setelah di
mawar. Indikator universal dapat gunakan [7].
menunjukkan pH dari satu larutan sesuai
NaOH atau natrium hidroksida
dengan perubahan warna yang terjadi
merupakan alkali paling murah yang
pada rentang pH tertentu [5].
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

didapati dan digunakan secara meluas Phenolphthalein sering digunakan


dalam industri untuk meneutralkan asid sebagai indikator dalam titrasi asam–
seperti asid sulfurik yang digunakan basa. Untuk pengaplikasiannya, ia
dalam penapisan minyak. Natrium berubah warna dari tak berwarna dalam
hidroksida membentuk alkali yang kuat larutan asam menjadi merah muda dalam
ketika dilarutkan ke dalam air. Senyawa larutan basa. Phenolphthalein sedikit
ini biasnya digunakan di berbagai larut dalam air dan biasanya dilarutkan
macam bidang industri, kebanyakan dalam alkohol untuk digunakan dalam
digunakan sebagai basa dalam proses berbagai percobaan. Senyawa ini bersifat
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, asam lemah yang dapat membebaskan
air minum, sabun, dan detergen. NaOH ion H+ dalam larutan [10].
adalah senyawa basa yang paling umum
digunakan dalam laboratorium kimia. II. URAIAN PENELITIAN
Senyawa ini juga sangat larut dalam air Pada praktikum kelarutan sebagai
dan akan melepaskan panas ketika fungsi suhu, menggunakan sejumlah alat
dilarutkan, karena pada proses dan bahan yang digunakan praktikum.
pelarutannya dalam air beraksi secara Alat yang digunakan meliputi 3 buah
eksoterm [8]. termometer, 3 beaker glass 100 mL, 3
Asam sitrat adalah senyawa organik erlenmeyer 100 mL, pipet ukur 10 mL,
dengan rumus C6H8O7 yang digunakan propipet, 1 biuret 50 mL, 3 statif, corong
dalam berbagai aplikasi, termasuk kaca, 3 pengaduk kaca, botol semprot, 3
sebagai bahan tambahan makanan, spatula besi, labu ukur 100 mL, dan labu
pengawet, dan pembersih. Asam sitrat ukur 50 mL. Sementara itu, bahan-bahan
dapat menyebabkan iritasi pada kulit, yang diperlukan adalah aquades, asam
mata, dan saluran pernapasan jika sitrat, es batu, indikator PP, dan NaOH
terpapar secara tidak sengaja. Saat 1,5 N.
dipanaskan hingga terurai, asam sitrat Langkah awal praktikum yaitu
dapat mengeluarkan asap beracun. mempersiapkan alat dan bahan,
Penanganan jika terpapar senyawa ini termasuk penimbangan 6 gram NaOH
yaitu apabila terkena kulit dan mata, yang kemudian dilarutkan dalam 100 mL
bilas dengan air mengalir selama aquades dan dimasukkan ke dalam
beberapa menit, apabila terjadi iritasi biuret. Selanjutnya, dibuat tiga larutan
segera hubungi dokter, jika terjadi asam sitrat pada suhu berbeda, yaitu 0°C,
paparan inhalasi maka segera pindah ke suhu ruang, dan 40°C. Proses pembuatan
tempat yang berudara segar dan pindah larutan ini melibatkan penambahan
posisi yang nyaman untuk bernafas [9]. kristal asam sitrat ke dalam 10 mL
Phenolphthalein adalah senyawa aquades hingga kristal tidak larut lagi.
organik yang sering digunakan sebagai Larutan pada suhu 0°C dimasukkan ke
indikator pH. Phenolphthalein berubah dalam ice bath dan diukur suhunya
menjadi merah muda pada pH lebih dengan termometer, sementara larutan
besar dari 8,3 dan tidak berwarna dalam pada suhu 40°C dipanaskan
larutan asam. Rumus kimia untuk menggunakan hotplate dan diukur
phenolphthalein adalah C₂₀H₁₄O₄. suhunya. Setelah itu, diambil 10 mL dari
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

masing-masing larutan dan ditetesi [8] E. Kurniasih, Merancang Energi


dengan indikator PP sebanyak 2 tetes. Masa Depan dengan Biodesel,
Dilakukan titrasi larutan 10 mL tersebut Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2020.
dengan NaOH 1,5 N, dan proses titrasi
diulang untuk ketiga larutan. Langkah [9] SmartLab, MSDS Lembar Data
terakhir melibatkan perhitungan massa Keselamatan Bahan, Tnaggerang:
pelarut dan kelarutan asam sitrat PT. Smart-Lab Indonesia, 2019.
berdasarkan data yang diperoleh dari
[10] Halimatus, Kimia Analisis,
titrasi. Dengan demikian, praktikum ini
Yogyakarta: Gadjah Mada
memberikan pemahaman mendalam
University Press, 2014.
mengenai kelarutan zat sebagai fungsi
suhu, serta melatih keterampilan teknik
laboratorium seperti titrasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. M. Alti, Kimai Dasar II, Padang:


Global Eksekutif Teknologi, 2023.

[2] Rusman, Kimia Larutan, Aceh:


Syiah Kuala University Press,
2018.

[3] W. Yoga, “Review : Tekinik


Peningkatan Kelarutan Obat,”
Farmaka , 2017.

[4] R. Chang, Kimia Dasar jilid 1 Edisi


Ketiga, Erlangga, 2005.

[5] D. Satriawan, Kimia : Asam, Basa


dan Larutan Penyangga, Padang:
Global Eksekutif Teknologi, 2023.

[6] Rasmini dan Haslinda, Pengenalan


Alat-Alat Praktikum IPA,
Parepare: Guepedia, 2021.

[7] N. N. Laila, Manajemen Dalam


Aspek Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Laboratorium,
Pekalongan: PT. Nasya Expanding
Management, 2021.
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAMPIRAN
SKEMA KERJA

Berikut merupakan skema kerja dari praktikum kelarutan sebagai fungsi


suhu sebagai berikut:

NaOH

Ditimbang NaOH secukupnya dengan beaker glass.

Dilarutkan NaOH dengan menggunakan aquades sampai tanda batas


labu ukur 100 mL.

Dihomogenkan larutan dan ditimbang erlenmeyer kosong.

Diambil aquades sebanyak 15 mL sebanyak 3 kali.

Dilakukan control suhu (0℃, suhu ruang, 40℃).

Dilarutkan asam sitrat hingga jenuh.

Diambil larutan asam sitrat jenuh, masing-masing 10 mL ke dalam


erlenmeyer.

Dilakukan penimbangan dan dilakukan titrasi ke 3 variabel.

Hasil
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

SKEMA ALAT
Berikut merupakan tabel skema alat percobaan kelarutan sebagai fungsi suhu:
Tabel 1. 1 Tabel Skema Alat Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu
No Gambar Keterangan
1 Dibuat larutan asam sitrat yang
jenuh, tak jenuh dan lewat jenuh
dengan cara melarutkan asam sitrat
kristal ke dalam aquades 15 mL
sampai sesuai titik jenuhnya diukur
dengan termometer.

2 Dicatat suhu larutan dan penambahan


asam sitrat, kemudian mengambil 10
ml dari larutan satu kali.

3 Dimasukkan 10 ml larutan yang


pertama, menimbang sampai dengan
ketelitian 0,01 gr (𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛).

4 Dititrasi 10 ml larutan dengan


menggunakan larutan NaOH 1,5 N
dengan indikator PP.

5 Diulangi tahap 1-4 dengan suhu


rendah 0oC, suhu normal
(menyesuaikan suhu ruang), suhu
tinggi 40oC

6 Dilakukan percobaan untuk masing-


masing suhu tersebut sebanyak satu
kali.
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

7 Dihitung massa pelarut dan kelarutan


asam sitrat.
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

TIME SCHEDULE
Berikut merupakan tabel time schedule percobaan kelarutan sebagai fungsi suhu:
Tabel 1. 2 Tabel Time Schedule Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

No Waktu Keterangan Pj
1 Breafing Praktikum Seluruh
13.30-13.45
Praktikan
2 Menyiapkan semua alat dan bahan Seluruh
13.45-14.00
untuk praktikum Praktikan
3 Membuat larutan asam sitrat yang
jenuh, tak jenuh dan lewat jenuh
dengan cara melarutkan asam sitrat
14.00-14.15 kristal ke dalam aquades 15 mL Bagus
sampai sesuai titik jenuhnya diukur
dengan termometer.

4 Mencatat suhu larutan dan


penambahan asam sitrat, kemudian
14.15-14.30 mengambil 10 ml dari larutan satu Okta
kali.
5 Memasukkan 10 ml larutan yang
14.30-14.45 pertama, menimbang sampai dengan Salsa
ketelitian 0,01 gr (𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛).
6 Mentitrasi 10 ml larutan dengan
14.45-15.00 menggunakan larutan NaOH 1,5 N Monica
dengan indikator PP.
7 Mengulangi tahap 1-4 dengan suhu
rendah 0oC, suhu normal
15.15-15.30 (menyesuaikan suhu ruang), suhu Andi
tinggi 40oC

8 Melakukan percobaan untuk


masing-masing suhu tersebut Okta, Bagus,
15.30-15.35
sebanyak satu kali. Salsa

9 Menghitung massa pelarut dan


15.35-15.45 kelarutan asam sitrat. Andi, Monica

10 Membersihkan alat dan bahan, Seluruh


15.45-16.00
evaluasi praktikum dan penutupan. Praktikan
JURNAL KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

BUKTI LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai