Anda di halaman 1dari 27

A.

 
Pendahuluan1.
 
Latar Belakang
Membuat larutan merupakan keterampilan mendasar di
laboratorium biologi. Larutan
 – 
 larutan tersebut merupakan campuran dari dua bahan atauzat yang
berbeda baik dari bahan cair maupun padat. Setiap larutan yangdibuat
pasti mempunyai kepekatan atau konsentrasi tertentu.
Konsentrasiank e p e k a t a n i t u d i s e t i a p
l a r u t a n y a n g d i b u a t l a r u t a n
d a p a t denganditentukan secara kuantitatif dengan
suatu perhitungan. Sebelummembuat larutan praktikan diharuskan
tahu dulu alat
 – 
 alat yang yangdigunakan dalam membuat
larutan, seperti gelas kimia,
b a t a n g  pengaduk, labu takar, neraca analitik dan lain
 – 
 lain. Alat
 – 
  a l a t t e r s e b u t akan membantu untuk membuat
s u a t u l a r u t a n d e n g a n k o n s e n t r a s i atau kepekatan sesuai
dengan kebutuhan.Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti
mungkin danmenggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang
didapatkansesuai dengan yang diharapkan. Contoh larutan yang umum
dijumpai
adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula. G
as dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau
oksigen dalamair. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain,
sementara gas larutdalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya
aloi (campuran logam)dan mineral tertentu.Sebenarnya larutan terjadi
jika atom, molekul, atau ion dari suatu zatsemuanya terdispersi (larut).
Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solute)dan pelarut (solven).
Untuk larutan gula dalam air, gula merupakan zatterlarutdan pelarutnya
adalah air. Untuk larutan alcohol dalam air,tergantung dari banyaknya
zat yang paling dominant. Karena itu dapatdikatakan larutan air dalam
alkohol atau larutan alkohol dalam air.Dalam praktikum ini akan
dilakukan percobaan tentang pembuatanlarutan dimana praktikan
diharapkan dapat mengetahui serta memahamitentang konsentrasi suatu
larutan yang ada atau yang akan dibuat. Dalam halini akan diketahui
apakah larutan tersebut akan terlarut sempurna atau tidak.Dalam
percobaan ini pula, kita dapat mengetahui cara pengenceransuatu
larutan. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita membuat teh
danterkadang terlalu manis dan kita biasanya menambahkan air
yangmerupakan pelarut, itu merupakan gambaran secara umum
tentang pengenceran. Dalam dunia pendidikan biasanya bahan yang digu
nakanyakni bahan kimia, maka dalam pengerjaannya harus lebih hati-
hatisehingga tidak membahayakan bagi diri sendiri maupun orang
lain.Pengetahuan tentang pengenceran larutan ini penting agar praktikan
dapatmenyediakan larutan yang pas untuk penelitian.
 
2.
 
Dasar Teori
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua ataulebih
zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion
yangkomposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan
atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah k
ecilsolute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalahlarutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut,sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute
terlarut
(Baroroh, 2004).
Banyak zat kimia yang terdapat dilaboratorium tidak dalam
keadaanmurni tetapi berupa larutan seperti garam, asam sufat, asam
nitrat jumlahmol zat dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan
volumenya, suatukonsentrasi yang umum dipakai adalah molar
( M ).Untuk membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu
dapatdilakukan dengan cara:1)
 
Melarutkan zat terlarut yang berada dalam bentuk padatan
 
Jika larutan yang diinginkan komponen terlarutnya pada suhu
kamar berupa padatan, maka untuk membuat larutan tersebut, ditimbang
sejumlah tertentu zat terlarut yang diperlukan.2)
 
Mengencerkan suatu larutan pekatUntuk membuat jenis larutan
semacam ini, sangat penting diketahui sifat-sifat dari larutan pekat yang
tersedia dan konsentrasi awal dari
larutan pekat tersebut. Untuk menentukan berapa banyak larutan pekat y
angdiperlukan untuk memmbuat sejumlah tertentu larutan
dengankonsentrasi yang lebih encer, persamaan yang lazim digunakan
adalahV
1
 M
1=
 V
2
 M
2
 V
1
 = Volume larutan atau massa sebelum diencerkaanM
1
 = Konsentrasi larutan sebelum diencerkanV
2
 = Volume larutan atau massa setelah diencerkanM2 = Konsentrasi
larutan setelah diencerkan
(Hort, 2006).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selainair
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak,
kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan
tetapi kalau menggunakan air biasanyatidak disebutkan
(Gunawan, 2004).
 
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur,
sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaru
hkompleks dan lain-lain
(Khopkar, 2003).
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif
digunakankonsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat
terlarut dan
jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut 
dalamsejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul
satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas,
normalitas, ppmserta ditambah dengan persen massa dan persen volume
(Baroroh, 2004).
 Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang
semuanyamenyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau
larutan.Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi harus menyatakan
hal-halsebgai berikut, satuan yang digunakan untuk zat terlarut,
kuantitas keduadapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan, satuan
yang digunakan untukkuantitas kedua konsentrasi.Suatu larutan terdiri
atas dari dua komponen yang penting. Biasanyasalah satu komponen
yang mengandung jumlah zat yang lebih banyakdisebut pelarut
(solvent). Pelarut dipandang sebagai pembawa atau mediumzat terlarut
yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia.
Kemudian,komponenlainnya yang mengandung zat yang lebih sedikit
disebut zatterlarut (solute). Kedua komponen dalam larutan dapat
sebagai pelarut atauterlarut tergantung komposisinya. Larutan di bagi
menjadi tiga jenis yaitu:1.
 
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang
dariyang diperlukan untuk membuat larutan jenuh.2.
 
Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah
soluteyang larut dan mengadakan kesetimbangan dengan
solute padatnya.3.
 
Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih
banyaksoluteyang diperlukan dari pada solvent.
Dalam ilmu kimia dikenal suatu ungkapan ”Like Dissolves Like,”
yaitu jika molekul terlarut dalam pelarut mirip, maka akan
mudah bercampur. Secara umum, terdapat kecenderungan kuat bagi sen
yawa non polar, dan senyawa kovalen polar atau senyawa ion larut ke da
lam pelarut
 polar. Dengan kata lain ”sejenis melarutakan sejenis,” dimana sejenis
di sini
menunjukkan persamaan dalam hal kekuatan gaya tarik antara
molekulnya.Proses standarisasi diperlukan untuk mengetahui besar
konsentrasisesungguhnya dari larutran yang dihsilkan. Cara yang
digunakan bermacam-macam, yaitu misalnya titrasi dapat digunakan
jika konsentrasinyadiketahui. Standarisasi secara titrasi dapat digunakan
dengan bahan
baku primer yakni bahan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan 
dari berat bahan murni yang dilarutkan dalam volume larutan yang terja
di.Larutan yang dibuat dari bahan baku primer disebut larutan bahan
baku primer
(Harjadi, 1997).
 
Unsur merupakan zat-zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat
lainyang lebih sederhana oleh reaksi kimia biasa. Unsur berfungsi
sebagai zat pembangun untuk semua zat-
zat komplek yang akan dijumpai. Senyawamerupakan zat yang terdiri
dari dua atau lebih unsur dan untuk masing-masing senyawa individu
selalu ada dalam proporsi massa yang sama.Unsur dan senyawa
dianggap zat murni karena komposisiya dapat berubah-ubah
(Brady, 1999).
Bedasarkan keadaan fase zat setelah bercampur, maka campuran
adayang homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran
yangmembentuk satu fasa,yaitu mempunyai sifat dan komposisi yang
samaantara satu bagian dengan bagian yang lain didekatnya. Campuran
homogenlebih umum disebut larutan, contohnya air gula dan alkohol
dalam air.Campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua
fase ataulebih, contohnya air susu dan air kopi. Kebanyakan larutan
mempunyaisalah satu komponen yang lebih besar jumlahnya.
Komponen yang besar itudisebut pelarut (
 solvent 
) dan yang lain adalah zat terlarut (
 solute
)
(Syukri,1999).
Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut maupun pelarut, dikenalistilah
konsentrasi. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapacara
seperti persen berat, persen volume, molaritas, molalitas, fraksi
mol,normalitas dan bagian persejuta.1.
 
Persen Berat (%/W)Perbandingan massa zat terlarut dengan massa
larutan dikali 100%.Biasanya dipakai pada larutan padat-cair atau padat-
padat.2.
 
Persen Volume (%/V)Perbandingan volume zat terlarut dengan volume
larutan dikalikan 100%(untuk campuran dua cairan atau lebih).3.
 
Molaritas (M)Banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga
kemolarandapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan
volume larutan.Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut
setelah bercampur.4.
 
Molalitas (m)Molalitas adalah jumlah ml zat tterlarut dalam 1000gr
pelarut murni.5.
 
Fraksi Mol (X)Perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah
mol semuakomponen.
 
6.
 
 Normalitas (N)Jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Ekivalen zat dalamlarutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat
itu, karena inidipakai untuk penyetaraan zat dalam reaksi.7.
 
Bagian Persejuta (ppm)Miligram zat terlarut dalam tiap kg larutan,
satuan ini sering dipakaiuntuk konsentrasi zat yang sangat kecil dalam
larutan gas, cair atau padat
(Tim Dosen Teknik Kimia, 2011).
Larutan-larutan yang tersedia dalam laboratorium umumnya
dalam bentuk pekat. Untuk memperoleh larutan yang
konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan pengenceran. Pengencer
an dilakukan denganmenambahkan
aquadest 
 ke dalam larutan yang pekat. Penambahan
aquadest 
 ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar,
tetapi jumlah mol zat terlarut adalah tetap. Selain itu, pengenceran juga d
apatdilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan
volumelarutan yang akan dibuat. Untuk menentukannya, tetap
menggunakan rumus pengenceran, yaitu:V1 M1 = V2 M2Keterangan :M

 = Konsentrasi molar awalM

 = Konsentrasi molar akhirV

 = Volume larutan awalV

 = Volume larutan akhir
(Wanibesak, 2010).
Dalam pekerjaan sehari-hari dilaboratorium biasanya
menggunakanlarutan yang lebih rendah konsentrasinya dengan
menambahkan pelarutnya.Banyak laboratorium membuat larutan
senyawa yang pekat denganmenggunakan aquades biasanya sangat
ekonomis. Biasanya larutan inisangat pekat dan harus diencerkan, proses
pengenceran adalah mencampurlarutan tersebut
(Syukri, 1999).
Pada percobaan umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekatada
yang berasap atau bersifat korosif, zat cair organic umumnya
bersifatmudah menguap dan mudah terbakar. Asam-asam anorganik dan
beberapacairan organic sering harus disiapkan sebagai sediaan berupa
larutannyayang lebih encer dalam suatu pelarut
(Mulyono, 2005).
Proses pengenceran adalah mencampurkan lrutan pekat
( konsentrasitinggi ) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh
volume air yanglebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan,
 
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terjadi pada
pengenceranasam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan
aman, asamsulfat pekat harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika airyang ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas
yang dilepaskansedemikian besar yang dapat menyebabkan air
mendadak mendidih danmenyebabkan asam sulfat memercih. Jika kita
berada di dekatnya, percikannya akan dapat merusak kulit
(Brady, 1999).
Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volume dan
teknik pelarutan. Tentang kedua teknik ini beberapa hal harus
diperhatikan sepertidiuraikan berikut ini.Hitung volum cairan pekat dan
volum aquades yang akan diukur dandisiapkan didalam gelas kimia.
Teknik pengenceran dari larutan
kurang pekat menjadi larutan yang lebih encer lebih mudah dilakukan da
n tidakdiperlukan diruang asam
(Mulyono, 2005).
Satuan konsentrasi dilakukan berdasarkan tujuan
pengukuran.Keuntungan penggunaan molaritas adalah karena biasanya
lebih mudahuntuk mengukur volume. Molaritas tidak tergantung pada
suhu, sebabkonsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol zat terlarut dan
massa pelarut,sedangkan pada volume
larutan umumnya meningkatkan suhu. Larutanyang memiliki molaritas
0,1M pada 25

C mungkin menjadi 0,97 M pada45

C karena volumenya meningkat
(Chang, 2004).
Kadang-kadang diperlukan persiapan larutan encer dengan
konsentrasitertentu dari suatu larutan yang lebih pekat dengan cara
menambahkan pelarut murni. Andaikan konsentrasi awal (molaritas) dik
etahui sebagai Cfdan volume awalnya V, jumlah zat terlarutnya ialah (Cf
mol C) (Cf L) =CpVp ini tidak berubah karena pengenceran menjadi
volume akhir Vfkarena hanya pelarut dan bukan zat terlarut yang
ditambahkanCf = Vf = Cp.Vp
(Norman, 1998).
Althought water is sometimes called the universal solvent, there
aremany things it cannot dissolve. For example water and oil do not mix.
Wesay oil is immiscible in water. Water is good solvent due to its
polarity. Thesolvent properties of water are vital in biology, because
many biochemicalreactions take place only within aqueous solutions.
When an ionic or polarcompound enters water molecules to surround
one molecule of solute.
The partially negative dipoles of the water are attracted to positively cha
rgedcomponents of the solute, and vice versa for the positive dipoles
(Anonim,2012).
Dilution is a reduction in the concentration of a chemical (gas,
vapor,solution). It is the process of reducing the concentration of a solute
insolution, usually simply by mixing with more solvent. To dilute a
solution
 
means to add more solvent without the addition of more solute.
Theresulting solution is thoroughly mixed so as to ensure that all parts of
thesolution are identical.The same direct relationship applies to gases
andvapors diluted in air for example. Although, thorough mixing of
gases andvapors may not be as easily accomplished.For example, if
there are 10grams of salt (the solute) dissolved in 1 litre of water (the
solvent), thissolution has a certain salt concentration/molarity. If one
adds 1 litre of waterto this solution the salt concentration is reduced. The
diluted solution stillcontains 10 grams of salt/(0.171 moles of NaCl)
(Kaper, 2013).
 
B.
 
Tujuan
Praktiku
m “Larutan dan Pengenceran” ini
 bertujuan untuk mengetahuicara pengenceran suatu larutan, serta
mengetahui perbandingan pengenceranlarutan dengan berbagai cara,
yaitu seperti pengadukan, pemanasan denganspiritus, serta pemanasan
dengan spiritus dan pengadukan.
C.
 
Metodologi
Pada praktikum ini praktikan menggunakan alat-alat yaitu gelas
beaker,gelas ukur, erlenmeyer, batang pengaduk, kaki tiga, lampu
spiritus, kasa asbes,termometer, stopwatch, corong gelas. Dan bahan-
bahan yang digunakan adalahair, gula, korek api, dan kertas saring. Cara
kerjanya yaitu, 100 ml larutan gula80% dibuat dengan 3 perlakuan
berbeda dengan menggunakan gelas beaker.Yang pertama adalah diaduk
dengan batang pengaduk, yang kedua adalahdipanaskan di atas api atau
lampu spiritus dengan menggunakan kaki tiga danasbes. Termometer
diletakkan di dalam gelas beakernya dan suhunya dicatat.Dan yang
ketiga adalah dilakukan seperti nomor dua dengan
penambahan pengadukan pada saat yang sama. Waktu dicatat (dalam det
ik) dari ketiga perlakuan sampai saat terjadi larutan homogen. Lalu tebel 
perbedaan waktudibuat dari setiap perlakuan untuk setiap kelompok di
papan tulis dan digunakndata kelas ini untuk menghitung standar deviasi
dari setiap perlakuan. Salahsatu larutan homogen di atas diencerkan
menjadi larutan gula 20%. Salah satularutan gula 80% disaring dengan
menggunakan kertas saring whatman no 1.Perubahan fisik hasil
penyaringan diamati.
 
D.
 
Hasil Pengamatan1.
 
Tabel Hasil Pengamatan
KelompokPerlakuan1 2 31 dan 2 192 detik 555 detik 136 detik3 dan 4 1
18 detik 750 detik 87 detik5 dan 6 169 detik 600 detik 152 detik7 dan 8 
187 detik 628 detik 102 detik
2.
 
Tabel Standar Deviasi (Diaduk)
X
 ̅
 x-
 ̅
 (x-
 ̅
)²192 166,5 25,5 650,25118 166,5 -48,5 2352,25169 166,5
2,5 6,25187 166,5 20,5 420,25
̅
 
∑ = 3429
 
 ̅
 =

 =

 = 166,5
 
SD =
 
∑  ̅
 =
 

 =
√ 
 = 33,81
3.
 
Tabel Standar Deviasi (Dipanaskan dengan Spiritus)
X
̅
 x-
̅
 (x-
̅
)²555

 -78,25 6123,06750

 116,75 13630,56600

 -33,25 1105,56628

 -5,25 27,56
̅
 
∑=
20886,74
̅
 =

 =

 = 633,25SD =
 
∑  ̅
 =
 

 =
 

 =
√ 
 = 83,4
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without
ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

 
4.
 
Tabel Standar Deviasi (Dipanaskan dengan Spiritus + Diaduk)
X
̅
 x-
̅
 (x-
̅
)²136

 16,75 280,5687

 -32,25 1040,06152

 32,75 1072,56102

 -17,25 297,56
̅
 
∑=
2690,74
̅
 

 =

 = 119,25SD =
 
∑  ̅
 =
 

 =
 

 =
√ 
 = 29,9
5.
 
Tabel Hasil Penyaringan
Sebelum penyaringan Setelah penyaringanEncer agak kekuningan Tetap 
encer dan menjadi lebih jernih
 
E.
 
Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Larutan dan Pengenceran” ini
dilakukandengan tujuan untuk mengetahui cara pengenceran suatu
larutan, sertamengetahui perbandingan pengenceran larutan dengan
berbagai cara.
Pada praktikum ini untuk membuat gula 20% digunakan 3 teknik, yaitu 
diaduk,dipanaskan dengan spiritus, serta dipanaskan dengan spiritus
sambil diaduk.Pada prinsipnya, ketiga perlakuan tersebut menghasilkan
efek yangsama, yaitu mempercepat energi kinetik molekul-molekul gula.
Jika energikinetiknya meningkat, tumbukan akan lebih banyak terjadi
sehingga reaksi berlangsung cepat dan gula cepat larut.Perlakuan
pertama larutan dilarutkan dengan cara diaduk. Pada awalnyagula larut
dengan cepat, namun lama kelamaan gula menjadi lama larut
karenatelah mencapai tingkat jenuh untuk larut. Sehingga diperlukan
waktu lamauntuk larut sempurna. Proses pengadukan dipengaruhi oleh
kecepatan pengadukan dan arah pengadukan. Semakin cepat larutan diad
uk, semakincepat pula untuk terlarut. Arah pengadukan mempengaruhi
sebab
jika pengadukan dilakukan tidak searah, maka molekul tidak mudah laru
t. Olehsebab itu terjadi perbedaan waktu pada setiap kelompok, karena
tiap kelompok,memiliki orang yang berbeda serta cara pengadukan yang
berbeda. Perlakuanini mendapatkan rata-rata waktu kelompok 166,5
sekon dengan standar deviasisebesar 33,81.Selanjutnya larutan
dipanaskan di atas api atau lampu spiritus.
Pada perlakuan ini gula larut lebih cepat dibandingkan dengan cara yang 
pertama.Karena nyala api mempengaruhi suhu, sehingga apabila nyala
apinya besarotomatis suhu yang dihasilkan pun tinggi sehingga
mempercepat larutanmenjadi homogen. Selain itu, ketinggian kaik tiga
juga mempengaruhi,
karena jika kaki tiga dekat dengan sumber api, maka semakin cepat titik 
didihnyasehingga larutan pun semakin cepat untuk menjadi homogen.
Proses inimemanfaatkan perpindahan kalor secara konveksi. Jadi, semua
kalor mengalir pada semua bagian larutan hingga mendidih. Suhu yang
tercatat hingga larutanhomogen adalah 82º C. Perlakuan ini
mendapatkan rata-rata waktu kelompok633,25 sekon dengan standar
deviasi sebesar 83,4.Perlakuan yang terakhir terhadap gula yakni dengan
cara dipanaskan diatas api atau lampu spiritus sambil diaduk
memerlukan waktu rata-ratakelompok 119,25 sekon dengan standar
deviasinya yaitu 29,9. Pada perlakuanini, gula lebih cepat larut karena
pada larutan diberi 2 perlakuan sekaligusuntuk mempercepat energi
kinetik molekulnya, yaitu diaduk dan dipanaskan.Setelah larutan
terbentuk semua, dilakukan pengenceran terhadap salahsatu larutan gula
menjadi 80%. Penambahan air dilakukan sesuai rumus :
 
%=

 x 100%= 44,44V1 M1 = V2 M2100.44,44 = V2.204444 = 20.V2V2 =

 = 222,2 mlVolume air yang ditambahkan = 222,2
 – 
 100 = 122,2 mlJadi, dilakukan penambahan 122,2 ml air. Setelah
pengenceran, warna larutantidak berubah, yaitu sedikit kekuningan. Hal
ini dikarenakan zat pengotordalam larutan tetap ada. Sedangkan
kekentalannya berubah drastis menjadisangat encer seperti air karena
perbandingan jumlah gula terhadap air sangatlahsedikit.Selain
pengenceran, juga dilakukan penyaringan terhadap larutan yangsudah
diencerkan ini. Karena kekentalannya kurang, larutan mengalir
denganlancar dari kertas saring. Hasil penyaringan, warna larutan gula
menjadi lebih jernih karena kotoran tersaring di kertas saring. Hal ini
ditandai dengan
adanya bercak noda pada kertas saring walaupun sedikit. Sedangkan kek
entalannyatetap karena larutan gula homogen, solute (zat terlarut) tidak
dapat dipisahkandengan solvent (pelarut) hanya dengan melakukan
penyaringan.

 
F.
 
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada tiga cara membuat larutan, yang pertama diaduk, 
yang kedua di panaskan di atas api atau lampu spiritus, dan yang ketiga
adalah dipanaskan diatas api atau lampu spiritus sambil diaduk. Ketiga
perlakuan tersebutmenghasilkan efek yang sama, yaitu memperbesar
energi kinetik rata-ratamolekul gula. Semakin rendah standar deviasi,
semakin tinggi ketelitian dan begitu juga sebaliknya.Perlakuan yang
membuat gula larut paling cepat adalah dipanaskan diatas api atau lampu
spiritus sambil diaduk. Sedangkan yang paling lambatadalah dipanskan
di atas api atau lampu spiritus.Penambahan air untuk pengenceran dapat
dicari dengan rumus :% =

 x 100V1 M1 = V2 M2Kekentalan larutan bergantung pada
perbandingan jumlah solute (zat terlarut)dan solvent (pelarut). Larutan
homogen tidak dapat dipisahkan solute (zatterlarut) dan solvent (pelarut)
nya dengan penyaringan.

 
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012.
Solutions.
 (online).(http://www.edinformatics.com/math_science/solutions.html).
diaksestanggal 17 Mei 2013.Baroroh, Umi L. U. 2004.
 Diktat Kimia Dasar I 
. Banjarbaru: UniversitasLambung Mangkurat.Brady, J. E. 1999.
 Kimia Universitas Asas dan Struktur 
. Jakarta: Binarupa Aksara.Chang, Raymond. 2004.
 Kimia dasar.
Jakarta : Erlangga.Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004.
Tangkas Kimia
. Surabaya: Kartika.Harjadi, W. 1997.
 Ilmu Kimia Analitik Dasar 
. Jakarta: PT. Gramedia.Hort, J. 2006.
 Komposisi Larutan Minyak Atsiri Jeruk 
. Volume 2. Hal 40-49.Kaper, F. 2013.
 A dilution solution to haplotyping. Journal of Nature Methods.
Volume
 
10. halaman 5552
 – 
5557.Khopkar, S. M. 1990.
 Konsep Dasar Kimia Analitik 
. Jakarta: UniversitasIndonesia.Mulyono. 2005.
 Membuat reagen kimia dilaboratorium.
Jakarta : Bumi Aksara. Norman, H Nachtrieg. 1998.
 Prinsip-prinsip kimia.
Jakarta : ErlanggaSyukri, S. 1999.
 Kimia Dasar Jilid 2
. Bandung: ITB.Tim Dosen Teknik Kimia. 2011.
 Penuntun Praktikum Kimia Dasar 
. Banjarbaru:Universitas Lambung Mangkurat.Wanibesak, Emser. 2010.
 Pembuatan, Pengenceran, dan Pencampuran Larutan
.(online).(http://wanibesak.wordpress.com). diakses pada tanggal 17
Mei2013.

Share this document


Share or Embed Document
Sharing Options

 Share on Facebook, opens a new window


 Share on Twitter, opens a new window
 Share on LinkedIn, opens a new window
 Share with Email, opens mail client
 Copy Link

You might also like


Laporan Pembuatan Larutan Aswar

Anda mungkin juga menyukai