Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara
dua zat murni. Satu tipe yang lazim dari campuran adalah larutan. Dalam alam
kebanyakan reaksi berlangsung dalam larutan air. Cairan tubuh baik tumbuhan
maupun hewan adalah larutan dalam air dari banyak zat . jelas reaksi di samudera,
danau ,dan sungai melibatkan larutan. Dalam tanah reaksi utama berlangsung dalam
lapisan-lapisan tipis larutan yang diadsorpsi pada padatan, bahkan dalam daerah gurun
sekalipun.
Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut konsentrasi.
Konsentrasi merupakan faktor penting dalam menentukan betapa cepatnya suatu
reaksi berlangsung dan, dalam beberapa hal, dalam menentukan produk–produk apa
yang terbentuk. Dalam bab selanjutnya kita akan menguraikan beberapa cara yang
berguna dalam menyatakan konsentrasi.
Oleh karena itu penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai konsentrasi
larutan dan mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi. Karena
selesainya semua percobaan pada mata kuliah praktikum kimia dasar, maka metode
yang penulis pergunakan adalah Study pusaka dan internet yaitu mengumpulkan data
melalui buku-buku dan internet yang menunjang dan berkaitan langsung terhadap
makalah yang ditulis.
Dalam suatu sistem, atom-atom, ion-ion, dan molekul-molekul nyata saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga perilakunya sukar diramalkan secara tepat. Akibat
kesukaran meramalkan perilaku zat nyata menimbulkan cara atau model yang dapat
menjelaskan prilaku secara teoritis, dinamakan hukum ideal. Oleh karena itu, muncul istilah
larutan ideal, sebagai upaya untuk menjelaskan keadaan sistem dari larutan nyata.
Molekul-molekul gas ideal dipandang sebagai molekul-molekul bebasyang tidak
berantaraksi satu sama lain. Dalam larutan cair pendekatan keidealan berbeda dengan gas
ideal. Dalam larutan ideal partikel-partikel pelarut dan terlarut yang dicampurkan berada
dalam kontak satu sama lain. Pada larutan ideal dengan zat terlarut molekuler, gaya
antaraksi antara semua partikel pelarut dan terlarut setara. Dengan kata lain, dalam larutan
ideal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2014).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam
asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2016).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar,
2013).
Suatu larutan sudah pasti berfasa tunggal. Berdasarkan wujud dari pelarutnya, suatu
larutan dapat digolongkan ke dalam larutan padat, cair ataupun gas. Zat terlarut dalam
ketiga fasa larutan tersebut juga dapat berupa gas, cair ataupun padat. Campuran gas selalu
membentuk larutan karena semua gas dapat saling campur dalam berbagai perbandingan
(Petturicci, 2017).
Dalam larutan cair, cairan disebut “pelarut” dan komponen lain (gas atauzat padat)
disebut “terlarut”. Jika dua komponen pembentuk larutan adalah cairan maka komponen
yang jumlahnya lebih besar atau strukturnya tidak berubah dinamakan pelarut. Contoh, 25
gram etanol dalam 100 gram air, air disebut sebagai pelarut, sedangkan etanol sebagai zat
terlarut, sebab etanol lebih sedikit daripada air. Contoh lain adalah sirup, dalam sirup, gula
pasir merupakan komponen paling banyak daripada air, tetapi gula dinyatakan sebagai zat
terlarut dan air sebagai pelarut, sebab struktur air tidak berubah, sedangkan gula berubah
dari padat menjadi cairan (Keenan, 2018)
II.2. Konsentrasi Larutan
A. Teori Dasar
1. Pengertian Konsentrasi Larutan
Menyebutkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup
mengetahui larutan secara lengkap. Informasi tambahan diperlukan, yaitu
konsentrasi larutan.
Studi kuantitatif larutan mengharuskan kita untuk mengetahui konsentrasi
larutan, yaitu banyaknya zat terlarut yang ada dalam sejumlah tertentu larutan.
konsentrasi suatu larutan merujuk ke bobot atau volume zat terlarut yang berada
dalam pelarut ataupun larutan yang banyaknya ditentukan.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume
tertentu dari pelarut.
Kimiawan menggunakan beberapa satuan konsentrasi, masing-masing
memiliki keuntungan dan keterbatasannya sendiri. Berdasarkan hal ini muncul
satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm
serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.
2. Satuan-Satuan Konsentrasi
1. Persen Berat (B/B)
Bila menyatakan persen berat, persentase yang diberikan itu merujuk ke
zat terlarut. Pernyataan “5,00 g NaCL per 100,0 g larutan berair” mempunyai
pengertian : larutan yang dibuat dari 5,00 g NaCL dan melarutkannya dalam
95,0 g H2O, yaitu massa air yang cukup untuk menghasilkan 100,0 gr larutan.
larutan ini dapat dikatakan larutan “5% NaCL berdasar massa. Satuan
konsentrasi ini, yang kuantitas terlarut dan larutannya diukur berdasar massa,
juga dinamakan persen massa/massa atau %(massa/massa).
Persen berat dapat didefinisikan dengan persamaan :
gram zat terlarut
% Berat= × 100 %
gram zat terlarut+ gram zat pelarut
gram zat terlarut
% Berat= ×100 %
gramtotal larutan
2. Persen Volume (V/V)
konsentrasi suatu larutan dari dua cairan seringkali dinyatakan sebagai
persentase volume. Apabila digunakan zat terlarut cair, pembuatan larutannya
lebih mudah berdasar volume, misalnya melarutkan 5,00 ml etanol dalam
volume air secukupnya untuk menghasilkan 100,0 ml larutan. Larutan etanol -
air ini adalah 5,00 % etanol berdasar volume; atau,karena kedua kuantitas
dinyatakan dalam satuan volume, dapat digunakan istilah persen
volume/volume atau % (vol/vol).
Persen volume dapat didefinisikan dengan persamaan :
4. Normalitas (N)
Normalitas dari suatu larutan adalah banyaknya ekuivalen zat terlarut per
liter larutan. Konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam normalitas digunakan
dalan reaksi oksidasi-reduksi dan dalam asam-basa. Untuk menyatakan
konsentrasi larutan dalam normalitas, haruslah pertama-tama diterangkan apa
yang dimaksud dengan ekuivalen dan bobot ekuivalen. Bobot ekuivalen secara
sederhana adalah zat yang ekuivalen satu sama lain dalam reaksi-reaksi kimia.
Normalitas dapat didefinisikan dengan persamaan :
Ekivalen zat terlarut
Kenormalan= × 100 %
liter larutan
gram zat terlarut
Kenormalan= × 100 %
Massa ekivalen ×<larutan
Atau ,
Gram Zat Terlarut = Massa Ekivalen × Liter Larutan × Kenormalan
5. Molaritas (M)
Molaritas suatu larutan ialah banyaknya mol zat terlarut per liter larutan.
Rumus molaritas :
6. Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Rumus molalitas :
7. Fraksi mol
Satuan konsentrasi molaritas dan molalitas menyatakan jumlah terlarut
dalam mol, tetapi kuantitas pelarut atau larutan dalam massa atau volume.
Untuk menghubungkan sifat-sifat fisik larutan dengan konsentrasi larutan,
kadan-kadang perlu digunakan satuan konsentrasi yang semua komponen
larutannya dinyatakan berdasarkan mol. Hal ini dapat dilakukan melalui fraksi
mol.
Fraksi mol dapat didefinisikan dalam rumus :
jumlah terlarut
fraksi mol perlarut =
jumlah zat terlarut+ jumlah pelarut
1 mg zat / 1 kg larutan
Atau
1 ml zat / 1 liter larutan
1 mg zat / liter larutan
¿ 32 %
24
% vol= × 100 %
122
= 19,67%
36 , 75
kenormalan=
49 ×1 , 5
= 0.5 N
= 2 mol
=2M
6) Keadaan 500 ml air ( massa jenis air d = 1 gr/ml) dilarutkan 34,2 gr gula
( C12H22O11 Mr = 342) hitung kemolalan larutan tersebut.
Jawab :
34 , 2
kemolalan=
342 ×0 , 5
= 0,2 m
7) 2 gr NaOH terlarut dalam 200 gr, hitung fraksi mol zat dan pelarut.
Jawab:
Mol NaOH = 2/40 = 0,5 ( Mr NaOH = 40)
Mol air = 200/18 = 11,11
0 ,05
fraksi mol zat terlarut= =0,0045
0 , 05+11, 11
0 , 05
fraksi mol pelarut = =0,0045
0 ,05+11 ,11
8) Dalam 2 liter contoh air terdapat 4 mgr Fe, BJ air = 1 gr/ml hitunglah
banyaknya Fe yyang terlarut di air ( dalam ppm).
Jawab:
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian pada bab terdahulu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan
dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari
pelarut.
2. satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen massa dan persen volume.
3. Konsentrasi berpengaruh terhadap kecepatan reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L. U. 2014. Jurnal Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru. 4(1). 39-46.
Brady, J. E. 2014. Jurnal Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2016. Jurnal Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.
Khopkar, S. M. 2013. Jurnal Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta.
Oleh :
Nama : Dedy ashari
Kelas : TPL A1
Stb : 104751