KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami yaitu
Sugeng Wiyono, S.K.M., M.Kes. yang selaku dosen pembimbing mata
kuliah Ilmu Kimia Dasar kami. Alhamdulillah tugas makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya atas kerjasama yang baik. Makalah
berisikan informasi tentang konsentrasi larutan dan satuannya.
Berdasarkan tugas makalah yang kami kerjakan, diharapkan dapat
memberi
manfaat
bagi
orang
yang
membacanya.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 5
2.1 Pengertian Konsentrasi................................................................................. 5
2.2 Satuan Konsentrasi....................................................................................... 5
a. Molaritas...................................................................................................... 5
b. Molalitas (m)................................................................................................. 6
c. Normalitas................................................................................................... 7
c. Fraksi Mol..................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya
antara dua zat murni. Satu tipe yang lazim dari campuran adalah larutan. Dalam
alam kebanyakan reaksi berlangsung dalam
larutan air. Cairan tubuh baik
tumbuhan maupun hewan adalah larutan dalam air dari banyak zat. Dalam
tanah reaksi utama berlangsung dalam lapisan-lapisan tipis larutan yang
diadsorpsi pada padatan, bahkan dalam daerah gurun sekalipun.
Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut
konsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor penting dalam menentukan betapa
cepatnya suatu reaksi berlangsung dan, dalam beberapa hal, dalam
menentukan produkproduk apa yang terbentuk. Dalam bab selanjutnya kita
akan menguraikan beberapa cara yang berguna dalam menyatakan konsentrasi.
Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena
susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya begitu
seragam sehingga batas antara zat-zat yang melarut dan pelarut tidak dapat
dibedakan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Campuran-campuran
homogen dari gas, emas dan perunggu dapat dikatakan pula sebagai larutan.
Tetapi istilah larutan biasanya digunakan untuk fasa cair.
Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat
terlarut (solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu
zat dikatakan sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak
dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam kondisi tertentu misalnya campuran
antara alkohol dan air dengan perbandingan 50:50. Dari campuran tersebut
sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut dan
mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air
dan alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai
zat terlarut.
Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan
digunakan istilah konsentrasi. Konsentrasi didefnisikan sebagai jumlah zat
terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi
dinyatakan dalam satuan fsik, misalnya satuan berat atau satuan volume dan
satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen. Cara menyatakan
konsentrasi: molar, normalitas, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta
(ppm), dll.
Oleh karena itu penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai konsentrasi larutan.
Terbatas hanya tentang molaritas, normalitas dan Fraksimol.
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Konsentrasi,
Normalitas, dan Fraksi Mol serta contoh soal.
Molaritas,
Molalitas,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsentrasi
Menyebutkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup
mengetahui larutan secara lengkap. Informasi tambahan diperlukan, yaitu
konsentrasi larutan.
Studi kuantitatif larutan mengharuskan kita untuk mengetahui konsentrasi
larutan, yaitu banyaknya zat terlarut yang ada dalam sejumlah tertentu larutan.
konsentrasi suatu larutan merujuk ke bobot atau volume zat terlarut yang
berada dalam pelarut ataupun larutan yang banyaknya ditentukan.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut.
M=
n
V
Keterangan:
M= molaritas larutan (mol/L atau M)
n= jumlah mol zat terlarut (mol)
V= volume larutan (L)
Jadi untuk mencari molaritas kita harus mengetahui jumlah mol (n), maka
digunakan rumus :
n=
Massa
Mr
Satuan SI untuk konsentrasi molar adalah mol / m3. Namun, satuan yang
lebih umum untuk molaritas adalah mol / L. Larutan yang mengandung 1 mol zat
terlarut per 1 liter larutan (1 mol / L) disebut satu Molar atau 1 M. Satuan mol /
L dapat dikonversi ke mol / m3 dengan menggunakan persamaan berikut:
1 mol / L = 1 mol / dm3 = 1 mol dm-3 = 1 M = 1000 mol / m3
Untuk menghitung molaritas larutan, jumlah mol zat terlarut harus dibagi
dengan volume larutan yang dihasilkan. Jika jumlah zat terlarut diberikan dalam
6
gram, pertama harus menghitung jumlah mol zat terlarut menggunakan massa
molar zat terlarut, maka menghitung molaritas menggunakan jumlah mol dan
volume larutan.
= 12/120
= 0,1 mol
M
= n/V
= 0,1 mol / 0,25 L = 0,4 M
b. Molalitas (m)
Molalitas yaitu besaran yang menyatakan banyaknya mol yang terlarut
terhadap setiap 1000 gram pelarut. Jika pelarutnya air, maka massa pelarut bisa
dinyatakan dalam volume pelarut. Hal ini disebabkan karena massa jenis air
sama dengan 1 gram/mL. Berikut rumus molalitas :
Keterangan:
m = Molalitas
n = Banyaknya mol zat terlarut
p = Massa pelarut
Contoh Soal :
12 gram MgSO4 ( Mr = 120 ) dilarutkan kedalam 400 gram air, hitunglah
molalitas larutan yang terjadi?
Dik :
Mr = 120
12 Gram MgSO4
7
Dit = m?
c. Normalitas
Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan.
Terdapat hubungan antara Normalitas dengan Molaritas, yaitu :
Rumus Normalitas :
N=axM
Keterangan:
N = normalitas
a =jumlah ion H+
M = kemolaran
Berikut ini adalah contoh bagaimana menghitung normalitas larutan.
Contoh Soal Normalitas:
Berapakan normalitas untuk 1 M asam sulfat (H2SO4) ?
Jawab:
N
=a.M
=2x1
=2
Normalitasnya adalah 2 N untuk reaksi asam-basa karena setiap mol asam sulfat
menyediakan 2 mol ion H+.
c. Fraksi Mol
Fraksi mol (x) menyatakan perbandingan mol salah satu komponen
dengan jumlah mol semua komponen-komponen. Perhatikan contoh berikut.
Misalkan 2 mol garam (NaCl) yang dinotasikan dengan A dilarutkan dalam 8 mol
air yang dinotasikan dengan B, maka fraksi mol garam (xA) = 0,2 dan fraksi mol
air (xB) = 0,8.
Jadi, fraksi mol masing-masing komponen dalam suatu larutan dapat ditentukan
sebagai berikut.
XA=
nA
nA+nB
dan
XB=
nB
nA +nB
Keterangan :
XA = fraksi mol zat A
nA = mol zat A
XB = fraksi mol zat B
nB = mol zat B
Jumlah fraksi mol seluruh zat dalam larutan adalah 1.
XA + XB = 1
atau
xA = mol A / total mol semua komponen
= mol A / mol A + mol B + ... + mol A ke-n
xA + xB + xC + ... = 1
Fraksi mol zat A (xA) menyatakan perbandingan jumlah mol zat A terhadap
jumlah mol total zat-zat yang terdapat dalam larutan.
Contoh Soal fraksi mol :
Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaCl dilarutkan dalam 360 air! (Mr
NaCl = 58,7)
Penyelesaian :
a. Mol NaCl
= massaNaCl / MrNaCl
= 117 / 58,7
= 2 mol
b.Mol H2O
= nA/ nA+nB
xA
= 2/2+10
= 0,091
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab terdahulu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut.
2. Satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, dan
normalitas.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bantubelajar.com/2015/08/satuan-konsentrasi-larutan-molaritasmolalitas-fraksimol.html
https://bisakimia.com/2015/02/10/memahami-normalitas-n-secara-lengkap/
11