PRAKTIKUM KIMIA
Molaritas
B. Tujuan Percobaan
1. Siswa dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Siswa dapat membuat larutan dengan pengenceran
C. Landasan Teori
Molalitas adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat didalam
1000 gram pelarut. Molalitas diberi lambang dengan huruf m. Sebagai contoh didalam botol di
laboratorium tertera label bertuliskan 0.5 m CuSO4, hal ini berarti didalam larutan terdapat 0.5
mol CuSO4 dalam 1000 gram pelarut. Penggunaan satuan konsentrasi molalitas, ketika kita
mempelajari sifat- sifat zat yang ditentukan oleh jumlah partikel misalnya kenaikan titik didih
atau penurunan titik beku larutan.
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan
pelarut.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
1.Fraksi Mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh
komponen yang terdapat dalam larutan.
Fraksi mol dilambangkan dengan X.
2. Persen Berat
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
3. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
4. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
5. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara Normalitas dan
Molaritas terdapat hubungan:
N = M x valensi (Anonim1,2009).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Normalitas
menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah
mol zat terlarut dalam tiap 1.000 g pelarut murni, sedangkan fraksi mol menyatakan
perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
pelarut. Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam
Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah
partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel gula yang larut
Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika warna larutan sudah
berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan
yang dititrasi. Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau
basa analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana, 1986).
Konsentrasi larutan adalah jumlah relatif zat terlarut dalam larutan. Larutan yang mempunyai
konsentrasi tinggi disebut larutan pekat, sedangkan larutan yang mempunyai konsentrasi rendah
disebut larutan encer.
Kemolaran/Molaritas (M) merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan,
selain molalitass, normalitas maupun fraksi mol. Molarritas menyatakan jumlah mol zat yang
terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi M dan satuannya adalah
mol/liter.
Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut yang hadir terhadap jumlah pelarut tertentu atau terhadap
jumlah larutan tertentu. (Dalam hal ini kita mengasumsikan zat terlarut berwujud cair atau padat,
sedangkan pelarutnya berwujud cair) Konsentrasi dapat diungkapkan dengan beragam cara, salah
satunya yang paling sering dipakai, dan memang akan kita gunakan sekarang ini adalah
Molaritas (M), atau konsentrasi molar. Molaritas adalah jumlah mol terlarut setiap liter larutan.
Atau bias diungkapkan dengan rumus:
Dimana n menunjukan jumlah mol zat terlarut (ingat ya zat terlarut) dan V menunjukan volume
larutan dalam liter (jangan lupa larutan dalam liter). Nah jika yang diketahuinya bukan mol
melainkan gram zat terlarut, rumus tadi bisa juga diungkapkan dengan:
Satu lagi, jika yang diketahui massa jenis larutan ( ) dan kadar/persen massa (%), maka
Molaritas dapat dicari dengan rumus:
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut
dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua
macam, yaitu larutan elektrolit, larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini dibagi
menjadi dua, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Larutan yang kedua adalah larutan non
elektrolit, larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non
polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah
campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase.Faktor- faktor yang
mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH,
hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain- lain.
2. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
pelarut. Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah
partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel gula yang larut.
Namun demikian, ada bebeapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masing-masing berisi 1 L air ditambahkan gula ke wadah
yang satu dan garam ke wadah lainnya jumlah partikel yang sama. Hasil pengukuran dari masing-
masing larutan menunjukan bahwa kedua larutan tersebut ternyata memiliki nilai penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku yang sama relatif terhadap pelarut air.
Pengukuran dengan osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam dan gula tersebut juga
mempunyai tekanan osmosis yang sama.Berdasarkan hal ini muncul satuan- satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, ppm, serta ditambah dengan persen massa dan persen
volume.
Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau
konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Ada
kalanya molaritas ditentukan dengan pengenceran dari suatu larutan. Misalnya akan membuat
larutan amonia 0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan amonia 4 M. Di sini digunakan metode
pengenceran artinya menambahkan air ( pelarut) pada larutan yang lebih pekat. Pengenceran
menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tetap ( tidak
berubah). Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M.
Dengan rumus :
VI.M1 = V2.M2
Keterangan :
M1 : Molaritas mula-mula
Volume air = V2 – V1
V2 = V1 + Volume air
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan
yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah
sama. Selain itu molaritas juga memiliki hubungan dengan kadar larutan. Hubungan antar
molaritas dengan volum larutan dapat ditulis secara matematis, yaitu :
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika ibu
sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata terlampui asin, maka ibu
kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika kita mempersiapkan air
teh manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau manis sehingga kita akan
menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang kita persiapkan kurang manis,
sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya.
Dalam laboratorium kimia selalu terjadi kegiatan pengenceran. Umumnya tersedia zat
padat atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Sehingga menyiapkan larutan atau mengencerkan zat menjadi kegiatan rutin. Menyiapkan larutan
NaOH 1 M, dilakukan dengan menimbang kristal NaOH seberat 40 gram dilarutkan kedalam 1
Liter air.
1. Neraca - 1
3. Gelas 100 mL 1
Kimia
4. Kaca - 1
Arloji
5. Pipet - 1
Gondok
7. Botol - 1
Akuades
D.2. Bahan
1. CuSO4.5H2O - Secukupnya
2. Akuades - Secukupnya
E. Cara Kerja
a. Membuat 100 mL larutan CuSO4.5H2O 0,1 M
1) Hitungla massa kristal yang diperlukan
2) Timbanglah kristal tersebut dengan tepat
3) Masukan kristal hasil penimbangan ke dalam gelas kimia 100 ml dan tamabahkan
akuades ke dalamnya ± ½ gelas . Aduklah sampai larut
4) Masukan larutan dalam gelas kimia tersebut ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan
akuades (sambil dikocok) sampai tepat garis batas 100 ml
b. Membuat larutan dengan pengenceran
1) Ambil 100 ml larutan hasil percobaan A dengan pipet volume
2) Masukan kedalam labu ukur 100 ml dan tambahkan akuades sampai tepat garis batas 100
ml
3) Hitunglah berapa konsentrasi larutan percobaan B tersebut
Sebelum Pengenceran
G. Pembahasan
𝑔𝑟 1000
𝑀= ×
𝑀𝑟 𝑚𝑙
𝑔𝑟 1000
0,1 = ×
250 100
10𝑔𝑟
0,1 =
250
Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
10𝑔𝑟 = 25
𝑔𝑟 = 2,5
Dari hasil pencarian tersebut, kita ketahui bahwa untuk membuat larutan CuSO45H2O
0,1M dengan volume 100ml kita membutuhkan CuSO4sebanyak 2,5 gram. Timbanglah
massanya diatas neraca dengan beralaskan Kaca arloji. Jangan lupa untuk menghitung berat kaca
arloji. Dari percobaan awal didapat bahwa berat kaca arloji adalah 26,3 gr. Maka untuk
mendapatkan CuSO4sebanyak 2,5 gr neraca harus menunjukkan berat sebesar 28,8gr.
Setelah kita mendapatkan larutan CuSO45H2O 0,1M dengan volume 100ml, kita akan
melakukan pengenceran terhadap larutan tersebut. Maka larutan CuSO45H2O akan memiliki
konsentrasi 0,01M dengan volume 100ml. Dari larutan yang sudah kita buat maka, Volume yang
dapat diambil dari larutan sebelum pengenceran sebanyak
𝑉1. 𝑀1 = 𝑉2. 𝑀2
𝑉1.0,1 = 100.0,01
1
𝑉1 =
0,1
𝑉1 = 10
M2 = 0,01 M2 = 0,001
Setelah dicari dengan menggunakan rumus molaritas tersebut maka massa kristal
CuSO4.5H2O yang dibutuhkan sebesar 2,5 gram. Maka timbanglah massa kristal sebanyak 2,5
gram CuSO4.5H2O dengan neraca dan kaca arloji sebagai wadah. Setelah ditimbang massa nya
dengan tepat kita masukan kedalam gelas kimia menggunakan akuades sampai terlarut.
Selanjutnya larutan tersebut dimasukan kedalam labu ukur 100mL.
Percobaan pertama larutan dalam labu ukur 100 mL memiliki kemolaran 0,1 M dengan
warna larutan biru terang. Selain membuat larutan dengan konsentrasi tertentu kita juga dapat
membuat larutan dengan pengenceran. Maka tahap selanjutnya kita membuat larutan dengan
pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan mengambil sampel larutan yang ber CuSO4.5H2O
warna biru tua (0,1 M) sebanyak 10 ml dengan menambahkan akuades dalam labu ukur 100 mL,
lalu ambil menggunakan pipe volume atau pipet gondok. Maka dapat diketahui pengenceran
larutan CuSO4.5H2O dengan kemolaran berubah menjadi 0,01 M dan warna yang tadi biru terang
menjadi biru pudar.
Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Pada percobaan ini dengan mengencerkan 10 kali larutan CuSO4.5H2O 0,1 M dengan
mengambil 10 mL dari labu ukur pertama dan dimasukan kedalam labu ukur kedua dengan
menambahkan 10 mL akuades sehingga larutan menjadi 100 ml dengan molaritas menjadi 0,01
M. Percobaan ini terjadi perubahan kemolaran tetapi massa zat nya tidak mengalami perubahan,
selain itu pengenceran pun mempengaruhi perubahan warna pada larutan. Ini membuktikan benar
bahwa pengenceran mempengaruhi kemolaran dan mengubah warna.
Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau
konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Dengan mengencerkan 10 kali larutan CuSO4.5H2O 0,1 M dengan mengambil 10 mL dari labu
ukur pertama dan dimasukan kedalam labu ukur kedua dengan menambahkan 10 mL akuades
sehingga larutan menjadi 100 ml dengan molaritas menjadi 0,01 M. Dimana pengenceran dapat
mempengaruhi perubahan kemolaran tetapi tidak mempengaruhi massa zat yang terlarut.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran adalah pelarut lebih
banyak dibandingkan zat terlarut.
I. Daftar Pustaka
https://konsep-kimia.blogspot.co.id/2016/08/satuan-konsentrasi-molaritas.html
https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan/
http://kurniawati141.blogspot.co.id/2014/11/laporanpraktikum-kimia-molaritas-oleh.html
http://kimiadasar.com/molaritas-dan-pengenceran/
https://annisanfushie.wordpress.com/2008/09/29/74/
https://www.google.com/search?q=laboratorium+kimia&client=firefox-
b&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjznsL9tqnQAhUDS48KHYYtACgQsAQIIQ&biw=13
66&bih=659 - imgrc=gNI0yLPhad9vJM%3A