Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA

Nama : Okta Rahmadany Arkanshi


Kelas : XI MIPA 3
Kelompok : 3
Hari/tanggal : Kamis, 17 November 2016
Percobaan : Molaritas

SMA NEGERI 1 REJANG LEBONG


KABUPATEN REJANG LEBONG
PROVINSI BENGKULU
2016

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


A. Judul

Molaritas

B. Tujuan Percobaan
1. Siswa dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Siswa dapat membuat larutan dengan pengenceran

C. Landasan Teori
Molalitas adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat didalam
1000 gram pelarut. Molalitas diberi lambang dengan huruf m. Sebagai contoh didalam botol di
laboratorium tertera label bertuliskan 0.5 m CuSO4, hal ini berarti didalam larutan terdapat 0.5
mol CuSO4 dalam 1000 gram pelarut. Penggunaan satuan konsentrasi molalitas, ketika kita
mempelajari sifat- sifat zat yang ditentukan oleh jumlah partikel misalnya kenaikan titik didih
atau penurunan titik beku larutan.

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan
pelarut.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
1.Fraksi Mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh
komponen yang terdapat dalam larutan.
Fraksi mol dilambangkan dengan X.
2. Persen Berat
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
3. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
4. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
5. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara Normalitas dan
Molaritas terdapat hubungan:
N = M x valensi (Anonim1,2009).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Normalitas
menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah
mol zat terlarut dalam tiap 1.000 g pelarut murni, sedangkan fraksi mol menyatakan
perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
pelarut. Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam
Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah
partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel gula yang larut
Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika warna larutan sudah
berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan
yang dititrasi. Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau
basa analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana, 1986).
 Konsentrasi larutan adalah jumlah relatif zat terlarut dalam larutan. Larutan yang mempunyai
konsentrasi tinggi disebut larutan pekat, sedangkan larutan yang mempunyai konsentrasi rendah
disebut larutan encer.
Kemolaran/Molaritas (M) merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan,
selain molalitass, normalitas maupun fraksi mol. Molarritas menyatakan jumlah mol zat yang
terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi M dan satuannya adalah
mol/liter.
Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut yang hadir terhadap jumlah pelarut tertentu atau terhadap
jumlah larutan tertentu. (Dalam hal ini kita mengasumsikan zat terlarut berwujud cair atau padat,
sedangkan pelarutnya berwujud cair) Konsentrasi dapat diungkapkan dengan beragam cara, salah
satunya yang paling sering dipakai, dan memang akan kita gunakan sekarang ini adalah
Molaritas (M), atau konsentrasi molar. Molaritas adalah jumlah mol terlarut setiap liter larutan.
Atau bias diungkapkan dengan rumus:

Atau juga bisa diungkapkan sebagai

Dimana n menunjukan jumlah mol zat terlarut (ingat ya zat terlarut) dan V menunjukan volume
larutan dalam liter (jangan lupa larutan dalam liter). Nah jika yang diketahuinya bukan mol
melainkan gram zat terlarut, rumus tadi bisa juga diungkapkan dengan:

Satu lagi, jika yang diketahui massa jenis larutan ( ) dan kadar/persen massa (%), maka
Molaritas dapat dicari dengan rumus:

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


1. Larutan

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut
dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua
macam, yaitu larutan elektrolit, larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini dibagi
menjadi dua, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Larutan yang kedua adalah larutan non
elektrolit, larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non
polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah
campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase.Faktor- faktor yang
mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH,
hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain- lain.

2. Konsentrasi Larutan

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
pelarut. Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah
partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel gula yang larut.

Namun demikian, ada bebeapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masing-masing berisi 1 L air ditambahkan gula ke wadah
yang satu dan garam ke wadah lainnya jumlah partikel yang sama. Hasil pengukuran dari masing-
masing larutan menunjukan bahwa kedua larutan tersebut ternyata memiliki nilai penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku yang sama relatif terhadap pelarut air.
Pengukuran dengan osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam dan gula tersebut juga
mempunyai tekanan osmosis yang sama.Berdasarkan hal ini muncul satuan- satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, ppm, serta ditambah dengan persen massa dan persen
volume.

Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau
konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Ada
kalanya molaritas ditentukan dengan pengenceran dari suatu larutan. Misalnya akan membuat
larutan amonia 0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan amonia 4 M. Di sini digunakan metode
pengenceran artinya menambahkan air ( pelarut) pada larutan yang lebih pekat. Pengenceran
menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tetap ( tidak
berubah). Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M.

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


Volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah
tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang tidak begitu
encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan
molaritas-konsentrasi tidaklah linear. Membuat suatu larutan untuk eksperimen dapat dilakukan
dengan melarutkan zat padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsertrasi
tinggi menjadi konsentrasi rendah.

3. Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan

Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan Proses pengenceran adalah mencampur


larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang - kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat.
Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke
dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadakmendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

Dengan rumus :

VI.M1 = V2.M2

Keterangan :

M1 : Molaritas mula-mula

V1 : volume larutan mula-mula

M2 : molaritas akhir ( setelah pengenceran )

V2 : volume akhir ( setelah pengenceran )

Volume air = V2 – V1

V2 = V1 + Volume air

Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan
yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah
sama. Selain itu molaritas juga memiliki hubungan dengan kadar larutan. Hubungan antar
molaritas dengan volum larutan dapat ditulis secara matematis, yaitu :

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


Di laboratorium ditemui banyak zat kimia yang berwujud larutan dengan satuan kadar
kepekatan (%) tertentu, sehingga untuk memanfaatkan dalam kegiatan praktikum harus
ditentukan untuk diencerkan sesuai dengan molaritas yang dikehendaki. Untuk itu harus
ditentukan terlebih dahulu molaritasnya dengan mengubah satuan kadar kepekatan (%) dengan
molaritas.

Untuk dapat mengubah kadar kepekatan menjadi molaritas,digunakan rumus:

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika ibu
sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata terlampui asin, maka ibu
kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika kita mempersiapkan air
teh manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau manis sehingga kita akan
menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang kita persiapkan kurang manis,
sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya.

Dalam laboratorium kimia selalu terjadi kegiatan pengenceran. Umumnya tersedia zat
padat atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Sehingga menyiapkan larutan atau mengencerkan zat menjadi kegiatan rutin. Menyiapkan larutan
NaOH 1 M, dilakukan dengan menimbang kristal NaOH seberat 40 gram dilarutkan kedalam 1
Liter air.

D. Alat dan Bahan


D.1. Alat
No Nama Gambar Ukura Jumla
. Alat n h

1. Neraca - 1

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


2. Labu 100 mL 2
ukur

3. Gelas 100 mL 1
Kimia

4. Kaca - 1
Arloji

5. Pipet - 1
Gondok

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


6. Batang - 1
Pengadu
k Atau
Spatula

7. Botol - 1
Akuades

D.2. Bahan

No Nama Bahan Ukuran Jumlah

1. CuSO4.5H2O - Secukupnya

2. Akuades - Secukupnya

E. Cara Kerja
a. Membuat 100 mL larutan CuSO4.5H2O 0,1 M
1) Hitungla massa kristal yang diperlukan
2) Timbanglah kristal tersebut dengan tepat
3) Masukan kristal hasil penimbangan ke dalam gelas kimia 100 ml dan tamabahkan
akuades ke dalamnya ± ½ gelas . Aduklah sampai larut
4) Masukan larutan dalam gelas kimia tersebut ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan
akuades (sambil dikocok) sampai tepat garis batas 100 ml
b. Membuat larutan dengan pengenceran
1) Ambil 100 ml larutan hasil percobaan A dengan pipet volume
2) Masukan kedalam labu ukur 100 ml dan tambahkan akuades sampai tepat garis batas 100
ml
3) Hitunglah berapa konsentrasi larutan percobaan B tersebut

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


F. Hasil Pengamatan

Sebelum Pengenceran

No. Larutan Massa (gram) Molaritas Warna

1. CuSO4.5H2O 2,5 gram 0,1 M Biru Tua

Sesudah Pengenceran 10x

No. Massa (gram) Molaritas Warna

1. CuSO4.5H2O 2,5 gram 0,01 M Biru Muda

Setelah Pengenceran 100x

No. Larutan Massa (gram) Molaritas Warna

1. CuSO4.5H2O 2,5 gram 0,001 M Bening

G. Pembahasan

Percobaan ini menggunakan kristal CuSO4.5H2O. CuSO4.5H2O merupakan kristal padat


yang berwarna biru, memiliki massa molekul relatif sebesar 250 Mr dilarutkan dalam 100 mL
larutan dengan kemolaran 0,1 M pada tahap awal. Pada saat membuat larutan dengan kemolaran
tertentu, kita harus mengetahui berapa banyak kristal yang dibutuhkan agar mencapai kemolaran
dan volume sesuai dengan percobaan. Kita dapat mencari massa nya dengan menggunakan rumus
molaritas, yaitu :

CuSO4akan dibuat menjadi larutan CuSO45H2O 0,1 M. Diketahui bahwa Ar dari:


-Cu = 64 -S = 32
-O = 16 -H = 1
Maka nilai Mr dari laritan CuSO45H2O adalah 64+32+4(16)+10(1)+5(16) = 250. Pada
perintah kita memerlukan larutan CuSO45H2O dengan konsentrasi 0,1M dengan volume
100 ml. Maka bubuk CuSO4 yang kita perlukan dapat dicari dengan:

𝑔𝑟 1000
𝑀= ×
𝑀𝑟 𝑚𝑙
𝑔𝑟 1000
0,1 = ×
250 100
10𝑔𝑟
0,1 =
250
Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
10𝑔𝑟 = 25
𝑔𝑟 = 2,5

Dari hasil pencarian tersebut, kita ketahui bahwa untuk membuat larutan CuSO45H2O
0,1M dengan volume 100ml kita membutuhkan CuSO4sebanyak 2,5 gram. Timbanglah
massanya diatas neraca dengan beralaskan Kaca arloji. Jangan lupa untuk menghitung berat kaca
arloji. Dari percobaan awal didapat bahwa berat kaca arloji adalah 26,3 gr. Maka untuk
mendapatkan CuSO4sebanyak 2,5 gr neraca harus menunjukkan berat sebesar 28,8gr.

Setelah kita mendapatkan larutan CuSO45H2O 0,1M dengan volume 100ml, kita akan
melakukan pengenceran terhadap larutan tersebut. Maka larutan CuSO45H2O akan memiliki
konsentrasi 0,01M dengan volume 100ml. Dari larutan yang sudah kita buat maka, Volume yang
dapat diambil dari larutan sebelum pengenceran sebanyak

𝑉1. 𝑀1 = 𝑉2. 𝑀2
𝑉1.0,1 = 100.0,01
1
𝑉1 =
0,1
𝑉1 = 10

Berarti kita mengambil 10 ml larutan CuSO45H2O untuk melakukan pengenceran ini.


Sesuai dengan apa yang ditugaskan. Hasil dari pengenceran ini antara lain :

Pengenceran 10x Pengenceran 100x


V1.M1 = V2.M2 V1.M1 = V2.M2
10. 0,1= 100. M2 10. 0,01= 100. M2
10.0,1 10.0,01
M2 = M2 =
100 100

M2 = 0,01 M2 = 0,001

Setelah dicari dengan menggunakan rumus molaritas tersebut maka massa kristal
CuSO4.5H2O yang dibutuhkan sebesar 2,5 gram. Maka timbanglah massa kristal sebanyak 2,5
gram CuSO4.5H2O dengan neraca dan kaca arloji sebagai wadah. Setelah ditimbang massa nya
dengan tepat kita masukan kedalam gelas kimia menggunakan akuades sampai terlarut.
Selanjutnya larutan tersebut dimasukan kedalam labu ukur 100mL.

Percobaan pertama larutan dalam labu ukur 100 mL memiliki kemolaran 0,1 M dengan
warna larutan biru terang. Selain membuat larutan dengan konsentrasi tertentu kita juga dapat
membuat larutan dengan pengenceran. Maka tahap selanjutnya kita membuat larutan dengan
pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan mengambil sampel larutan yang ber CuSO4.5H2O
warna biru tua (0,1 M) sebanyak 10 ml dengan menambahkan akuades dalam labu ukur 100 mL,
lalu ambil menggunakan pipe volume atau pipet gondok. Maka dapat diketahui pengenceran
larutan CuSO4.5H2O dengan kemolaran berubah menjadi 0,01 M dan warna yang tadi biru terang
menjadi biru pudar.
Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Pada percobaan ini dengan mengencerkan 10 kali larutan CuSO4.5H2O 0,1 M dengan
mengambil 10 mL dari labu ukur pertama dan dimasukan kedalam labu ukur kedua dengan
menambahkan 10 mL akuades sehingga larutan menjadi 100 ml dengan molaritas menjadi 0,01
M. Percobaan ini terjadi perubahan kemolaran tetapi massa zat nya tidak mengalami perubahan,
selain itu pengenceran pun mempengaruhi perubahan warna pada larutan. Ini membuktikan benar
bahwa pengenceran mempengaruhi kemolaran dan mengubah warna.

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


H. Kesimpulan

Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau
konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Dengan mengencerkan 10 kali larutan CuSO4.5H2O 0,1 M dengan mengambil 10 mL dari labu
ukur pertama dan dimasukan kedalam labu ukur kedua dengan menambahkan 10 mL akuades
sehingga larutan menjadi 100 ml dengan molaritas menjadi 0,01 M. Dimana pengenceran dapat
mempengaruhi perubahan kemolaran tetapi tidak mempengaruhi massa zat yang terlarut.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran adalah pelarut lebih
banyak dibandingkan zat terlarut.

I. Daftar Pustaka

https://konsep-kimia.blogspot.co.id/2016/08/satuan-konsentrasi-molaritas.html

https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan/

http://kurniawati141.blogspot.co.id/2014/11/laporanpraktikum-kimia-molaritas-oleh.html

http://kimiadasar.com/molaritas-dan-pengenceran/

https://annisanfushie.wordpress.com/2008/09/29/74/

https://www.google.com/search?q=laboratorium+kimia&client=firefox-
b&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjznsL9tqnQAhUDS48KHYYtACgQsAQIIQ&biw=13
66&bih=659 - imgrc=gNI0yLPhad9vJM%3A

Anonim2. 2009. Titrasi asam basa


http://rumahkimia.wordpress.com
diakses pada tanggal 28 Oktober 2009

Oxtoby,G.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga:Jakarta


Suardhana, L. 1986. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung . ITB

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


LAMPIRAN GAMBAR

Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


Laboratorium kimia SMAN 1 REJANG LEBONG,LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Anda mungkin juga menyukai