Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Dafrar Isi .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Praktikum ..................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
BAB III METODELOGI .......................................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum .................................. 5
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 5
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 7
BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 9
4.1 Kesimpulan .........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum


Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk memahami
sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada
umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara
zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi
di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan
reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan
dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran
homogen. Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau
satu fasehingga tidak dapat diamati bagian - bagian komponen penyusunnya meskipun dengan
menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting. Komponen
tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya komponen solven
mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut mengandung jumlah zat yang lebih
sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung.
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau
larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan
tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut,
maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat.
Diantaranya sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit. Oleh karena itu diperlukan adanya
praktikum pembuatan larutan agar lebih mampu membedakan antara larutan dan campuran
dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa diharapkan mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu,
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengencerkan larutan
3. Mahasiswa diharapkan mampu menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan
dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah
kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang
mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah
medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu
bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang
sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya.
Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas
gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang
pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat
homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan
didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan
dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas
(Sukardjo, 1997 : 141)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
1. Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi
adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume
(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul
satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah
dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau massa
larutan yang akan dibuat.

2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang


diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan
sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan :

M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan


V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan (Keenan, 1989)

2. Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan


Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa
kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat
terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada
di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).
BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum


Kami melaksanakan Praktikum Biologi Umum pada
1. Hari dan Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015
2. Pukul : 10.00 – 11.40 WIB
3. Tempat : Laboratorium 2 Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Alat tulis
2. Botol kratingdaeng
3. Tabung reaksi
4. Gelas beaker
5. Corong gelas
6. Pengaduk
7. Pipet
8. Gelas ukur
9. Spatula
10. Neraca ohauss
11. Neraca digital

3.2.2 Bahan
1. Gula
2. Garam
3. KOH
4. HCl
5. Pelarut (air)
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang kami laksanakan pada saat melakukan praktikum yaitu :
1. Mempersiapkan diri dengan memakai jas lab sebelum masuk laboratorium hingga praktikum
selesai, dan tidak lupa untuk membawa peralatan tulis untuk mencatat.
2. Memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh dosen pembimbing ketika menjelaskan tentang
pembuatan larutan yang ada didalam laboratorium Biologi FKIP.
3. Setelah pengenalan dan penjelasan , kemudian mahasiswa ditugaskan untuk membuat larutan
yang ditentukan.
4. Setelah itu mahasiswa ditugaskan untuk membuat makalah tentang Pembuatan Larutan yang ada
di laboratorium Biologi FKIP.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


1. Gula 3% dilarutkan dengan pelarut 100 ml
2. Garam 7,5% dilarutkan dengan pelarut 100 ml
3. 80 ml KOH 0,5 M
M = mol
Liter
= 80 ml x 0,5 = 40 mol = 0,04 mol
1000 ml 1000

Gram = mol x Mr
= 0,04 x 56
= 2,24 gram

4. 72 ml HCl 2%
V1 M1 = V 2 .M2
V1 = V2 .M2
M1
V 1 = 72 x 2
36
V1 = 4 ml  HCl

4ml +  = 72ml
 = 72ml – 4ml
 = 68ml - Pelarut
4.2 Pembahasan
1. Gula dengan konsentrasi 3% akan dilakukan pengenceran dengan ditambahkan pelarut sebesar
100 ml. Sebelum melakukan pengenceran kita harus menghitung berapa ml campuran dari gula
dan pelarut untuk mengetahui kadar larutan yang harus kita campur. Setelah dihitung,
selanjutnya kita meakukan pengukuran menggunakan neraca digital. Sebelum mengukur berat
larutan gula, terlebih dahulu kita mengukur berat alas/ kertas yang akan digunakan dalam
pengukuran. Setelah berat alas/ kertas diketahui, selanjutnya kita ukur berat gula. Selanjutnya
masukan gula terlebih dahulu kedalam botol kratingdaeng setelah itu masukan pelarut lalu aduk
searah dengan jarum jam.
2. Garam dengan konsentrasi 7,5% akan dilakukan pengenceran dengan ditambahkan pelarut
sebesar 100 ml. Sebelum melakukan pengenceran kita harus menghitung berapa ml campuran
dari garam dan pelarut untuk mengetahui kadar larutan yang harus kita campur. Setelah dihitung,
selanjutnya kita meakukan pengukuran menggunakan neraca digital. Sebelum mengukur berat
larutan garam, terlebih dahulu kita mengukur berat alas/ kertas yang akan digunakan dalam
pengukuran. Setelah berat alas/ kertas diketahui, selanjutnya kita ukur berat garam. Pertama
masukan garam terlebih dahulu kedalam botol kratingdaeng setelah itu masukan pelarut lalu
aduk searah dengan jarum jam.
3. KOH berbentuk kristal, sebelum dilakukan pengenceran, KOH ditimbang terlebih dahulu
dengan cara menimbang berat kertas/alas. Setelah melakukan penimbangan kertas/alas lalu
masukan KOH sesuai dengan berat yang dibutuhkan yang sebelumnya sudah dihitung. Lalu
masukan KOH kedalam botol kratingdaeng dan tambahkan pelarut setelah itu aduk searah
dengan jarum jam.
4. HCl berbentuk larutan, lakukan pengambilan dengan menggunakan pipet sesuai volume yang
dibutuhkan sesuai dngan yang telah dihitung, lalu masukan kedalam botol kratingdaeng dan
tambahkan pelarut setelah itu aduk searah dengan jarum jam.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Hal-hal yang mesti diperhatikan dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu yaitu
konsentrasi tujuan, massa padatan, volume pelarut yang diperlukan, dan persamaan yang
digunakan dalam pembuatan larutan.
2. Diketahui bahwa sebelum melakukan pengukuran berat larutan, kita harus mengukur terlebih
dahulu berat wadah/ alas yang akan digunakan sebagai tempat menyimpan larutan pada saat
melakukan pengukuran.
3. Salah satu cara pengenceran larutan yaitu mengaduk larutan dengan batang pengaduk dan juga
mengaduk dengan menggoyangkan wadah.
4. Hal-hal yang mesti diperhatikan dalam menentukan kosentarasi larutan yaitu konsentarasi awal
larutan, massa larutan, dan massa pelarut yang digunakan.
5. Larutan adalah campuran homogen yang mengandung sekurang-kurangnya 2 komponen yaitu
zat terlarut dan zat pelarut. Pelarut adalah zat yang umumnya berwujud cair yang jumlahnya
lebih banyak, sedangkan terlarut adalah zat/komponen baik gas, cair maupun padatan yang
jumlahnya lebih kecil.
6. Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : http://aedilnusantara.blogspot.co.id/2014/01/laporan-praktikum-kimia-pembuatan.html
Sumber : http://kikyrisqiyatulj.blogspot.co.id/2013/10/pembuatan-larutan.html
Jannah, Risqiyatul. 2013. Pembuatan Larutan. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman
Sumber : https://fileq.wordpress.com/2012/02/25/laporan-pembuatan-larutan/
Sumber : http://arrahimudah.blogspot.co.id/2013/09/makalah-kimia-membuat-larutan-
dengan.html
Arrahim, dkk. 2014. Membuat Larutan Dengan Kemolaran Tertentu. Banjarbaru: Universitas Lambung
Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai