LABORATORIUM HEMATOLOGI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya kami telah
menyelesaikan makalah ini. Makalah mengenai “Larutan Buffer atau Larutan
Penyangga” ini diselesaikan oleh anggota kelompok dan dibantu oleh pihak lainnya
yang turut berkoordinasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami
ucapkan terima kasih atas segala koordinasi dalam pembuatan makalah ini, baik
pikiran,waktu, materi, dan lain – lain. Mudah – mudahan dapat bermanfaat bagi
kehidupan kita semua yang berkoordinasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami bersyukur makalah ini telah selesai dan dapat dibaca. Besar apresiasi
kami terhadap pembaca makalah ini yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membaca makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian larutan penyangga?
2. Bagaimana cara kerja larutan penyangga?
3. Bagaimana perhitungan pH larutan penyangga?
4. Apa saja peranan larutan penyangga?
Ruang lingkup dari makalah ini adalah tentang larutan buffer atau larutan
penyangga. Yang dimana larutan buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi
kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya,
dimana hanya mengalami sedikit perubahan pH dengan pemberian sedikit
asam kuat atau basa kuat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian larutan penyangga
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asa mnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam
lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan
garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.
6
Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium,
kalsium, dan lain-lain.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang
garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih.
7
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu
akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat
dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen
asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi
dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion
OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini
menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam
yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
8
Pada penambahan basa
larutan penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjungsinya
(garamnya).
Contoh :
Perumusan :
pH = - log (H+)
9
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
contoh soal :
Jawab :
Garam = 0,05
Ditanyakan : pH campuran ?
Penyelesaian :
x. (Garam)
= 3,6 x 10-5
10
pH = - log ( H+)
= 5 - log 3,6
Larutan penyangga basa terdiri atas basa lemah dan asam konjungssinya
(garamnya).
Contoh :
Perumusan:
(OH-) = Kb . (B)
(G)
keterangan:
11
g = jumlah mol asam konjugasi
Contoh soal:
50 ml NH4OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH4)2SO4 = 0,2 Molar. Jika
Kb NH4OH = 10-5 . Tentukan pH campuran?
Jawab:
Ditanyakan : pH campuran?
Penyelesaian:
2(mmol garam )
= 10-5 x 5___
2 x 20
=10-5 x 0,125
= 1,25 x 10-6
= 6 – log 1,25
pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )
12
= 8+ log 1,25
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH
darah kurang dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat
terjadi akibat penyakit-penyakit seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus
(penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam waktu yang lama atau
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah raga
yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih
dari 7,45 disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita
mengalami muntah yang hebat, bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi)
biasanya di daerah yang udaranya tipis (ketinggian) atau ketika kita sedang
cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah kurang dari 7,0 atau
132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem
kesetimbangan larutan penyangga.
Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel
(extracelluler), merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama
dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-
monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan
basa sebagai berikut:
13
Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa
konjugasi asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 – HCO3–). Sistem ini bereaksi
dengan asam dan basa sebagai berikut:
(HbO2–).
Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah,
akan sangat mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga,
perubahan pH darah yang drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat
dicegah. Dalam bidang industri, terutama bidang farmasi (obat-obatan),
diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat
zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama sekali. Untuk
obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik
14
harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis
pada darah.
ASAM
BASA
15
Basa kuat : NaOH, KOH, Ca(OH) 2, Ba(OH) 2, Sr(OH) 2
Batasan pH : 0 – 14
Netral : pH = 7
pH = – log [H +]
pH + pOH = 14
Larutan Penyangga
16
1. Asam / Basa Kuat
Hitunglah PH dari larutan Asam Sulfat ( H2SO4 ) dengan konsentrasi 0,2 M !
Diketahui : M = 0,2
H2SO4 → 2H+ + SO42-
Ditanya : pH = …..?
Jawab :
[H+] = M x Valensi asam
= 2 x 10-1 x 2
= 4 x 10-1
pH = - log[H+]
= - log[4x10-1]
= 1 – log 4
17
=4
3. Larutan Buffer
Sebanyak 200 mL larutan HCOOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL larutan
NaOH 0,2 M. Bila Ka HCOOH = 2 × 10−4 dan log 2 = 0,3, harga pH larutan
setelah reaksi adalah....
Pembahasan
Data:
200 mL larutan HCOOH 0,1 M → 20 mmol
50 mL larutan NaOH 0,2 M → 10 mmol
18
pH = 4 − log2 = 4 − 0,3
pH = 3,7
Jawab:
Ditanyakan : pH campuran?
Penyelesaian:
2(mmol garam )
= 10-5 x 5mmol___
2 x 20mmol
=10-5 x 0,125
= 1,25 x 10-6
= 6 – log 1,25
pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )
= 8+ log 1,25
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam
lemah dan basa konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam
konjugasinya. Larutan penyangga dapat dibuat dengan dua cara. Pertama
dengan cara mencampurkan langsung komponen-komponennya yaitu suatu
asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan garamnya. Kedua
dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah asam
lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan
jumlah basa lemah berlebih.
Pengenceran tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika ke dalam
kedua larutan penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan
pengenceran) maka konsentrasi asam lemah dan basa konjugasinya serta basa
lemah dan asam konjugasinya akan menurun dengan faktor yang sama. Akan
tetapi perbandingan konsentrasinya tidak mengalami perubahan sehingga pH
larutan penyangga tidak mengalami perubahan.
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
http://tinanggeakonsell.blogspot.com/2017/03/makalah-larutan-penyangga.html
http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/34-larutan-penyangga-dan-ph
21