Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK

LABORATORIUM HEMATOLOGI

DOSEN PENGAMPUH : ENDAH RATNASAR I, M.Si

Disusun oleh kelompok 1:

1. NADYA AYU P ITALOKA


2. DEVITA ROSALIA SARI
3. FAUZIAH INTAN I
4. MONICHA KUSUMA DEWI
5. OCTA MONICA JUWANTARI
6. SHOFA ABROR I
7. SYARA JEIN ASYIFA
8. TIAS IDAMATU RIZKIA F
9. MUHAMMAD ZIDDAN BAYU A
10. HISTI WAHYU NINGTYAS

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-III REGULER 2
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
TAHUN PENDIDIKAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya kami telah
menyelesaikan makalah ini. Makalah mengenai “Larutan Buffer atau Larutan
Penyangga” ini diselesaikan oleh anggota kelompok dan dibantu oleh pihak lainnya
yang turut berkoordinasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami
ucapkan terima kasih atas segala koordinasi dalam pembuatan makalah ini, baik
pikiran,waktu, materi, dan lain – lain. Mudah – mudahan dapat bermanfaat bagi
kehidupan kita semua yang berkoordinasi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari keterbatasan kami dalam pembuatan makalah ini, baik


materi pembahasan dan penguasaan materi sehingga dapat menimbulkan kesalahan
ataupun kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu, mohon kiranya pembaca
dapat memaklumi atau memberi saran dan pembenaran jika terdapat kesalahan atau
kekurangan di dalam materi kami ini. Meskipun dengan keterbatasan kami tersebut,
kami berharap makalah ini mampu memberikan pengetahuan atau meningkatkan
pengetahuan pembaca mengenai pembahasan – pembahasan kami yaitu Larutan
Buffer atau Larutan Penyangga.

Kami bersyukur makalah ini telah selesai dan dapat dibaca. Besar apresiasi
kami terhadap pembaca makalah ini yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membaca makalah ini.

Bandar Lampung, 28 Agustus 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................... 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 5
1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 5
1.4 RUANG LINGKUP ................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 6

2.1 PENGERTIAN LARUTAN PENYANGGA ............................................. 6


2.2 KOMPONEN LARUTAN PENYANGGA ............................................... 6
2.3 CARA KERJA LARUTAN PENYANGGA ............................................. 7
2.4 PERHITUNGAN PH LARUTAN PENYANGGA ................................... 9
2.5 PERANAN LARUTAN PENYANGGA ................................................... 12
2.6 CONTOH SOAL........................................................................................ 14

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 20

3.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 20


3.2 SARAN ...................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung
campuran asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah
tersebut akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH3COOH dan
CH3COONa. Demikian juga jika larutan mengandung campuran basa lemah dan
garam yang kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan
penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.
Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung
campuran dari pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan
asam konjugatnya akan membentuk larutan penyangga.
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan
atau ralatif tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa,
atau adanya pengenceran. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau
dapar. Larutan penyangga terdiri atas asam lemah dengan asam basa
konjungsinya atau basa lemah dengan asam konjungsinya.
Sangat banyak kegunaan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari,
karena fungsinya yang sangat penting. Salah satu contoh larutan buffer dalam
kehidupan sehari-hari adalah buffer dalam air ludah, buffer dalam darah, buffer
pada bidang industri farmasi, dan masih banyak lagi.
Larutan penyangga juga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia
terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang
kesehatan. Dalam reaksi-reaksi kimia tersebut dibutuhkan PH yang stabil. Oleh
karena itu, dibutuhkan larutan penyangga untuk mempertahankan PH suatu zat.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian larutan penyangga?
2. Bagaimana cara kerja larutan penyangga?
3. Bagaimana perhitungan pH larutan penyangga?
4. Apa saja peranan larutan penyangga?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian larutan penyangga
2. Mengetahui cara kerja larutan penyangga
3. Mengetahui perhitungan larutan penyangga
4. Mengetahui peranan larutan penyangga

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari makalah ini adalah tentang larutan buffer atau larutan
penyangga. Yang dimana larutan buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi
kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya,
dimana hanya mengalami sedikit perubahan pH dengan pemberian sedikit
asam kuat atau basa kuat.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian larutan penyangga

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang


digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini
adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat.

Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun


dari asam lemah dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu
campuran larutan yang tersusun dari basa lemah dengan garamnya.

Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau


sedikit basa atau dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah.
Sebaliknya penambahan asam atau penambahan basa dalam larutan bukan
penyangga menyebabkan perubahan pH larutan yang dratis.

2.2 Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

 Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asa mnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam
lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan
garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.

6
Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium,
kalsium, dan lain-lain.

 Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang
garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih.

2.3 Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam


dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-.
Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya
secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

A. Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang


mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan.
Dengan proses sebagai berikut:

 Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana


ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk
molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

7
 Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu
akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat
dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen
asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi
dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

B. Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang


mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses
sebagai berikut:

 Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion
OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini
menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam
yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)

8
 Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser


ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang
ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk
komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

2.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

larutan penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjungsinya
(garamnya).

Contoh :

CH3COOH dan CH3COONa

HCN dan KCN

H2CO3 dan HCO3-

Perumusan :

(H+) = Ka. mol asam


X. mol garam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+


dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

pH = - log (H+)

= pKa + log (G)

9
Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemah

g = jumlah mol basa konjugasi

contoh soal :

Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan CH3COONa , dengan


konsentrasi CH3COOH = 0,1 Molar dan konsentrasi CH3COONa = 0,05 Molar.
Jika Ka CH3COOH 1,8 X 10-5. Tentukan pH campuran ?

Jawab :

Diketahui : Ka = 1,8 x 10-5

Asam lemah = 0,1

Garam = 0,05

Ditanyakan : pH campuran ?

Penyelesaian :

( H+) = Ka . (Asam lemah)

x. (Garam)

= 1,8 x 10-5 x 0,1


0,05

= 3,6 x 10-5

10
pH = - log ( H+)

= - log 3,6 x10-5

= 5 - log 3,6

Larutan penyangga basa

Larutan penyangga basa terdiri atas basa lemah dan asam konjungssinya
(garamnya).

Contoh :

NH4OH dan NH4Cl

NH4OH dan NH4NO3

NH3 DAN NH4+

Perumusan:

(OH-) = Kb . (B)
(G)

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+


dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

pOH = - log (OH-)

= pKb + log (B)

keterangan:

Kb = tetapan ionisasi basa lemah

B = jumlah mol basa lemah

11
g = jumlah mol asam konjugasi

Contoh soal:

50 ml NH4OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH4)2SO4 = 0,2 Molar. Jika
Kb NH4OH = 10-5 . Tentukan pH campuran?

Jawab:

Diketahui : mmol NH4OH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmol

mmol (NH4)2SO4 = VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol

Ditanyakan : pH campuran?

Penyelesaian:

( OH-) = Kb x (mmol basa lemah)

2(mmol garam )

= 10-5 x 5___

2 x 20

=10-5 x 0,125

= 1,25 x 10-6

pOH = - log ( OH)

= - log 1,25 x 10-6

= 6 – log 1,25

pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )

12
= 8+ log 1,25

2.5 Peranan Larutan Penyangga

Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia


terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang
kesehatan. Dalam reaksireaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang stabil.

Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH
darah kurang dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat
terjadi akibat penyakit-penyakit seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus
(penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam waktu yang lama atau
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah raga
yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih
dari 7,45 disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita
mengalami muntah yang hebat, bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi)
biasanya di daerah yang udaranya tipis (ketinggian) atau ketika kita sedang
cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah kurang dari 7,0 atau
132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem
kesetimbangan larutan penyangga.

Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel
(extracelluler), merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama
dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-
monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan
basa sebagai berikut:

HPO42–(aq) + H+(aq) H2PO4–(aq)

H2PO4–(aq) + OH–(aq) HPO42–(aq) + H2O(l)

13
Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa
konjugasi asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 – HCO3–). Sistem ini bereaksi
dengan asam dan basa sebagai berikut:

HCO3–(aq) + H+(aq) H2CO3(aq)

H2CO3(aq) + OH–(aq) HCO3–(aq) + H2O(l)

Dalam plasma darah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:

•Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat


(HCO–3).

• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya ion


oksihaemoglobin

(HbO2–).

Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:

• Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion


bikarbonat(HCO–3).

• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya haemoglobin


(Hb).

Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah,
akan sangat mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga,
perubahan pH darah yang drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat
dicegah. Dalam bidang industri, terutama bidang farmasi (obat-obatan),
diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat
zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama sekali. Untuk
obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik

14
harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis
pada darah.

2.6 Contoh soal

ASAM

Asam kuat : HCl, HBr, HI, H 2SO 4, HNO 3, HClO 4

Asam lemah : HCN, H 2CO 3, CH 3COOH, HCOOH

 BASA

15
Basa kuat : NaOH, KOH, Ca(OH) 2, Ba(OH) 2, Sr(OH) 2

Basa lemah : NH 4OH

DERAJAT KEASAMAN (pH)

Batasan pH : 0 – 14

Asam : pH antara 0 - <7 (semakin kecil semakin kuat)

Basa : pH antara >7 – 14 (semakin besar semakin kuat)

Netral : pH = 7

pH = – log [H +]

pOH = – log [OH -]

pH + pOH = 14

Larutan Penyangga

16
1. Asam / Basa Kuat
Hitunglah PH dari larutan Asam Sulfat ( H2SO4 ) dengan konsentrasi 0,2 M !
Diketahui : M = 0,2
H2SO4 → 2H+ + SO42-
Ditanya : pH = …..?
Jawab :
[H+] = M x Valensi asam
= 2 x 10-1 x 2
= 4 x 10-1

pH = - log[H+]
= - log[4x10-1]
= 1 – log 4

2. Asam / Basa Lemah


Hitunglah pH larutan HCN 0,01 M (Ka HCN = 10–5)
Diketahui : M = 0,001 M
Ka HCN = 10-5
Ditanya ; pH = ……?
Jawab : [H+] = √Ka x M
= √10-5 x 10-3
= √10-8
= 10-4
pH = - log[H+]
= - log[10-4]

17
=4

3. Larutan Buffer
Sebanyak 200 mL larutan HCOOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL larutan
NaOH 0,2 M. Bila Ka HCOOH = 2 × 10−4 dan log 2 = 0,3, harga pH larutan
setelah reaksi adalah....

Pembahasan
Data:
200 mL larutan HCOOH 0,1 M → 20 mmol
50 mL larutan NaOH 0,2 M → 10 mmol

Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Tersisa 10 mmol HCOOH dan 10 mmol HCOONa

Sehingga [H+] nya

Terakhir, pH larutan adalah:


pH = − log [H+] = − log (2 × 10 −4)

18
pH = 4 − log2 = 4 − 0,3
pH = 3,7

4. 50 ml NH4OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH4)2SO4 = 0,2 Molar.


Jika Kb NH4OH = 10-5 . Tentukan pH campuran?

Jawab:

Diketahui : mmol NH4OH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmol

mmol (NH4)2SO4 = VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol

Ditanyakan : pH campuran?

Penyelesaian:

( OH-) = Kb x (mmol basa lemah)

2(mmol garam )

= 10-5 x 5mmol___

2 x 20mmol

=10-5 x 0,125

= 1,25 x 10-6

pOH = - log ( OH)

= - log 1,25 x 10-6

= 6 – log 1,25

pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )

= 8+ log 1,25

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat


mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti
penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain pH larutan
penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambahkan
sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.

Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam
lemah dan basa konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam
konjugasinya. Larutan penyangga dapat dibuat dengan dua cara. Pertama
dengan cara mencampurkan langsung komponen-komponennya yaitu suatu
asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan garamnya. Kedua
dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah asam
lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan
jumlah basa lemah berlebih.
Pengenceran tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika ke dalam
kedua larutan penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan
pengenceran) maka konsentrasi asam lemah dan basa konjugasinya serta basa
lemah dan asam konjugasinya akan menurun dengan faktor yang sama. Akan
tetapi perbandingan konsentrasinya tidak mengalami perubahan sehingga pH
larutan penyangga tidak mengalami perubahan.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa membangun demi


kelancaran pembuatan makalah selanjutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://tinanggeakonsell.blogspot.com/2017/03/makalah-larutan-penyangga.html

http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/34-larutan-penyangga-dan-ph

21

Anda mungkin juga menyukai