Sifat-Sifat Asam
Berikut beberapa sifat asam yang perlu untuk kalian ketahui:
Memiliki rasa asam yang khas
Bersifat korosif (dapat mengikis logam)
Merubah kertas lakmus biru menjadi berwarna merah
Jika diuji menggunakan kertas lakmus merah tidak akan merubah
warnanya
Menghasilkan gas hidrogen (H2) jika bereaksi dengan logam tertentu
seperti alkali, seng, alkali tanah dan aluminium
Mengalami reaksi dengan air dan garam
Memiliki sifat elektrolit, dengan demikian asam memiliki daya hantar listrik
yang baik
Menghasilkan ion H+ dan sisa asam dengan muatan negatif apabila
dilarutkan dalam air
Sifat-Sifat Basa
Berikut beberapa sifat basa yang perlu kalian pahami:
Memiliki rasa pahit dan licin mirip dengan sabun
Bersifat kaustik yaitu merusak kulit
Merubah kertas lakmus merah menjadi berwarna biru
Jika diuji menggunakan kertas lakmus biru tidak akan merubah warnanya
Mengalami reaksi dengan asam membentuk air dan garam
Bersifat non elektrolit sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik
Menghasilkan ion OH– dan sisa asam dengan muatan negatif jika
dilarutkan dalam air
Kertas Lakmus Biru Berubah menjadi merah Tidak berubah (tetap biru)
Kertas Lakmus Merah Tidak berubah (tetap merah) Berubah menjadi biru
Asam cuka, asam klorida, asam semut, Soda kue, odol, natrium
Contoh
asam askorbat hidroksida
Sumber: upload.wikimedia.org
Teori yang satu ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli kimia dari
Swedia bernama Svante Arrhenius (1859 – 1927). Merupakan teori asam basa
tertua jika dibandingkan dengan dua teori lainnya.
Pada tahun 1884 Arrhenius memberi usulan untuk klasifikasi khusus pada
senyawa-senyawa di atas yang kemudian dikenal dengan nama asam dan basa.
Menurut teori Arrhenius, definisi dari asam dan basa adalah:
Asam : senyawa atau zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
melepaskan ion H+ (hydronium)
Basa : zat atau senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan
melepaskan ion OH– (hidroksida)
Dapat terjadi proses netralisasi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi
dengan air.
H+ (aq) + OH– (aq) ——-> H2O (l)
Rumus dari reaksi ini adalah: Asam Arrhenius + Basa Arrhenius = air + garam
Ketika asam Arrhenius bereaksi dengan basa Arrhenius, maka akan
menghasilkan air dan garam Reaksi ini sering juga disebut sebagai reaksi
netralisasi. Berikut contoh reaksinya:
NaOH (aq) + HCl (aq) ===> NaCl (aq) + H2O (l)
Sumber: upload.wikimedia.org
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh dua orang ilmuwan asal Denmark
bernama Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry yang
berkewarganegaraan Inggris pada tahun 1923. Dasar dari konsep teori yang
mereka kemukakan dapat kita sederhanakan sebagai berikut:
Asam adalah donor atau pemberi proton (ion hydrogen)
Basa adalah aseptor atau penerima proton (ion hydrogen)
Asam dan Basa Konjugasi
Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut
basa konjugasi dari asam tersebut.
Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.
Perhatikan tabel berikut.
Sumber: upload.wikimedia.org
Teori mengenai asam basa terakhir yang memiliki definisi lebih luas adalah Teori
Asam Basa Lewis. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli kimia dari Amerika
Serikat bernama lengkap Gilbert Newton Lewis (1875 – 1946).
Secara sederhana, definisi asam dan basa menurut teori asam basa Lewis dapat
kita rangkum sebagai:
Asam : zat atau senyawa yang dapat menerima pasangan elektron
Basa : zat atau senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron
Menurut Lewis teori asam basa merupakan masalah mendasar yang mesti
diselesaikan dengan dasar Teori Struktur Atom bukan didasarkan pada hasil
percobaan.