Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTTAKA

Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang dapat
menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika
larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer mengandung pasangan asam – basa konjugat atau
terdiri dari campuran asam lemah dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan asam
lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya.
Oleh karena itu, penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa ke dalam larutan buffer tidak mengubah
pH-nya. Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
Apabila asam lemah direaksikan dengan basa konjugasinya maka akan terbentuk larutan buffer asam,
dimana larutannya mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7), sedangkan basa lemah yang
direaksikan dengan asam konjugasinya maka akan terbentuk larutan buffer basa, dimana larutannya akan
mempertahakan Ph pada daerah basa (Ph>7) (Underwood, A.L., 2002).

Sifat dari larutan buffer yaitu pH larutan tidak berubah jika diencerkan dan tidak berubah pula
jika ditambahkan kedalamnya sedikit asam atau basa. Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang
tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan suatu sistem kesetimbangan ion dalam air, yang
melibatkan adanya kesetimbangan air dan kesetimbangan asam lemah. Di samping itu, terdapat ion basa
konjugasi yang berasal dari garam atau hasil reaksi antara asam lemah tersebut dengan basa kuat.

Prinsip larutan penyangga adalah bila larutan penyangga berasal dari asam lemah dengan
garamnya tercampur sedikit asam kuat, maka asam kuat akan bereaksi dengan garamnya sehingga asam
kuat akan diubah menjadi garam (bersifat netral) dan asam lemah, artinya sifat asam kuatnya menjadi
sangat kecil. Bila ditambah sedikit basa kuat, maka sifat basa kuat ini menjadi sangat kecil karena bereaksi
dengan asamnya (Thenawijaya, 1993) .

Larutan buffer dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan garamnya atau basa lemah
dengan garamnya. Asamnya bereaksi dengan tiap ion hidroksi (OH) yang ditambahkan dalam larutan,
sedangkan basa konjugatnya/ garamnnya bereaksi dengan ion hidrogen (H+) (Christian, 1980). Sebagai
contoh adalah larutan asam asetat dan natrium asetat. Ion hidroksi dan hidrogen terambil oleh reaksi
dibawah ini:

CH3COOH + OH- ⇌ CH3COO- + H2O

CH3COO-+ H3O+ ⇌CH3COOH + H2O

Harga pH larutan buffer seperti diatas tergantung pada logaritma perbandingan asam terhadap garam
atau basa konjugatnya.
(𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻)
𝑝𝐻 = 𝑃𝐾𝑎 +
(𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂− )
Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):

1. Mempunyai pH tertentu
pH buffer dapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:
pH = pKa + log [garam]/[asam]
pOH = pKb + log [garam]/[basa]
pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi asam
dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi asam
konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):

a. Reaksi ionisasi asam lemah:


HA(aq) ↔ H+(aq) + A-aq)

Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Ka


Ka = [H+][A+] / [HA]
b. Reaksi ionisasi basa lemah:
LOH(aq) ↔ L+(aq) + OH-(aq)
Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Kb
Kb = [L+][OH-] / [LOH]

Kapasitas buffer adalah parameter kuantitatif yang menunjukkan kekuatan (resistensi) untuk
mempertahankan pH (Chang R, 2006). Buffer dapat dibagi menjadi 3 jenis sesuai kapasitasnya, yaitu buffer
yang kapasitasnya 0, buffer yang kapasitasnya tak hingga, serta buffer yang kapasitasnya dibatasi
sebanyak n. Buffer dengan kapasitas terbatas inilah yang disebut sebagai bounded-buffer (Underwood,
2002 ).

Berbagai aktivitas yang melibatkan reaksi-reaksi dalam larutan, seringkali diperlukan pH yang
harganya tetap. Perubahan pH suatu sistem seringkali memberikan dampak yang tidak diinginkan. Namun
larutan penyangga dapat mempertahankan pH system terhadap gangguan yang dapat mengubah pH.
Penyangga alami terdapat dalam tubuh makhluk hidup maupun di alam (Mulyasa, 2009).

Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan, misalnya dalam analisis biokimia,
bakteriologi, zat warna, fotografi,dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri
mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai
pH berkisar 7,35 sampai7,45, dan apabila pH darah berkisar 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia
dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran Ph-nya dengan larutan Penyangga.

Underwood. 2002. “Analisis kimia Kuantitatif”. Erlangga,Jakarta.

Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Purba, M. 1994. Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Erlangga, Jakarta

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB Press, Jakarta

Christian, J.H.B. 1980. Reduced water activity. In J.H. Silliker, R.P. Elliot, A.C.p 79-90

Mulyasa. 2009. Larutan Buffer. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Thenawijaya, M. 1993. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai