Anda di halaman 1dari 11

Nama asisten : Ficky Rizaldy R.

Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019


Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

PEMELIHARAAN KULTUR MIKROORGANISME DAN ANASLISIS


KUANTITATIF MIKROORGANISME PADA BAHAN PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Nurisa Fadillah Isnaeni (240210170014)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: nurisaisnaeni@gmail.com

ABSTRAK

Kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan mikroorganisme baik kapang,


khamir maupun bakteri. Mikroorganisme tersebut dapat diteliti dan diketahui karakteristiknya
apabila diisolasi atau dipelihara. Terdapat beberapa cara untuk mengkultur suatu mikroorganisme,
yaitu dengan kultur cair, kultur agar tegak dan miring, kultur biakan cawan. Terdapat berbagai
macam cara untuk menghitung jumlah mikroorganisme, salah satunya Petroff Hauser. Tujuan dari
praktikum kali ini adalah mengetahui cara pemeliharaan kultur dengan cara kultur agar dan kultur
cair, serta dapat melakukan analisis kuantitatif dengan motede Petroff Hauser. Kesimpulan yang
dapat diambil dari praktikum ini adalah bakteri L. acidophilus dapat ditumbuhkan dengan metode
agar tegak, agar miring, agar cawan, dan kultur cair. Bakteri E. Coli tidak dapat tumbuh pada
media EMB dengan penambahan pala bubuk dan ketumbar bubuk. Sampel kapang/khamir dapat
tumbuh pada medium PDA yang ditambah pala bubuk dan tidak dapat tumbuh pada medium yang
ditambah ketumbar bubuk. Sampel jus jeruk dan air galon menghasilkan perhitungan TPC yang
tidak sesuai. Kandungan susu dalam sampel belum sesuai dengan standar SNI.
Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Mikroorganisme, Pemeliharaan Kultur, Petroff Hauser, TPC

PENDAHULUAN yaitu medium cair, medium padat, dan


Kehidupan sehari-hari manusia medium semi padat. Medium kultur
selalu berhubungan dengan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari
baik kapang, khamir maupun bakteri. campuran nutrient (zat makanan pada
Populasi mikroorganisme yang ada di alam tingkat sel) yang digunakan untuk
sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup menumbuhkan (kultivasi) mikroorganisme.
kompleks. Mikroorganisme juga terdapat Medium kultur dapat dibedakan berdasarkan
pada makanan-makanan yang dikonsumsi atas susunan kimianya, konsistensinya,
manusia setiap harinya. Mikroorganisme maupun fungsinya. Supaya mikroorganisme
tersebut dapat diteliti dan diketahui tumbuh dengan baik, maka medium kultur
karakteristiknya apabila diisolasi atau harus mengandung semua nutrient yang
dipelihara. Pemeliharaan kultur diperlukan dalam keadaan seimbang, tidak
membutuhkan medium yang sesuai agar mengandung zat-zat penghambat, dalam
mikroorganisme tersebut dapat tumbuh. keadaan steril, mempunyai tekanan osmosis
Terdapat beberapa cara untuk mengkultur yang sesuai, dan mempunyai keasaman (pH)
suatu mikroorganisme, yaitu dengan kultur yang sesuai pula.
cair, kultur agar tegak dan miring, kultur Pertumbuhan mikroorganisme yang
biakan cawan. membentuk koloni dapat dianggap bahwa
Medium adalah suatu kumpulan zat- setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu
zat organik dan anorganik yang dibutuhkan sel, maka dengan menghitung jumlah koloni
untuk pertumbuhan mikroba dengan syarat- dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada
syarat tertentu. Berdasarkan wujudnya pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu
medium dapat dibedakan menjadi 3 macam bahan dapat dihitung dengan berbagai
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

macam cara, tergantung pada bahan dan Agar Tegak (Kultur Padat Tanpa
jenis mikrobanya. Pengenceran)
Terdapat berbagai macam cara Medium Nutrient Agar dimasukkan
untuk menghitung jumlah mikroorganisme, ke dalam tabung reaksi steril sebanyak ½
akan tetapi secara mendasar, ada dua cara bagian. Kemudian NA dibekukan dengan
yaitu secara langsung dan secara tidak posisi tegak. Biakan Lactobacillus acido
langsung. Ada beberapa cara perhitungan diose dengan loop steril sebanyak 1 kali.
secara langsung, antara lain adalah dengan Hasil ose ditusukkan di bagian tengah
membuat preparat dari suatu bahan (preparat medium. Kemudian kultur diinkubasi pada
sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan suhu 37oC selama 2 hari, lalu diamati
penggunaan ruang hitung (counting pertumbuhan mikroorganismenya.
chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah Agar Cawan (Kultur Padat Tanpa
mikroorganisme pada suatu bahan yang Pengenceran)
masih hidup saja (viabel count). Dalam Medium Nutrient Agar dimasukkan
pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : ke dalam petri steril dan dibekukan. Biakan
metode cawan petri (total plate count/TPC), Lactobacillus acido diose dengan loop steril
metode Haemocymeter (Petroff Hauser) dan sebanyak 1 kali. Hasil ose digoreskan di atas
metode MPN (Most Probable Number) medium. Kemudian kultur diinkubasi pada
(Hastowo, 2012). suhu 37oC selama 2 hari, lalu diamati
Tujuan dari praktikum kali ini pertumbuhan mikroorganismenya.
adalah mengetahui cara pemeliharaan kultur
dengan cara kultur agar dan kultur cair, serta Agar Tuang (Kultur Padat dengan
dapat melakukan analisis kuantitatif dengan Pengenceran)
motede Petroff Hauser. Sebanyak 1mL/1 gr sampel
diencerkan dengan NaCl Fis hingga
METODOLOGI pengenceran 10-4. Hasil pengenceran 10-3
Alat dan Bahan dan 10-4 dituangkan ke dalam cawan petri
Bahan yang digunakan pada sebanyak 1 mL. Kemudian medium PCA
praktikm kali ini adalah EMB, Kultur L. dituangkan ke dalam cawan petri tersebut
acido, Lactose Broth, larutan NaCL Fis, dan dibekukan. Kultur diinkubasi selama 2
Nutrient Agar, PCA, PDA, dan susu. hari pada suhu 37oC, kemudian diamati di
Alat-alat yang digunakan pada mikroskop dan dilakukan perhitungan TPC.
praktikum kali ini adalah bunsen, cawan
petri, Haemocytometer, inkubator, Metode Gores (Kultur Padat dengan
mikroskop, ose, rak tabung, dan tabung Pengenceran)
reaksi. Sampel pengenceran 10-1, medium
EMB, dan medium PDA dituangkan ke
Agar Miring (Kultur Padat Tanpa dalam cawan petri lalu dibekukan. Suspense
Pengenceran) diambil 1 ose dan digoreskan pada media
Medium Nutrient Agar dimasukkan agar dengan cara langsung, radian, dan
ke dalam tabung reaksi steril sebanyak ¼ kuadran. Kemudian kultur diinkubasi dan
bagian. Kemudian NA dibekukan dengan diamati pertumbuhannya.
posisi dimiringkan. Biakan Lactobacillus
acido diose dengan loop steril sebanyak 1 Kultur Cair
kali. Hasil ose digoreskan di medium. Sebanyak 20 mL Lactose Broth
Kemudian kultur diinkubasi pada suhu 37oC dituangkan ke dalam tabung reaksi.
selama 2 hari, lalu diamati pertumbuhan Kemudian kultur murni L. acido diambil
mikroorganismenya. sebanyak 1 loop dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Lalu, kultur diinkubasi pada
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

suhu 30-32 oC selama 2-3 hari. Terakhir, pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef
pertumbuhan mikroorganisme diamati. menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa
Petroff Houser (Analisis Kuantitatif) menyediakan sumber karbohidrat yang
Sebanyak 1 searing sampel susu dapat difermentasi untuk organisme
diambil dan dimasukkan ke dalam alat koliform.
Haemocytometer yang kemudian ditutup Media potato dextrose agar (PDA)
dengan cover. Kultur diamati dengan berfungsi sebagai media kapang (jamur) dan
mikroskop dan dihitung jumlahnya. Rumus khamir. Selain itu PDA digunakan untuk
perhitungan metode Petroff Hauser adalah enumerasi yeast dan kapang dalam suatu
sebagai berikut : sampel atau produk makanan. PDA
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1 mengandung sumber karbohidrat dalam
= 𝑥
𝑚𝑙 5 𝑣 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak
kentang dan 2% glukosa sehingga baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk pertumbuhan kapang dan khamir
Praktikum kali ini dilakukan
tetapi kurang baik untuk pertumbuhan
pemeliharaan kultur dengan metode kultur
bakteri.
padat, kultur cair, dan perhitungan
Plate Count Agar (PCA) atau yang
kuantittatif suatu mikroorganisme. Metode
juga sering disebut dengan Standard
kultur padat yang digunakan adalah agar
Methods Agar (SMA) merupakan sebuah
tegak, agar miring, agar cawan, agar tuang,
media pertumbuhan mikroorganisme yang
agar gores. Analisis kuantitatif yang
umum digunakan untuk menghitung jumlah
digunakan adalah metode Petroff Hauser.
bakteri total (semua jenis bakteri) yang
Penggunaan metode yang berbeda
terdapat pada setiap sampel seperti
menyebabkan perbedaan medium yang
makanan, produk susu, air limbah dan
digunakan. Medium-medium yang
sampelsampel lainnya yang juga biasanya
digunakan dalam praktikum ini adalah
menggunakan metode Total Plate Count
EMB, NA, PCA, dan PDA.
(TPC). Plate Count Agar (PCA) merupakan
Media EMB (Eosin Methylene Blue)
media padat, yaitu media yang mengandung
adalah media yang digunakan untuk
agar sehingga setelah dingin media tersebut
mengetahui ada atau tidaknya bakteri
akan menjadi padat.
coliform dalam suatu sampel. Media ini
mempunyai keistimewaan mengandung
Agar Tegak dan Agar Miring
laktosa dan berfungsi untuk memisahkan
Kultur Agar Miring adalah media
bakteri yang memfermentasikan laktosa
agar pada tabung reaksi yang diletakkan
seperti E. coli, dengan bakteri yang tidak
miring pada waktu pendinginan. Agar
memfermentasikan laktosa seperti S. aureus,
miring ini merupakan salah satu cara yang
Pseudomonas dan Salmonella
mudah untuk kulturisasi mikroba, terutama
(Dwidjoseputro, 1994).
yang bersifat aerobik atau anaerobik
NA (Nutrient Agar) adalah media
fakultatif. Sedangkan kultur Agar Tegak
pertumbuhan mikrobiologi yang umumnya
adalah media agar dalam tabung reaksi yang
digunakan untuk pertumbuhan
diletakkan tegak pada waktu pendinginan,
mikroorganisme yang tidak selektif
digunakan untuk menstimulir pertumbuhan
(mikroorganisme heterotrof) seperti bakteri
mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen
(Hadioetomo, 1993).
(anaerob).
Lactose broth digunakan sebagai
Berdasarkan pengujian, didapatkan
media untuk mendeteksi kehadiran koliform
hasil pengamatan terhadap agar tegak dan
dalam air, makanan, dan produk susu,
miring adalah sebagai berikut :
sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

Tabel 1. Hasil Pemeliharaan Kultur Agar Tegak dan Agar Miring

Agar
Kel. Sampel Hasil Pengamatan Dokumentasi
(Miring/Tegak)

4 Lactobacillus acidophilus Miring Positif (Efus)

10 Lactobacillus acidophilus Miring Positif (efus)

5 Lactobacillus acidophilus Tegak Positif (beadad)

9 Lactobacillus acidophilus Miring Positif (efus)

6 Lactobacillus acidophilus Tegak Positif (beadad)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)


Berdasarkan data pada tabel 1, sesuai dengan literatur yang menyatakan
diketahui pada pertumbuhan kultur pada bahwa L. acidophilus dapat tumbuh baik
metode agar tegak dan agar miring dengan oksigen ataupun tanpa oksigen, dan
menunjukkan hasil positif. Hasil positif ini bakteri ini dapat hidup pada lingkungan
ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat asam (Sandine, 1979).
koloni pada media, yaitu berbentuk efus
pada agar miring dan berbentuk beaded pada Agar Cawan
agar tegak. Berbentuk effuse berarti Biakan agar cawan adalah medium
pertumbuhan koloni tipis dan menyebar, agar yang dituangkan pada cawan petri,
sedangkan pertumbuhan beaded berarti inokulasi bakteri disebarkan di medium.
pertumbuhan koloni tidak bersinambung Dengan cara ini, bentuk, warna, dan
(non-flokulan) (Irianto, 2007). pertumbuhan koloni mudah terlihat.
Data positif ini menunjukkan bahwa Berdasarkan pengujian, didapatkan hasil
bakteri Lactobacillus acidophillus pengamatan terhadap metode agar cawan
merupakan bakteri yang dapat hidup di adalah sebagai berikut :
lingkungan aerob maupun anaerob. Hal ini
Tabel 2. Hasil Pemeliharaan Kultur Agar Tegak dan Agar Miring
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

Jumlah
Kel. Sampel Hasil Pengamatan Dokumentasi
koloni

6 Lactobacillus acidophilus Positif (spreader) 4 koloni

5 Lactobacillus acidophilus Positif (spreader) 61 koloni

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)


Berdasarkan data pada tabel 2, terpisah dari koloni yang lain, sehingga
pemeliharaan kultur pada medium NA mempermudah proses isolasi. Media EMB
dengan cara agar cawan menghasilkan hasil atau PDA dimasukkan ke dalam cawan petri
positif. Koloni yang tumbuh yaitu berbentuk dan tunggu hingga membentuk agar.
spreader atau pertubuhannya menyebar Masukkan ose tegak ke dalam tabung reaksi
sampai melebihi seperempat cawan. Hasil berisi kultur lalu digoreskan ke atas medium
positif pada agar cawan ini menunjukkan yang sudah beku. Cara gores dapat
bahwa L. acidophilus merupakan dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara
mikroorganisme dari golongan bakteri langsung, atau dengan menggoreskan
karena mikroorganisme ini dapat tumbuh di langsung ose pada permukaan agar dalam
medium NA yang mana merupakan medium cawan petri membentuk zig-zag.
pertumbuhan untuk bakteri. Berdasarkan pengujian, didapatkan
hasil pengamatan terhadap metode gores
Metode Gores adalah sebagai berikut :
Prinsip metode gores yaitu
mendapatkan koloni yang benar-benar
Tabel 3. Hasil Pemeliharaan Kultur Metode Gores

Media EMB Media PDA


Kel. Sampel
E.Coli (+/-) Gambar Jumlah koloni Gambar

Spreader 100% 1
3 Pala Bubuk -
koloni

8 Ketumbar bubuk - -
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Berdasarkan data pada tabel 3, bakteri jenis koliform. Hal ini menunjukkan bahwa
E. Coli menghasilkan negative saat pala bubuk dan ketumbar bubuk dapat
ditumbuhkan di medium EMB yang menghambat atau mematikan pertumbuhan
ditambahkan pala bubuk dan ketumbar bakteri koliform. Menurut Mardisiswojo
bubuk. Seharusnya E. Coli dapat tumbuh (1985), tanaman pala memiliki kandungan
pada medium EMB karena medium ini senyawa flavonoid yang memiliki efek
merupakan medium tumbuh bakteri penghambat terhadap pertumbuhan bakteri
koliform, dan E. Coli merupakan salah satu E. Coli.
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

Koloni yang ditumbuhkan pada media yang tumbuh dapat tersebar merata pada
PDA menunjukkan hasil positif pada media agar.
penambahan pala bubuk dan menunjukkan Media yang digunakan pada metode
hasil negative pada penambahan ketumbar tuang adalah NA. Nutrient agar adalah
bubuk. Hal tersebut dikarenakan flavonoid media pertumbuhan mikrobiologi yang
pada pala hanya berlaku sebagai antibakteri, umumnya digunakan untuk pertumbuhan
sedagkan kultur yang ditumbuhkan pada mikroorganisme yang tidak selektif
medium PDA adalah jenis kapang/khamir. (mikroorganisme heterotrof) seperti bakteri.
Medium EMB dan PDA yang Inkubasi dilakukan untuk memberikan
ditambahkan ketumbar bubuk tidak dapat suasana yang memungkinkan (optimal)
menumbuhkan bakteri dan kapang/khamir. untuk pertumbuhan bakteri dan kapang
Hal tersebut sesuai dengan literatur yang hingga terbentuk koloni. Inkubasi
menyatakan bahwa minyak atsiri ketumbar dilakukan pada suhu 30 °C karena suhu
berperan sebagai antibakteri dan antijamur tersebut merupakan suhu optimum
dengan cara mengganggu proses pertumbuhan bateri. Untuk pertumbuhan
terbentuknya membran atau dinding sel bakteri, waktu inkubasi yang digunakan
sehingga tidak terbentuk atau terbentuk adalah 48 jam atau 2 hari. Saat inkubasi,
tidak sempurna (Fadlilah M, 2015). cawan diletakkan dalam posisi terbalik
berfungsi untuk mencegah kondensasi
Agar Tuang (menetesnya air dari tutup cawan) dari
Metode tuang (Pour plate) adalah bawah ke atas permukaan agar yang
suatu teknik dalam menumbuhkan dapat memfasilitasi pergerakan organisme
mikroorganisme dalam media agar dengan antara koloni (Waluyo, 2004).
cara mencampurkan media agar cair dengan Berdasarkan pengujian, didapatkan
stok kultur. Teknik ini umumnya digunakan hasil pengamatan terhadap metode gores
pada metode Total Plate Count (TPC). adalah sebagai berikut :
Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme
Tabel 4. Hasil Pemeliharaan Kultur Metode Agar Tuang

Gram Jumlah TPC


Kel. Sampel Pengenceran Dokumentasi
(+/-) Koloni (CFU/mL)

1 koloni
(spreader 1 x 103
10-3 100%)
1 koloni 13 13 x 103
2 Jus Jeruk
1 koloni
(spreader 1 x 104
10-4 100%)
1 koloni 5 5 x 104

Spreader
Air TBUD
100%
-3
1 Galon Isi 10
Ulang
1 koloni 13 13 x 103
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

Gram Jumlah TPC


Kel. Sampel Pengenceran Dokumentasi
(+/-) Koloni (CFU/mL)

Spreader
TBUD
-4
100%
10
1 koloni 9 9 x 104

7
Spreader
TBUD
100%
10-3
Air Spreader
TBUD
galon isi 80%
ulang

Spreader
10-4 TBUD
100%

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) semakin tinggi pengenceran, maka semakin


Berdasarkan data pada tabel 4, jus sedikit koloni yang tumbuh (Dwidjoseputro,
jeruk dengan koloni terbanyak dihasilkan 1994). Ketidaksesuaian tersebut diduga
oleh pengenceran 10-4 (pengenceran dikarenakan terdapat kontaminasi dari
tertinggi) sebesar 5 x 104. Hal ini tidak sesuai lingkungan terhadap kultur yang diisolasi.
dengan literatur yang menyatakan bahwa
semakin tinggi pengenceran, maka semakin Kultur Cair
sedikit koloni yang tumbuh (Dwidjoseputro, Kultur cair adalah biakan mikroba
1994). Ketidaksesuaian tersebut diduga yang ditumbuhkan di medium cair dalam
dikarenakan terdapat kontaminasi dari tabung reaksi, dengan suhu dan waktu
lingkungan terhadap kultur yang diisolasi. inkubasi tertentu tergantung pada jenis
Sampel air galon menghasilkan mikroba yang ditumbuhkan. Dalam medium
jumlah koloni yang berbeda-beda. Air gallon cair mikroba dapat dilihat dengan berbagai
yang diuji oleh kelompok 7 menghasilkan bentuk , contohnya : terlihat kekeruhan pada
hasil akhir TBUD (Terlalu Banyak untuk seluruh bagian medium, pertumbuhan pada
Dihitung). Hal tersebut diduga dikarenakan permukaan dapat berbentuk selaput atau
air galon yang diuji sudah tercemar oleh sekumpulan sel yang mengapung
lingkungan sehingga koloni yang tumbuh dipermukaan media dan endapan pada
terlalu banyak. Sampel air galon yang diuji bagian bawah media cair.
kelompok 1 menghasilkan koloni terbanyak Berdasarkan praktikum, didapatkan
pada pengencerannya yang tertinggi (10-4) hasil pemeliharaan kultur cair sebagai
yaitu sebesar 9 x 104 . Hal ini tidak sesuai berikut :
dengan literatur yang menyatakan bahwa
Tabel 5. Hasil Pemeliharaan Kultur Cair
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

Kelp. Sampel Hasil Pengamatan Dokumentasi

4 Lactobacillus acidophilus Positif (Pelikel)

10 Lactobacillus acidophilus Positif (endapan)

9 Lactobacillus acidophilus Positif (endapan)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Berdasarkan data hasil pengamatan, sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu
bakteri L. acidophilus yang ditumbuhkan bujur sangkar juga tertentu.
dalam kultur cair media Lactose Broth Ruang hitung terdiri dari 9 kotak
menunjukkan hasil positif. Hasil positif besar dengan luas 1 mm2. Satu kotak besar
disebabkan karena L. acidophilus dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan
merupakan bakteri homofermentatif yaitu panjang 0,2 mm. satu kotak sedang dibagi
bakteri yang memproduksi asam laktat lagi menjadi 16 kotak kecil. Tebal dari ruang
sebagai satu-satunya produk akhir (Butrris, hitung ini adalah 0,1 mm. Tinggi contoh
1997). Apabila oksigen tidak tersedia, yang terletak antara gelas objek dengan
organisme ini dapat memproduksi asam gelas penutup adalah 0,02 mm (Fardiaz,
laktat dan alkohol atau yang dikenal dengan 1992). Sel bakteri yang tersuspensi akan
nama fermentasi. Laktosa dari medium memenuhi volume ruang hitung tersebut
Lactose Broth menjadi asupan nutrisi bagi sehingga jumlah bakteri per satuan volume
bakteri ini. Hasil positif dibuktikan dengan dapat diketahui.
adanya padatan-padatam koloni. Terdapat Sampel yang digunakan untuk uji
padatan yang berbentuk pelikel yaitu tebal, kuantitatif ini adalah susu segar. usu adalah
pertumbuhan yang membentuk blok di cairan bergizi berwarna putih yang
permukaan medium. Terdapat pula bentuk dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia
endapan (sedimen) yaitu pertumbuhan betina. Pada saat susu keluar setelah diperah,
terkonsentrasi pada bagian bawah kultur susu merupakan suatu bahan yang murni,
broth, bisa bergranular, serpihan atau higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung
flocculant. sedikit kuman atau boleh dikatakan susu
masih steril.
Analisis Kuantitatif (Petroff Hauser) Sayangnya, kandungan gizi yang
Penghitungan secara langsung dapat tinggi tidak hanya menarik bagi manusia.
dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan Jika dibiarkan untuk waktu yang lama,
menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi nutrisi yang ada di dalam susu
yang sangat kecil. Alat yang bisa digunakan memungkinkan mikroorganisme untuk
adalah Petroff-Hauser Chamber. Jumlah tumbuh sehingga menyebabkan susu tidak
cairan yang terdapat antara cover glass dan layak untuk konsumsi manusia. Hasil
alat ini mempunyai volume tertentu pengamatan analisis kuantitatif
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

mikroorganisme metode Petroff-Hauser dapat diperoleh informasi ukuran dan


sebagai berikut : morfologi mikroorganisme.
Tabel 6. Hasil Analisis Kuantitatif Petroff
Hauser KESIMPULAN
Kel Jumlah m.o (cfu/mL) Kesimpulan yang dapat diambil dari
1 1,6 x 106 praktikum ini adalah bakteri L. acidophilus
2 1,6 x 106 dapat ditumbuhkan dengan metode agar
3 3,75 x 106 tegak, agar miring, agar cawan, dan kultur
4 4,65 x 106 cair. Bakteri E. Coli tidak dapat tumbuh
5 30,6 x 106 pada media EMB dengan penambahan pala
6 16,5 x 106 bubuk dan ketumbar bubuk. Sampel
7 6,5 x 106 kapang/khamir dapat tumbuh pada medium
PDA yang ditambah pala bubuk dan tidak
8 7,8 x 106
dapat tumbuh pada medium yang ditambah
9 7,1 x 10^6
ketumbar bubuk. Sampel jus jeruk dan air
10 5,05 x 10^6 galon menghasilkan perhitungan TPC yang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) tidak sesuai. Kandungan susu dalam sampel
Contoh perhitungan dari metode belum sesuai dengan standar SNI.
Petroff Hauser ini dari kelompok 10 adalah :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
𝑚𝑙
= 5
𝑥 𝑣 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 DAFTAR PUSTAKA
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 12+17+17+27+28 1 Badan Standarisasi Nasional. 1997. Air Susu
𝑚𝑙
= 5
𝑥 4 𝑥 106
Segar. SNI 01-3141-1997, Jakarta.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 101 1
𝑚𝑙
= 5
𝑥 4 𝑥 106
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 1 Buttris, J. 1997. Nutritional properties of
= 20,2 𝑥 4 𝑥 106
𝑚𝑙 fermented milk products. International
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 6
= 5,05 𝑥 10 Journal of Dairy Technology 50(1):21-
𝑚𝑙
Hasil analisis kuantitatif 27
perhitungan mikroorganisme metode
Petroff-Hauser pada sampel susu segar Dwidjoseputro ,D. 1994. Mikrobiologi
didapatkan bahwa mikroorganisme terkecil Dasar. Jembatan, Jakarta.
yang terkandung dalam susu segar adalah
sebesar 1,6 x 106 jumlah bakteri/mL dan Fadhilah, M. 2015. Benefit of Red Betel
yang terbesar adalah 30,6 x 106. Menurut (Piper crocatum ruiz & Pav.) as
Badan Standar Nasional dalam SNI 01- Antibiotics. Jurnal Kedokteran Vol. 4
3141-1997, syarat kualitas air susu segar No. 3. Universitas Lampung,
memiliki batas maksimum mikroba 3,0 × Lampung.
106 koloni/ml). Hal ini menunjukkan bahwa
kandungan mikroorganisme yang terdapat Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT
dalam sampel sesuai dengan standar untuk Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
koloni terendah dan melebihi batas
maksimum cemaran yang ditentukan untuk Hastowo. 2012. Perhitungan Mikroba.
koloni tertinggi. Faktor yang bisa Universitas Pasundan, Bandung.
menyebabkan melebihi batas adalah
kontaminasi dari luar karena penyimpanan Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar
susu yang terlalu lama. dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Pengujian kuantitatif ini
menggunakan metode Petroff Hauser karena Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak
memiliki kelebihan di antara metode yang Dunia Organisme Jilid 1. CV. Yrama
lain (TPC dan MPN). Menurut Fardiaz Widya, Bandung.
(1992), hitungan dengan metode Petroff
Hauser terbilang cepat, mudah, murah, serta
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

Mardisiswojo, S. 1985. Cabe Payung


Warisan Nenek Moyang. Balai Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum.cet.
Pustaka, Jakarta. kedua. UMM Press, Malang.

Sandine WE. 1979. Roles of Lactobacillus in


the Intestinal Tract. J Food Protection
42(3):259-62
Nama asisten : Ficky Rizaldy R.
Tanggal Praktikum : 15 Mei 2019
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai