Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Nama : Putri Arum Ningtiyas

Mikrobiologi NIM : J0312201024


Kelas : KIM BP2
Hari/tanggal : Sabtu, 28 Agustus 2021
Waktu : 13.00-18.40
PJP : M. Arif Mulya S.Pi, M.Si.
Asisten : 1. Dina Amanda Sari A.Md.
2. Fajar Rahmania Ilahi A.Md.
3. Nindy Parenty Budiharto A.Md.

PEMBUATAN MEDIA DAN SCREENING BAKTERI

PROGRAM STUDI ANALISIS KIMIA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikroorganisme dapat hidup bebas di berbagai habitat secara
kosmopolitan, dan sebagai bagian dari organisme multiseluler (sebagai
parasit). Sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktivitas kehidupan diantaranya dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
(Hasruddin dan Husna 2014)
Medium untuk budidaya mikroorganisme mengandung zat diperlukan
untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Karena keragaman
mikroorganisme dan jalur metabolismenya yang beragam, ada banyak
medium. Bahkan sedikit perbedaan dalam komposisi media dapat
menghasilkan karakteristik pertumbuhan yang sangat berbeda dari
mikroorganisme (Atlas 2010). Medium berfungsi untuk mengisolasi,
menumbuhkan mikroorganisme, memperbanyak jumlah, menguji sifat- sifat
fisiologi, dan menghitung jumlah mikroba. Dalam proses pembuatan medium
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada medium. (Safitri dan Novel 2021)
Dalam kehidupan sehari-hari, mikroorganisme mengambil peranan penting
di berbagai bidang. Sehingga pada percobaan ini akan dilakukan pembuatan
media dan screening bakteri untuk mendapatkan koloni mikroba yang masih
berada populasi campuran sabagai awal untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dalam mengidentifikasi morfologi koloni, dan mempelajari sifat suatu
mikroorganisme.

1.2. Tujuan
Mempelajari prosedur umum untuk merekonstitusi (mengembalikan
kepada keadaan asalnya) medium berbentuk bubuk (terdehidrasi) dan
menaruhnya dalam jumlah yang dikehendaki ke dalam wadah-wadah yang
sesuai. Serta mempelajari ciri morfologi dan kultural mikroorganisme yang
tumbuh sebagai koloni murni.

2. METODE

2.1. Alat dan Bahan


2.1.1. Alat
1. Kompor
2. Panci
3. Pengaduk
4. Wadah media NA (Nutrient Agar)

2.1.2. Bahan
1. Agar-agar tidak berwarna
2. Air

2.2. Cara Kerja


2.2.1. Pembuatan Nutrien Agar

Siapkan wadah Siapkan agar- Lakukan pengadukan


untuk media yang agar kemudian pada agar secara
sudah dicuci bersih, seduh sesuai terus menerus supaya
sterilkan dengan dengan tidak mengendap,
cara dikukus sampai petunjuk yang lakukan selama
air mendidih, lalu tertera pada kurang lebih 15
diamkan kemasan. menit.
didalamnya.

Setelah memadat Tutup wadah Siapkan wadah


tempelkan sampel dengan rapat, lalu media yang
pada agar lalu diamkan sampai sudah
diamkan selama 48 agar menjadi disterilisasi,
jam. Simpan media padat. pastikan kering,
dalam suhu ruang. lalu tuang larutan
Amati perubahan agar ke dalam
setelah 24 jam. wadah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Media merupakan campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh


mikroorganisme untuk pertumbuhan (Yusmaniar et al. 2017). Dalam mempelajari
sifat mikroorganisme, diperlukan suatu media pertumbuhan yang dapat
mencukupi nutrisi, sumber energi, dan kondisi lingkungan tertentu. Suatu media
untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan
antara lain: media harus mempunyai pH yang sesuai (pH netral), media tidak
mengandung zat-zat penghambat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri,
media harus steril, dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah
dicerna mikroorganisme. Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor,
unsur logam vitamin, air, dan energi. (Aini dan Rahayu 2015)
Jenis medium berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu medium
cair, medium semi padat, dan medium padat. Adapun jenis media dengan bahan
penyusun serta ketentuan gram/liter untuk media padat, semi padat, dan cair yaitu:
1. Nutrien Agar (NA): Nutrient Agar digunakan untuk budidaya bakteri dan
untuk enumerasi organisme dalam air, limbah, feses, dan bahan lainnya.
Perkiraan komposisi 23,0 g/L; bahan penyusunnya yaitu ekstrak daging,
pepton, dan agar.
2. Nutrien Broth (NB): Kaldu Nutrisi digunakan untuk budidaya umum
mikroorganisme yang kurang teliti, dapat diperkaya dengan darah atau
lainnya cairan biologis. Perkiraan komposisi 13,0 g/L; bahan penyusunnya
yaitu pepton, natrium klorida, HM pepton B, dan ekstrak ragi.
3. Plate Count Agar (PCA): Plate Count Agar adalah media yang digunakan
untuk pencacahan bakteri pada makanan, air dan bahan lainnya pentingnya
sanitasi. Perkiraan komposisi 23,5 g/L; bahan penyusunnya yaitu intisari
enzimatik kasein, ekstrak ragi, glukosa, dan agar.
4. Potato Dextrose Agar (PDA): Potato Dextrose Agar direkomendasikan
untuk isolasi dan penghitungan ragi dan jamur dari air, susu, makanan lain
produk dan sampel klinis. Perkiraan komposisi 39,0 g/L; bahan
penyusunnya yaitu ekstrak kentang, dextrose, dan agar.
5. Salmonella Shigella Agar (SSA): Direkomendasikan untuk isolasi
diferensial dan selektif spesies Salmonella dan Shigella dari spesimen
patologis, bahan makanan yang dicurigai dll. Perkiraan komposisi 63,0
g/L; bahan penyusunnya yaitu pepton, HM pepton B, laktosa, campuran
garam empedu, natrium sitrat, natrium tiosulfat, besi sitrat, hijau
cemerlang, merah netral dan agar.
6. Eosyn Metylen Blue Agar (EMB): Direkomendasikan untuk isolasi
diferensial basil enterik Gram-negatif dari spesimen klinis dan non-klinis.
Perkiraan komposisi 35,96 g/L; bahan penyusunnya yaitu pepton,
dipotassium hidrogen fosfat, laktosa, sakarosa (sukrosa), eosin-Y, metilen
biru, dan agar.
7. Sulfida Indole Motility (SIM): Direkomendasikan untuk penentuan
produksi hidrogen sulfida, pembentukan indol dan motilitas basil enterik
dari sampel klinis dan non klinis. Perkiraan komposisi 36,23 g/L; bahan
penyusunnya yaitu HM pepton B, pepton, besi peptonasi,natrium tiosulfat,
dan agar.
8. Brain Heart Infussion Agar (BHIA): Direkomendasikan untuk budidaya
bakteri patogen rewel, ragi dan jamur dari klinis dan non klinis sampel.
Perkiraan komposisi 52,0 g/L; bahan penyusunnya yaitu bubuk infus HM,
bubuk BHI, proteosa pepton, dektrosa (glukosa), natrium klorida,
dinatrium hidrogen fosfat, dan agar.
9. Lactosa Broth (LB) : Direkomendasikan untuk mendeteksi bakteri
coliform dalam air, makanan, produk susu, dan sampel klinis. Perkiraan
komposisi 13,0 g/L; bahan penyusunnya yaitu pepton, HM pepton B, dan
laktosa.
Nutrient agar adalah medium padat untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
umum digunakan dalam berbagai kultur mikroorganisme. Agar berasal dari
ekstrak ganggang laut yang secara kimiawi tersusun dari karbohidrat kompleks
dengan monomer galaktosa. Nutrient agar memenuhi medium standar untuk
ditumbuhi berbagai jenis bakteri, dan merupakan cara yang baik untuk identifikasi
tentang bagaimana koloni bakteri dapat tumbuh dan menyebar (Safitri dan Novel
2021). Agar pengganti media padat NA (Nutrient Agar) yang digunakan pada
percobaan ini yaitu agar swallow yang tidak berwarna. Mikroorganisme
membutuhkan nutrisi untuk tumbuh, biasanya berasal dari bahan yang
mengandung karbohidrat dan glukosa. Pada percobaan ini tidak ditambahkan
nutrisi dalam media, tetapi bakteri dapat tumbuh dan menyebar dengan baik, hal
ini dapat disebabkan komposisi tambahan dalam agar-agar sudah mencukupi
kebutuhan bakteri untuk berkembang.

Tabel 1 Pengamatan Media Bakteri

Sampel Sebelum Sesudah

+
Tangan

Tutup botol

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan selama kurang lebih 48 jam,


dapat diamati pada tabel di atas terdapat perubahan sebelum dan sesudah
mikroorganisme tumbuh. Pada wadah 1 sampel tangan dan sampel 2 tutup botol.
Terdapat perbedaan dalam penyebaran bakterinya. Terlihat pada wadah 1 lebih
banyak daripada wadah 2, percobaan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Pratami et al. (2016) yang mengatakan bahwa tangan merupakan bagian tubuh
yang paling sering kontak dengan lingkungan dan digunakan sehari-hari untuk
melakukan aktivitas. Hal ini sangat memudahkan terjadinya kontak dengan
mikroorganisme dan mentransfernya ke objek lain. Objek lain pada percobaan ini
yaitu tutup botol, tutup botol jarang mengalami kontak langsung sehingga pada
sampel terlihat jumlah bakteri tidak sebanyak pada sampel tangan. Banyaknya
jumlah bakteri pada tangan tergantung oleh beberapa faktor yaitu, waktu terakhir
cuci tangan mempengaruhi komunitas bakteri di tangan. Faktor yang kedua adalah
derajat kontaminasi sesuai dengan kontak.
Selain itu bakteri mengalami fase pertumbuhan yang dibagi menjadi empat
fase yaitu fase lag ketika bakteri melakukan penyesuaian dengan lingkungan baru,
kedua fase logaritma atau fase eksponensial ketika bakteri telah menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru dan mencapai populasi yang maksimum, ketiga fase
stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan laju
kematiannya, sehingga jumlah bakteri keseluruhan bakteri akan tetap, dan
keempat fase kematian yang sehingga secara keseluruhan terjadi penurunan
populasi bakteri. Karena pengamatan dilakukan selama dua hari, kemungkinan
bakteri hanya mengalami beberapa fase, namun perubahan sebelum dan sesudah
yang ditunjukkan, dapat dilihat bakteri akan terus mengalami pertumbuhan
sampai mencapai fase stationer. (Kamal et al. 2016)

Tabel 2 Hasil Pengamatan Screening Bakteri

Wadah 1 Wadah 2
Pengamatan
Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3 Jenis 1 Jenis 2
Warna Putih Abu-abu Hitam Putih Abu-abu
Ukuran Noktah Noktah Besar Noktah Besar
Bentuk Punctiform Irregular Irregular Punctifor Irregular
m
Elevasi Pulvinate Convex Umbonate Pulvinate Umbonate
Permukaan Halus Halus Halus Halus Halus
Margin Undulate Erose Curled Erose Curled
Jumlah ± 100 ± 50 ± 20 ± 30 ±3

Berdasarkan hasil pengamatan screening bakteri, didapatkan kedua sampel


positif mengandung bakteri. Dengan sampel pertama memiliki 3 jenis bakteri dan
sampel kedua memiliki 2 jenis bakteri. Pada tabel diatas kedua sampel memiliki
ciri dan jenis bakteri dengan morfologi yang berbeda. Bentuk koloni dapat
berbeda- beda tiap spesies dan hal itu menjadi karakteristik bagi suatu spesies
(Wardhani et al. 2020). Menurut Rifai et.al (2020) Perubahan yang terjadi pada
lingkungan juga dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi
bakteri. Bakteri memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhannya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri dapat berupa
faktor abiotik (fisikawi maupun kimiawi) dan faktor biotik (meliputi kehidupan
aksenik dan adanya asosiasi kehidupan). Faktor abiotik diantaranya temperatur,
pH, kebutuhan air, tekanan osmosis dan oksigen molekuler.

4. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan media pertumbuhan
bakteri dilakukan dengan media nutrient agar (NA) didapatkan hasil positif
mengandung bakteri pada sampel tangan dan sampel tutup botol. Bentuk koloni
pada kedua sampel berbeda tergantung spesiesnya. Pertumbuhan dan bentuk
morfologi bakteri juga dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, faktor biotik,
dan abiotik.

5. DAFTAR PUSTAKA

Aini N, Rahayu T. 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri


Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Seminar Nasional XII
Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015. 855–860.
Atlas RM. 2010. Handbook of Microbiological Media. Washington DC: ASM
Press.
Hasruddin, Husna R. 2014. Mini Riset Mikrobiologi Terapan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kamal S, Nurliana N, Jamin F, Sulasmi S, Hamny H, Fakhrurrazi F. 2016. Total
Bakteri Psikotropik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Diberi
Peningkatan Suhu Pada Saat Pemeliharaan (Total of Phsycotrophic
Bacteria of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Reared in High Water
Temperature). Jurnal Medika Veterinaria. 10(1): 37. DOI:
10.21157/j.med.vet..v10i1.4035.
Pratami HA, Apriliana E, Rukmono P. 2016. Identifikasi Mikroorganisme Pada
Tangan Tenaga Medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit
Abdul Moeloek Bandar Lampung Identification of Microorganisms on
The Hands of Medical and Paramedical Personnel in the Unit Perinatology
Abdul Moeloek Band. Medical Journal of Lampung University. 85: 85–94.
Rifai MR, Widowati H, Sutanto A. 2020. Uji Sinergis Konsorsia Bakteri Indigen
LCN Berkonsorsia Bakteri Tanah Di Kebun Percobaan Universitas
Muhammadiyah Metro Untuk Penyusunan Panduan Praktikum
Mikrobiologi. Jurnal Biolova. 1(2): 87–95.
Safitri R, Novel SS. 2021. Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi dan Kultur).
Jakarta: Trans Info Media.
Wardhani K. 2020. Identifikasi Morfologi Dan Pertumbuhan Bakteri Pada Cairan
Terfermentasi Silase Pakan Air. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan
Saintek. 411–419.
Yusmaniar, Wardiah KN. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi. Semarang:
KEMENKES.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai