Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN BIOPROSES

MEDIA DAN CARA PEMBUATAN MEDIA

DPP/DPJ : Dewi Restuana Sihombing, S.Si, M.Si

Asisten : 1. Cellyn Sundari Nadaeak

2. Rendi Pranata Sembiring

Oleh:

Hadiratman Kasih Daeli

220410006

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS

MEDAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk
pertumbuhannya. Mikroba memanfaatkan nutrisi media berupa
molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroba menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Medium pertumbuhan
bakteri merupakan elemen penting dalam praktik mikrobiologi yang harus
Anda ketahui karena dengan menggunakan media pertumbuhan maka dapat
dipelajari aktivitas mikroba yang tumbuh di situ.
Aktivitas mikroba akan mengakibatkan perubahan pada media
pertumbuhan yang digunakan sehingga dapat dipelajari. Bahan-bahan media
dapat berupa bahan-bahan yang sudah jadi, bahan-bahan asli, atau bahan
alami. Pada dasarnya bahan-bahan untuk pembuatan media dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan dasar, nutrisi, dan bahan
tambahan. Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel, yaitu berupa unsur makro, seperti C, H, O, N, P, dan unsur
mikro, seperti Fe, Mg, dan unsur pelikan/trace element. Sumber karbon dan
energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai
dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon
organik, antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen
lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik, seperti urea
dan Vitamin-vitamin. Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan
ke media dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa)
ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik
hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan
mikroba nontarget/kontaminan. Agar-agar (dari rumput laut) yang berfungsi
untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroba pada umumnya
dan mencair pada suhu 45C.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan praktikum sebagai beriku:
1. Mengenal berbagai macam media.
2. Memahami cara pembuatan berbagai macam media.

1.3 Waktu Dan Tempat

Hari/ Tanggal : Kamis, 30 November 2023

Pukul : 12.00 WIB s/d selesai

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Dan Bioproses Universitas


Katolik Santo Thomas Medan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Media merupakan substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan


mengembangbiakkan mikroorganisme. Sebelum dipakai dalam percobaan, media
ini perlu disterilkan terlebih dahulu, supaya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme
yang tidak dikehendaki (kontaminan). Agar mikroba yang kita kultur dapat
tumbuh dengan baik, maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu media
adalah dalamnya harus terkandung bahan-bahan yang diperlukan oleh mikroba
yang akan ditumbuhkan. Bahan-bahan ini meliputi unsur-unsur makro, unsur
mikro, dan trace elemen serta zat pengatur tumbuh. Media tersebut harus
mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang akan dikultur. Media harus dalam keadaan steril sebelum
dipakai untuk menumbuhkan mikroba yang diperlukan. Menurut bahan yang
dipakai dalam pembuatannya, media dapat digolongkan menjadi Media alami
Media yang komponen pembentuknya terdiri dari bahan-bahan alam, seperti
kentang, tauge, daging, nasi, dan lain sebagainya. Media semi sintetis meedia
yang bahan pembentuknya terdiri dari campuran bahanbahan alami dan bahan
sintetik. Contoh agar tauge, agar kentang dextrosa. Media sintetik media yang
bahan pembentuknya secara keseluruhan terbuat dari bahan-bahan sintetik. Conto
agar sabouraud, endo agar, agar czapex dox (Cahyani, 2021)

Menurut bentuknya, media dapat digolongkan menjadi, media cair adalah


media yang tidak ditambahkan zat pemadat (agar), sehingga media ini dalam
keadaan encer (cair). contoh lactose broth, nutrient broth. Media semi padat
adalah media yang mengandung bahan yang sama dengan media cair, tetapi
ditambah sedikit agar (setengah konsentrasi agar), sehingga menjadi agak padat.
Media ini dipakai untuk menumbuhkan mikroba yang banyak memerlukan air dan
hidup dalam lingkungan yang anaerob atau anaerob fakultatif. Media ini juga
dipakai untuk uji motilitas suatu bakteri. Media padat media cair yang
ditambahkan dengan agar-agar sehingga menjadi padat. Contoh nutrient agar,
potato dextrose agar (PDA) (Aini, 2019).

Menurut kegunaanya, Media digolongkan menjadi, media umum: Media


yang digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok mikroba secara
umum. Contoh: Nutrient Agar (media untuk menumbuhkan kelompok bakteri,
Potato Dextrose Agar (media yang dipakai untuk menumbuhkan kelompok jamur.
Media pengaya: media yang dipakai untuk menyuburkan mikroba tertentu
sebelum ditumbuhkan pada media yang dipakai dalam penelitian. Contoh: Selenit
Broth (untuk menyuburkan pertumbuhan bakteri Salmonella. Media selektif:
Media yang dipakai untuk menumbuhkan species tertentu dari mikroba, dengan
menghambat pertumbuhan species lain yang tidak dikehendaki. Contoh: media SS
Agar (Salmonella dan Shigella Agar) untuk bakteri Salmonella dan Shigella.
Media penghitungan: media yang dipakai untuk menghitung jumlah mikroba
suatu bahan. Media ini dapat berupa media media umum dan media selektif
(Fardiaz, 2020)

Media umumnya dibuat dalam bentuk media agar (agar plate) yang mana
media dituangkan dalam cawan petri, media agar miring/agar tegak yang
disiapkan dalam tabung reaksi umunya digunakan untuk menyimpan kultur.
Kultur aerob biasanya disimpan dalam agar miring, semantara kultur anaerob
umumnya disimpan dalam agar tusuk pada media tegak. Saat ini kebutuhan media
uji Plate Count Agar (PCA) produk impor, yang harganya relatif mahal.
Diperlukan PCA produk lokal berbahan baku lokal Indonesia untuk mengurangi
beban biaya uji laboratorium yang membutuhkan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian pembuatan formulasi media PCA berbahan baku lokal,
terutama bahan tepung agar-agar. Formulasi yang dilakukan adalah penggunaan
bahan tepung agar-agar lokal dengan Gel Strenght (GS) 800, 900 dan 1000
gr/cm2, serta agar-agar kertas yang dibuat di laboratorium. Hasil analisis
viskositas, pH dan pengamatan secara visual agaragar kertas yang dibuat, untuk
uji coba pendahuluan masih belum sesuai sebagai bahan formulasi pembuatan
PCA, namun untuk agar-agar GS 800, GS 900 dan GS 1000 gr/cm2 memenuhi
persyaratan SNI 2802:2018 (SNI Tepung Agar-agar) dan memenuhi persyaratan
spesifikasi agar-agar untuk keperluan uji mikrobiologi berdasarkan persyaratan
Indian Standard. Media pertumbuhan merupakan komponen utama yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam pertumbuhannya (Aditia, 2019).

Media pertumbuhan merupakan komponen utama yang dibutuhkan oleh


mikroorganisme dalam pertumbuhannya. Di dalam media pertumbuhan
terkandung berbagai komponen nutrisi seperti gula, amilum, protein, mineral dll.
Komponen tersebut ada yang makro elemen dan mikro elemen. Makro elemen
adalah komponen yang banyak dibutuhkan mikroorganisme sedang mikro elemen
adalah komponen yang sedikit dibutuhkan mikroorganisme tapi mempunyai peran
penting dalam pertumbuhan mikroba. Media pertumbuhan bisa berbentuk padat
karena dicampur dengan serbuk Agar disebut Nutrien Agar (NA), dan ada yang
berbentuk cair disebut Nutrient Broth (NB). Media pertumbuhan dan larutan
pengencer dapat dibuat dengan cara menimbang sesuai dengan prosedur kemudian
memanaskannya sambil diaduk hingga larut atau larutan hampir mendidih
(Oetami, 2020).

Media merupakan suatu container yang terdiri atas campuran bahan-


bahan untuk menumbuhkan jasad renik jamur atau fungi. Dari berbagai media
tidak semuanya bisa didapatkan dengan mudah dan harga yang terjangkau,
masalah inilah yang menjadikan pemeriksaan laboratorium Candida albicans
menjadi mahal. Kandungan gizi dari kedelai terdiri dari minyak, karbohidrat
dan mineral sebanyak 18%, 35% dan 5% yang memungkinkan dapat
dijadikan menjadi media alternatif peertumbuhan jamur Candida albicans.
Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui media alternatif dari bahan kacang
kedelai yang digunakan untuk menumbuhkan jamur Candida albicans.
Metode : Desain penelitian ini adalah pra eksperimen observasi laboratorium
dengan subjek penelitian kacang kedelai sebagai media dan koloni jamur
Candida albicans sebagai parameternya. Dilakukan pembuatan media yang
kemudian di inokulasi dengan jamur Candida albicans menggunakan metode
cawan gores. Pertumbuhan jamur Candida albicans dilihat ciri-cirinya secara
makroskopis dan mikroskopis dengan mikroskop pembesaran 10X
dilanjutkan pembesaran 40X yang kemudian dikelompokkan secara katagori
positif dan negatif. Hasil ditemukannya koloni jamur Candida albicans pada
media alternatif dari bahan kacang kedelai dengan ciri-ciri makroskopis
berwarna putih kekuningan, berbau ragi, permukaan halus licin, tepian rata,
koloni berukuran kecil, dan koloni berjumlah banyak (Nurul, 2020).

Penjaminan mutu dalam pembuatan media mikrobiologi pada pemeriksaan


sediaan kosmetik sangat penting dilakukan untuk memastikan hasil yang akurat
dan berkualitas. Pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengendalian proses
produksi, dan pengujian kualitas produk jadi merupakan aspek-aspek penting dari
penjaminan mutu dalam pembuatan media mikrobiologi. Secara deskriptif, hasil
perhitungan instrumen menunjukkan bahwa 8 responden (40%) mengalami
peningkatan tingkat pengetahuan mengenai penjaminan mutu pembuatan media
pemeriksaan mikrobiologi pada sediaan kosmetik setelah diberikan edukasi,
sedangkan 12 responden (60%) tidak mengalami perubahan tingkat pengetahuan.
Tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah edukasi dianalisis dengan
menggunakan SPSS versi 23 untuk mengetahui signifikansi edukasi. Data diuji
menggunakan uji Shapiro-Wilk dan hasilnya menunjukkan nilai sig. sebelum dan
sesudah edukasi ≤ 0,05, menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.
Selanjutnya, data dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan nilai p
sebesar 0,038 ≤ 0,05, yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada
tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi. Pada tahap simulasi, mitra
diberikan kesempatan untuk melakukan pembuatan media pemeriksaan
mikrobiologi pada sediaan kosmetik. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berhasil melakukan proses simulasi dengan benar (Pitojo, 2022).

Alat, media, serta larutan pengencer yang akan dipergunakan dalam


pengerjaan mikrobiologi harus disterilisasi terlebih dahulu. Alat yang akan
disterilisasi harus dicuci bersih dahulu dan alat yang mempunyai mulut (seperti:
pipet, tabung reaksi, dan erlenmeyer) harus ditutup dengan kapas berlemak
sebelum dibungkus dengan aluminium foil. Suatu alat dan bahan disebut steril
apabila bahan tersebut bebas dari mikroorganisme. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu: cara kimia, mekanik atau fisik. Sterilisasi cara kimia.
Bahan atau senyawa kimia yang memiliki sifat membunuh mikroorganisme dapat
digunakan untuk sterilisasi atau desinfektan, misalnya di bidang kedokteran.
Contohnya alkohol 70%, detergen, karbol, lisol, merkurikhrom dan lain-lain.
Sterilisasi cara mekanik. Sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan alat
penyaring yang sangat halus (Dwidjoseputro, 2018).

Pembuatan Medium dengan menimbang beef ekstrak 500 gram, pepton


2,5 gram, dan agar-agar 17,5gram dengan timbangan analitik. Memasukkan beef
ekstrak ke dalam tabung erlenmeyer 500 ml danmenambahkan aquades sampai
500 ml dicampur dengan pepton 2,5 gram. Menambahkan agar-agar dan
dipanasakn dengan hot plate hingga mendidih, serta diaduk terus menerus semua
agar larut. Menuang media NA (Nutrient Agar) ke dalam cawan petri 10 ml, dan 5
ml untuk setiap tabung reaksi. Lakukan hal tersebut sebelum larutan mengental.
Menutup cawan petri dan sumbatlah tabung reaksi dengan kapas dan dilapisi
dengan alumunium, bungkuslah cawan petri dengan kertas sampul/dorslag.
Kemudian medium di sterilisasi menggunakan autoklaf (Radji, 2022).

Media padat digunakan untuk melihat bentuk koloni, media setengah padat
untuk menguji ada tidaknya mortalitas dan kemampuan fermentasi sedangkan
media cair digunakan untuk membiakkan organism dalam jumlah besar terutama
mikroba yang terdapat dalam jumlah minim dan juga dapat melihat mikroba yang
bersifat aerob, anaerob, anaerob fakultatif dan mikroaerofil. Pembiakan mikroba
ini memerlukan media yang sesuai dengan tersedianya nutrisi dan zat penunjang
kehidupan mikroba lainnya. Maka, dilakukanlah praktikum ini untuk membuat
media biakan yang sesuai agar nantinya media tersebut akan digunakan dalam
pembiakan dan pengamatan bentuk koloni mikroba. Pembiakan mikroba dalam
laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen
serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium dapat
pula ditambahakan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau
nukleotida. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Selain itu bakteri yang
hidup akan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Sedangkan,
untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri,
sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati (Sherma, 2018).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah sebaga
berikut:
1.Timbangan
2.Heater / penangas air
3. Erlenmeyer
4.Autoklaf
5.Magnetic stirer
6.Tisue
7.Cawan petri
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut:
1.Aquadest
2.Plate count agar
3.Nutrien agar
4.Potato dextroses agar
3.2 Prosedur praktikum
Adapun prosedur praktikum pada hari ini adalah sebagai berikut:
A. Pembuatan Media Plate Count Agar
1. Timbang 0,8gram media PCA
2. Larutkan dalam 100 ml aquades sampai homogen
3. Panaskan dengan heater hingga mendidih
4. Dinginkan dan atur Phnya netral
5. Masukkan ke dalam 10 tabung rekasi, masing-masing 10 ml,
tutup dengan kapas
6. Sterilkan dengan menggunakan otoklaf pada tekanan 2 atm,
temperatur 121°C selama 20 menit.

B. Pembuatan Media Nutrien Agar


1. Timbang 4,2 gram na Larutkan dalam 150 ml aquades sampai
homogen
2. Panaskan dengan heater hingga mendidih
3. Dinginkan dan atur pHnya netral
4. Masukkan ke dalam tabung reaksi. Untuk media agar tegak diisi 10
ml sebanyak 10 tabung, sedangkan medium agar miring 5 ml
sebanyak 10 tabung
5. Sterilkan bahan tersebut dengan otoklaf pada tekanan 2 atm,
temperatur 121°C selama 20 menit
6. Setelah sterilisasi, medium nutrien agar miring diletakkan dengan
sudut kemiringan 30° terhadap bidang datar dan biarkan memadat,
sedangkan medium nutrien agar tegak diletakkan dalam rak dengan
posisi tegak
C. Pembuatan Media Potato Dextroses Agar (Untuk Jamur)
1. Timbang 3,9 gram media PDA
2. Larutkan dalam 10 ml aquadest
3. Panaskan dengan heater sampai mendidih
4. Atur pHnya dengan menggunakan asan tartrat sampai pH 3,5 (sekitar
1,8 ml/100 ml)
5. Sterilkan dengan otoklaf pada tekanan 2 atm, temperatur 121°C
selama 20 menit
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil (Terlampir)

4.2 Pembahasan

Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan sebagai penumbuh mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri,
jamur, dan mikroorganisme lain. Suatu media dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik bila memenuhi persyaratan antara lain kelembapan
yang cukup, pH yang sesuai, kadar oksigen baik, media steril dan media harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikoorganisme. Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel.

Pada praktikum media dan cara pembuatan media, kami melakukan 3


percobaan. Pertama pembuatan media Plate Count Agar (PCA). Plate Count Agar
(PCA) merupakan media pertumbuhan bakteri yang biasanya digunakan untuk
pemeriksaan kualitas bahan makanan dan minuman. Media PCA adalah media
padat yang digunakan untuk menghitung jumlah total mikroorganisme dalam
suatu sampel. Media ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh berbagai jenis
mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, dan khamir. Komposisi media PCA
berupa casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino, nitrogen
kompleks, dan yeast exctract yang mensuplai vitamin B kompleks. Media Plate
Count Agar (PCA) atau yang disebut Standard Methods Agar (SMA) adalah
media yang pertama kali dikembangkan atas permintaan dari American Public
Health Association (APHA). Industri dibidang makanan dan produk susu sudah
menerapkan perhitungan jumlah total bakteri pada sampel mereka sesuai dengan
standar yang ada menggunakan Plate Count Agar (PCA).

Adapun pembuatan media Plate Count Agar ini yaitu kami menimbang
media PCA sebanyak 0,8 gram dilarutkan dalam 100 ml aquadest sampai
homogen lalu dipanaskan menggunakan heater hingga mendidih, didinginkan dan
atur pH nya. Kemudian dimasukkan ke dalam 4 buah cawan petri sampai
menutupi permukaan cawan petri lalu ditutup, setelah itu media tersebut
dimasukkan ke dalam kulkas. Percobaan kedua yaitu pembuatan media Nutrien
Agar. Media Nutrient Agar adalah media dengan bentuk serbuk putih kekuningan
dan apabila setelah digunakan akan berbentuk padat karena mengandung agar.
Pada media ini mengandung protein serta karbohidrat yang didapatkan pada
ekstrak daging dan pepton sesuai kebutuhan sebagian besar bakteri. Komposisi
dari media NA setiap liternya adalah 3 gram ekstrak daging, 5 gram pepton
daging, dan 12 gram agar.

Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk ke dalam jenis


media umum, karena media ini merupakan media yang peling umum digunakan
untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Berdasarkan bentuknya media ini
berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai bahan pemadatnya. Pada
percobaan ini kami menimbang 4,2 gram na, dilarutkan dalam 150 ml aquadest
sampai homogen, lalu dipanaskan dengan heater sampai mendidih dan atur pH
nya. Kemudian dimasukkan ke dalam 4 buah cawan petri sampai menutupi
permukaan cawan petri lalu ditutup, setelah itu media tersebut dimasukkan ke
dalam kulkas. Percobaan ketiga yaitu pembuatan media Potato Dextroses Agar.
Media Potato Dextrose Agar merupakan media terdiri atas dextroses, sari kentang
dan agar. Media ini sangat mendukung dalam pertumbuhan jamur karena tingkat
keasaman yang rendah yaitu berkisar antara pH 4,5 sampai 5,6 sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dari suatu bakteri. Komposisi dari media PDA terdiri
dari bubuk kentang, dextroses dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose
merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir. Pada percobaan ini kami
menimbang 3,9 gram media PDA, lalu dilarutkan dalam 10 ml aquadest kemudian
diatur pH nya menggunakan asam tartar sampai pH 3,5 sekitar 1,8
ml/100ml.Kemudian dimasukkan ke dalam 4 buah cawan petri sampai menutupi
permukaan cawan petri lalu ditutup, setelah itu media tersebut dimasukkan ke
dalam kulkas.

BAB V

KASEIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Adapun kesimpulan setelah melaksanakan praktikum sebagai berikut:

1. Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan sebagai penumbuh mikroorganisme baik dalam mengkultur
bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain.
2. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
3. Bahan-bahan media dapat berupa bahan-bahan yang sudah jadi, bahan-
bahan asli, atau bahan alami

5.2 Saran

Adapun saran yang saya sampaikan setelah melakukan praktikum tentang


pembuatan media. Supaya setiap praktikum harus memperhatikan setiap petunjuk
dan arahan yang diberitahukan asisten dosen dan dosen agar terhindar dari
kegagalan dalam hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Aditia, 2019. Laporan Praktikum Mikrobiologi Media Pertumbuhan.


Laboratorium Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi.
UniversitasIslam Negri Allaudin Makasar. Makasar

Aini, 2019. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan


Sumber Karbohidrat Yang berbeda. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta

Cahyani, 2021. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian Program Studi


Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Surakarta

Dwidjoseputro, 2018. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Bina Media. Jakarta

Fardiaz, 2020. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. Institut Pertanian


Bogor. Bogor

Nurul. 2020. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Jamur


MenggunakanSumber Karbohidrat yang Berbeda.
UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Surakarta

Oetami, 2020. Mikrobiologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia.
Pitojo, 2022. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. jakarta

Radji, 2022. Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran.


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta :

Sherma, 2018. Manual Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai