Anda di halaman 1dari 9

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi merupakan sebuah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari mikroorganisme yang bersifat mikroskopis dalam hal ini mencakup
peranannya dalam kehidupan di bumi (Rizqah et al. 2019).. Mikrobiologi
merupakan matakuliah yang bersifat abstrak karena objek yang dipelajari berupa
mikroorganisme yang hanya dapat dilihat dengan alat bantu mikroskop. Oleh
karena itu, diperlukan kegiatan praktikum untuk membuat materi dalam
mikrobiologi bersifat konkret ( ummah et al. 2020).
Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat
mikroorganisme diperlukan suatu media perbenihan kuman sebagai tempat
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Media perbenihan kuman harus memenuhi
persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme Kegiatan
identifikasi bakteri tidak terlepas dari media pembiakan. Media perbenihan kuman
merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan
mikroorganisme lain. Media perbenihan kuman sebelum digunakan untuk
menumbuhkan bakteri bagi keperluan identifikasi, terlebih dahulu dilakukan
sterilisasi untuk menghindari kontaminasi bakteri lain ( Pratomo dan Dewi, 2018 .
kebutuhan media uji untuk pengujian parameter mikrobiologi akan semakin
meningkat, karena media uji tersebut, disamping dibutuhkan oleh produsen
produk yang SNI wajib, juga dibutuhkan oleh laboratorium penguji eksternal
sebagai dampak dari kewajiban industri yang disamping menguji di internal juga
diwajibkan untuk menguji pada laboratorium eksternal ( Hartanto, 2018).
Media yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi salah
satunya adalah Nutrient agar karena sebagai media umum, namun harga media
tersebut mahal. Limbah cair tahu adalah salah satu bahan alami yang mengandung
protein cukup tinggi dan harganya murah sementara limbahnya belum
dimanfaatkan secara optimal. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan
kehidupan manusia. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan patogen bagi
manusia, hal itu terjadi dari masih adanya kasus keracunan yang disebabkan oleh
makanan dan penggunaan bahan tambahan bukan untuk makanan yang dapat
menyebabkan penyakit dan juga bermanfaat bagi manusia misalnya terlibat dalam
pembuatan keju, yogurt, produksi insulin, serta proses perlakuan yang berkaitan
pembuangan limbah ( Juariah, 2018).
Sampai saat ini kebutuhan media uji yang digunakan oleh laboratorium seperti
PCA yang digunakan untuk pengujian parameter angka lempeng total sebagian
besar berasal dari impor, yang harganya relatif mahal, sebagai contoh harga plate
count agar produk impor merek tertentu mencapai Rp 1.250.000 per 500 gram
atau Rp 2.5 juta per kg. Biaya tersebut relatif cukup mahal bila dibandingkan
dengan bahan baku agar-agar yang relatif murah, per kilo hanya sekitar Rp
145.000,- sehingga bila bahan media untuk pengujian mikrobiologi khususnya
ALT, menggunakan bahan baku agar-agar yang dapat diproduksi di dalam negeri
dan ditambah bahan lainnya sebagai bahan pengisi yang dapat diperoleh di dalam
negeri juga untuk menghemat biaya uji yang cukup banyak ( Hartanto, 2018).
Proses penelitian di laboratorium yang dilakukan oleh mahasiswa atau
peneliti sebagian besar menggunakan peralatan yang steril. Penelitian yang
memerlukan peralatan steril antara lain: kultur bakteri, kultur sel, kultur tanaman
dan penelitian di bidang biologi molekuler seperti DNA/RNA. Peralatan yang
perlu disterilkan antara lain: tabung kaca,alat bedah, tabung plastik berbagai
ukuran, petridish, tip kuning, dan tip biru. Peneliti memerlukan bahan untuk
mengemas dan melindungi peralatan tersebut selama proses sterilisasi dengan
tekanan dan suhu tinggi di dalam alat autoklaf. (istini, 2020 ).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan media
2. Mahasiswa dapat mengethaui cara sterilisasi

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum kali ini sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami cara pembuatan media
2. Mahasiswa dapat memahami cara sterilisasi
II TINJAUAN PUSTAKA

kultur media merupakan media pertumbuhan mikroorganisme yang


ditambahkan nutrisi tertentu untuk mendukung pertumbuhannya. Kultur media
digunakan untuk membiakan mikroorganisme seperti bakteri, alga, khamir, dan
jamur di luar sel atau ex vivo. Berdasarkan karakteristiknya, kultur media
dibedakan menjadi:media umum, media selektif, dan media yang diperkaya.
Media umum untuk menumbuhkan semua mikroorganisme tanpa ada batasan.
Media selektif digunakan untuk menyeleksi mikroorganisme tertentu saja.
Media diperkaya digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang
membutuhkan nutrisi spesifik. Jamur adalah salah satu mikroorganisme yang
bisa ditumbuhkan dalam kultur media ( Toy dan Puspita, 2019 ).
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri,
jamur, dan mikroorganisme lain. Suatu media dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik bila memenuhi persyaratan antara lain kelembapan
yang cukup, pH yang sesuai, kadar oksigen baik, media steril dan media harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroorganisme. Unsur-unsur
yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen,
unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu,
Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi. Adapun jenis media pertumbuhan dapat
berupa media cair, media kental (padat), dan media semi padat (Juariah, 2018).
Medium cair lebih sering digunakan untukproduksi biomassa jamur.
Penggunaan medium cairmemiliki kelebihan antara lain masa inkubasi lebih
singkat dengan kemungkinan kontaminan yang rendah serta pemanenan lebih
mudah ( Toy dan Puspita, 2019 ). Silica gel yang berfungsi untuk menyerap gas
yang masih terdapat kandungan air. silika gel merupakan butiran dengan bentuk
seperti kaca yang memiliki bentuk yang sangat berpori, silica gel merupakan
bahan yang dibuat dengan proses secara sintetis dari natrium silikat. Mesikpun
namanya merupakan silika gel namun bentuknya adalah padat, tidak berbentuk
gel. Silika gel tidak hanya digunakan untuk menyerap kelembaban tetapi juga
dapat menurunkan kadar ion-ion logam berat ( Purnomo et al . 2021).
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
laboratorium seperti bakteri adalah media (NA) Nutrient agar. Mahalnya harga
media serta melimpahnya sumber alam dan pemanfaatan limbah yang dapat
digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme mendorong para peneliti
untuk menemukan media alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat dan
tidak memerlukan biaya yang mahal. Bahan yang digunakan harus mengandung
nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri seperti karbohidrat dan
protein.Berbagai sumber protein juga berhasil digunakan sebagai media alternatif
pertumbuhan mikroorganisme (Juariah, 2018).
Polimer alam seperti selulosa, pati, kitin, kitosan, gelatin, dekstran,
alginat, pektin, gum guar dan karet digunakan dalam pembuatan nanokomposit.
Polimer alam menunjukkan sifat seperti kemurnian, kristalinitas, solditas tarik,
meningkatkan elastisitas dan memiliki permukaan yang luas. Polimer alam
lebih banyak diminati daripada polimer sintetis yang non-toksisitas,hal ini
dikarenakanketersediaan dan biodegrasasi dari polimer alamlebih menjanjikan.
Jika polimer dikombinasi dan menghasilkan polimer alami akan meningkatkan
konduktifitas, antimikroba dan magnetik listrik ( Rosmainar et al. 2021).1
Nutrient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia.
Nutrient agar terbuat dari campuran ekstrak daging dan pepton dengan
menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai
pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang
berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam
hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan
sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang (Fatmariza et al. 2019).
Media Nutrient agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat,
Nutrien agar dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan
menggunakan agar sebagai pemadat, berdasarkan bahan yang digunakan dalam
kelompok media semi alami, media semi alami merupakan media yang
terdiri dari bahan alami yang ditambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkan
kegunaanya media. Nutrien agar termasuk kedalam jenis media umum, karena
media ini merupakan media yang paling umum digunakan untuk pertumbuhan
sebagian besar bakteri. Berdasarkan bentuknya media ini berbentuk padat, karena
mengandung agar sebagai bahan pemadatnya ( Indrayati et al. 2021)
Gelatin merupakan protein berserat dari sekuens yang unik pada asam
amino yang diperoleh dari bahan asli kolagen dengan melalui proses
hidrolisis yang akan menyebabkan hilangnya konformasi asli dengan putusnya
ikatan antar molekul. Kolagen ataupun gelatin digunakan sebagai komponen
rekayasa jaringan yang secara signifikan infiltrasi, adhesi, penyebaran, dan
poliferasi sel struktur sementara yang dihasilkan ( Rosmainar et al. 2021).
Media Tryptone Soya Agar (TSA) merupakan media yang paling umum
digunakan untuk merecovery berbagai bakteri dan juga jamur. Metode
penyimpanan isolate jamur menggunakan media agar miring memiliki kelemahan
yaitu tidak dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan harus selalu diremajakan
secara berkala. Hal ini menjadi kendala apabila isolate jamur akan disimpan
dalam waktu yang lama, karena akan membutuhkan media yang jumlahnya
banyak untuk proses peremajaan dan potensi untuk terjadi kontaminasi menjadi
tinggi. TSB merupakan media broth yang sering digunakan untuk penyimpanan
bakteri dalam jangka waktu lama misal: media STGG, namun belum pernah
dievaluasi penggunaannya untuk penyimpanan jamur ( Rendieni et la. 2019 ).
Media Potato Dextrose Agar (PDA) adalah media yang umum untuk
pertumbuhan jamur di laboratorium karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5
sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan
lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu optimum.untuk pertumbuhan
antara 25-30 °C (Muthmainnah et al. 2019 ).
Pepton merupakan sumber nitrogen sebagai media pertumbuhan
mikroorganisme. Umumnya, pepton di Indonesia yang berasal dari hewan darat
yaitu sapi dan babi serta turunannya masih impor dengan harga yang tinggi.
Penggunaan pepton yang berasal dari babi jelas diharamkan, sedangkan dari sapi
dikhawatirkan terdapat penyakit yang menular manusia. Sebagai alternatif, pepton
dari limbah pengolahan ikan yang sudah terjamin halal ( Pratomo et al. 2020 ).
Kultivasi mikroba dilakukan dengan berbagai media pertumbuhan. Meida
pertumbuhan terdiri dari beberapa macam seperti media pertumbuhan universal
atau umum hingga media selektif diferensial. Nutrient Broth (NB) termasuk ke
dalam media umum yang digunakan untuk menumbuhkan biakan secara general.
NB diformulasikan dengan sumber karbon dan nitrogen supaya dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bakteri. Komposisi NB terdiri dari beef extract sebagai sumber
karbon dan pepton sebagai sumber nitrogen ( Wahyuningsih dan Zulaik, 2018 ).
Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme
(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) dalam benda/peralatan untuk
menjaga peralatan dilaboratorium tetap bersih/steril, serta mencegah terjadinya
kontaminasi. Peralatan laboratorium yang akan disterilisasi memerlukan bahan
pengemas. Kemasan adalah suatu benda yang digunakan sebagai wadah yang
dikemas dan dapat mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada
di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan
getaran (Istini , 2020).
Sterilisasi merupakan rangkaian suatu proses yang bertujuan untuk
menghilangkan semua bentuk kehidupan mikro Organisme seperti bakteri, jamur,
parasit, dan virus termasuk spora ( Raule, 2018 ). Sterilisasi dapat diartikan
sebagai suatu cara untuk menjaga atau mendapatkan suatu kondisi bebas
mikroba yang terdapat pada bahan yang digunakan atau alat yang
digunakan ( Langkong et al. 2018 ).
Sterilisasi basah Uap dalam tekananSterilisasi dalam autoclave, dimana
uap berada dalam keadaan jenuh dan tekanan meningkat. Suhu dapat
meningkat sampai 1210C, dalam suhu ini semua mikroorganisme, baik
vegetatif maupun spora dapat dimusnahkan dalam waktu 15-20 menit. Sterilisasi
secara kimia, Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap
seperti halnya alkohol, umumnya alkohol 70-90% adalah yang termudah namun
merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Sterilisasi secara mekanik,
Beberapa bahan yang akibat kemasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan atau penguraian, maka sterilisasi yang dilakukan adalah dengan cara
mekanik, misalnya dengan saringan ( Lestari et al. 2018 ). 1
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi Laut dengan materi Pembuatan Media dan
Sterilisasi dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Maret 2022, pukul 08.00 WIB sampai
dengan selesai. Bertempat di rumah Talang Taling, Kecamatan Gelumbang,
Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan sebagai berikut:
No Nama alat Fungsi
1 Autoklave Mensterilkan alat
2 Hot plate and magnetic Menghomogenkan larutan
stirrer
3 Spatula Mengaduk / meratakan
4 Labu Erlenmeyer Wadah larutan
5 Cawan Petri Membiakan mikroba
6 Bunsen dan pematik api Stterilisasi cawan petri
7 Kaki tiga Penyangga ring

3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakna pada praktikum kali ini sebagai berikut :

No Nama bahan Fungsi


1 Bahan Praktikum

2
3
4
5
6
DAFTAR PUSTAKA

Djayasinga R dan Fitriany K. 2021. Penambahan Sistem Aliran Listrik Paralel


Pada Metoda Elektrosterilisasi Media Pembenihan Kuman. Jurnal Analisis
Kesehatan. Vol. 9 (2):62.

Fatmariza, M., Inayati, N., & Rohmi, R. (2019). Tingkat Kepadatan Media
Nutrient Agar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Aureus. Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS), 4(2), 69-73.

Hartanto Eddy Sapto dan Santi Ariningsih. 2018. Pembuatan Media Uji
Mikrobiologi Siap Pakai dari Bahan Baku Lokal Indonesia untuk Pengujian
Parameter Angka Lempeng Total. WIHP Vol. 35 (2) : 69

Im Toy, B. A., & Puspita, D. (2019). Media Cair Sebagai Media Pertumbuhan
Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus). Jurnal Biosains dan
Edukasi, 1(1), 1-4.

Indrayati, S., Utami, P. R., & Oktaviani, I. R. (2021). Pemanfaatan Serbuk


Kacang Kedelai (Glycine max L. Merr) sebagai Bahan Pengganti Beef
Extract pada Media Nutrien Agar (NA) untuk Pertumbuhan Bakteri
Stapylococcus aureus. In BIOEDUSCIENCE (Vol. 4, No. 2, pp. 74-79).

Istini. 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesia Journal of
Laboratory Vol. 2 (3) : 42-42

Juariah Siti, Wulan Puspa Sari. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu
Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis
Kesehatan Klinikal Sains Vol. 6(1) : 24-25

Langkong, J., Sukendar, N. K., & Ihsan, Z. (2018). Studi Pembuatan Minuman
Isotonik Berbahan Baku Air Kelapa Tua (Cocos Nicifera L) Dan Ekstrak
Belimbing Wuluh (Avverhoa Bilimbi L) Menggunakan Metode Sterilisasi
Non-Thermal Selama Penyimpanan. Canrea Journal: Food Technology,
Nutritions, and Culinary Journal, 53-62.

Lestari1ARA, Syahfitri 1Sari A, Cahyo ST 1) Isna Wardaniati 1),


Muhammad Azhari Herli. 2018. AKTIVITAS ANTIBAKTERI
SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP Escherichia
coli, Salmonella thypi dan Staphlycocus aureus JOPS-VOLUME I
EDISI 2- : 42

Muthmainnah, A. W., Srigede, L., & Jiwintarum, Y. (2019). Penggunaan Bahan


Dasar Pisang Ambon (Musa Acuminata) Sebagai Media Alternatif Untuk
Pertumbuhan Jamur Aspergillus Niger. Jurnal Analis Medika Biosains
(JAMBS), 6(2), 93-97
Pratomo, M. D., Wardanidan, D. W., Revonagara, N. A., Ersyah, D., Setijawati,
D., Yufidasari, H. S., & Jaziri, A. A. (2020). Karakteristik Pepton dari
Limbah Ikan Kurisi (Nemipterus sp.) sebagai Media Pertumbuhan Bakteri
yang Terjamin Halal. Journal of Aquaculture and Fish Health, 9(2), 104-
113.

Purnomo Teguh, Sinaga Nazarudin , Almuzani Nafi. 2021. STUDI KASUS


PROSES INERTING TANKI MUATAN PADA KAPAL MT. GAS
WALIO DALAM RANGKA PERSIAPAN DOCKING. Ilmiah Teknik
Mesin Vol. 12 No. 2 : 84

Raule, J. H. (2018). Pengetahuan Perawat Gigi Tentang Metode Sterilisasi


Dengan Pencegahan Infeksi Silang Di Poli Gigi Puskesmas Ranotana Weru
Di Kota Manado. JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut), 1(1), 44-51.

Rendieni, Y., Ariyanti, Y., & Asarina, S. (2019). EVALUASI MEDIA TSB-
GLUKOSA 1% SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA UNTUK
PENYIMPANAN JAMUR Candida albicans DAN Aspergillus
flavus. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 29-30.

Rizqah, Z., Setyaningsih, M., & Mayarni, M. (2019). Hubungan Pengetahuan


Mikrobiologi dengan Sikap Peduli terhadap Kesehatan Pada Mahasiswa
Pendidikan Biologi. BIOEDUSCIENCE, 3(1), 7-13.

Ummah, R., Suarsini, E., Lestari, S. R., & Biologi, P. (2020). Pengembangan e-
modul berbasis penelitian uji antimikroba pada matakuliah
mikrobiologi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 5(1), 572-579.

Wahyuningsih, N., & Zulaika, E. (2019). Perbandingan Pertumbuhan Bakteri


Selulolitik pada Media Nutrient Broth dan Carboxy Methyl
Cellulose. Jurnal Sains dan Seni ITS, 7(2), 36-38.

Anda mungkin juga menyukai