Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknik Fermentasi

BE 3106
MODUL 3: KULTIVASI MIKROBA

Oleh:
Michelle Vania Pohan
11219009
Kelompok 4

PROGRAM STUDI REKAYASA HAYATI


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
TAHUN 2021
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 1

Rabu, 22 September 2021

Dema Sentosa (11218003)


MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 2

I. Latar Belakang
Medium merupakan faktor penting dalam kultivasi mikroba di
laboratorium. Medium yang baik dalam pembiakkan mikroba harus memiliki
sumber karbon, nutrisi, vitamin, gas, tekanan osmotik yang isotonik, dan derajat
keasaman (pH) dan temperatur yang sesuai dengan kebutuhan mikroba (Yusmaniar
& Khairun, 2017). Medium dapat dibagi berdasarkan fungsinya, fasanya, dan
komposisinya. Berdasarkan fungsinya terdapat media umum, media selektif, media
diferensial, dan media pengaya. Berdasarkan fasanya terdapat media cair, semi
solid, dan padat. Berdasarkan komposisinya terdapat media kompleks dan media
chemically defined.
Dari berbagai jenis media yang ada, setiap media memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing sesuai dengan mikroba yang ingin dibiakkan. Oleh
karena itu pada praktikum ini akan dipelajari cara pembuatan medium dan
pemilihan medium yang tepat agar diperoleh kultur yang sesuai dan dapat diamati
karakteristik pertumbuhan mikrobanya. Selain itu juga akan dipelajari faktor-faktor
lain yang perlu diperhatikan dalam proses penyiapan medium seperti steriliasi
bahan, metode isolasi kultur, dan metode inokulasi kultur.
Contoh penerapan dalam rekayasa hayati adalah budidaya Chlorella sp.
sebagai pakan ikan menggunakan media agar (Mufidah et al., 2018).

II. Tujuan
1. Menentukan perbedaan medium Nutrient Broth (NB), Nutrient Agar (NA),
dan Potato Dextrose Agar (PDA).
2. Menentukan cara sterilisasi fisika menggunakan autoclave dan membran
filter, serta cara sterilisasi kimia menggunakan alkohol 70%, alkohol 90%,
antibitotik, dan antijamur.
3. Menentukan cara isolasi mikroba menggunakan metode gores, tuang, dan
sebar.
4. Menentukan cara inokulasi mikroba menggunakan metode gesek, metode
tusuk, metode tanam, dan metode inokulasi kultur cair.

III. Hipotesis
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 3

1. Nutrient Agar (NA) adalah medium padat serba guna yang berfungsi dalam
kultiviasi mikrooganisme yang umum (Willey et al., 2020). Nutrient Broth
adalah media cair yang dapat digunakan dalam kultivasi dan enumerasi
bakteri yang umum (Willey et al., 2020). Dan Potato Dextrose Agar (PDA)
adalah media padat yang sesuai digunakan dalam kultivasi ragi dan jamur;
(Willey et al., 2020).
2. Sterilisasi dapat dilakukan secara mekanik (filtrasi), fisika (pemanasan,
pemberian tekanan), dan kimia (pemberian disinfektan) (Handayani et al.,
2019) Autoklaf melakukan sterilisasi media dengan menggunakan panas
dan tekanan dari uap air (Pratomo, 2017). Syringe filter melakukan
sterilisasi dengan melewatkan cairan melalui saringan berpori dengan
diamter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri, cara kerjanya mirip
dengan suntik (Pujiati, 2015). Alkohol 70% dan 90% digunakan sebagai
larutan disinfektan, kloramfenikol digunakan sebagai larutan antibiotik
untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri, dan nystatin
digunakan sebagai larutan antijamur yang merusak membran jamur.
3. Isolasi dilakukan untuk memperoleh isolat murni suatu mikroba dari kultur
atau lingkungan, sehingga dapat dibuat kultur murni (Widiatmono et al.,
2020).
4. Inokulasi adalah proses pemindahan mikroba dari lingkungan asalnya ke
kultur/medium baru secara aseptis. Metode inokulasi akan mempengaruhi
pertumbuhan kultur yang akan dibiakkan sehingga harus dipilih teknik
inokulasi yang sesuai (Susilawati & Khairani, 2016).
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 4

IV. Literatur
Media kultur dibutuhkan sebagai sumber air, nutrisi, dan penyediaan
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Berdasarkan fungsinya
medium dibagi menjadi media umum, selektif, diferensial, dan pengaya. Menurut
Handayani et al. (2009) media umum digunakan untuk menumbuhkan mikroba
secara umum, media selektif adalah media yang mengandung senyawa tertentu dan
bersifat selektif untuk mencegah pertmbuhan mikroba yang tidak diinginkan, media
diferensial adalah media yang mengandung senyawa tertentu sehingga mikroba
yang diharapkan dapat tumbuh dengan menunjukkan perubahan pada media secara
spesifik berbeda dengan mikroba lain, dan media pengaya adalah media yang
bertujuan menyuburkan pertumbuhan mikroba. Berdasarkan sifat fisiknya media
dibagi menjadi media cair, semi solid, dan padat. Media cair digunakan untuk kultur
mikroba dalam jumlah besar, contoh media cair yaitu Nutrient Broth (NB) dan
kaldu glukosa (Handayani et al., 2009). Media semi solid digunakan untuk uji
mobilitas sel, karena teksturnya yang setengah padat memudahkan pergerakan
bakteri (Haribi, 2008). Media semi solid biasanya mengandung agar sebesar 0.5%
(Yusmaniar&Khairun, 2017). Media padat diperoleh dengan menambahkan agar
sebagai bahan pemadat, biasanya mengandung agar sebesar 15% (Handayani et al.,
2009). Media ini digunakan untuk mempelajari koloni bakteri dan untuk
memperoleh biakan murni. Contoh media padat yaitu Nutrient Agar dan Potato
Dextrose Agar.
Berdasarkan kandungan bahannya media dibagi menjadi media kompleks
dan chemically defined. Media kompleks adalah media yang berisi bahan-bahan
kimia yang komposisinya tidak diketahui (Ristiati, 2015) sedangkan pada
chemically defined media semua komponen kimianya diketahui. Contoh komponen
media kompleks yaitu ekstrak ragi, ekstrak daging, peptone, casein hydrolystate,
dan lain-lain (Diederichs et al., 2014)
Nutrient Agar (NA) adalah medium padat serba guna yang berfungsi dalam
kultiviasi mikrooganisme yang umum; komponen dari media ini yaitu pepton
sebagai sumber asam amino, nitrogen, dan karbon, ekstrak beef sebagai sumber
protein, vitamin dan mineral, dan NaCl sebagai sumber nitrogen (Willey et al.,
2020). Nutrient Broth adalah media cair yang dapat digunakan dalam kultivasi dan
enumerasi bakteri yang umum; komponen dari media ini yaitu pepton sebagai
sumber protein, NaCl sebagai sumber nitrogen, ekstrak ragi sebagai sumber vitamin
B, nitrogen dan karbon, dan ekstrak beef sebagai sumber protein, vitamin, dan
mineral (Willey et al., 2020). Potato Dextrose Agar sesuai digunakan dalam
kultivasi ragi dan jamur; komponen dari media ini yaitu infusion kentang sebagai
sumber karbohidrat dan dextrose (glukosa) sebagai sumber karbon (Willey et al.,
2020). Eosin Methylene Blue (EMB) adakah media padat yang termasuk sebagai
media diferensial, EMB cocok digunakan untuk diferensiasi E.coli dan
Enterobacter aerogenes, dan juga dalam identifikasi Candida albicans; komponen
dari media ini yaitu pancreatic digest of gelatin sebagai sumber nutrisi esensial,
fosfat sebagai agen buffer, dan Eosin Y dan methylene blue sebagai agen inhibitor
bakteri gram positif (Himedia Laboratories, 2012). Bold Basal Medium (BBM)
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 5

adalah media cair yang umumnya digunakan dalam kultivasi mikroalga hijau air
tawar (Hadiyanto & Nur, 2012).
Sterilisasi merupakan cara untuk membebaskan alat atau bahan dari segala
bentuk kehidupan terutama mikrooganisme (Yusmaniar & Khairun, 2017).
Sterilisasi dapat dilakukan secara mekanik (filtrasi), fisika (pemanasan, pemberian
tekanan), dan kimia (pemberian disinfektan) (Handayani et al., 2019) Autoklaf
adalah alat yang digunakan dalam sterilisasi media dengan menggunakan panas dan
tekanan dari uap air. Untuk mensterilkan media biasanya digunakan temperatur
121C dengan tekanan 2 bar selama 15 menit (Pratomo, 2017). Syringe filter
termasuk dalam sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi), sterilisasi ini dilakukan
untuk mensterilkan cairan yang mudah rusak jika terkena panas atau mudah
menguap (Pujiati, 2015). Cairan yang disterilkan dilewatkan ke suatu saringan yang
berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Cara kerja
syringe filter yaitu ditekan seperti jarum suntik yang memiliki volume 1-20 ml
(Pujiati, 2015). Pasteurisasi adalah proses pemanasan untuk memperpanjang umur
simpan bahan pangan melalui pemanasan pada suhu di bawah 100C yang bertujuan
untuk membunuh mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir (Fellow,
1992). Alkohol 70%, alkohol 96%, nystatin, dan kloramfenikol termasuk sterilisasi
kimia. Alkohol 70% dan 90% digunakan sebagai larutan disinfektan, kloramfenikol
digunakan sebagai larutan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan dan
membunuh bakteri, dan nystatin digunakan sebagai larutan antijamur yang merusak
membran jamur.
Isolasi dilakukan untuk memperoleh isolat murni suatu mikroba dari kultur
atau lingkungan, sehingga dapat dibuat kultur murni (Widiatmono et al., 2020).
Terdapat tiga teknik isolasi yaitu teknik gores, tuang, dan sebar. Teknik sebar
dilakukan dengan menyebarkan suspensi sampel yang telah dicairkan ke dalam
medium padat menggunakan spatula atau alat lainnya; teknik ini sesuai untuk
mikroorganisme aerob (Pradhika, 2019). Teknik gores dilakukan dengan
menggoreskan suspensi pada permukaan medium, sehingga dapat digunakan untuk
mengisolasi koloni mikroba dan didapatkan koloni terpisah (Anonim, 2016).
Teknik tuang dilakukan dengan menuang suspensi ke medium agar yang sedang
mencair (Anonim, 2016); dengan tujuan untuk menentukan perkiraan jumlah
bakteri hidup dalam cairan atau spesimen (Utami, 2017).
Inokulasi adalah proses pemindahan mikroba dari lingkungan asalnya ke
kultur/medium baru secara aseptis. Metode inokulasi akan mempengaruhi
pertumbuhan kultur yang akan dibiakkan sehingga harus dipilih teknik inokulasi
yang sesuai (Susilawati & Khairani, 2016). Beberapa teknik inokulasi yaitu teknik
gesek, tusuk, tanam, dan kultur cair.
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 6

Gambar 2. Prinsip Kerja Gambar 3. Syringe filter


Gambar 1. Sistem Alat Pasteurisasi HTST (Sumber: Conelly, 2016)
Kerja Autoklaf (Sumber: Widiantoko,
(Sumber: Deni, 2013) 2019)
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 7

VI. MSDS
Tabel 6.2. Material Safety Data Sheet
Senyawa Sifat Fisik Potensi Cara Penyimpanan
Kimia dan Kimia Bahaya Penanganan
Akuades - Berupa - - Simpan dalam
(H2O) cairan suhu ruang
tidak
berwarna
- Tidak
berbau
- pH 6.0-8.0
pada suhu
25C
Alkohol - Berupa Menyebabkan Bilas mata Simpan dalam
70% cairan iritasi jika dengan air wadah tertutup
tidak terkena mata selama 15 dalam ruangan
berwarna menit, hubungi yang
- Mudah bantuan medis terventilasi
terbakar Menyebabkan Bilas dengan dengan baik,
- Larut iritasi jika banyak air, jauhkan dari
dalam air, terkena kulit berikan sinar matahari
eter, emolien pada dan sumber api
acetone kulit
Menyebabkan Hirup udara
iritasi saluran segar
pernapasan jika
terhirup
Menyebabkan Jangan
iritasi saluran dimuntahkan,
pencernaan segera hubungi
jika tertelan dokter
Alkohol - Mudah Menyebabkan Bilas dengan Simpan dalam
96% terbakar iritasi serius air yang wadah tertutup
(C2H6O) - Berbentuk jika terkena banyak, rapat di tempat
cairan mata hubungi dokter kering dan
tidak mata berventilasi
berwarna Menyebabkan Bilas dengan baik, jauhkan
- pH 7,0 iritasi jika air mengalir dari panas dan
pada 10g/l terkena kulit sumber api
pada 20C
- titik nyala: Menyebabkan Hirup udara
17C iritasi saluran segar
- uap mudah pernapasan jika
meledak terhirup dalam
jumlah banyak
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 8

dengan Menyebabkan Segera beri


udara iritasi saluran korban minum
pencernaan air putih,
jika tertelan hubungi dokter
Pepton - Padatan Menyebabkan Bilas mulut, Simpan dalam
berwarna diare jika hubungi dokter wadah tertutup
kuning tertelan jika merasa rapat di tempat
kecoklatan sakit yang kering
- pH 6,4-7,8 Menyebabkan Hirup udara
batuk jika segar
terhirup
Menyebabkan Bilas mata
iritasi ringan dengan air
jika terkena selama
mata beberapa menit
Glukosa - Berbentuk Jika tertelan Beri korban - Simpan
padatan dalam dosis minum air dalam wadah
kritsal tinggi dapat putih yang tertutup
putih menyebabkan banyak, - Jauhkan dari
- Tidak gangguan hubungi dokter panas dan
berbau saluran jika merasa oksidator
- Titik pencernaan sakit
leleh:146C
- Dapat
terbakar
dalam api
Asam - Berupa Mnyebabkan Bilas mata Simpan dalam
tartarat padatan kerusakan matadengan air wadah tertutup,
(2,3- berwarna serius jika
selama jauhkan dari
Dihydroxy putih terkena mata beberapa sinar matahari
butanedioi - Titk nyala: menit, hubungi
c acid) 150C dokter
Menyebabkan Bilas mulut,
iritasi saluran jangan
pencernaan dimuntahkan,
jika tertelan hubungi dokter
Kloramfen - Berupa Bersifat Jangan beri Simpan dalam
ikol kristalin karsinogenik apapaun jika wadah terutup
berwarna jika tertelan korban tidak di ruangan
kuning dalam keadaan berventilasi
muda sadar, bilas baik
- Titk leleh: mulut, hubungi
149C dokter
Menyebabkan Hirup udara
iritasi saluran segar, jika
pernapasan jika tidak bernapas
terhirup beri napas
buatan
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 9

Menyebabkan Bilas mata


iritasi jika dengan air
terkena mata mengalir
NaCl - Berbentuk Menyebabkan Bilas kulit Simpan dalam
padatan iritasi jika dengan air wadah tertutup
berwarna terkena kult selama 15 rapat dalam
putih menit ruangan yang
- Tidak Menyebabkan Bilas mata dingin dan
berbau iritasi jika dengan air kering
- pH 5.0-8.0 terkena mata selama 15
- kelarutan: menit, jika
360g/L iritasi berlanjut
- menyerap hubungi dokter
kelembapa Menyebabkan Hirup udara
n dari irtasi saluran segar, hubungi
udara pernapasan jika dokter jika
terhirup batuk
Menyebabkan Jangan
pusing dan dimuntahkan,
mual jika segera hubungi
tertelan dalam dokter
jumlah banyak
Nystatin - Berupa Menyebabkan Bilas mata - Simpan
padatan iritasi jika dengan air, dalam
- Sensitif terkena mata hubungi dokter freezer,
terhadap Menyebabkan Bilas kulit dalam wadah
udara iritasi jika dengan banyak tertutup rapat
- Sensitif terkena kulit air - Jauhkan dari
terhadap Menyebabkan Hirup udara panas dan
cahaya iritasi saluran segar, hubungi sumber api
pernapasan jika dokter jika sulit
terhirup bernapas
Menyebabkan Bilas mulut
gangguan dengan air,
pencernaan hubungi dokter
jika tertelan

VIII. Daftar Pustaka


Anonim. (2016). Panduan Praktikum Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma).
https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/PanduMikroBio.pdf
Connelly, A. (2016). Understanding syringe filters. Andy Connelly.
https://andyjconnelly.wordpress.com/2016/09/28/syringe-filters/
Deni, G. (2013). Autoklaf. Diakses pada 18 September 2021, dari
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/71/jbptppolban-gdl-gilangdeni-3518-
3-bab2--1.pdf
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 10

Diederichs, S., Korona, A., Staaden, A., Kroutil, W., Honda, K., Ohtake, H., &
Büchs, J. (2014). Phenotyping the quality of complex medium components
by simple online-monitored shake flask experiments. Microbial cell
factories, 13(1), 1-14.
Fellow, P.J. (1992). Food Processing Technology. CRC Press. New York.
Hadiyanto, H., & Nur, M. A. (2012). Mikroalga: Sumber Pangan & Energi Masa
Depan. Semarang : UPT UNDIP Press.
Handayani, T., Reni, K., Muzajjanah, I., Rustam, Y., Sukmawati (2009). LAB
BIOLOGI UNJ. Retrieved from
website:https://fmipa.unj.ac.id/pbiologi/wp-
content/uploads/2018/04/Mikrobiologi.pdf
Haribi, R. (2008). Mikrobiologi Dasar 2. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Harumayanti, D. M. (2019). PERBEDAAN PERTUMBUHAN JAMUR Candida
albicans PADA MEDIA TUMBUH BERBAHAN UBI JALAR KUNING
DENGAN VARIASI KONSENTRASI (Doctoral dissertation, POLITEKINIK
KESEHATAN DENPASAR).
Himedia Laboratories. (2012). Himedia Leading BioSciences Company Products.
https://www.himedialabs.com/intl/en/products/Clinical-
Microbiology/Diagnostic-Media-for-Bacteria-Pseudomonas/Nutrient-
Agar-M001A
Mufidah, A., Agustono, A., Sudarno, S., & Nindarwi, D. D. (2018). Teknik kultur
chlorella sp. skala laboratorium dan intermediet di balai perikanan budidaya
air payau (BPBAP) situbondo jawa timur. Journal of Aquaculture and Fish
Health, 7(2), 50-56.
Pradhika, I. (2020). Laboratorium Mikrobiologi Standar : Jenis-jenis Media
Tumbuh. Diakses pada 20 September 2021, dari
https://laboratoriumstandard.com/2020/04/05/jenis-jenis-
media pertumbuhan/
PRATOMO, L. L. A. (2017). KONSENTRASI TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea
batatas L) DENGAN BERBAGAI VARIAN DAN LAMA FERMENTASI
TERHADAP PEMBUATAN YOGHURT (Analisys Effect Of Difference
Concetration Of Sweet Potato (Ipomoea batatas L) Flour Variants and
Long Fermentation Of Yoghurt) (Doctoral dissertation, undip).
Pujiati. (2015). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum [E-book].
Rizki, A. S. (2017). PERBEDAAN UJI KEPEKAAN Pseudomonas aeruginosa
PADA MEDIA Mueller Hinton Agar DENGAN Nutrient Agar
MENGGUNAKAN Gentamicin, Ciprofloxacin, Ofloxacin (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Susilawati, I., & Khairani, L. (2006). Pengaruh Inokulasi terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Hijauan Legum (Effect of Inoculation on Growth and Forage
Production of Legumes). Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 6(1)
UTAMI, P. (2017). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PROBIOTIK DARI
ORGAN PENCERNAAN IKAN PATIN (Pangasius
hypophthalmus) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).
MODUL 2 – MICHELLE VANIA POHAN – 11219009 HALAMAN 11

Widiantoko, R. K. (2019, January 24). PRINSIP DASAR PASTEURISASI. SIR


OSSIRIS HOME SITE; SIR OSSIRIS HOME SITE.
https://lordbroken.wordpress.com/2019/01/24/prinsip-dasar-pasteurisasi/
Widiatmono, B. R., Susanawati, L. D., & Agustianingrum, R. (2020). Bioremediasi
Logam Timbal (Pb) Menggunakan Bakteri Indigenous Pada Tanah Tercemar
Air Lindi (Leachate). Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 6(3), 11-18
Willey, J., Sandman, K., & Wood, D. (2020). Prescott’s Microbiology, Eleventh
Edition. New York : McGraw-Hill Education.
Yusmaniar, W., & Khairun, N. (2017). Mikrobiologi Dan Parasitologi. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai