Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan
mikroorganisme lain. Media juga dapat memanipulasi tempat tumbuhnya biakan atau
menjadikan media sebagai isolat tempat tumbuhnya, dan sekaligus memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya. Media terdiri dari bahan dasar, nutrient, dan ataupun
bahan tambahan (Murtius, 2018).

Media pertumbuhan bakteri berdasarkan sifat dan fungsinya terbagi menjadi beberapa
kelompok antara lain media transport, media diperkaya, media selektif (selective and
differential media), media pengujian, media perhitungan jumlah dan media umum
(universal media). Sedangkan berdasarkan bahan penyusunnya media dibedakan dua
macam yaitu media sintetis dan media alami. Media sintetis yaitu media yang terdiri
dari bahan-bahan yang telah diketahui komposisinya seperti media nutrient agar. Media
alami yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan alami seperti ekstrak kentang, sari
wortel dan umbi-umbian. Nutrient agar merupakan salah satu media yang paling sering
digunakan dengan komposisi 0,8% protein, 1,2% agar dan sisanya adalah air. Bahan-
bahan yang digunakan tersebut tentunya mengandung nutrisi seperti karbohidrat dan
protein yang dibutuhkan bakteri untuk mendukung pertumbuhannya (Rizky, 2018).

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum Mikrobiologi mengenai preparasi media, antara
lain:
1. Apa saja yang menjadi fungsi dari media?
2. Bagaimana pembagian dari media?
3. Apa saja yang menjadi kriteria penggunaan media?
4. Apa saja prinsip dasar preparasi?
5. Bagaimana mengetahui perbedaan agar komersil dengan agar teknis?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum mikrobiologi mengenai preparasi media, antara lain:
1. Untuk mengetahui fungsi media
2. Untuk mengetahui pembagian media
3. Untuk mengetahui kriteria penggunaan media
4. Untuk mengetahui prinsip dasar preparasi
5. Untuk mengetahui perbedaan agar komersil dengan agar teknis

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum mikrobiologi mengenai preparasi media, antara lain:
1. Untuk penerapan mata kuliah mikrobiologi lingkungan.
2. Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai akhir mata kuliah mikrobiologi lingkungan.

1.5 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Praktikum dilakukan di rumah masing-masing. Hal ini disebabkan pandemi Covid-
19.
2. Praktikum menggunakan prinsip Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar
(PDA).

I-2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Media


Media adalah substansi dengan kadar tertentu dalam bentuk cair, setengah padat atau
padat yang mengandung bahan alami dan atau buatan untuk mendukung
perkembangbiakan mikroorganisme. Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan
mikroorganime yang bersangkutan. Pada media itulah mikroorganisme akan melakukan
aktivitas pertumbuhannya (Luklukyah dkk, 2019).

Menurut Sutarma dalam Lestari (2017), mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan


dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Untuk mengembangbiakkan
mikroorganisme seperti jamur, bakteri, ataupun yang lainnya diperlukan media. Media
adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan jasad renik (mikroorganisme).
Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat (semi solid). Di dalam laboratorium
mikrobiologi, kultur media sangat penting untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisik dan
biokimia bakteria serta untuk diagnosa suatu penyakit.

2.2 Preparasi Media


Preparasi media adalah rangkaian kegiatan mempersiapkan contoh yaitu media sesuai
dengan jumlah dan ukuran yang dikehendaki untuk dianalisis. Proses preparasi media
dimulai dari mempersiapkan media yang akan digunakan yaitu PDA atau NA, lalu
menghitung jumlah media sesuai dengan yang diperlukan dan perbandingannya dengan
akuades. Kemudian potong atau sobek sedikit aluminium foil sebagai wadah untuk
menimbang. Gunakanlah spatula kering untuk mengambil tepung media lalu timbang.
Kemudian tuang tepung media ke dalam erlenmeyer dan tambahkan akuades sesuai
dengan perbandingan yang telah dihitung. Goyang perlahan-lahan untuk melarutkan
tepung media. Homogenkan media dalam erlenmeyer dengan meletakkannya di atas hot
plate dan aduk dengan batang pengaduk sampai mendidih. Setelah mendidih, ditutup
dengan erlenmeyer dengan kapas yang telah dibungkus dengan aluminium foil.
Kemudian sterilkan dengan menggunakan autoklaf (Yusmaniar, 2017).
2.3 Pembagian Media
2.3.1 Media Berdasarkan Susunan Kimia (Komposisi)
Menurut Rukmana dalam Lestari (2018), media berdasarkan komposisi dibagi menjadi
5 bagian yaitu sintesis, semi sintesis, non sintesis, anorganik, dan organik.
1. Media sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar dan Mac Conkey Agar.
2. Media semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,
misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstra
kentang. Untuk bahan eksrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail
tentang komposisi senyawa penyusunannya.
3. Media non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar dan Pancreatic Extract.
4. Medium anorganik yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
5. Medium organik yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.

2.3.2 Media Berdasarkan Sifat Fisik


Menurut Susbandi (2017), media berdasarkan fisik dibagi menjadi 3 bagian yaitu padat,
semi padat, dan cair
1. Media padat (Solid) yaitu media yang mengandung agar 1,5% sehingga setelah
dingin media menjadi padat.
2. Media setengah padat (Semi solid) yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair.
3. Media cair (liquid) yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
dan LB.

2.3.3 Media Berdasarkan Tujuan/Kegunaannya


Menurut Susbandi dalam Lestari (2018), media berdasarkan tujuan/kegunaannya dibagi
menjadi 5 bagian yaitu:
1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth dan Blood Agar.

II-2
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan.

3. Media diperkaya (Enrichment)


Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum dan
kuning telur. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan
nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen
kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.

4. Media untuk karakterisasi bakteri


Media untuk karakterisasi bakteri adalah media yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan spesifik suatu mikroba.

5. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar
karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple
Sugar Iron Agar) yang mampu memilih entrobacteria berdasarkan bentuk, warna,
ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.

2.4 Prinsip Dasar Preparasi


Menurut Susbandi dalam Lestari (2018), pembiakan mikroba dalam laboratorium
memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan,
sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium
biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar
medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida.

II-3
2.5 Fungsi Media
Menurut Lestari (2018), media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur
bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain.
Ada beberapa fungsi media, yaitu :
a. Untuk menumbuhkan atau membiakkan mikroorganisme tertentu.
b. Untuk sumber nutrisi mikroorganisme yang dibiakkan.
c. Sebagai tempat pada saat dilakukan isolasi.
d. Untuk menyeleksi mikroorganisme yang diinginkan.
e. Untuk identifikasi

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preparasi Media


Menurut Rachmawaty (2020), untuk dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan
mikroba yang diharapkan, media memiliki persyaratan. Persyaratan ini meliputi faktor-
faktor yang mempengaruhi preparasi media, yaitu:

a. Susunan makanan
Unsur-unsur yang diperlukan dalam media meliputi air, sumber karbon, sumber
nitrogen, vitamin, mineral dan gas. Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga perlu
air yang cukup sehingga kondisi tetap selalu lembab. Untuk sumber karbon dapat
digunakan senyawa karbon sederhana seperti CO2, CH4 atau senyawa karbon
kompleks seperti gula (misal: glukosa, laktosa, sukrosa dan lain sebagainya).
Senyawa Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen sederhana seperti NH3 atau
nitrogen yang lebih kompleks seperti pepton dan asam amino. Mineral yang sering
dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl. Beberapa bakteri
membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes melanogenicus) dan juga gas (misal :
Gonococcus membutuhkan CO2), namun ada juga bakteri tertentu justru mati jika
ada oksigen (bakteri anaerob).

b. Temperatur
Bakteri agar dapat tumbuh optimal membutuhkan suhu tertentu. Umumnya bakteri
patogen membutuhkan suhu sekitar 37°C sesuai dengan suhu tubuh manusia
walaupun ada juga bakteri yang membutuhkan suhu tinggi seperti Camphylobacter
(42°C).

II-4
c. Tekanan osmosis
Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan media isotonik. Apabila
media bersifat hipotonik maka bakteri akan mengalami plasmoptysis dan apabila
bersifat hipertonik, bakteri akan mengalami plasmolysis.

d. Derajat keasaman (pH)


Sebagian besar bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun beberapa bakteri
butuh perlakuan khusus sebagai contoh bakteri Vibrio yang membutuhkan pH alkali
sekitar 8-10 untuk dapat tumbuh optimal.

e. Sterilitas
Sterilitas merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan
mikrobiologi, karena bakteri yang diharapkan tumbuh adalah bakteri penyebab. Jika
media yang digunakan tidak steril maka tidak dapat dibedakan apakah yang tumbuh
merupakan bakteri yang dibutuhkan atau hanya sekedar bakteri kontaminan.

II-5
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan ini, adalah :

1. Alat-alat yang digunakan pada modul 1 Sterilisasi


Alat-alat yang digunakan pada modul 1 Sterilisasi adalah autoklaf, steril cabinet,
inkubator, cawan petri, corong gelas, beaker glass, gelas ukur, spatula, batang
pengaduk.

2. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk mengukur
volume cairan.

Gambar 3.1 Gelas Ukur


Sumber: Anonim, 2021

3. Erlenmeyer
Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah dari bahan kimia cair dan untuk mengukur
serta mencampur bahan kimia.

Gambar 3.2 Erlenmeyer


Sumber: Labbox, 2021
4. Magnetic Stirrer
Magnetic stirrer adalah alat laboratorium yang menggunakan putaran medan
magnet untuk memutar stir bars atau batang pengaduk yang diletakan dalam larutan
sehingga akan membantu menghomogenkan larutan.

Gambar 3.3 Magnetic Stirrer


Sumber: Saka, 2021

5. Spatula
Spatula atau sudip adalah alat yang digunakan untuk mengambil objek.

Gambar 3.4 Spatula


Sumber: Toko alat laboratorium, 2017

6. Bunsen
Bunsen adalah sebuah peralatan laboratorium umum yang menghasilkan nyala api
gas tunggal yang terbuka. yang digunakan untuk pemanasaan, sterilisasi, dan
pembakaran.

Gambar 3.5 Bunsen


Sumber: Anonim, 2021

III-2
7. Timbangan
Timbangan berfungsi untuk untuk mengukur massa benda atau mengukur takaran
yang tepat dalam percobaan praktikum.

Gambar 3.6 Timbangan


Sumber: Geolabnemo, 2017

8. Hot plate
Hot plate adalah kompor tanam meja portabel kecil yang dilengkapi satu atau lebih
elemen pemanas dan digunakan di laboratorium untuk melakukan reaksi kimia,
memanaskan sampel, dan untuk berbagai aktivitas lainnya.

Gambar 3.7 Hot plate


Sumber: Anonim, 2021

9. Batang Pengaduk
Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang digunakan untuk
mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan laboratorium.

Gambar 3.8 Batang Pengaduk


Sumber: Anonim, 2017

III-3
3.1.1 Pelengkap
Adapun alat pelengkap yang digunakan adalah:
1. Aluminium foil
Aluminium foil adalah lembaran logam aluminium tipis yang umumnya dipakai
untuk membungkus berbagai macam barang.

Gambar 3.9 Aluminium foil


Sumber: CSDNEWS, 2018

2. Tisu
Tisu adalah sejenis kertas krep ringan yang dapat digunakan untuk berbagai
tujuan, seperti kertas tisu higienis, tisu wajah, handuk kertas, kertas pembungkus,
dan lainnya.

Gambar 3.10 Tisu


Sumber: Anonim, 2017

3. Kapas
Kapas adalah perlengkapan yang berfungsi untuk membersihkan suatu benda.

III-4
Gambar 3.11 Kapas
Sumber: K. Tatik Wardayati, 2018

4. Serbet
Serbet digunakan untuk melindungi tangan saat memegang benda yang bersuhu
panas.

Gambar 3.12 Serbet


Sumber: Anonim, 2021

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini, adalah :

1. Nutrien Agar (NA)


Ciri-ciri : Berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan dan apabila setelah
digunakan akan berbentuk padat karena terdapat kandungan agar sebagai
pemadatnya.

2. Potato Dextrose Agar (PDA)


Ciri-ciri : Memiliki bentuk atau konsistensi padat (solid).

3. Aquadest
Ciri-ciri : Berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa.

III-5
3.4 Flowchart Percobaan

Mulai

Sterilisasi

Disiapkan 6 cawan Petri

Ditimbang agar (pudding nutrijell) coklat 20 gram

Dituang agar ke beaker glass

Diukur aquadest 400 ml dengan gelas ukur

Dituang aquadest ke beaker glass

Dihomogenkan dan dipanaskan di hotplate sambil


diaduk dengan magnetic stirrer atau batang pengaduk
hingga mendidih

Apakah larutan sudah


homogen?
Tidak
Ya

Tuang ke cawan petri yang sudah disiapkan hingga


½ cawan petri

Diamkan hingga memadat

Tutup cawan petri dan masukkan ke inkubator

Selesai

III-6
DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo,R.1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar


Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Kendra,Aditya.2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri.
Yogyakarta: Universitas Brawijaya.
Rukmana.2013.Teknik Pembuatan Media. Sulawesi Tengah: Univeristas Tadulako.
Safani,Inri.2017. Pembuatan Media dan Sterilisasi. Kendari:Universitas Halu Oleo.
Subandi,2012. Mikrobiologi. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
Sukesi,Lilis,dkk.2019. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Lingkungan Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Yusmaniar, Dkk. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi.Jakarta: Kementrian Kesehatan
Indonesia.
Madigan et al. 2017. Brock Biologi Mikroorganisme. 14th edition. Penerbit Buku
kedokteran EGC.
Lestari, Purwaning. 2018. Mikrobiologi Berbasis Inkuiri. Malang. Gunung Samudra.

Anda mungkin juga menyukai