MIKROBIOLOGI PERTANIAN
ACARA II
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN
Oleh:
Imam Rajuna
A1D022027
Rombongan 1
A. Latar Belakang
1
dalam rangkaian proses menumbuhkan mikroba. Oleh karena itu, keterampilan
membuat media sangat diperlukan untuk dapat menyediakan media dengan
kandungan nutrisi yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan dibiakkan.
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
ditentukan dengan pasti dan umumnya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
seperti Tomato Juice Agar. Sementara itu, media sintesis merupakan medium
pertumbuhan dengan komponen atau susunan zat kimia yang telah diketahui jenis
dan ukurannya dengan pasti, seperti Glucose Agar.
Media juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu media
selektif, media diperkaya, dan media diferensial. Menurut Atmanto et al. (2022) ,
media selektif merupakan media yang dapat memungkinkan mikroorganisme
terhambat pertumbuhannya karena adanya penambahan zat kimia tertentu. Media
yang diperkaya merupakan media yang disusun untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme tertentu secara khusus. Sementara itu, media diferensial
merupakan media yang difungsikan untuk membedakan mikroorganisme yang
terkait erat. Pada umumnya, media diferensial mengandung zat pewarna atau
bahan kimia tertentu yang akan menyebabkan perubahan karakteristik atau pola
pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk identifikasi
B. Media PDA
Andari (2019) menyatakan bahwa PDA merupakan media yang berasal dari
ekstrak kentang yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi sehingga pada
umumnya dapat meningkatkan pertumbuhan miselium jamur, seperti jamur
patogen Phytophthora palmivora. Menurut Wantini & Octavia (2017), media
PDA tergolong ke dalam media semi sintetik berdasarkan komponen
penyusunnya karena tersusun dari bahan organik berupa kentang dan bahan
sintesis berupa dextrose serta agar. Kentang berguna sebagai sumber karbon,
vitamin, serta energi, sedangkan agar berperan untuk memadatkan media.
Sementara itu dextrose berperan sebagai sumber gula dan energi. Setiap
komposisi tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme, khususnya jamur.
4
C. Media NA
Media NA atau nutrient agar merupakan media berbentuk padat yang terdiri
dari campuran bahan alami dan bahan kimia sehingga termasuk ke dalam media
semi sintetis. Pada umumnya, media NA tersusun dari campuran ekstrak daging
dan pepton karena mengandung protein, nitrogen, vitamin, dan karbohidrat yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Media NA
juga dibuat dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Agar banyak digunakan
sebagai pemadat karena mudah membeku dan memiliki kandungan sumber
karbon berupa karbohidrat dalam bentuk galaktam yang tidak mudah
didekomposisi oleh mikroorganisme (Fatmariza et al., 2017). Selain
menggunakan campuran ekstrak daging dan pepton, media NA juga dapat dibuat
dengan memanfaatkan bahan alami dengan harga yang relatif murah, yaitu tauge.
Ekstrak tauge memiliki nilai nutrisi yang tinggi sehingga sering dijadikan sebagai
alternatif dalam pembuatan media NA (Ilmi et al., 2019).
5
III. METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur Kerja
6
11. Tabung reaksi ditutup dengan kapas dan dilapisi dengan seal, kemudian
dibungkus dengan plastik.
12. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan dengan suhu
121oC dan tekanan 15 Psi selama 20 menit.
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
8
3. Sebanyak 200 ml air dituangkan ke dalam
panci, sedangkan 50 ml air sisanya
digunakan untuk pembuatan agar. Api
kompor kemudian dinyalakan.
9
5. Air sebanyak 50 ml yang tersisa dari
beaker glass sebelumnya dicampur
dengan agar sebanyak 5 g, kemudian
diaduk sampai rata atau homogen.
10
8. Larutan diaduk sampai merata atau
homogen.
11
11. Media NA dipindahkan ke dalam tabung
reaksi menggunakan corong dengan
volume 10 ml dan 5 ml, masing-masing 5
tabung reaksi. Tabung reaksi kemudian
dipanaskan terlebih dahulu menggunakan
api bunsen untuk menghindari
kontaminasi, kemudian tabung reaksi
ditutup dengan kapas setelah diisi dengan
media NA.
12
14. Autoklaf ditutup dengan rapat dan baut
pengaman dikencangkan. Autoklaf
kemudian dinyalakan dan tabung reaksi
disterilkan pada suhu 121oC dengan
tekanan 15 Psi selama 20 menit.
13
3. Sebanyak 200 ml air dituangkan ke dalam
panci, sedangkan 50 ml air sisanya
digunakan untuk pembuatan agar.
Kentang seberat 50 g kemudian
dimasukkan ke dalam panci dan direbus
hingga kentang melunak.
14
4. Bubuk agar sebesar 5 g dituangkan ke
dalam sisa air.
15
9. Larutan agar ditambahkan ke dalam air
rebusan, kemudian diaduk hingga
homogen dan dipastikan tidak ada
penggumpalan.
16
14. Air ditambahkan ke dalam autoklaf sesuai
dengan batas air, kemudian tabung reaksi
dimasukkan ke dalam autoklaf. Autoklaf
ditutup dengan rapat dan baut pengaman
dikencangkan. Autoklaf kemudian
dinyalakan dan tabung reaksi disterilkan
pada suhu 121oC dengan tekanan 15 Psi
selama 20 menit.
B. Pembahasan
17
unsur non-logam dan logam yang dibutuhkan bagi mikroorganisme tertentu,
seperti S, P, Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe. Media pertumbuhan
mikroorganisme dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu cair, media
padat, dan media semi padat.
Umumnya media padat memiliki komposisi agar yang berfungsi untuk
memadatkan larutan. Puspitasari (2022) menjelaskan bahwa agar merupakan
karbohidrat dengan molekul tinggi yang terbuat dari rumput laut atau alga yang
termasuk ke dalam kelompok pektin dan terdiri atas monomer galaktosa. Gel akan
terbentuk saat agar dipanaskan di dalam air dan gel tersebut akan memadat saat
didinginkan. Agar umumnya mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi sehingga
tidak mampu larut di dalam air pada suhu 25°C. Sementara itu, agar akan larut
pada suhu di atas 80°C.
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan media pertumbuhan mikroba, yaitu
media Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Thohari et al.
(2019) menyatakan bahwa media NA adalah media yang memiliki bentuk berupa
bubuk serbuk putih kekuningan yang jika setelah digunakan akan memadat karena
salah satu penyusunnya adalah agar. Media NA memiliki kandungan karbohidrat
dan protein yang tinggi karena bahan dasar untuk membuat media ini umumnya
adalah ekstrak daging dan pepton. Namun, media NA yang dibuat pada praktikum
kali ini berbahan dasar tauge karena harganya relatif lebih terjangkau dan
memiliki kandungan nutrisi berupa protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral
yang tinggi.
Pembuatan media NA diawali dengan penyiapan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Bahan yang dibutuhkan ditimbang terlebih dahulu, yaitu tauge 50 g,
glukosa 5 g, agar 5 g, dan akuades 250 ml. Sementara itu, alat yang dibutuhkan
meliputi tabung reaksi, botol kaca, rak tabung reaksi, batang pengaduk, panci,
kompor, karet, corong, saringan, timbangan, kapas, seal/silk, plastik, dan beaker
glass. Untuk merebus tauge, dibutuhkan air sebanyak 200 ml yang ditambahkan
ke dalam panci, sedangkan 50 ml air sisanya digunakan untuk pembuatan agar.
Api kompor kemudian dinyalakan dan tauge sebanyak 50 g dimasukkan ke dalam
panci untuk direbus hingga tauge melunak. Air sebanyak 50 ml yang tersisa dari
18
beaker glass sebelumnya dicampur dengan agar sebanyak 5 g, kemudian diaduk
sampai rata atau homogen. Setelah tauge sudah melunak, air rebusan tauge
dipisahkan dari tauge dengan disaring ke dalam beaker glass. Air rebusan yang
telah disaring kemudian dimasukkan kembali ke dalam panci dan ditambahkan
glukosa seberat 5 g serta larutan agar, kemudian diaduk hingga homogen.
Media yang sudah homogen dimasukkan ke dalam botol kaca dengan
menggunakan corong, kemudian botol kaca ditutup dengan aluminium foil dan
dilapisi dengan kertas serta diikat dengan karet. Setelah itu, media NA
dipindahkan ke dalam tabung reaksi menggunakan corong dengan volume 10 ml
dan 5 ml, masing-masing 5 tabung reaksi. Tabung reaksi kemudian dipanaskan
terlebih dahulu menggunakan api bunsen untuk menghindari kontaminasi. Tabung
reaksi kemudian ditutup dengan kapas dan dilapisi dengan seal/silk untuk
menghindari kontaminasi. Tabung reaksi kemudian dibungkus dengan plastik
untuk proses sterilisasi di dalam autoklaf.
PDA adalah salah satu media yang umumnya digunakan untuk pertumbuhan
jamur. Media PDA populer untuk menumbuhkan jamur karena mempunyai pH
yang rendah, yaitu pH 4,5 hingga 5,6 sehingga mampu menghambat pertumbuhan
bakteri yang memerlukan lingkungan netral atau pH 7,0 dan suhu antara 25°-30°C
(Puspitasari, 2022). Media PDA mempunyai kandungan nutrisi berupa
karbohidrat, mineral, dan protein yang bersumber dari komponen penyusunnya,
yaitu kentang dan dekstrosa. Sumber karbon utama karbohidrat pada medium
PDA adalah kentang karena 100 g kentang, terdapat 19,1 g karbohidrat, 2 g
protein, 0,1 g lemak, 11 mg kalsium, 56 mg fosfor, 1 mg besi, 0,11 mg vitamin B,
serta 17 mg vitamin C (Puspitasari, 2022).
Puspitasari (2022) menyatakan bahwa dextrose adalah jenis gula bubuk
yang dibuat dari pemanis jagung. Dextrose merupakan salah satu jenis gula
monosakarida yang memiliki rumus kimia C 6H12 O6. Dextrose kering dapat
berbentuk granula, serbuk kristal, dan kristal tidak berwarna atau putih. Selain itu,
dextrose sangat larut dalam air mendidih. Puspitasari (2022) menyatakan bahwa
dekstrosa umumnya dimanfaatkan sebagai salah satu komponen media untuk
pembiakan atau inokulasi mikroorganisme. Dekstrosa berperan sebagai penyedia
19
sumber energi bagi mikroorganisme dalam bentuk gula sehingga mikroorganisme
yang ditumbuhkan memiliki tenaga untuk proses pembelahan sel dan aktivitas
pertumbuhan lainnya.
Pembuatan media PDA dimulai dengan menyiapkan bahan dan alat
disiapkan. bahan yang dibutuhkan. Bahan yang dibutuhkan ditimbang terlebih
dahulu, yaitu kentang 50 g, glukosa 5 g, agar 5 g, dan akuades 250 ml. Sementara
itu, alat yang digunakan meliputi tabung reaksi, botol kaca, rak tabung reaksi,
batang pengaduk, panci, kompor, karet, corong, saringan, timbangan, kapas,
seal/silk, plastik, dan beaker glass. Untuk merebus kentang, dibutuhkan air
sebanyak 200 ml yang ditambahkan ke dalam panci, sedangkan 50 ml air sisanya
digunakan untuk pembuatan agar. Kentang seberat 50 g kemudian dimasukkan ke
dalam panci dan direbus hingga kentang melunak.
Bubuk agar sebesar 5 g dituangkan ke dalam sisa air dan diaduk hingga
merata. Agar dilarutkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengurangi potensi
penggumpalan saat direbus. Setelah kentang melunak, air rebusan kentang
dipisahkan dari kentang dengan disaring ke dalam beaker glass. Air rebusan
kentang kemudian dituangkan kembali ke dalam panci dan dipanaskan. Glukosa
seberat 5 g kemudian ditambahkan ke dalam air rebusan kentang dan diaduk
hingga homogen. Setelah itu, larutan agar ditambahkan ke dalam air rebusan dan
diaduk hingga homogen dan dipastikan tidak terjadi penggumpalan.
Media yang sudah homogen dimasukkan ke dalam botol kaca dengan
menggunakan corong, kemudian botol kaca ditutup dengan aluminium foil dan
dilapisi dengan kertas serta diikat dengan karet. Media PDA dipindahkan ke
dalam tabung reaksi menggunakan corong dengan volume 10 ml pada tiap tabung
reaksi. Tabung reaksi kemudian dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan
api bunsen untuk menghindari kontaminasi. Tabung reaksi ditutup dengan kapas
dan dilapisi dengan seal/silk untuk menghindari kontaminasi. Tabung reaksi
kemudian disiapkan dengan dibungkus menggunakan plastik untuk proses
sterilisasi di dalam autoklaf.
Autoklaf merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi untuk
mensterilisasi peralatan gelas agar bebas dari kontaminan. Prinsip kerja autoklaf
20
adalah dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. Suhu sterilisasi
alat yang umumnya digunakan adalah 121° C dengan tekanan 15 Psi selama 20
menit. Uap air panas bertekanan mampu membunuh dan menghilangkan kotoran
serta mikroba yang menempel pada alat yang akan digunakan (Andriani, 2016).
Baik tabung reaksi berisi media PDA maupun NA harus melewati tahap sterilisasi
di dalam autoklaf untuk menghindari kontaminasi. Sebelum proses autoklaf
dinyalakan, air di dalam autoklaf harus dipastikan menyentuh batas air.
21
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum acara dua ini adalah sebagai
berikut:
1. Media pertumbuhan mikroba dapat diklasifikasikan berdasarkan susunan
kimia, sifat wujudnya, dan fungsinya.
2. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan media PDA adalah air rebusan
kentang dengan campuran agar dan glukosa.
3. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan media NA adalah air rebusan
tauge dengan campuran agar dan glukosa.
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Atmanto, Y. K. A. A., Asri, L. A., & Kadir, N. A. 2022. Media pertumbuhan kuman.
Jurnal Medika Hutama, 4(1): 3069–3075.
Fatmariza, M., Inayati, N., & Rohmi. 2017. Tingkat kepadatan media nutrient agar
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Analis Medika
Bio Sains, 4(2): 69-73
Fibriana, F., & Amalia, A. V. 2016. Potensi kitchen microbiology untuk meningkatkan
keterampilan teknik hands-on dalam pembelajaran mikrobiologi. Unnes
Science Education Journal, 5(2): 1210–1216.
Ilmi, M., Putri, L. K., Muhamad, A. A. K., Cholishoh, A., & Ardiansyah, S. A. 2019.
Use of mung bean sprout (tauge) as alternative fungal growth medium. In
International Seminar on Bioscience and Biological Education, 1241: pp. 1–8.
Juariah, S., & Sari, W. P. 2018. Pemanfaatan limbah cair industri tahu sebagai media
alternatif pertumbuhan Bacillus sp. Klinikal Sains: Jurnal Analis Kesehatan,
6(1): 24-29
Thohari, N. M., Pestariati, & Istanto, W. 2019. Pemanfaatan tepung kacang hijau
(Vigna radiata L.) sebagai media alternatif NA (Nutrient Agar) untuk
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Jurnal Analisis Kesehatan, 8(2): 725–
737.
23
Wantini, S., & Octavia, A. 2018. Perbandingan pertumbuhan jamur Aspergillus flavus
pada media PDA (Potato Dextrose Agar) dan media alternatif dari singkong
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2): 625-631.
24
LAMPIRAN
25
26
27
28
29
30
Lampiran 2.2 Dokumentasi Praktikum Acara 2
Perebusan Tauge
Foto Bersama
31