Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

ACARA II
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN

Oleh:
Imam Rajuna
A1D022027
Rombongan 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu yang membahas seluruh makhluk hidup


mikroskopis atau berukuran kecil baik dalam bentuk sel tunggal, multisel, ataupun
aseluler. Makhluk hidup mikroskopis yang dimaksud meliputi bakteri,
mikrofungi, kapang, mikroalga, protozoa, dan archaea. Virus juga biasanya sering
dipelajari dalam bidang ilmu mikrobiologi karena termasuk makhluk mikro
aseluler, meskipun virus tidak dapat sepenuhnya dianggap sebagai makhluk hidup
karena memiliki struktur yang sangat sederhana dan tidak memiliki komponen sel.
Mikrobiologi adalah ilmu multidisipliner yang berkembang dari sejak penemuan
mikroskop ( Fibriana & Amalia, 2016).
Mikroorganisme dapat bersifat merugikan dan menguntungkan. Baik
mikroorganisme yang bersifat menguntungkan untuk pertumbuhan makhluk hidup
lain dan bersifat patogen atau merugikan karena menyebabkan penyakit pada
makhluk hidup lainnya membutuhkan nutrisi untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme tersebut. Contohnya karbohidrat yang menjadi
salah satu nutrisi yang paling dibutuhkan dalam jumlah besar dibandingkan nutrisi
lainnya untuk pertumbuhan jamur. Namun, setiap mikroorganisme memiliki
kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda sehingga terdapat berbagai jenis media
pertumbuhan mikroorganisme (Andari, 2019).
Umumnya mikroba dibiakkan di suatu media yang berisi nutrisi untuk
keperluan penelitian dan praktikum. Media merupakan campuran yang terdiri dari
unsur hara atau nutrisi yang mendukung pertumbuhan mikroba. Media PDA
merupakan media yang berasal dari ekstrak kentang yang memiliki kandungan
karbohidrat tinggi sehingga dapat meningkatkan dan mendukung pertumbuhan
miselium jamur yang dibiakkan. Sementara itu, media NA merupakan media yang
umumnya terbuat dari ekstrak tauge yang menjadi sumber bahan organik bagi
pertumbuhan mikroba. Pembuatan media merupakan hal paling awal dan penting

1
dalam rangkaian proses menumbuhkan mikroba. Oleh karena itu, keterampilan
membuat media sangat diperlukan untuk dapat menyediakan media dengan
kandungan nutrisi yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan dibiakkan.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui klasifikasi media pertumbuhan mikroba.
2. Mengetahui alat dan bahan serta cara pembuatan media Potato Dextrose Agar
(PDA).
3. Mengetahui alat dan bahan serta cara pembuatan media Nutrient Agar (NA).

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pertumbuhan Mikroba

Mikroorganisme memerlukan lingkungan atau media yang tepat untuk


menjalankan siklus hidupnya. Selain itu, media diperlukan untuk mempelajari dan
mengkaji karakteristik suatu mikroba. Media merupakan suatu substansi yang
sudah diatur sedemikian rupa kandungan komponen nutrisinya sehingga
mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Upaya untuk
menumbuhkan mikroorganisme dikenal dengan sebutan kultur. Mikroorganisme
dapat menggunakan nutrisi pada media yang terdiri dari molekul-molekul kecil
yang disusun yang membentuk komponen selnya. Komponen atau komposisi
nutrisi yang dibutuhkan setiap mikroorganisme berbeda-beda. Oleh karena itu,
media kultur memiliki bentuk dan komposisi yang beragam yang tergantung pada
jenis spesies mikroba yang dikembangbiakkan (Atmanto et al., 2022).
Media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat wujudnya, yaitu media padat, semi padat, dan
cair. Media cair adalah media yang berbentuk cair. Media padat merupakan media
yang memiliki kandungan atau komposisi agar 15% sehingga dapat menjadi padat
setelah dingin. Sementara itu, media setengah padat atau semi solid adalah media
yang hanya memiliki kandungan agar sekitar 0,3-0,4% sehingga menjadi memiliki
tekstur yang agak kenyal, tidak terlalu padat, dan tidak terlalu cair. Media semi
solid umumnya dibuat agar pertumbuhan mikroba dapat menyebar secara merata
ke seluruh media ( Maghfiroh, 2019).
Menurut Maghfiroh (2019) , media dapat dibedakan berdasarkan susunan
atau komponen kimia, yaitu media anorganik, media organik, media non sintetik,
dan media sintetis atau buatan. Media anorganik merupakan medium yang terdiri
dari bahan anorganik sebagai penyusunnya, sedangkan media organik merupakan
medium yang terdiri dari bahan organik sebagai penyusunnya. Media non sintesis
adalah medium yang dibuat dengan komponen penyusun kimia yang tidak dapat

3
ditentukan dengan pasti dan umumnya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
seperti Tomato Juice Agar. Sementara itu, media sintesis merupakan medium
pertumbuhan dengan komponen atau susunan zat kimia yang telah diketahui jenis
dan ukurannya dengan pasti, seperti Glucose Agar.
Media juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu media
selektif, media diperkaya, dan media diferensial. Menurut Atmanto et al. (2022) ,
media selektif merupakan media yang dapat memungkinkan mikroorganisme
terhambat pertumbuhannya karena adanya penambahan zat kimia tertentu. Media
yang diperkaya merupakan media yang disusun untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme tertentu secara khusus. Sementara itu, media diferensial
merupakan media yang difungsikan untuk membedakan mikroorganisme yang
terkait erat. Pada umumnya, media diferensial mengandung zat pewarna atau
bahan kimia tertentu yang akan menyebabkan perubahan karakteristik atau pola
pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk identifikasi

B. Media PDA

Andari (2019) menyatakan bahwa PDA merupakan media yang berasal dari
ekstrak kentang yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi sehingga pada
umumnya dapat meningkatkan pertumbuhan miselium jamur, seperti jamur
patogen Phytophthora palmivora. Menurut Wantini & Octavia (2017), media
PDA tergolong ke dalam media semi sintetik berdasarkan komponen
penyusunnya karena tersusun dari bahan organik berupa kentang dan bahan
sintesis berupa dextrose serta agar. Kentang berguna sebagai sumber karbon,
vitamin, serta energi, sedangkan agar berperan untuk memadatkan media.
Sementara itu dextrose berperan sebagai sumber gula dan energi. Setiap
komposisi tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme, khususnya jamur.

4
C. Media NA

Media NA atau nutrient agar merupakan media berbentuk padat yang terdiri
dari campuran bahan alami dan bahan kimia sehingga termasuk ke dalam media
semi sintetis. Pada umumnya, media NA tersusun dari campuran ekstrak daging
dan pepton karena mengandung protein, nitrogen, vitamin, dan karbohidrat yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Media NA
juga dibuat dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Agar banyak digunakan
sebagai pemadat karena mudah membeku dan memiliki kandungan sumber
karbon berupa karbohidrat dalam bentuk galaktam yang tidak mudah
didekomposisi oleh mikroorganisme (Fatmariza et al., 2017). Selain
menggunakan campuran ekstrak daging dan pepton, media NA juga dapat dibuat
dengan memanfaatkan bahan alami dengan harga yang relatif murah, yaitu tauge.
Ekstrak tauge memiliki nilai nutrisi yang tinggi sehingga sering dijadikan sebagai
alternatif dalam pembuatan media NA (Ilmi et al., 2019).

5
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara dua mengenai “Pembuatan


Media Pertumbuhan” adalah tauge 50 g, kentang 50 g, glukosa 5 g, agar 5 gr, dan
akuades 250 ml. sementara itu, alat yang digunakan meliputi beaker glass, botol
kaca, batang pengaduk, panci, kompor, karet, corong, tabung reaksi, plastik,
saringan, timbangan, kapas, dan seal/silk.

B. Prosedur Kerja

Praktikum acara dua ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:


1. Buku penuntun praktikum Mikrobiologi dipelajari.
2. Bahan dan alat yang dibutuhkan disiapkan.
3. Bahan yang digunakan ditimbang, yaitu kentang (PDA) 50 g, tauge (NA) 50
g, glukosa 5 g, agar 5 g, dan akuades 250 ml.
4. Potongan kentang dan tauge direbus di dalam panci menggunakan akuades
200 ml hingga melunak.
5. Kentang dan tauge dipisahkan dengan disaring menggunakan saringan untuk
mendapatkan air rebusan.
6. Bubuk agar dilarutkan dalam akuades 50 ml.
7. Air rebusan ditambahkan glukosa dan agar yang sudah larut.
8. Campuran diaduk hingga homogen.
9. Media yang telah homogen dimasukkan ke dalam botol kaca dan ditutup
dengan aluminium foil dan dilapisi dengan kertas.
10. Media PDA dan NA dipindahkan ke dalam tabung reaksi menggunakan
corong, kemudian mulut tabung reaksi dipanaskan dengan api bunsen.

6
11. Tabung reaksi ditutup dengan kapas dan dilapisi dengan seal, kemudian
dibungkus dengan plastik.
12. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan dengan suhu
121oC dan tekanan 15 Psi selama 20 menit.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 2.1 Pembuatan Media Pertumbuhan NA


No Dokumentasi Prosedur Kerja
.
1. Bahan dan alat disiapkan. Bahan yang
dibutuhkan meliputi tauge 50 g, glukosa 5
g, agar 5 g, dan akuades 250 ml.
Sementara itu, alat yang dibutuhkan
meliputi tabung reaksi, botol kaca, rak
tabung reaksi, batang pengaduk, panci,
kompor, karet, corong, saringan,
timbangan, kapas, seal/silk, plastik, dan
beaker glass.
2. Air sebanyak 250 ml ditambahkan ke
dalam beaker glass.

8
3. Sebanyak 200 ml air dituangkan ke dalam
panci, sedangkan 50 ml air sisanya
digunakan untuk pembuatan agar. Api
kompor kemudian dinyalakan.

4. Tauge sebanyak 50 g dimasukkan ke


dalam panci berisi air 200 ml, kemudian
direbus hingga tauge melunak.

9
5. Air sebanyak 50 ml yang tersisa dari
beaker glass sebelumnya dicampur
dengan agar sebanyak 5 g, kemudian
diaduk sampai rata atau homogen.

6. Air rebusan tauge dipisahkan dari tauge


dengan disaring ke dalam beaker glass.

7. Air rebusan dimasukkan kembali ke dalam


panci dan ditambahkan glukosa seberat 5
g.

10
8. Larutan diaduk sampai merata atau
homogen.

9. Agar yang sudah terlarut dimasukkan ke


dalam panci, kemudian diaduk hingga
homogen.

10. Media yang sudah homogen dimasukkan


ke dalam botol kaca dengan menggunakan
corong, kemudian botol kaca ditutup
dengan aluminium foil dan dilapisi dengan
kertas. Tutup botol kemudian diikat
dengan karet.

11
11. Media NA dipindahkan ke dalam tabung
reaksi menggunakan corong dengan
volume 10 ml dan 5 ml, masing-masing 5
tabung reaksi. Tabung reaksi kemudian
dipanaskan terlebih dahulu menggunakan
api bunsen untuk menghindari
kontaminasi, kemudian tabung reaksi
ditutup dengan kapas setelah diisi dengan
media NA.

12. Tabung reaksi yang sudah ditutup dengan


kapas kemudian dilapisi dengan seal/silk
untuk menghindari kontaminasi dan
dibungkus dengan plastik untuk proses
sterilisasi.

13. Air ditambahkan ke dalam autoklaf hingga


mengenai batas air. Tabung reaksi
kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf.

12
14. Autoklaf ditutup dengan rapat dan baut
pengaman dikencangkan. Autoklaf
kemudian dinyalakan dan tabung reaksi
disterilkan pada suhu 121oC dengan
tekanan 15 Psi selama 20 menit.

Tabel 2.2 Pembuatan media pertumbuhan PDA


No Dokumentasi Prosedur Kerja
.
1. Bahan dan alat disiapkan. Bahan yang
dibutuhkan meliputi kentang 50 g, glukosa
5 g, agar 5 g, dan akuades 250 ml.
Sementara itu, alat yang digunakan
meliputi tabung reaksi, botol kaca, rak
tabung reaksi, batang pengaduk, panci,
kompor, karet, corong, saringan,
timbangan, kapas, seal/silk, plastik, dan
beaker glass.
2. Air sebanyak 250 ml ditambahkan ke
dalam beaker glass.

13
3. Sebanyak 200 ml air dituangkan ke dalam
panci, sedangkan 50 ml air sisanya
digunakan untuk pembuatan agar.
Kentang seberat 50 g kemudian
dimasukkan ke dalam panci dan direbus
hingga kentang melunak.

14
4. Bubuk agar sebesar 5 g dituangkan ke
dalam sisa air.

5. Larutan agar diaduk hingga merata atau


homogen. Agar dilarutkan terlebih dahulu
dengan tujuan untuk mengurangi potensi
penggumpalan saat direbus.

6. Air rebusan kentang dipisahkan dari


kentang dengan disaring ke dalam beaker
glass.

7. Air rebusan kentang dituangkan kembali


ke dalam panci dan dipanaskan.

8. Glukosa seberat 5 g ditambahkan ke


dalam air rebusan kentang, kemudian
diaduk hingga homogen.

15
9. Larutan agar ditambahkan ke dalam air
rebusan, kemudian diaduk hingga
homogen dan dipastikan tidak ada
penggumpalan.

10. Media yang sudah homogen dimasukkan


ke dalam botol kaca dengan menggunakan
corong, kemudian botol kaca ditutup
dengan aluminium foil dan dilapisi dengan
kertas. Tutup botol kemudian diikat
dengan karet.
11. Media PDA dipindahkan ke dalam tabung
reaksi menggunakan corong dengan
volume 10 ml pada tiap tabung reaksi.
Tabung reaksi kemudian dipanaskan
terlebih dahulu dengan menggunakan api
bunsen untuk menghindari kontaminasi.
12. Tabung reaksi ditutup dengan kapas
setelah diisi dengan media PDA. Tabung
reaksi yang sudah ditutup dengan kapas
kemudian dilapisi dengan seal/silk untuk
menghindari kontaminasi.

13. Tabung reaksi berisi media PDA


dibungkus dengan plastik untuk proses
sterilisasi.

16
14. Air ditambahkan ke dalam autoklaf sesuai
dengan batas air, kemudian tabung reaksi
dimasukkan ke dalam autoklaf. Autoklaf
ditutup dengan rapat dan baut pengaman
dikencangkan. Autoklaf kemudian
dinyalakan dan tabung reaksi disterilkan
pada suhu 121oC dengan tekanan 15 Psi
selama 20 menit.

B. Pembahasan

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang


mikroorganisme hidup yang memiliki ukuran sangat kecil atau mikroskopis. Pada
umumnya, mikroorganisme memerlukan suatu media pertumbuhan sehingga
dapat diidentifikasi dan diteliti lebih lanjut (Nurhidayanti, 2022). Media
pertumbuhan mikroorganisme umumnya mengandung berbagai nutrisi penting
bagi mikroorganisme tersebut.
Juariah & Sari (2018) menyatakan bahwa media adalah bahan yang terdiri
dari campuran nutrisi yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan atau membiakkan
suatu mikroorganisme, seperti kultur jamur, bakteri, serta mikroorganisme
lainnya. Media mampu menumbuhkan mikroorganisme dengan baik jika
memenuhi suatu persyaratan, seperti kelembapan yang cukup, pH yang sesuai,
kadar oksigen yang cukup, steril, serta harus mengandung seluruh nutrisi yang
tersedia dan mudah diserap oleh mikroorganisme. Karbon, nitrogen, dan vitamin
merupakan nutrisi penting bagi mikroorganisme. Selain itu, terdapat beberapa

17
unsur non-logam dan logam yang dibutuhkan bagi mikroorganisme tertentu,
seperti S, P, Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe. Media pertumbuhan
mikroorganisme dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu cair, media
padat, dan media semi padat.
Umumnya media padat memiliki komposisi agar yang berfungsi untuk
memadatkan larutan. Puspitasari (2022) menjelaskan bahwa agar merupakan
karbohidrat dengan molekul tinggi yang terbuat dari rumput laut atau alga yang
termasuk ke dalam kelompok pektin dan terdiri atas monomer galaktosa. Gel akan
terbentuk saat agar dipanaskan di dalam air dan gel tersebut akan memadat saat
didinginkan. Agar umumnya mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi sehingga
tidak mampu larut di dalam air pada suhu 25°C. Sementara itu, agar akan larut
pada suhu di atas 80°C.
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan media pertumbuhan mikroba, yaitu
media Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Thohari et al.
(2019) menyatakan bahwa media NA adalah media yang memiliki bentuk berupa
bubuk serbuk putih kekuningan yang jika setelah digunakan akan memadat karena
salah satu penyusunnya adalah agar. Media NA memiliki kandungan karbohidrat
dan protein yang tinggi karena bahan dasar untuk membuat media ini umumnya
adalah ekstrak daging dan pepton. Namun, media NA yang dibuat pada praktikum
kali ini berbahan dasar tauge karena harganya relatif lebih terjangkau dan
memiliki kandungan nutrisi berupa protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral
yang tinggi.
Pembuatan media NA diawali dengan penyiapan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Bahan yang dibutuhkan ditimbang terlebih dahulu, yaitu tauge 50 g,
glukosa 5 g, agar 5 g, dan akuades 250 ml. Sementara itu, alat yang dibutuhkan
meliputi tabung reaksi, botol kaca, rak tabung reaksi, batang pengaduk, panci,
kompor, karet, corong, saringan, timbangan, kapas, seal/silk, plastik, dan beaker
glass. Untuk merebus tauge, dibutuhkan air sebanyak 200 ml yang ditambahkan
ke dalam panci, sedangkan 50 ml air sisanya digunakan untuk pembuatan agar.
Api kompor kemudian dinyalakan dan tauge sebanyak 50 g dimasukkan ke dalam
panci untuk direbus hingga tauge melunak. Air sebanyak 50 ml yang tersisa dari

18
beaker glass sebelumnya dicampur dengan agar sebanyak 5 g, kemudian diaduk
sampai rata atau homogen. Setelah tauge sudah melunak, air rebusan tauge
dipisahkan dari tauge dengan disaring ke dalam beaker glass. Air rebusan yang
telah disaring kemudian dimasukkan kembali ke dalam panci dan ditambahkan
glukosa seberat 5 g serta larutan agar, kemudian diaduk hingga homogen.
Media yang sudah homogen dimasukkan ke dalam botol kaca dengan
menggunakan corong, kemudian botol kaca ditutup dengan aluminium foil dan
dilapisi dengan kertas serta diikat dengan karet. Setelah itu, media NA
dipindahkan ke dalam tabung reaksi menggunakan corong dengan volume 10 ml
dan 5 ml, masing-masing 5 tabung reaksi. Tabung reaksi kemudian dipanaskan
terlebih dahulu menggunakan api bunsen untuk menghindari kontaminasi. Tabung
reaksi kemudian ditutup dengan kapas dan dilapisi dengan seal/silk untuk
menghindari kontaminasi. Tabung reaksi kemudian dibungkus dengan plastik
untuk proses sterilisasi di dalam autoklaf.
PDA adalah salah satu media yang umumnya digunakan untuk pertumbuhan
jamur. Media PDA populer untuk menumbuhkan jamur karena mempunyai pH
yang rendah, yaitu pH 4,5 hingga 5,6 sehingga mampu menghambat pertumbuhan
bakteri yang memerlukan lingkungan netral atau pH 7,0 dan suhu antara 25°-30°C
(Puspitasari, 2022). Media PDA mempunyai kandungan nutrisi berupa
karbohidrat, mineral, dan protein yang bersumber dari komponen penyusunnya,
yaitu kentang dan dekstrosa. Sumber karbon utama karbohidrat pada medium
PDA adalah kentang karena 100 g kentang, terdapat 19,1 g karbohidrat, 2 g
protein, 0,1 g lemak, 11 mg kalsium, 56 mg fosfor, 1 mg besi, 0,11 mg vitamin B,
serta 17 mg vitamin C (Puspitasari, 2022).
Puspitasari (2022) menyatakan bahwa dextrose adalah jenis gula bubuk
yang dibuat dari pemanis jagung. Dextrose merupakan salah satu jenis gula
monosakarida yang memiliki rumus kimia C 6H12 O6. Dextrose kering dapat
berbentuk granula, serbuk kristal, dan kristal tidak berwarna atau putih. Selain itu,
dextrose sangat larut dalam air mendidih. Puspitasari (2022) menyatakan bahwa
dekstrosa umumnya dimanfaatkan sebagai salah satu komponen media untuk
pembiakan atau inokulasi mikroorganisme. Dekstrosa berperan sebagai penyedia

19
sumber energi bagi mikroorganisme dalam bentuk gula sehingga mikroorganisme
yang ditumbuhkan memiliki tenaga untuk proses pembelahan sel dan aktivitas
pertumbuhan lainnya.
Pembuatan media PDA dimulai dengan menyiapkan bahan dan alat
disiapkan. bahan yang dibutuhkan. Bahan yang dibutuhkan ditimbang terlebih
dahulu, yaitu kentang 50 g, glukosa 5 g, agar 5 g, dan akuades 250 ml. Sementara
itu, alat yang digunakan meliputi tabung reaksi, botol kaca, rak tabung reaksi,
batang pengaduk, panci, kompor, karet, corong, saringan, timbangan, kapas,
seal/silk, plastik, dan beaker glass. Untuk merebus kentang, dibutuhkan air
sebanyak 200 ml yang ditambahkan ke dalam panci, sedangkan 50 ml air sisanya
digunakan untuk pembuatan agar. Kentang seberat 50 g kemudian dimasukkan ke
dalam panci dan direbus hingga kentang melunak.
Bubuk agar sebesar 5 g dituangkan ke dalam sisa air dan diaduk hingga
merata. Agar dilarutkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengurangi potensi
penggumpalan saat direbus. Setelah kentang melunak, air rebusan kentang
dipisahkan dari kentang dengan disaring ke dalam beaker glass. Air rebusan
kentang kemudian dituangkan kembali ke dalam panci dan dipanaskan. Glukosa
seberat 5 g kemudian ditambahkan ke dalam air rebusan kentang dan diaduk
hingga homogen. Setelah itu, larutan agar ditambahkan ke dalam air rebusan dan
diaduk hingga homogen dan dipastikan tidak terjadi penggumpalan.
Media yang sudah homogen dimasukkan ke dalam botol kaca dengan
menggunakan corong, kemudian botol kaca ditutup dengan aluminium foil dan
dilapisi dengan kertas serta diikat dengan karet. Media PDA dipindahkan ke
dalam tabung reaksi menggunakan corong dengan volume 10 ml pada tiap tabung
reaksi. Tabung reaksi kemudian dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan
api bunsen untuk menghindari kontaminasi. Tabung reaksi ditutup dengan kapas
dan dilapisi dengan seal/silk untuk menghindari kontaminasi. Tabung reaksi
kemudian disiapkan dengan dibungkus menggunakan plastik untuk proses
sterilisasi di dalam autoklaf.
Autoklaf merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi untuk
mensterilisasi peralatan gelas agar bebas dari kontaminan. Prinsip kerja autoklaf

20
adalah dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. Suhu sterilisasi
alat yang umumnya digunakan adalah 121° C dengan tekanan 15 Psi selama 20
menit. Uap air panas bertekanan mampu membunuh dan menghilangkan kotoran
serta mikroba yang menempel pada alat yang akan digunakan (Andriani, 2016).
Baik tabung reaksi berisi media PDA maupun NA harus melewati tahap sterilisasi
di dalam autoklaf untuk menghindari kontaminasi. Sebelum proses autoklaf
dinyalakan, air di dalam autoklaf harus dipastikan menyentuh batas air.

21
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum acara dua ini adalah sebagai
berikut:
1. Media pertumbuhan mikroba dapat diklasifikasikan berdasarkan susunan
kimia, sifat wujudnya, dan fungsinya.
2. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan media PDA adalah air rebusan
kentang dengan campuran agar dan glukosa.
3. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan media NA adalah air rebusan
tauge dengan campuran agar dan glukosa.

B. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebaiknya praktikan bekerja


secara aseptis dan tertib sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalisir.

22
DAFTAR PUSTAKA

Andari, N. N. A. 2019. Pengaruh Masa Inkubasi Biakan Trichoderma sp terhadap


Kerapatan Spora dan Viabilitasnya dalam Menghambat Perkembangan
Phytophtora Palmivora Butl. Thesis. Universitas Tadalako, Palu.

Andriani, R. 2016. Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi untuk mengatasi


keselamatan kerja dan keberhasilan praktikum. Jurnal Mikrobiologi, 1(1).

Atmanto, Y. K. A. A., Asri, L. A., & Kadir, N. A. 2022. Media pertumbuhan kuman.
Jurnal Medika Hutama, 4(1): 3069–3075.

Fatmariza, M., Inayati, N., & Rohmi. 2017. Tingkat kepadatan media nutrient agar
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Analis Medika
Bio Sains, 4(2): 69-73

Fibriana, F., & Amalia, A. V. 2016. Potensi kitchen microbiology untuk meningkatkan
keterampilan teknik hands-on dalam pembelajaran mikrobiologi. Unnes
Science Education Journal, 5(2): 1210–1216.

Ilmi, M., Putri, L. K., Muhamad, A. A. K., Cholishoh, A., & Ardiansyah, S. A. 2019.
Use of mung bean sprout (tauge) as alternative fungal growth medium. In
International Seminar on Bioscience and Biological Education, 1241: pp. 1–8.

Juariah, S., & Sari, W. P. 2018. Pemanfaatan limbah cair industri tahu sebagai media
alternatif pertumbuhan Bacillus sp. Klinikal Sains: Jurnal Analis Kesehatan,
6(1): 24-29

Maghfiroh, H. 2019. Pemanfaatan Telur Keong Emas (Pamacea canalicula) sebagai


Media Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus, E. Coli dan Lactobacillus.
Skripsi. Fakultas Biologi, Universitas Medan Area, Medan.

Nurhidayanti, N. 2022. Perbandingan media alternatif kacang kedelai dan media


nutrient agar terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Indobiosains, 4(2): 47-53.

Puspitasari, P. A. 2022. Media Alternatif Tepung Beras Merah Dekstrosa Agar


sebagai Pengganti Media Potato Dextrose Agar untuk Pertumbuhan Jamur
Trichophyton mentagrophytes. Tugas Akhir. Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan, Yogyakarta.

Thohari, N. M., Pestariati, & Istanto, W. 2019. Pemanfaatan tepung kacang hijau
(Vigna radiata L.) sebagai media alternatif NA (Nutrient Agar) untuk
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Jurnal Analisis Kesehatan, 8(2): 725–
737.

23
Wantini, S., & Octavia, A. 2018. Perbandingan pertumbuhan jamur Aspergillus flavus
pada media PDA (Potato Dextrose Agar) dan media alternatif dari singkong
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2): 625-631.

24
LAMPIRAN

Lampiran 2.1 ACC Acara II

25
26
27
28
29
30
Lampiran 2.2 Dokumentasi Praktikum Acara 2

Perebusan Tauge

Foto Bersama

31

Anda mungkin juga menyukai