Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

“PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI”

OLEH:

NAMA : MUH. APRIYANTO S

NIM : Q1A1 15 265

KELOMPOK : IV (EMPAT)

KELAS : Q1A1-C

ASISTEN : MUH. SUL

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin

tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai

pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal

inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme

tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Dalam bidang penelitian

mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk

mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti

mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula

pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara

penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan

khususnya mikrobia dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium.

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses atau kegiatan untuk

membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan (termasuk

virus). Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu

penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila

panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila

tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering. Selain sterilisasi secara fisik

dengan menggunakan tekanan uap air,dan pembakaran sterilisasi dapat dilakukan

secara kimia yaitu penggunaan bahan kimia yang berpengaruh mematikan

mikroba seperti alkohol, halogen, senyawa fenol, surfanctants, dan ethylene oxide
dengan menggunakan bahan kimia banyak hal yang perlu di perhatikan karena

bahan yang digunakan dapat membahayakan diri sendiri dan mempengaruhi hasil

praktikum.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan praktikum “Pembuatan

Media dan Sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-

hal yang berkaitan dengan sterilisasi dan pembuatan media serta menambah

pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau tata cara sterilisasi dan

pembuatan media dalam mikrobiologi.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum in yaitu untuk menyiapkan media tumbuh

mikroorganisme yang steril


II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang

berukuran mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus, bakteri,

ragi/jamur, dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat dengan menggunakan

mikroskop. Organisme tersebut melimpah di sekitar kita dan bahkan hidup

sebagai flora normal pada permukaan tubuh manusia, tidak terkecuali sejenis

jamur Candida albicans yang sering menimbulkan masalah seperti gatal pada

organ kewanitaan (Prahatamaputra, 2009).

Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang umum

digunakan untuk menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan.

Masalah yang sering dihadapi dengan penggunaan media ini adalah seringnya

terjadi kegagalan dalam pengamatan morfologi dan penghitungan jumlah koloni

kapang akibat tumbuhnya koloni yang menyebar sehingga menghambat atau

menutupi koloni yang lain (Indriati, 2010).

Banyaknya koloni yang tumbuh pada suatu substrat sangat dipengaruhi

oleh tersedianya kondisi fisik, nutrisi, dan sifat hidupnya. Nutrisi yang tersedia

memberikan pertumbuhan kedua bakteri tersebut. kemampuan bakteri

mendegradasi substrat di alam selain dipengaruhi lingkungan yang memenuhi

syarat bagi pertumbuhan bakteri tersebut juga jumlah bakteri secara kuantitatif

harus sebanding atau lebih besar dari jumlah senyawa kompleks yang tersedia

(Priyani, 2006).

Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan

logos (ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan bidang ilmu biolgi yang mengkaji
tentang mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme

mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel seperti

bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak

termasuk sel sebab materi genetiknya hanya dibungkus oleh protein dan tidak

memiliki kemampuan tumbuh secara mandiri (Hafsah, 2009).

Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan

secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi),

secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan

antibiotika). Sterilisasi dengan antibiotika tidak umum digunakan, tetapi lebih

banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi (pegobatan). Pemilihan cara

sterilisasi yang akan dipakai tergantung dari beberapa hal misalnya macam bahan

dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang

disterilkan (padat, cair, atau berbentuk gas) (Fitri, 2014).

Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-

sifat mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan

mikroorganisme. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang

dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan

mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non

logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K,Cu, Mn, Mg,

dan Fe, vitamin, air, dan energi (Anisah, 2015).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Unit Proteksi

Tanaman Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo

Kendari, Pada hari Sabtu pukul 13:00 WITA – selesai.

3.2 Bahan dan Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum pembuatan media dan

sterilisasi adalah botol schoot, gelas kimia, pengaduk magnetik (magneic stirrer),

tabungreaksi, hot plate, dan autoclave.

Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan media dan sterilisasi

adalah nutrien agar (NA), potato dextrosa, starch/pati, skim milk, aquades, kapas,

aluminium foil, dan cling wrap/selotip kertas.

3.3 Prosedur Kerja

Persiapan Media Media NA Menimbang media sintesis Nutrien Broth

sebanyak 9 gr, Menimbang Agar sebanyak 20 gr, Nutrient Broth dan Agar

dicampur dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades sebanyak 1000 ml,

Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrer,

setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisaikan media tersebut

menggunakan Autoclave.

Pada Media PDA Menimbang media sintesis Potato Dextrosa Broth

sebanyak 24 gr, Menimbang Agar sebanyak 20 gr, Potato Dextrosa Broth dan
Agar dicampur dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades sebanyak

1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic

stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan media

tersebut menggunakan Autoclave.

Pada Media EMBA Menimbang media sintesis EMBA sebanyak 37,5 gr,

Media EMBA dimasukan ke dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades

sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan

magneticstirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan

media tersebut menggunakan Autoclave.

Pada Media Uji Aerob dan Anaerob Menimbang pepton 2,0 g; NaCl 5,0 g;

KH2PO4 0,3 g; Agar 3,0-5,0 g; Bromothymol blue (1%) 3,0), Mencampur bahan-

bahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu menambahkan akuades

sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan

magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan

media tersebut menggunakan Autoclave.

Pada Media Uji Amilolitik Menimbang Nutrien Broth sebanyak 9 gr,

Menimbang Agar sebanyak 10 gr, lalu menambahakn 15% Starch/pati,

Mencampur bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu

menambahkan akuades sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media

tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol

Schoot, Mensterilisasikan media tersebut menggunakan Autoclave.

Pada Media Uji Proteolitik Menimbang Nutrient Broth sebanyak 9 gr,

Menimbang Agar sebanyak 10 gr, lalau tambahkan 15% Skim Milk, Mencampur
bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu tambahkan akuades

sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan

magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan

media tersebut menggunakan Autoclave.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil peraktikum pembuatan media dan sterilisasi adalah sebagai

berikut

sebagai pemadat,
karenasifatnya yang
mudah membeku dan
mengandung
Media NA karbohidrat yang berupa
galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme.

untuk pertumbuhan
jamur dan yeast
Media PDA

untuk memilih mikroba


yang memfermentasikan
laktosa seperti
Media EMBA staphylococcus aureus
aerob adalah bakteri
yang membutuhkan
oksigen
Media Uji Aerob dan Bakteri anaerob
Anaerob fakultatif adalah bakteri
yang dapat hidup
dengan oksigen atau
tanpa oksigen. Anaerob
obligat tidak dapat
hidup tanpa oksigen

mikroorganisme yang
mampu memecah pati
Media uji Amilolitik menjadi menjadi
senyawa yang lebih
sederhana, terutama
dalam bentuk glukosa

bakteri yang
memproduksi enzim
Media uji Proteolitik protease ekstraseluler

4.2 Pembahasan

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang

merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA

dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar

sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karenasifatnya
yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam

sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Nutrien Agar (NA)

digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri, Pembuatan medium percobaan ini

dengan menggunakan NA (Nutrien Agar), di mana dalam

pembuatanya adalah menimbang media sintetis Nutrien Broth sebanyak 9 gr,

kemudian menimbang agar sebanyak 20 gr setelah menimbang selanjutnya

mencampurkan kedua bahan kedalam gelas kimia berukuran 1000 ml yang telah

terisi air aquades sebanyak 1000 ml, kemudian aduk larutan dengan

menggunakan magnetic stirrer guna menghomogenkan kedua bahan, setelah bahan

homogen masukkan kedalam botol schoot dan sterilisasi dengan

menggunakan Autoclave. Hasil yang didapatkan yaitu larutan agar tampak bening

agak keemasan seperti terlihat pada gambar. Di karnakan NA sifatnya yang mudah

membeku dan mengandunga karbohidrat yang berupa glaktam sehingga tdak

mudah di uraikan oleh mikroorganisme dalam hal ini ektrak beef dan pepton di

gunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumbar perotein, nitrogen vitamin

serta karbohidrat yang sangat di butuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan

berkembang. Medium nutrient agar (NA) merupakan media yang berwarna coklat

muda yang memiliki konsistensi yang padat di mna medium ini berasal dari sintetik

dan memiliki kegunaan sebgai medium untuk menumbuhkan bakteri.

Potato Dextrose Agar (PDA) Merupakan media komplek dan media

diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sering digunakan sebagai

uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan mikroba pada

permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan dihitung
(Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan untuk

pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan makanan

dan bahan lainnya.Pengujuan ke dua yang di lakukan adalah pengujian media PDA

(Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuh kancendawan. Pada

pembuatan PDA menggunakan media sintetis Potato Dekstrosa Broth sebanyak 24

gr dana agar sebanyak 20 gr, kemudian kedua bahan dicampurkan kedalam gelas

kimia 1000 ml yang telah berisi aquades sebanyak 1000 ml selanjutnya

homogenkan kedua bahan dengan menggunakan magnetic stirrer setelah itu

masukan kedalam botol schoot dan sterilisasi dengan mengunakan Autoclave.Hasil

yang didapatkan yaitu larutan bening serta kuning kemerahan seperti pada gambar.

Media EMBA ( Eosin Methylen Blue Agar ) mempunyai keistimewaan

mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilih mikroba yang

memfermentasikan laktosa seperti staphylococcus aureus, P.aerugenosa dan

salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni

dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang

dapat tumbuh koloninyan tidak berwarna. Adanya eosin dan methylen blue

membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini

digunakan pada tahap awal Karena kuman lainnya juga tumbuh terutama

P.aerugenosa dan salmonella sp. Dan dapat menimbulkan keraguan. Emba yang

menggunakan eosin dan methylen blue sebagai indicator memberikan perbedaan

yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan tidakmeragikanlaktosa.

Hasil yang di dapatkan dalam Media EMBA ini adalah stelah hasil

perlakuan warna yang di dapatkan adalah berwarna gelap dengan kilap


logam seperti pada gambar ini di karnakan Media Eosin Methylene Blue Agar ini

mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk membedakan

mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,

dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan

inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat

tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen blue membantu

mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini digunakan pada

tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella

sp. Hal ini dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik

untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Media ini

berbentuk padat berguna untuk menjaga sel tidak berpindah tempat sehingga akan

mudah dihitung dan dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media

padat juga menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan

dalam pengujian suatu hasil metabolit.

Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya.

Jika tidak ada oksigen, bakteri akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa atau

zat organik lainnya seperti etanol untuk dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan

sejumlah energi. Contoh-contoh bakteri aerob adalah Nitrobacter, Nitrosomonas,

Methanimonas (pengoksidasi metan), Nitrosococcus, Acetobacter, Hydrogemonas,

Nocardiaasteroides (penyebab penyakit paru-paru), Thiobacillus thiooxidans.

Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik. baik

itu dengan oksigen atau tanpa oksigen. Contoh-contoh bakteri anaerbo fakultatif

adalah Streptococcus, Aerobacter aerogenes, Escherichia coli, Lactobacillus,


Alcaligenesis. Sedangkan Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak

membutuhkan oksigen dalam hidupnya, Jika ada oksigen bakteri tersebut akan

mati. Contoh-contoh bakteri anaerob obligat adalah Prevotella melaninogenica

(menyebabkan abses pada rongga mulut dan faring), Clostridium

tetani (menyebabkan kejang otot), Peptostreptococcus (menyebabkan abses otak

dan abses saluran kelamin wanita), Methanobacterium (menghasilkan gas metana),

danBacteroides fragilis (menyebabkan abses atau tumpukan nanah di usus). Hasil

yang di dapatkan dala uji airib dan anaerob iyalah larutan berwarna hitam

kecoklatan ini dikarnakan

Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati

menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa.

Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang

banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung.

Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis

bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik

misalnya Clostridium butyriciumdan Bacillus subtilis.

Adapun hasil yang di daptakan dalam uji amilolitik ini larutan berwarna

tampak jernihagak kekuningan seperti pada gambar. terbentuknya zona bening

disekitar koloni disebabkan karena adanya aktivitas hidrolisis substrat skim milk

agar dan pati yang di dalamnya mengandung substrat kasein dan pati. Skim milk

agar ini dapat menghidrolisis protein sedangkan starch agar akan menghidrolisis

pati menjadi gula yang sederhana.


Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease

ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel

kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di

dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler.

Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan

karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur

protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang

kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.

Terbentuknya zona bening pada amilolitik dan proteolitik disebabkan oleh

aktivitas bakteri proteolitik yang memblock daerah pada cawan petri untuk

mendapatkan makanan yang berasal dari amilolitik berupa pati dan makanan yang

berasal dari proteolitik kasein. Pada daerah zona bening kita dapat melihat

pertumbuhan bakteri amilolitik dan proteolitik dibandingkan dengan daerah yang

tidak terdapat zona beningnya terbentuknya zona bening disekitar koloni

disebabkan karena adanya aktivitas hidrolisis substrat skim milk agar dan pati

yang di dalamnya mengandung substrat kasein dan pati. Skim milk agar ini dapat

menghidrolisis protein sedangkan starch agar akan menghidrolisis pati menjadi

gula. Itulah kenpa larutan yang di dapatkan dalam uji proteolitik larutan berwarna

larutan berwarna kuning keruh


V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang

ada pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan

khususnya pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan

mikrobbiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas dari mikroba,

baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.

5.2 Saran

Saran yang saya berikan mungkin mengenai kelengkapan alat-alat yang

belum memadai untuk melakukan praktikum agar dapat dilengkapi


DAFTAR PUSTAKA

Anisah, dan Rahayu, T., 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri
Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Jurnal Pendidikan
Biologi FKIP UNS.

Fitri, A., Wiranto, A., Karina, Hawaidah, N., Lestari, D. E., Nurhidayati, A., dan
Jut, I., 2014. Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba.
Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar. FMIPA Unmul.

Hafsah, P., 2009. Mikrobiologi .Penerbar swadaya. Jakarta.

Indriati, S., 2010. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Mata
Air Panas Di Songgoriti Setelah Dua Hari
Inkubasi. JurnalTeknikPomits. Vol. 1, No. 1.

Prahatamaputra. 2009. Karakteristik Jamur Candida Albicans Berbasis Fermentasi


Karbohidrat Pada Air Bak Wc Sekolah Menengah Di Kelurahan Alalak
Utara. Jurnal Wahana-Bio Volume II.

Priyani, S., 2006. Pengolahan Citra Digital Dan Analisis Kuantitatif Dalam
Karakterisasi Citra Mikroskopik. Jurnal Mikroanalisis.Vol. 13 No.1.

Anda mungkin juga menyukai