Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN

Dosen Pengampu :
Dr. lr. Afriani, M,P
Laura hermala yunita, S.Pi., M.Si
Yoppie wulanda, S.Pi., M.Si

Oleh :
ILA ASTUTI
E0D122006

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas karunia yang diberikan Tuhan


Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum mikrobiologi hasil perikanan .
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas pratikum mikrobiologi
hasil perikanan, selain itu Laporan ini bertujuan untuk menambah
wawasan dan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa. Kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
tepat pada waktunya,
Kami selaku penyusun laporan praktikum ini, sepenuhnya
menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, sehingga kami
berharap bantuan dari pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan laporan ini sesuai dengan
harapan anda. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun maupun pembaca
sekalian.

Jambi, 2023

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………..
DAFTAR ISI.………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN.……………………………………
1.1 latar belakang …………………………………………….
1.2 tujuan …………………………………………………….
1.3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………
1.4 manfaat……………………………………………………
1.5 BAB III MATERI &METODA…………………………
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………
4.1 materi ……………………………………………………
4.2 metoda……………………………………………………
BAB V PENUTUP……………………………………………
5.1 kesimpulan ………………………………………………
5.2 saran ………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..
LAMPIRAN………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


1.1.1 sterisasi alat dan bahan pada pengujian mikrobiologi

Sterisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad


renik yang ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium
tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.sterisasi harus
membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri.adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa
pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya
proses sterisasi .jika sterisasi berlangsung sempurna,maka spora
bakteri yang merupakan bentuk yang paling resisten dari kehidupan
mikrobia yang akan diluluhkan .srerilisasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu panas, penyaringan, radiasi dan penambahan
bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara panas dapat dilakukan
dengan panas basah, panas kering, pemanasan bertahap dan
perebusan.suhu yang digunakan selama sterolisasi adalah 1210 c
selama 10-15 menit di dalam autoclave.

1.1.2.kerja aseptik, pembuatan medium, dan larutan pengencer

Teknik aseptic atau steril adalah sistem berkerja (praktek)


yang menjaga sterilitas Ketika menangani pengulturan
mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur
mikroorganisme yang diinginkan.dasar digunakanya Teknik aseptic
adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung
mikroorganisme (bakteri ataau spora) mungkin untuk masuk ke dalam
cawan ,mulut erlemyer atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan ini dapat juga jatuh dari tangan
operator ,sarung tangan atau jas laboratorium karena pergerakan
lengan yang relative cepat. Penggunaan Teknik aseptic meminimalisir
material yang digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada
kenyataanya Teknik asepik tidak dapat melindungi secara sempurna
dari bahaya kontaminan ,namun semakin banyak belajar dari
pengalaman maka semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan .
1.1.3.uji kaloni mikroba

Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah kaloni


mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari metoda cawan,most
propable number (MPN) fan metode mikroskopik langsung. Dari
ketiga metode cawan paling banyak digunakan.

1.1.2 uji mikrobiologi daging ikan

Penanganan ikan setelah penangkapan dan selama penyimpanan


akan mempengruhi jenis dan banyaknya jumlah mikroorganisme
yang tumbuh. Organisme yang berjalan dalam kebusukan ikan
terutama tergolong dalam jenis pseudomonas.hal ini disebabkan dan
dapat memeah berbagai komponen di dalam ikan, menghasilkan
senyawa-senyawa berbau seperti trimetilamun.

1.2.Tujuan
1.2.1. 1 sterisasi alat dan bahan pada pengujian mikrobiologi

Adpun tujuan pratikum adalah :


1.Memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat
dan sesuai untuk alat dan
Bahan yang akan digunakan dalam pengujuan
2.Mampu menyiapkan dan membuat media steril untuk
pengujian

1.2.2.kerja aseptik, pembuatan medium, dan larutan

pengencer

1. berkerja secara aseptic


2. mempersiapkan peralatan untuk uji mikrobiologi
3. membuat media dan larutan pengencer untuk uji
mikrobiologi

1.2.3.uji kaloni mikroba

Pratikum ini bertujuan untuk mempraktekkan pekerjaan


aseptis dalam pengenceran contoh, pemupukan
dengan metode tuang dan pemupukan serta melakukan perhitungan
jumlah kaloni yang ditumbuhkan dalam menyatakan hasilnya secara
standart plate count (SPC)

1.2.4.uji mikrobiologi daging ikan

bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu penyimpanan


terhadap pertumbuhan mikroba pada ikan laut
dan ikan air tawar.

1.3.Manfaat
1.3.1. sterisasi alat dan bahan pada pengujian mikrobiologi

Manfaat dari pratikum ini adalah dapat mengetahui cara


penggunaan alat Pratikum dengan baik dan benar, serta dapat
melakukan proses steris
1.3.2. kerja aseptik, pembuatan medium, dan larutan

pengencer

Manfaatnya adalah untuk mengetahui serta mempelajari

tentang pembuatan larutan pengencer

1.3.3.uji kaloni dan mikroba

Manfaatnya dapat mengetahui cara uji kaloni dan mikroba

1.3.4. uji kaloni dagi g ikan

Bermanfaat untuk mengetahui jumlah kaloni dan mikroba


pada daging ikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. sterisasi alat dan bahan pada pengujian mikrobiologi

Desinfeksi merupakan proses untuk merusak organisme yang


bersifat
Pantogen namun tidak dapat mengeliminasi dalam bentuk
spora (Tille, 2017)
Dari hasil pemeriksaan tersebut akan disimpulkan penyebab uji yang
tidak Steril yang baik.berasal dari kesalahan laboratorium atau terjadi
kontaminasi
Dalam proses pembuatan produk (Sandlle,2020).
Kurangnya jaminan sterilitas (sterility assurance) (Sutton, Jimenez, L
2012; jimene L. 2019)
Laju pertumbuhan kontaminan uji sterilitas mungkin sangat lambat
dan
beberapa jenis mikroorganisme kadang tidak terlihat selama
pemantauan
lingkungan misalnya Propionibacterium acnes (mikroaerofilik
atau anaerobik)
dan spesies Cladosporium (jamur Dematiaceous) (Muhvich,
K.H. 2015).
Untuk mendukung hasil pengujian sterilitas, program pemantauan
lingkungan uji sterilitas perlu dilakukan secara berkala untuk
mengidentifikasi
spesies yang terdapat pada laboratorium pengujian.
Pengujian dinyatakan invalid
jika satu atau lebih kondisi di bawah ini dipenuhi
menurut (EP 2016,)
sebanyak 55% terjadi pertumbuhan mikroba
pada media SCD dan 39%
pada media FTM serta hanya 9% yang tumbuh pada
kedua media. Pertumbuhan
mikroba terjadi antara inkubasi pada 7 dan 14 hari
(Pharmacopeial Forum, 2017)
2.2. . kerja aseptik, pembuatan medium, dan larutan

pengencer

Pada analisis mikroba, jenis medium pengencer


yang digunakan
menyesuaikan dengan sifatnya, seperti mikroba anaerob,
osmofilik dan halofilik,
serta medium pengencer untuk sampel cair atau sampel
padat dengan partikel
halus dan lainnya (winiati dan nurwitri, 2012)
Menurut Agustina (2011) efektifitas senyawa
antibakteri dalam
menghambat pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor
diantaranya: konsentrasi zat antibakteri, jenis, jumlah,
umur dan keadaan bakteri
sifat-sifat kimia dan fisik makanan termasuk kadar air,
pH, jenis dan jumlah
komponen didalamnya, suhu dan waktu kontak.

Dampak yang ditimbulkan pada penderita yang


tercemar E. coli adalah
diare, badan lemas, penurunan berat badan,
pertumbuhan terhambat dan jika
tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian
(Besung, 2010).
Penyebaran bakteri ini dapat berpindah melalui
debu yang
terkontaminasi atau melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi feses
(Ginns, 2000).

2.3. uji kaloni dan mikroba

Amilolitik yaitu bakteri termofilik yang


menghasilkan enzim amilase
yang bisa mendegradasi amilum/ pati (Irdawati dan
Fifendy, 2011).
Bakteri termofilik mampu bertahan dan
berkembang dalam kondisi suhu
tinggi karena protein bakteri termofilik lebih stabil dan
tahan panas (Maria dan
surya ,2012)
Hasil penelitian Herdyastuti (2009), yang
berhasil mengisolasi 4 bakteri
termofilik yang bersumber dari air panas Songgoriti
dengan suhu 450C.
Menurut Nangin dan Sutrisno (2015),
mengatakan kemampuan yang
dimiliki oleh suatu bakteri dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, karakteristik
makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan zona bening
dilakukan selama 2 hari
(48 jam) dengan 2 kali ulangan
Perbedaan zona bening yang terbentuk pada
masing-masing isolat
diakibatkan oleh jumlah enzim amilase yang dihasilkan
juga berbeda. Hal ini
seperti yang disampaikan oleh Pitri dkk (2015)

2.4. uji kaloni daging ikan

Beberapa bakteri heterotrof yang biasa hidup di


perairan antara lain
Pseudomonas, Micrococcus, Sarcina, Staphylococcus,
dan Flavobacterium.
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus merupakan
bakteri patogen yang).
biasanya ditemukan pada produk perikanan terkait
kurangnya sanitasi (Hamidah
et al. 2019)
Menurut Murniyati dan Sunarman (2000)
sebagian besar bakteri bersarang
pada permukaan dan insang ikan, namun ia akan menyerang
bagian daging saatikan
mengalami post rigor.
Setelah media TSA memadat, kemudian sampai
diinginkan
Koloni bakteri yang berwarna hijau dan kuning merupakan
bakteri Vibrio pada suhu
28o C selama 1x24 jam (Lestari et al. 2016).
BAB III
MATERI DAN METODA

3.1. materi
3.1.1.tempat dan waktu

Pada pratikum mikrobiologi bertempat di


laboratorium ,fakultas peternakan ,
universitas jambi pada selasa, 24 oktober 2023
waktu pratikum di mulai dari pkl 08.00 wib-selesai

3.2. alat dan bahan


3.2.1. sterisasi alat dan bahan pada pengujian

mikrobiologi

Alat :
1. autoclave
2. cawan petri
3. erlenmyer
Bahan :
1. Kertas bersih polos

3.2.2. uji kaloni daging ikan

Alat :
1. mortal
2. tabung reaksi
3. pisau/cutter
4. timbangan
5. cawan petri
6. fortex
7. rak tabung reaksi
8. mikro pipet
bahan :
1. ikan patin
2. ikan sarden
3. larutan pengencer
4. kapas
5. larutan peptone

proses penyebaran
alat :
1. pipet mikro
2. bunsen
3. ose
4. cawan petri
bahan :
1. nutrient agar

3.2.3. kerja aseptik, pembuatan medium, dan larutan

pengencer

Alat :
1. Timbangan analitik
2. Erlemyer
3. Hotplate
4. stirrer
5. Autoklave
Bahan :
1. Nutrient agar
2. Aquades
3. Kertas aluminium
4. Karet

3.2.4. uji kaloni dan mikroba


Alat :
1. Colong counther
2. Cawan petri
3. Mikroskop
Bahan :
1. Sampel insang ikan patin

3.3. metoda
3.3.1. sterilisasi alat dan bahan pada pengujian

mikrobiologi

Adapun langkah awal yang harus dilakukan adalah :


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Siapkan cawan petri yang bersih kemudian
bungkus menggunakan kertas bersih
polos.,hindari kertas yang mempunyai bekas
tinta supaya tidak menempel di cawan petri.
3. Kemudian siapkan autoclave , lalu masukkan
bungkusan cawan petri tadi ke dalam autoclave
dengan suhu 1210 selama kurang lebih 15 menit.
4. Tunggu kurang lebih 15 menit kemudian
keluarkan bungkusan cawan petri dari dalam
autoclave.
5. Setelah selesai , matikan autoclave.

3.2.2. kerja aseptik, pembuatan medium, dan

larutan pengencer

Pada proses awal pembuatan media pengencer


gagal dilakukan , maka
Dilakukan percobaan kedua dengan menggunakan
metode sebar ,Adapun
Langkah yang dilakukan adalah :
Larutan PCA :
1. Pertama siapkan larutan PCA (plate count agar)
2. Lalu ditimbang di atas timbangan di atas
timbangan analitik sebanyak 3,40
gram ,letakkan di atas kertas aluminium
3. Tuangkan larutan PCA kedalam
erlemyer,kemudian tuangkan lagi aquades
debanyak 200 ml
4. Kemudian setelah PCA dicampurkan dengan
aquades ,panaskan larutan di atas hotplate
kemudian masukkan magnetnya ,panaskan
hingga mendidih (11.40-11.55)
5. Setelah larutan selesai ,masukkan larutan
kedalam plastic kemudian tutup bagian atas
erlemyer menggunakan kertas aluminium,dan
ikat plastic menggunakan karet
Larutan pepton :

1. Timbang larutan pepton sebanyak 0,23 gram


(larutan pertama) dan 9 ml (untuk larutan kedua)
2. Setelah ditimbang masukkan ke erlemyer lalu
campurkan dengan aquades sebanyak 200 ml
3. lalu letakkan larutan di atas hotplate hingga
homogen (tercampur rata)
4. selanjutnya masukkan larutan yang telah
dipanaskan ke dalam plastik kemudian tutup
bagian atas erlenmyer menggunakan kertas
aluminium,dan
5. setelah larutan PCA dan larutan PEPTON
selesai dibuat Langkah terakhir masukkan ketiga
larutan ke dalam autoclave tunggu hingga
autoclave berbunyi dengan suhu 121 derajat

3.2.3. uji kaloni daging ikan

1. potong ikan patin beberapa bagian yang diambil


lender, insang, badan, dan ususlalu letakkan di
gelas beker
2. Langkah selanjutnya timbang ikan (sampel)
sebanyak 1 gram
3. Siapkan 5 tabung reaksi ke (1)
4. Lalu homogenkan menggunakan fortex
5. Letakkan tabung yang telah dihomogenkan di
rak tabung reaksi
6. Ulangi proses tersebut pada tabung reaksi ke
2,3,4,dan 5
7. Setelah selesai semua,lalu tutup masing-masing
tabung reaksi menggun akan kapas.
8. Sampel lender ,kulit,insang,disiapkan sebanyak
1 gram
9. Sampel dicampurkan ke dalam tabung reaksi
(pepton dan sampel)
10. Campurkan sampel dan larutan pepton lalu
tuangkan cawan petri sebanyak 1 ml
11. Cawan di goyangkan
12. Lalu tuangkan larutan agar ke masing-masing
cawan petri
13. Tunggu hingga suhu 400 c dan dicampur dengan
mikroba
14. Setelah diaduk kemudian masukkan ke dalam
incubator

Prose penyebaran
1. Sampel diambil menggunakan pipet mikro
2. Lalu dituang ke dalam nutrient agar
Lalu disebar diatas nutrient agar Kemudian
ditutup menggunakan tutup cawan petri lalu
dibungkus dengan plastik
3. Pinggiran cawan dipanaskan Bunsen
4. Pada pinggiran tabung reaksi sampel
dipanaskan di Bunsen

Proses perwarnaan
Alat :
1. Suntikan
2. Objekglass
3. Penggaris/penyangga
4. kulkas
Bahan :
1. Larutan kristal
2. Aquades
3. Alcohol
4. Tisu kering

Proses pewarnaan

1. Ambil larutan kristal menggunakan suntikan


lalu siram larutan tersebut pada masing-masing
objek glass
2. Biarkan selama 1 menit
3. Lalu siram objek glass yang telah diberi larutan
kristal menggunakan aquades
4. Setelah disiram aquades kemudian berikan
larutan lugol pada objek glass tunggu selama 1
menit
5. Setelah 1 menit siram lagi menggunakan
aquades , kemudian siram lagi menggunakan
alcohol
6. Setelah disiram menggunakan alcohol
kemudian letakkan objekglass yang telah diberi
larutan pada tisu kering
7. Setelah itu angkat lagi objekglass di ats
penggaris /penyangga
8. Kemudian ambil larutan safranine
menggunakan suntikan siramkan larutan
tersebut ke objekglass
9. Tunggu beberapa saat kemudian siramkan
menggunakan aquades
10. Kemudian angkat objekglass lalu pindahkan ke
tisu kering ,lalu lapisi lagi menggunakan tisu di
atasnya
11. Kemudian ambil tisu yang dilapisi atas lalu
buang lagi
12. Kemudian tunggu objekglass hingga kering lalu
simpan di dalam kulkas

3.2.4. uji kaloni dan mikroba

Adapun media yang kami gunakan adalah bagian


insang
1. sampel yang telah tumbuh mikrobanya (bakteri)
diletakkan di dalam colony counter lalu
dihitung mikrobanya .
2. setelah dihitung jumlah mikroba kemudian
letakkan sampel di atas mikroskop untuk
melihat mikroba/bakteri yang terdapat pada
sampel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil akhir yang didapatkan pada pratikum mikrobiologi hasil


perikanan adalah :
Pengambilan Pengenceran Kalonil Jumlah
sampel cawan mikroba
Insang 10-1 127 1,27x103
10-3 15 1,5x104
10-5 23 2,3x106

Adapun cara hitunganya yaitu :


1. untuk pengenceran 10-1 maka diperoleh :
127 x 1/10-1
=127 x 101
=1,27 x 103
Maka hasil yang didapatkan untuk jumlah mikroba pada
pengenceran 10-1 adalah 1,27 x 103
2. untuk pengenceran 10-3 maka diperoleh :
15 x 1/10-3
=15 x 103
=1,5 x 104
Maka hasil yang didapatkan adalah 1,5 x 104
3. untuk pengenceran 10-5 maka diperoleh:
23 x 1/10-5
=23 x 105
=2,3 x 106
Maka hasil yang didapatkan adalah 2,3 x 106

Setelah dilakukan penelitian pada mikroba yang telah


dipratikumkan maka ada beberapa jenis mikroba/bakteri yang
terdapat di dalamnya yaitu :
Bakteri/mikroba pada sampel insang

Bakteri bacilius sp
Adapun jenis mikroba pada penelitian bagian insang adalah
bakteri bacilius sp. bacilius sp adalah salah satu jenis bakteri yang
diyakini mampu untuk meningkatkan daya cerna ikan. Menurut
fardiaz (1992) bakteri ini mempunyai sifat dapat mengespresikan
enzim protase, lipase dan amilase
BAB V
PENUTUP

5.1.kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat


disimpulkan bahwa media biakan adalah media steril yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan yang mampu
mendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat
memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. Media biakan
terdiri atas media padat, media setengah padat dan media cair. Media
padat terdiri atas media tegak, media miring dan media cawan

5.2.saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum pembuatan media


dan larutan pengancer ini adalah sebaiknya untuk alat dan fungsinya
diperkenalkan terlebih dahulu sebelum dilakukan praktikum terutama
untuk alat sterilisasi. Hal ini akan membantu praktikan dalam
melakukan praktikum.

.
DAFTAR PUSTAKA

Agustrina, G. 2011. Potensi Propolis Lebah Madu Apis


Mellifera Spp sebagai Bahan
Antibakteri. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Anonimous. 2013. Persiapan Media, Larutan Pengencer, dan
Kerja Aseptik. Jakarta.
pengencer-dan-kerja-aseptik/ (diakses tanggal 17Maret
2019).
Anonimous. 2019. 22 Manfaat Temu Putih untuk Anda.
https://alzafa.com/manfaat-
temu-putih (diakses tanggal 15 Mare 2019)
Baron, E.J., L.R.Peterson, S.M. Finegold.1992. Diagnostic
Microbiology. 9th Ed.
Baile & Scott’s. St. Louis.
Besung, I.N.K. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit
Pada Anak Babi yang
Menderita Colibacillosis. Fakultas Kedokteran Hewan
Unud, Denpasar.
Cappuccino, J.G. and N. Sherman. 1992.
Microbiology: a Laboratory Manual.

Rao MVH, Ghosh S, Sreeramulu K, Mahesh VU, Kumar MS,


M Muktha. 2017.
Dynamics of Nemipterus japonicus (Bloch) stocks
along the north-east coast
of India. Indian Journal of Geo Marine Sciences. 47(9): 1761-
1768.
Rinawati LP, Arsana IN, Juliasih NKA. 2015.Pengaruh
konsentrasi natrium chloride
pada media alkaline peptone water terhadap
pertumbuhan baktri Vibrio
cholera. Meditory. 3(1): 19.
Romadhon Z. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan
Salmonella sp. pada
Siomay yang Dijual di Kantin SD Negeri di
Kelurahan Pisangan, Cirendeu, dan
Cempaka Putih. [Skripsi].Jakarta (ID):UIN Syarif
Hidayatullah.
Rosidah U. 2016. Tepung ampas tahu sebagai media
pertumbuhan bakteri Serratia
marcescens. [Skripsi] Semarang (ID):Universitas
Muhammadiyah Semarang.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai