Nama Kelompok
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum
Mikrobiologi Dasar ini dengan baik. Sebagai tugas akhir dalam kegiatan
praktikum Mikrobiologi Laporan praktikum Mikrobiologi Dasar ini disusun
berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dan sesuai dengan praktikum
yaitu tentang : Parasitiologi Sterilisasi,Pembuatan Media MHA,Pengamatan
Koloni, Penghitungan jumlah sel bakteri, dan uji sensitivitas.
Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun
sangat kami tunggu dari kalangan pembaca agar nantinya dapat meningkatkan dan
merevisi kembali pembuatan makalah ditugas lainnya dan diwaktu berikutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan …………................…………………...............................……….….. 3
B. Sensitivitas Bakteri.............................................................................................4
C. Sel Bakteri………………………………..........................………....................5
D. Pembuatan Media..............................................................................................6
C. Cara kerja..........................................................................................................10
BAB IV PENUTUP
A.Pembahasaan....................................................................................................13
B.Kesimpulan.......................................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................15
Lampiran...............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Metode Parasitiologi Sterelisasi,Pembutan Media MHA,Pengamatan Koloni
Penghitungan jumlah sel bakteri,Dan uji Sensitifitas
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada suatu benda, sehingga didapatkan suatu kondisi
yang bebas cemaran mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam
pengerjaan penelitian, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau
tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar
sterilisasi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang pangan dan
medis. Cara sterilisasi banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-
cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu. Berdasar dari hal
tersebut diatas, maka diadakanlah praktikum “Sterilisasi” ini guna memberikan
pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta
menambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara
sterilisasi dalam mikrobiologi. Pembuatan media mha Dalam melakukan diagnosa
Mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu alat
dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik dalam bentuk
vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam Mikrobiologi sangat
perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman
(Dwidjoseputro, 1994). Sterilisasi dalam Mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu benda.
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Dwidjoseputro, 1994).Untuk
membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang
disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakan harus dalam
keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan
agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium,
maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus
terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajat,
keasaman (pH), dan temperatur (Hadietomo, 1990).
2
mengetahui apakah suatu antibiotik dapat membunuh jenis mikroba berspektrum
luas atau hanya dapat membunuh satu jenis mikroba yang disebut spektrum
sempit, karena hanya beberapa penyakit yang tidak cocok dengan antibiotik dan
terhadap penyakit yang fatal, serta berhubungan dengan waktu inkubasi untuk
melihat antibiotik mana yang kerjanya lebih cepat menghambat atau membunuh
mikroba lain. Alasan penggunaan beberapa macam antibiotik yaitu untuk melihat
antibiotik mana yang kerjanya lebih cepat menghambat atau membunuh mikroba,
antibiotik mana yang telah resisten dan antibiotik mana yang betul-betul cocok
untuk suatu jenis mikroba. Pada percobaan ini dilakukan suatu uji beberapa
antibiotik terhadap serum penyakit tifus. Pada percobaan ini akan
membandingkan antibiotik mana yang paling sensitif.ntuk menentukan
sensitivitas suatu bakteri, dilakukan uji mikrobiologi. Biasanya, uji sensitivitas
bakteri dilakukan dengan mengukur diameter zona hambatan (clear zone) atau
zona bebas pertumbuhan (inhibition zone) di sekitar disk atau cakram yang diberi
konsentrasi yang berbeda dari zat antimikroba. Semakin besar diameter zona
bebas pertumbuhan yang terlihat, menandakan semakin sensitif bakteri tersebut
terhadap zat antimikroba yang digunakan.Pada umumnya, sensitivitas bakteri
dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1.Sensitif (Sensitive): Artinya bahwa bakteri tersebut rentan terhadap zat
antimikroba yang digunakan dan dapat dikendalikan oleh penggunaan zat
antimikroba tersebut.
2. Resistensi (Resistant): Artinya bahwa bakteri tersebut tidak sensitif terhadap zat
antimikroba dan tidak dapat dikendalikan oleh penggunaan zat antimikroba
tersebut.
3.Intermediate: Artinya bahwa bakteri tersebut memperlihatkan sensitivitas yang
sedang terhadap suatu zat antimikroba dan memerlukan konsentrasi lebih tinggi
dari pada biasanya untuk menghambat atau membunuh bakteri.Pengetahuan
tentang sensitivitas bakteri sangat penting dalam pengobatan infeksi bakteri.
Antibiotik dan obat antimikroba lainnya hanya efektif jika digunakan pada
B.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh praktikan dalam praktikum kali ini yaitu:
1. mahasiswa mampu mengensl alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum
mikrobiologi dan dapat menggunakannya secara benar.
2. mahasiswa mampu menerapkan macam-macam teknik sterilisasi.
3.Mengetahui cara pembuatan media dan membedakan berbagai media
pertumbuhan mikroba.
4.mengetahui bentuk-bentuk kolon.Dapat mengetahui cara penghitungan jumlah
bakteri, Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan sensitivitas
sampel serum penyakit tifus terhadap antibiotik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Koloni Bakteri
B.Sensitivitas Bakteri
4
yang digunakan.Pada umumnya, sensitivitas bakteri dibagi menjadi tiga kategori
yaitu:1.Sensitif (Sensitive): Artinya bahwa bakteri tersebut rentan terhadap
zatantimikroba yang digunakan dan dapat dikendalikan oleh penggunaan
zatantimikroba tersebut.
2. Resistensi (Resistant): Artinya bahwa bakteri tersebut tidak sensitif terhadap zat
antimikroba dan tidak dapat dikendalikan oleh penggunaan zat antimikroba
tersebut.
3. Intermediate: Artinya bahwa bakteri tersebut memperlihatkan sensitivitas yang
sedang terhadap suatu zat antimikroba dan memerlukan konsentrasi lebih tinggi
dari pada biasanya untuk menghambat atau membunuh bakteri.Pengetahuan
tentang sensitivitas bakteri sangat penting dalam pengobatan infeksi bakteri.
Antibiotik dan obat antimikroba lainnya hanya efektif jika digunakan pada bakteri
yang sensitif terhadapnya. Oleh karena itu, uji sensitivitas bakteri harus dilakukan
untuk menentukan pilihan obat yang tepat dalam mengobati infeksi bakteri.
C.Sel Bakteri
Sel bakteri adalah unit terkecil dari organisme prokariotik, yang juga
dikenal sebagai bakteri. Mereka adalah mikroorganisme yang paling melimpah di
Bumi dan memiliki peran penting dalam ekologi global, seperti siklus nutrisi dan
dekomposisimateri organik. Berikut adalah beberapa detail tentang sel bakteri:
1.Dinding sel
Bakteri memiliki dinding sel yang mengelilingi seluruhnya. Dinding sel terdiri
dari lapisan peptidoglikan yang terdiri darirantai polisakarida bersilang,yang
memberikan kekuatan dan kekakuan bagi sel bakteri. Dinding sel ini bertanggung
jawab untuk menjaga bentuk dan kerapian sel, serta melindungi
bakteri dari tekanan osmotik eksternal.
2.Membran sel
Di bawah dinding sel, ada membran sel yang terdiri dari lapisanlipid ganda.
Membran sel memisahkan sitoplasma (isi sel) dari lingkungan eksternal dan
mengatur aliran zat-zat yang masuk dan keluar sel. Sel bakteri jugamemiliki
protein pada membran sel yang berperan dalam enzim metabolisme dan
transportasi nutrien.
3. Sitoplasma:
Sitoplasma adalah substansi gel yang terletak di antara dinding sel dan membran
sel. Sitoplasma mengandung berbagai struktur seperti ribosom, DNA, RNA,
enzim, dan metabolit yang diperlukan untuk kehidupan sel dan metabolisme.
Ribosom di sitoplasma berperan dalam sintesis protein.
4. Nukleoid
Nukleoid adalah daerah dalam sel bakteri yang berisi DNA
(asamdeoksiribonukleat). DNA bakteri adalah sirkular dan terdiri dari gen-gen
yang mengkode protein dan mengontrol berbagai fungsi hidup bakteri. Nukleoid
tidak memiliki membran pelindung seperti inti pada sel eukariotik.
5. Plasmid
Beberapa bakteri memiliki struktur ekstra-nukleoid yang disebutplasmid. Plasmid
adalah molekul DNA ekstra yang terpisah dari nukleoid dan dapat mengodekan
5
faktor-faktor seperti resistensi antibiotik. Plasmid dapat mentransfer gen-gen ini
ke bakteri lain dengan konjugasi, yang memungkinkan
bakteri untuk mempertukarkan materi genetik.
6.Flagela
Beberapa bakteri memiliki flagela, struktur berbentuk cambuk yang berfungsi
untuk pergerakan. Flagela dapat digerakkan oleh protein motorik di membran sel
dan membantu bakteri bergerak ke tempat yang lebih menguntungkan secara
nutrisi, penghindaran reproduksi, atau dalam respons terhadap rangsangan
lingkungan.
7. Pilus
Bakteri juga memiliki struktur yang disebut pilus yang merupakan serabut pendek
yang terbuat dari protein. Pilus berperan dalam berbagai fungsi, termasuk adhesi
(menempel) pada permukaan host, pertukaran gen melalui konjugasi, dan
membentuk biofilm.
8.Vesikel
Beberapa bakteri memiliki vesikel, struktur membran kecil yang berfungsi dalam
pengangkutan dan penyimpanan molekul-molekul spesifik di dalam sel. Itulah
beberapa detail tentang sel bakteri. Secara umum, meskipun sel bakteri jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik, mereka memiliki struktur dan
fungsi yang penting untuk kelangsungan hidup dan peran biologis mereka di alam.
D. Pembuatan Media
Sebanyak 150 gram sampel kecombtang kering dimaserasi dalam 1 liter
pelarut akuades selama 3 x 24 jam. Hasil ekstraksi disaring, dipekatkan
menggunakan rotary evaporator, selanjutnya digunakan pada pengujian
antibakteri.
Pembuatan Medium Nutrient Agar (NA)
Sebanyak 23 gram NA dilarutkan dalam 1 L akuades kemudian dipanaskan dan
diaduk dengan menggunakan magnetik stirer sampai homogen. Setelah itu,
larutan tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi besar sebanyak 10 ml. Media
disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C, tekanan 1,5atm dan
selama 15 menit. Medium ini akan digunakan dalam pengujian antibakteri.
Pembuatan Medium Nutrient broth (NB) Sebanyak 8 gram bubuk NB dilarutkan
dengan 1 liter akuades dalam erlenmeyer kemudian diaduk dengan menggunakan
magnetic stirrer. Setelah itu medium NB disterilisasi dengan autoklaf pada suhu
121°C selama 15 menit.Pembuatan Medium Mueller Hinton Agar
(MHA)Sebanyak 38 gram MHA dilarutkan dalam 1 L akuades kemudian
dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirer sampai homogen.
Media disterilkan dengan mengguanakan autoklaf pada suhu 121°C,tekanan 1,5
atm dan selama 15 menit. Setelah disterilisasi dimasukkan ke dalam cawan petri
sebanyak 15 ml yang akan digunakan sebagai medium dalam uji antibakteri.
Peremajaan Bakteri Uji dan Pembuatan Suspensi Bakteri Bakteri uji dibiakkan
pada agar miringsteril kemudian diinkubasi pada suhu 37°Cselama 24 jam.
Bakteri yang telah dibiakkanpada agar miring ditambahkan NaCl 0,9% steril
sebanyak 5 ml kemudian dihomogenkan dengan vortex.Pembuatan Inokulum
bakteri Suspensi bakteri uji dimasukkan sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam
medium NB. Selanjutnya medium NB diinkubasi di shaker inkubator dengan
kecepatan shaker120 rpm sampai bakteri uji mencapai fasemidlog. Fase
6
logaritmik E. coli berlangsung dari menit ke-210 sampai menit ke-450. Fase
logaritmik S. aureus berlangsung dari menit ke-360 sampai menit ke-600. Midlog
atau titik pertengahan merupakan antara fase log dengan fase stasioner. Titik
midlog ini digunakan untuk uji antibakteri, pada titik tersebut bakteri berada pada
puncak pembelahan sel(Khotimah, 2009). Pengujian Antibakteri Pengujian ini
dilakuakan dengan metode sebar. Biakan dalam NB sebanyak 0,1 ml dimasukkan
ke dalam 15 ml MHA yang sudah padat. Pembuatan Media Dalam penelitian ini
digunakan dua media yakni Mueller Hinton Agar (MHA) dan media Mueller
Hinton Broth (MHB). Pembuatan Mueller Hinton Agar (MHA) Pembuatan media
Mueller Hinton Agar (MHA) dengan melarutkan bahan sebanyak 38 gram
(dengan komposisi : Beef dehydrate infusion 300 g, Casein hydrolysate 17.5 g,
Starch 1.5 g dan Agar 15 g) ke dalam 1 L aquadest pada erlenmeyer dengan
kapasitas 1 L. Erlenmeyer diletakkan diatas hot plate kemudian masukkan
magnetic stirer untuk mempercepat pelarutan sampai didapatkan larutan media
menjadi berwarna kuning jernih. Setelah itu erlenmeyer ditutup dengan
aluminium foil kemudian disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu
121°C. Dituang media steril ke cawan petri steril secara aseptis di dalam LAF.
(Hafsan dkk., 2015). Pembuatan Mueller Hinton Broth (MHB)
Pembuatan media Mueller Hinton Broth (MHB) dengan melarutkan
bahan sebanyak 21gram (dengan komposisi : Beef infusion 2 g, Casein
hydrolysate 17.5 g, dan Starch 1.5 g) ke dalam 1 L aquadest pada erlenmeyer
dengan kapasitas 1 L. Erlenmeyer diletakkan diatas hot plate kemudian masukkan
magnetic stirer untuk mempercepat pelarutan sampai didapatkan larutan media
menjadi berwarna kuning jernih. Setelah itu erlenmeyer ditutup dengan
aluminium foil kemudian disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu
121oC. Dituang media steril ke cawan petri steril secara aseptis di dalam LAF.
Pembuatan Standar Mc Farland
Diambil aquadest kira-
kira setengah dari tabung reaksi. Kemudian tambahkan H2SO4 1% sebanyak
9950 μL dan BaCl2 1% sebanyak 50 ml. Campur kedua larutan dalam tabung
tersebut, dikocok sampai homogen dan terbentuk larutan keruh. Larutan tersebut
ini dipakai sebagai pembanding Preparasi Bakteri
Proses peremajaan
bakteri diperoleh dari biakan murni sebanyak 3-4 ose kemudian diinokulasi
dengan 3-4 bagian pada media yang berisi Mueller Hinton Broth (MHB) dalam
erlenmeyer. Kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C dan dikocok
menggunakan shaker dengan kecepatan 120 rpm. Sebelum membuat suspensi
bakteri, siapkan terlebih dahulu standar McFarland dengan tingkat kekeruhan 0,5
sama dengan 1,5 X 108 CFU/ml.Kemudian lakukan pembuatan suspensi bakteri
dengan teknik dilusi (pengenceran) di ambil 1 ml dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi ditambahkan 9 ml NaCl 0.85% sehingga didapat biakan bakteri 107
Bandingkan dengan standar McFarland 0,5 sama dengan 1,5 X108 CFU/ml. Jika
kekeruhan sudah sama maka dilakukan pengenceran hingga didapatkan jumlah
koloni bakteri yang diinginkan, yaitu 106 CFU/ml. Kemudian dari tabung C
dilakukan penggoresan pada media MHA yang diambil menggunakan kapas lidi
steril dan digoreskan dengan 3-4 bagian secara horizontal, lalu putar cawan 180°
Lanjutkan goresan sampai merata. Setelah selesai menggores, kemudian di tanam
pada media agar setelah semua tertanam di media agar maka diinkubasi pada suhu
7
370C selama 24 jam (Hafsan et al., 2015; Back, 2001)
Perwarnaan Bakteri Uji diwarnai
sebelum dan sesudah pengujian Perwarnaan bakteri uji yang dilakukan adalah
pewarnaan Gram. Perwarnaan bakteri dilakukan untuk identifikasi dan untuk
memastikan tidak ada kontaminan pada kultur kerja. Objek kaca yang digunakan
dibersihkan dengan alkohol 96% dan dikeringkan. Kemudian objek kaca
ditambahkan aquadest 1 tetes di atas objek kaca, dan ambil biakan bakteri yang
akan dilakukan pewarnaan dengan ose steril (biakan bakteri yang diambil 1
koloni), kemudian ratakan biakan bakteri di permukaan objek kaca yang telah
berisi aquadest. Kemudian difiksasi dengan api bunsen (lewatkan di atas api 2-3
kali). Setelah kering, pertama ditetesi dengan pewarna Crystal Violet kemudian
tunggu 1 menit lalu bilas dengan aquadest. Kedua, ditetesi dengan Lugol dan
tunggu 1 menit lalu bilas dengan aquadest. Ketiga, bilas dengan alkohol 96% lalu
bilas dengan aquadest. Keempat, ditetesi pewarna Safranin dan tunggu 1 menit
lalu bilas dengan aquadest kemudian keringkan dengan tisu. Periksa dengan
mikroskop (perbesaran 100 x 10), bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan
kedalam bakteri Gram positif. Sedangkan bakteri Gram negatif juga berwarna
ungu tetapi penggunaan Safranin akan mewarnai sel Gram negatif menjadi
berwarna merah, sedangkan Gram positif tidak terpengaruh (Hafsan et al., 2015;
Back, 2001).
8
BAB III
HASIL EVALUASI
9
C. Cara kerja
Sterilisasi
10
1. Buatlah medium nutrien cair
2. Timbang agar sebanyak 15-20 gram untuk setiap 1000 cc medium (1,5-2%).3.
Masukkan agar ke dalam medium lalu panaskan dalam penangas air selama 20-30
menit sambil diaduk hingga semua agar cair dan larut.
4.Aquades yang hilang selama pemanasan diganti dengan aquades sampai volume
semula.
5.Masukkan medium tersebut ke dalam tabung reaksi yang steril. Banyaknya
medium yang diisikan tergantung pada keperluannya, untuk medium agar miring
diisi 5 cc medium sedangkan medium agar tegak 10 cc medium
6. Sterilkan dengan otoklaf pada tekanan 2 atm (temperatur 1210C) selama 20
menit. Untuk medium agar miring setelah disterilisasi diletakkan miring 300
terhadap bidang datar dan biarkan sampai menjadi padat. Untuk medium agar
tegak diletakkan secara tegak.
11
Syarat perhitungan jumlah sel bakteri :30-300 cara perhitungnnya jumlah sel
7 8
30 x 10 =300.000.000=3 x 10 selbakteri /1 ml
Karena jumlah bakteri kelompok kami tidak memenuhi syarat maka tidak ada
perhitungan sel bakterinya jadi yang diamati hanya morfologi bakterinya saja.
Hasil pengamatan morfologi:
12
BAB IV
PENUTUP
A.Pembahasaan
B.Kesimpulan
13
yang di hasilkan.
3. Media NA dengan sampel air limbah banyak terdapat koloni bakteri sedangkan
di sampel tanah sedikit koloni bakteri. Media PDA dengan sampel air limbah
banyak terdapat koloni kapang sedangkan di sampel tanah sedikit koloni kapang.
4. Semakin tinggi konsentrasi CMC yang ditambahkan maka nilai viskositas dan
kekentalannya akan semakin tinggi dan mikroorganisme yang dihasilkan semakin
banyak
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
Teknik Pengenceran
16
Contoh Alat strelisasi
17