Anda di halaman 1dari 27

SUSPENSI

NAMA KELOMPOK

1.INDAH TRIANDINI
2 USMAYANI
3.MAULINDA FITRIANI
4.SITI ASRI WARDA
5.NI NYOMAN WIDIANI
6. KHAIRUL BASRI
 Suspensi dalam bidang Farmasi :
- suatu dispersi kasar dimana partikel zat
padat yang tidak larut terdispersi dalam
suatu medium cair.
- suatu dispersi kasar di fasa internal yang
tersebar merata di seluruh fase eksternal

 Fase internal terdiri dari partikel padat yang tidak larut memiliki
berbagai ukuran tertentu yang dipertahankan secara merata
dengan satu atau kombinasi suspending agent. Zat padat yang
tidak larut bisa bersifat hidrofilik atau hidrofob.

 Fasa eksternal (medium suspensi) umumnya


berair dalam beberapa contoh, bisa berupa cairan organik atau
berminyak untuk penggunaan non oral.
ALASAN PENGGUNAAN SUSPENSI
DALAM FARMASI

 Zat berkhasiat tidak larut dalam air


 Zat berkhasiat tidak enak atau pahit

 Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air

 Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat

 Memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembawa


minyak
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan:
 Suspensi dapat meningkatkan stabilitas kimia obat tertentu.
Contoh: Suspensi Procaine penisilin G
menunjukkan bioavailabilitas lebih tinggi daripada bentuk
sediaan lain.
Urutan ketersediaan hayati adalah sebagai berikut:
Larutan> Suspensi> Kapsul> Compressed Tablet> Coated
Tablet
 Durasi dan onset of action dapat dikendalikan.
Contoh: Suspensi Protamin Seng-Insulin
 Suspensi dapat menutupi rasa tidak menyenangkan/pahit dari
obat.
Contoh: Kloramfenikol
Kerugian:
 Stabilitas fisik, sedimentasi dan pemadatan dapat
menimbulkan masalah.
 Memerlukan perawatan yang cukup besar
selama penanganan dan transportasi.
 Sulit untuk memformulasinya
 Keseragaman dan ketepatan dosis tidak dapat
dicapai kecuali suspensi dikemas dalam bentuk
sediaan tunggal
APLIKASI
 Suspensi biasanya berlaku untuk obat yang tidak larut, cth:
suspensi Prednisolone
 Untuk mencegah degradasi obat atau untuk meningkatkan
stabilitas obat, cth: suspensi Oxytetracycline
 Untuk menutupi rasa pahit dari obat yang tidak menyenangkan
(penggunaan oral), cth: suspensi Chloramphenicol palmitate
 Suspensi obat dapat dibuat untuk penggunaan topikal (cth:
Caladin losio), parenteral (intra muskular (suspensi Penisilin
G) dan sub kutan) untuk mengendalikan laju penyerapan obat
(controlled release), intranasal, inhaler, dan sediaan ophtalmic
(susp hidrokortison asetat), rectal (susp paranitro sulfathiazol)
 Vaksin sebagai bahan imunisasi sering dibuat sebagai suspensi,
cth: Vaksin kolera
 Bahan kontras X-ray juga dibuat sebagai suspensi, cth: Barium
sulfat untuk pemeriksaan saluran pencernaan
Contoh sediaan suspensi…..

Cefixime syrup
Suspensi oral
Suspensi nasal

Suspensi topikal

Suspensi ophtalmic

Estrone injection
Suspensi parenteral
Suspensi yang diinginkan:

 Partikel suspensi tidak boleh cepat mengendap dan sedimen yang


dihasilkan harus mudah disuspensikan kembali dengan pengocokan
sedang
 Tidak terlalu kental untuk dituang dengan mudah dari botolnya atau untuk
mengalir melewati jarum injeksi
 Produk harus cukup cair hingga dapat tersebar dengan mudah ke seluruh
daerah yang sedang diobati, tetapi tidak boleh terlalu mudah bergerak
hingga gampang hilang dari permukaan dimana obat digunakan.
 Cairan harus dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu lapisan
pelindung yang elastis hingga tidak mudah terhapus.
 Bau, warna dan rasa menyenangkan
 Dapat melalui syringe
 Stabil secara fisik, mikrobiologi, dan kimia
 Suspensi Parenteral/Ophthalmic harus dapat disterilkan
Jadi, ada tiga hal yang harus diperhatikan berkaitan
dengan sediaan suspensi:
1. Menjamin partikel terdispersi dalam pembawa
2. Mengurangi pengendapan partikel terdispersi
3. Mencegah pembentukan cake ketika terbentuk
endapan
 Berdasarkan Kelas Umum
- suspensi oral
- suspensi penggunaan luar
- suspensi parenteral

 Berdasarkan Proporsi Partikel Padat


- suspensi encer (2 to10% b / v padat)
- suspensi kental (50% b / v padat)

 Berdasarkan sifat elektrokinetik dari partikel padat


- suspensi terflokulasi
- suspensi terdeflokulasi
Nano uspensi
Nano uspensi
 Berdasarkan ukuran partikel padat
- suspensi koloid (<1 mikron)
- suspensi kasar (> 1 mikron)
- nano suspensi (10 nm)
Pengemasaan dan penandaan
sedian
 Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut
lebar yang mempunyai ruang udara diatas cairan
sehingga dapat dikocok dan mudah dituang
kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat dan terlindung dari
pembekuan,panas yang berlebih dan cahaya
suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum
digunakan untuk menjamin distribusi zat padat
yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang
diberikan setiap kali tepat dan seragam pada etiket
harus juga tertera “ kocok dahulu”
PENGENDAPAN DALAM SUSPENSI…

Persamaan Stokes berlaku hanya untuk:


 Partikel sferis dalam suspensi yang sangat encer
(0,5-2 gr per 100 ml).
 Partikel yang mengendap secara bebas.
 Partikel-partikel tidak saling mempengaruhi satu
dengan lainnya selama terjadi pengendapan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEDIMENTASI
 Diameter ukuran partikel (d)
V α d2
Kecepatan sedimentasi (v) berbanding lurus dengan kuadrat
dari diameter partikel.
 Perbedaan densitas antara fase terdispersi dan medium
dispersi (ρs - ρo)
V α (ρs - ρo)
Umumnya, kerapatan partikel lebih besar daripada medium
terdispersi, tetapi dalam kasus tertentu densitas partikel kurang
dari fase terdispersi, sehingga partikel tersuspensi mengapung
& sulit untuk berdistribusi/tersebar seragam dalam pembawa.
Jika densitas fase terdispersi dan medium dispersi adalah sama,
maka laju pengendapan menjadi nol.
PERILAKU SEDIMENTASI DARI SUSPENSI
TERFLOKULASI DAN TERDEFLOKULASI
 Suspensi terflokulasi
Dalam suspensi terflokulasi, terbentuk flok (agregat
longgar) yang akan menyebabkan flok turun
bersamaan, sehingga tampak pemisahan antara
sedimen dan supernatan. Supernatan akan tampak
jernih.
Laju sedimentasi ditentukan oleh ukuran dan porositas
dari flok. Volume sedimen akhir relatif besar dan
mudah diredispersi dengan pengocokan/agitasi.
Gambar sedimentasi suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi
• Suspensi terdeflokulasi
Dalam suspensi terdeflokulasi, partikel-partikel mengendap,
sehingga laju sedimentasi lambat yang mencegah cairan
terperangkap dan membuatnya sulit untuk kembali
didispersikan oleh pengocokan/agitasi.
Fenomena ini disebut 'cracking' atau 'claying'.

Dalam suspensi terdeflokulasi, partikel lebih besar turun


dengan cepat, dan partikel lebih kecil tetap berada dalam
cairan, sehingga supernatan tampak keruh.

• Gerakan Brown
Gerakan Brown mencegah pengendapan partikel dengan
menjaga partikel-partikel tersebar dalam gerak yang tidak
beraturan.
B. FORMULASI SUSPENSI FARMASETIK
Formulasi suspensi yang mempunyai stabilitas fisika yang
optimal tergantung pada partikel suspensinya, apakah
terflokulasi atau terdeflokulasi.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam membuat formulasi
suspensi adalah:
a. menggunakan pembawa berstruktur untuk menjaga partikel-
partikel terdeflokulasi dalam suspensi. Pembawa berstruktur
bekerja dengan menangkap partikel-partikel (umumnya yang
mengalami deflokulasi), sehingga idealnya tidak terjadi
pengendapan. Namun pada kenyataannya, biasanya akan timbul
beberapa derajat sedimentasi.
Pendekatan apapun yang digunakan,
produk harus:
Mengalir dengan segera dari wadahnya
Mempunyai distribusi partikel yang merata
dalam tiap dosis
PEMBUATAN SUSPENSI SISTEM FLOKULASI :

 Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium


 Kemudian ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa
larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
 Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.

 Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat


mengendap, maka ditambah structured vehicle
 Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi
dalam
structured vehicle
Suspensi Terdeflokulasi:
 Laju pengendapan sangat rendah.
 Sedimen setelah jangka waktu tertentu menjadi sangat padat,
karena berat lapisan atas bahan-bahan sedimen. Gaya tolak-
menolak antar partikel dilampaui dan terbentuk suatu padatan
keras (cake) yang sukar atau tidak mungkin untuk diredispersi.
 Sistem terdeflokulasi menunjukkan perilaku dilatant.

 Jenis suspensi ini memiliki penampilan yang menyenangkan,


karena partikel tersuspensi dalam jangka waktu yang relatif
lama
 Cairan supernatan keruh/berawan meskipun kebanyakan
partikel telah diendapkan.
 Tidak ada batas jelas antara endapan dan supernatan.
Suspensi Terflokulasi:
 Partikel tersuspensi dalam bentuk agregat longgar.
 Laju sedimentasi tinggi.
 Sedimen terbentuk dengan cepat.
 Sedimen yang terbentuk longgar, sehingga cake tidak terbentuk.
 Sedimen mudah diredispersi oleh sedikit pengocokan.
 Suspensi terflokulasi menunjukkan sifat reologi plastik atau
pseudoplastik
 Suspensi kurang enak dipandang, karena sedimentasi cepat dan
adanya daerah supernatant yang jelas
 Viskositas hampir sama pada tingkat kedalaman yang berbeda.
 Tujuan dari distribusi dosis seragam dapat dipenuhi oleh
suspensi terflokulasi.
DISPERSI PARTIKEL-PARTIKEL
Dipakai : surfaktan
pembasah
alkohol dan gliserin

Jika bahan pembasah >>>, maka:


- Akan terjadi pembentukan busa

- Memberikan bau dan rasa yang tidak diinginkan


PEMBAWA BERSTRUKTUR

Contoh: metil selulosa, karboksi metil selulosa,


bentonit,
karbapol
Fungsi:
- Bahan penyuspensi pemberi kekentalan

- Menurunkan laju sedimentasi partikel-partikel

 Sifat-sifat reologi suspending agent yang ideal:


sistem pseudoplastik atau dilatan
Flokulasi terkontrol
Dengan menganggap serbuk dibasahi dan didispersi dengan baik
untuk menghasilkan flokulasi yang terkontrol, sehingga
mencegah pembentukan cake yang sukar didispersikan kembali.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian flokulasi,


yaitu:
Pengawasan pada konsentrasi elektrolit, surfaktan, atau
polimer yang digunakan.
Karena perubahan konsentrasi dapat mengubah suspensi dari
terflokulasi menjadi terdeflokulasi.
STABILITAS SUSPENSI
Stabilitas fisik suspensi sering dikaitkan dengan:
 Laju pengendapan

 Redispersi endapan

 Pembentukan kristal

Evaluasi/pengujian kestabilan suspensi memungkinkan


formulator/pembuat formulasi menyeleksi penyiapan
awal yang dibuat dan juga menentukan formulasi yang
dibuat sesuai dengan yang diinginkan.
“WAHAI ANAK MUDA, JIKA ENGKAU
TIDAK SANGGUP MENAHAN LELAHNYA
BELAJAR, ENGKAU HARUS
MENANGGUNG PAHITNYA KEBODOHAN”

Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai