Anda di halaman 1dari 23

Tahun ajaran 2017/2018

SUSPENSI

DISUSUN OLEH :
TRI INDAH LESTARI
Pengertian Menurut Farmakope Edisi V

Suspensi adalah sediaan cairan yang mengandung partikel padat


tidak larut yang terspersi dalam fase cair
Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi adalah:

 Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel dapat


yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma
yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral

 Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat


yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk
pengguanan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket
sebagai “lotio” termasuk dalam kategori ini.
 Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung
partikel-partikel halus yang ditujukan untuk
diteteskan telinga bagian luar.

 Suspensi optalmik adalah sedaan cair steril yang


mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam
cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
 Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi
serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak
disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan
spinal.

 Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan


kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk
membentuklaruatan yang memenuhi semua
persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan
bahan yang sesuai.
 Suspensi obat suntik :harus mudah disuntikkan dan tidak boleh
menyumbat jarum suntik.

 Suspensi obat mata :harus steril, zat yang terdispersi harus


sangat halus, jika disimpan dalam wadah dosis ganda, harus
mengandung pengawet.
Syarat – Syarat Suspensi dalam Farmakope
Indonesia edisi III adalah

Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat


mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera
terdispersi kembali, kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas
suspensi ialah :

1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel ukuran partikel semakin kecil
luas penampangnya. (dalam volume yang sama). Sedangkan
semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas
cairan akan semakin memperlambat gerakan tersebut dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.

3.Jumlah partikel (konsentrasi)
makin besar konsentrasi partikel, makin besar terjadinya
endapan partikel dalam waktu yang singkat.

4. Sifat atau muatan partikel


Dalam suatu suspensi kemungkinan terjadi interaksi antar
bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut
dalam cairan tersebut.Karena sifat bahan tersebut sudah
mempengaruhi sifat alam.Maka kita tidak dapat
mempengaruhinya.
Komponen Suspensi

Bahan pensuspensi dari alam


Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid.Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mengikat air sehingga
campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir.
Termasuk golongan gom adalah
1. Acasia (pulvis gummi arabici)
Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp,dapat larut dalam air, tidak larut dalam
alkohol, bersifat asam.

2. Chondrus
Diperoleh dari tanaman chondrus crispus dan mamilosa, dapat larut dalam air, tidak
larut dalam alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang
banyak dipakai oleh industri makanan

3. Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragcanth sangat lambat
mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan,
mucilago tragacath lebih kental dari mucilago dari gom arab.mucilago tragacanth
baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.

4. Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam
bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang
mudah mengalami fermentasi bakteri
Golongan bukan gom

 Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah


liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah
stabilitas suspensi ada tiga macam yaitu bentonite, hectorite
dan veegum.

 Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga
penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan
menaburkannya pada campuran suspensi
Bahan pensuspensi sintesis

1. Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methol,
tylose), karbrsi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.

2. Golongan organik polimer


Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Cabophol 934
(nama dagang suatu pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi
asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak
mengiritasi kulit,serta sedikit pemakaiannya
Metode pembuatan suspensi

1.Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang
telah terbentuk kemudian baru diencerkan. Untuk menurunkan tegangan
antar muka antar partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu
ditambahkan zat pembasah atau wettiing agent.

2.Metode praesipitasi
Zat yang hendak didespersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang
hendak dicampur dengan air.Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan
dengan larutan pensuspensi dalam air.Akan tetapi endapan halus dan
tersuspensi dengan bahan pensuspensi.Caiaran organik tersebut adalah
etanol, propilenglikol dan polietilenglikol.
Sistem pembentukan suspensi
Suspensi terdeflokulasi Suspensi terflokulsasi
Partikel dalam keadaan memisah Partikel membentuk agregat longgar

Kecepatan sedimentasi lambat,karena Kecepaatan tinggi,karena partikel-


masing-masing partikel turun partikel mengendap sebagai flok yang
terpisah dan ukuran partikel merupakan kumpulan-kumpulan
minimum partikel.

Sedimen terbentuk lambat Sedimentasi tersusun


longgar,partikel-partikel tidakterikat
kuat dan bentuk padatan keras tidak
terbentuk
Sedimen akhirnya menjadi padatan Sedimen mudah didispersi ulang.
keras (cake)yang sukar atau tidak
mungkin didispersi ulang

Penampilan suspensi bagus,karena Suspensi agak tidak enak dipandang


zat tersuspensi dalam waktu relatif karena sedimentasi terjadi cepat dan
lama. Terlihat bahwa ada endapan diatasnya terjadi daerah cairan yang
dan cairan atas berkabut. jernih dan nyata.
Bahan pengawet

Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan


hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.

• Butil parabenzoat • Propil parabenzoat


(1:1250) (1:4000)
• Etil parabenzoat (1:500) • Nipasol
• Nipagin + 1%
-
Evaluasi Stabilitas Suspensi

1. Volume Sedimentasi
Volume sedimentasi adalah suatu rasio dari
volume sedimentasi akhir (VU ) terhadap volume
mula – mula dari suspense (VO) sebelum
mengendap.
𝑉ᵤ
F=
𝑉˳
2.Derajat Flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari
suspensi flokulasi (VU) terhadap volem sedimen
akhir suspensi deflokulasi (VO).
𝑉ᵤ
Derajat Flokulasi =
𝑉˳𝔠
3.Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan
redispersibilitas, membantu menentukan perilaku
pengendapan,mengatur pembawa dan susunan
partikel untuk tujuan perbandingan.

4.Perubahan ukuran partikel


Digunakan dengan cara freeze-thaw cycling, yaitu
temperatur diturunkan sampai titik beku,lalu
dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini
dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pada
pokonya menjaga agar tidak terjadi perubahan
ukuran partikel dan sifat Kristal.
Pengemasan dan Penandaan Sediaan

 Semua suspensi harus di kemas dalam wadah mulut


lebar yang mempunyai ruang udara diatas cairan
sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.
 Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan,
panas yang berlebihan dan cahaya.Suspensi perlu
dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk
menjamin distribusi zat padat yang merata dalam
pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali
tepat dan seragam.Pada etiket harus juga tertera
“Kocok Dahulu”.
Berikut adalah contoh resep suspensi

CARA PENGERJAAN
RESEP
Pengerjaan suspensi yang mengandung
iodoform, iodoform digerus dahulu dengan
sedikit air sampai halus. Disamping itu
dibuat solutio gumosus setelah itu
dicampur dengan iodoform yang telah
halus, kemudian gerus sampai homogen.
Berikut adalah contoh sediaan suspensi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai