Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMI SOLIDA

SEDIAAN SUSPENSI

Oleh
ANISA MARDAWIYAH
NIM. 1748401021

DOSEN : Dra. PUJI RAHAYU,Apt.,M.Kes.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN FARMASI
TAHUN 2020
A. DEFINISI SUSPENSI
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel
obat yang terbagi secara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara
merata dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sengat
minimum (Ansel dan Howard C, 2005:354).
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat, merupakan
system heterogen yang tediri dari dua fase yaitu fase internal yang berupa
bahan obat padat, tidak larut dan berukuran lebih besar dari 0,1 mikron dan
terdispersi dalam fase eksternal (kontinyu) yang berupa cairan (air atau
minyak) yang dapat ditujukan untuk absorbs fisiologis atau fungsi penyalutan
eksternal maupun internal (Tungadi, 2014: 23).

B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


1. Keuntungan suspensi
a. Beberapa obat yang tidak larut dalam semua media penerima, oleh karena itu
harus dibuat sebagai padatan, bentuk sediaan bukan larutan (tablet, kapsul,
dan lain-lain) atau sebagai suspense
b. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi
c. Suspense juga secara kimia lebih setabil dibandingkan larutan suspense
merupakan bentuk sediaan yang ideal untuk pasien yang sulit menelan tablet
atau kapsul
2. Kerugian suspensi
a. Keseragaman dan keakuratan dari dosis saat sediaan digunakan untuk
pengobatan tidak mungkin dibandingkan rasanya yang diperoleh dengan
menggunakan tablet atau kapsul.
b. Pengendapan atau endapan yang kompak menyebabkan masalah dimana tidak
mudah dilarutkan.
c. Produknya cair dan secara relatif masanya berat. Sifat ini tidak
menguntungkan bagi farmasis dan pasien
d. Keefektifan dari formulasi suspense secara farmasetik bagus biasanya sulit
untuk dicapai dari sediaan tablet atau kapsul pada obat yang sama.
C. JENIS SEDIAAN SUSPENSI
1. Suspensi oral
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi topikal
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi optalmik
Suspense optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-
partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk
penggunaan pada mata.
4. Suspensi tetes telinga
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

5. Suspensi untuk injeksi


Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium
cair yang sesuai dan tidak disuntik secara intravena atau kedalam saluran
spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu
Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua
persyaratan untuk suspense steril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai.

D. PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM SEDIAAN FARMASI


1. Obat obatan tertentu yang tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan
tapi stabil apabila disuspensikan.
2. Banyak pasien yang lebih menyukai bentuk cair daripada bentuk padat
(tablet atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan
cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis terutama pasien anak anak.
3. Sediaan suspense yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat
menaikan uas permukaan didalam saluran pencernaan, sehingga dapat
mengabsorbsi toksin toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh
lambung.

E. UKURAN PARTIKEL
Batas terendah ukuran partikel mendekati 0,1 µm sedangkan ukuran partikel
suspensi yang lain adaah 1-50 πm.
Salah satu pertimbangan penting dalam formulasi suspensi adalah ukuran
partikel obat. Tujuan utama formulator adalah memperlambat atau mencegah
pengedapan dari partikel obat. Partikel pengendapan dapat menjadi “caking”,
dimana lempeng yang menyebar pada endapan. Pendisperisan kembali
suspense yang telah “cake” sulit bahkan tidak mungkin. Hubungan faktor
yang menjelaskan laju dari kecepatan pengendapan partikel atau sedimentasi
suspensi tercakup dalam persamaan hukum stoke:
d ²( ρ2−ρ1)g
V=
18 ղ
Keterangan:
V = kecepatan partakel mengendap ρ 1=¿ berat jenis medium
pendispersi
D = diameter partikel g = kecepatan grafitasi
ρ 2=¿ berat jenis partikel ղ=¿ viskositas medium pendispersi
Persamaan stoke diturunkan untuk suatu keadaan ideal dimana partikel-
partikel yang benar-benar bulat dan seragam dalam suspensi yang encer
mengendap tanpa mengakibatkan turbulensi pada waktu turun kebawah, tanpa
tumbukan antara partikel-partikel suspensoid dan tanpa gaya Tarik menarik
kimia atau fisika atau afinitas medium dispersi. Dari persamaan tersebut jelas
bahwa kecepatan jatuhnya suatu partikel yang tersuspensi lebih besar bila
ukuran partikel lebih besar, jika semua faktor lain dibuat konstan. Makin
besar kerapatan partikel maka makin besar laju turunnya, asalkan kerapatan
pembawa tidak diubah. Kerapatan partikel umumnya lebih besar dari pada
kerapatan pembawa, suatu sifat yang diinginkan, karena bila partikel-partikel
lebih ringan dari pembawa, partikel-partikel cendrung untuk mengambang
dan partikel-partikel ini sangat sukar didistribusikan secara seragam dalam
pembawa. Kebanyakan stabilitas fisik dari suatu suspensi sediaan farmasi
kelihatannya paling cocok untuk disesuaikan dengan mengadakan perubahan
pada fase terdispersi dan bukan pada medium dispersi.

F. SUSPENDING AGENT
bahan pensuspensi (suspending agent) digunakan untuk meningkatkan
viskositas dan memperlambat pengendapan. Bahan pensuspensi dibagi dalam
kelas derivate selulosa, clays, gom alam, gom sintetik,dan bahan
miscellaneous.
1. Derivate selulosa
Derivate selulosa adalah bahan semi sintetik dan memiliki sifat
reprodusidibilitas yang baik dari batch ke batch. Selain Na CMC, bahan ini
nonionik dan oleh karenanya, secara kimia cocok dengan banyak bahan.
Sebagian besar tersedia dalam beberapa tingkat viskositas yang berbeda.
Bahan ini memperlihatkan aliran peseudoplastis dan tidak memiliki nilai yield
mikrocrystalin dan serbuk selulosa tidak larut air dan menghasilkan dispersi
yang memperlihatkan aliran plastic dan memiliki nilai yield.
Metilselulosa juga menghasilkan gel yang terdapat dalam beberapa tingkat
viskositas. Bahan ini larut dalam air dingin dan tidak larut dalam air
panas.bahan ini terdispersi dalam air panas dan pengurangan temperatur dapat
melarutkan bahan ini. Bahan bahan dengan sifat dan kegunaan yang serupa
dengan metilselulosa yaitu etil metilselulosa dan etilhidroksietilselulosa.
Etilselulosa jarang digunakan sebagai bahan pengsuspensi.
Hidroksimetilselulosa dilaporkan kurang memiliki kemampuan pengsuspensi.
Na.CMC secara luas digunakan sebagai bahan pengsuspensi. Karena
Na.CMC bersifat anionik maka tidak cocok dengan obat yang memiliki
muatan kation. Larutan biasanya pseudoplastis tetapi pada tingkat tertentu
menunjukan tiksotropik. Hidroksipropil selulosa adalah pseudoplastis pada
perpotongan kurva dan digunakan sebagai pelindung koloid.
2. Clays
Clays merupakan hidrat aluminium dan atau magnesium silikat yang
dalam hidrat air yang selanjutnya membentuk dispersi koloida yang kental.
Clays menunjukan tiksotropik dan sangat berguna untuk menstabilkan
suspensi. Bahan ini terdispersi dalam air dengan perpotongan kurva yang
tajam untuk dispersi dan hidrasi yang optimum.
Magnesium aluminium silikat digunakan secara luas dan tidak berbahaya
serta sering mendapatkan suspensi yang dapat diterima daripada bahan
suspens yang lain. Bentonit diketahui karena kemampuan mengembangnya.
Konsentrasi yang sama dari bentonit dan Na. CMC dengan total 5%
menghasilkan struktur pembawa yang baik dengan sifat pseudoplastis dan
tiksotropik.
3. Gom alam
Gom alam adalah bahan pengsuspensi yang umum. Golongan ini
termasuk eksudat tanaman, bibit atau akar, dan ganggang laut. Bahan ini tidak
toksik, mudah didapat dan tidak mahal. Bahan ini larut air dan menghasilkan
larutan dengan viskositas tinggi. Bahan ini mudah untuk ditumbuhi bakteri
dan jamur.
Acasia, tragakan dan pektin digunakan sebagai bahan pengsuspensi selama
bertahun tahun. Larutan tragakan sangat kental dan digunakan untuk partikel
yang rapat. Terdapat beberapa tingkat viskositas yang berbeda. Pektin
memiliki viskositas yang rendah sehingga penggunaan bahan ini sedikit. Guar
gum menhasilkan larutan dengan viskositas yang sangat tinggi. Gum tamaried
(asam) atau khususnya bibit tamarin polisakarida, jarang digunakan dalam
industry farmasetik Karena bahan ini tidak dipengaruhi oleh pH larutan.
4. Gom sintetik
Bahan sistetik memiliki keuntungan keseragaman yang baik dalam batch
batch dan tidak terkontaminasi mikroba. Carbomer luas digunakan karena
larutannya memiliki viskositas yang tinggi dan nilai yield. Pada konsentrasi
diata 0,4% membentuk gel. Povidon, yaitu polivinilpirolidon, sebenarnya
digunakan dengan bahan pengsuspensi lain karena memiliki viskositas yang
rendah. Gum sintetik sering digunakan sebagai koloid pelindung.
5. Bahan miscellaneous
Pati tidak luas digunakan tetapi dievaluasi sebanding atau lebih baik dari
pada beberapa bahan pengsuspensi, termasuk alginate, tragakan dan
magnesium aluminium silikat. Glycyrrhizin dilaporkan memiliki sifat
pengsuspensi yang baik. Larutannya pseudoplastis dan menunjukan
tiksotropik. Gelatin mungkin anionic atau kationik, tergantung pada pH
medium dan tipe gelatin.

G. PENGERJAAN OBAT DALAM SUSPENSI


1. Metode pembuatan suspensi
a. Metode presipitasi (pengendapan/sedimentasi) dari partikel suspensi
zat yang ingin didispersikan, harus dilarutkan dahulu dengan menggunakan
pelarut organik yang dapat bercampur dengan air, kemudian diencerkan
dengan larutan pengental dalam air, maka akan terjadi endapan halus dan
tersuspensi dengan bahan pengsuspensi.
b. Metode dispersi
Daya membasahi (wettavility) dari suatu serbuk ditentukan dengan
mudah dengan mengamati sudut kontak yang dibuat oleh serbuk dengan
permukaan cairan. Sudut kontak ini mendekati 900 jika partikel tersebut
mengambang pada cairan. Suatu serbuk yang melayang dibawah cairan
mempunyai sudut yang lebih kecil, dan serbuk yang tenggelam jelas
menunjukan tidak adanya sudut kontak. Serbuk yang tidak mudah dibasahi
dengan demikian menunjukan suatu sudut kontak yang besar seperti sulfur,
arang aktif, dan magnesium stearate, dikatakan hidrofobik. Serbuk yang dapat
dibasahi dengan segera oleh air bila bebas dari kontaminan yang terabsorbsi
disebut hidrofilik, zink oksida, talcum dan magnesium karbonat termasuk
kedalam kelas ini.
Surfaktan sangat berguna dalam mengurangi tegangan antar muka antar
partikel partikel zat padat dari suatu pembawa dalam pembuatan suatu
suspensi. Sebagai akibat dari tegangan permukaan yang menjadi rendah,
perpanjangan sudut kontak diperendah, udara digantikan dari permukaan
partikel, dan akan terjadi pembasahan dan deflokulasi. Gliserin dan zat
hidroskopis yang serupa juga berhaga dalam menambah kelarutan zat zat
yang tidak larut. Gliserin mengalir kedalam ruang antar partikel untuk
menggantikan udara dan selama berlangsungnya pencampuran, pelapisan dan
pemisahan zat tersebut sehingga air dapat mempenetrasi dan membasahi
masing masing partikel tersebut. Dispersi dari partikel gum koloidal dengan
alcohol, gliserin dan propilenglikol, yang membiarkan air untuk berpenetrasi
ke celah celah antar partikel tersebut adalah suatu pengerjaan yang terkenal
dalam bidang farmasi.
2. Tipe suspensi dan perbedaannya
a. Deflokulasi
1) Partikel berada dalam suspense dalam wujud yang memisah
2) Laju pengendapan lambat karena partikel mengendap terpisah dan ukuran
partikel minimum
3) Endapan yang terbentuk lambat
4) Endapan biasanya menjadi sangat padat karena berat dari lapisan atas dari
bahan endapan yang mengalami gaya tolak menolak antara partikel dan
cake yang keras terbentuk dimana merupakan kesulitan jika mungkin
didispersi kembali.
5) Suspensi penampilan menarik karena tersuspensi untuk waktu yang lama
suprenatannya juga keruh bahkan ketika pengendapan terjadi.
6) Parameter pengendapan suspensi terdeflokulasi (Fn= 0,15)
b. Flokulasi
1) Partikel membentuk agregat bebas
2) Laju pengendapan tinggi karena partikel mengendap sehingga flokulasi
yang merupakan komposisi partikel
3) Endapan yang terbentuk cepat
4) Partikel tidak mengikat kuat dan keras satu sama lain tidak terbentuk
lempeng. Endapan mudah untuk didispersikan kembali dalam bentuk
suspensi aslinya.
5) Suspensi menjadi keruh karena pengemasannya yang optimal dan
sepernatannya jernih. Hal ini dapat dikurangi jika volume endapan harus
meliputi volume suspensi
6) Parameter pengendapan suspensi terflokulasi (F= 0,75 β= 5,0)

3. Pembuatan suspensi
1. Serbuk mula mula harus dibasahi dahulu dengan apa yang disebut “zat
pembasah” agar serbuk tersebut lebih bias di penetrasi oleh medium
dispersi.
2. Setelah serbuk dibasahi, medium dispersi (yang telah ditambahkan semua
komponen komponen formulasi yang larut seperti pewarna, pemberi rasa
dan pengawet) ditambahkan sebagian sebagian ke serbuk tersebut
3. Cmpuran tersebut dipadu secara merata sebelum penambahan pembawa
berikunya.
4. Sebagian dari pembawa tersebut digunakan untuk membersihkan alat
pencampur agar bebas dari suspensoid, dan gunakan untuk mencukupi
volume suspensi dan menjamin bahwa suspensi tersebut mengandung
konsentrasi zat padat yang diinginkan.
Contoh resep suspensi
Dr.FarmaTIKA
SIK.No. 004/DU/2014
Perintis kemerdekaan No. 10 BDL
Telp (0721)855855
BDL, juni 2020

R/ Lotio Calamin 60ml


Sue

Pro : Aisyah
Umur : Dewasa
Alamat : Jl. Segala mider No. 01 BDL

1. Formula asli (Formularium Nasional hal 54)


LOTIO CALAMIN
Tiap 100 ml mengandung:
R/ Calamin 8g
Zno 8g
Glycerolum 2 ml
Bentonitum magma 25 ml
CaOH sol ad 100ml
2. Keterangan:
Nama zat Indikasi Kelarutan
Calaminum Antiseptikum 1: >10.000 bagian air
ekstren Larut dalam asam mineral
Zinci oxydum Antiseptikum 1: > 10.000 dalam air, etanol 95 %,
lokal 1: 10-30 bagian asam mineral encer
Glycerolum Zat tambahan Dapat bercampur dengan air dan
dengan etanol 95% p
Tidak larut dalam kloroform, eter dan
minyak lemak
Bentonitum Suspending Tidak larut dalam air tapi mengembang
magma agent menjadi massa homogen, tidak arut
dalam pelarut organic.

3. Perhitungan Bahan
60 ml
a. Calamin = x8g
100 ml
= 4,8 g

60 ml
b. Zno = x8g
100 ml
= 4,8 g

60 ml
c. Glycerolum = x 2 ml
100 ml
= 1,2 ml

60 ml
d. Bentonitum magma = x 25 ml
100 ml
= 15 ml
15 ml
 Bentonit = x 5 g = 0,75 g ( fornas hal 54)
100 ml
 Aquadest ad 15 ml
60 ml
e. CaOH sol ad= x 60 ml
100 ml
ad= 60 ml
 Calci hidroxy = 333 mg (fornas hal 56)
 Aquadest ad=100ml (diambil 60 ml)

4. Cara kerja
a. disiapkan alat dan bahan
b. dikalibrasi botol 60ml dan tandai
c. pembuatan sol calci hidroxy (CaOH) dengan cara:
 ambil dan timbang calci hidroxy sebanyak 333mg masukkan kedalam
Erlenmeyer
 tambahkan aquadest sebanyak 10 ml
 dijogok selama satu jam (searah)
 dbiarkan mengendap kemudian diambil bagian yang jernih sebanyak
60 ml, sisihkan.
d. disiapkan alat dan bahan
e. dikalibrasi botol 60ml dan tandai
f. pembuatan sol calci hidroxy (CaOH) dengan cara:
 ambil dan timbang calci hidroxy sebanyak 333mg masukkan kedalam
Erlenmeyer
 tambahkan aquadest sebanyak 10 ml
 dijogok selama satu jam (searah)
 dbiarkan mengendap kemudian diambil bagian yang jernih sebanyak
60 ml, sisihkan.
g. Pembuatan mucilago bentonit magma dengan cara:
 Diambil dan timbang bentonit sebanyak 0,75 g (750mg), sisihkan
 Diambil dan ukur aquadest panas sebanyak 15 ml masukkan kedalam
mortir
 Taburkan bentonit magma yang sudah ditimbang lau gerus ad
homogen (mengembang), sisihkan
h. diambil dan timbang calamine sebanyak 4,8 g, sisihkan
i. diambil dan diayak zno dengan menggunakan mesh 100, lalu ditimbang
sebanyak 4,8 g, sisihkan
j. diambil dan diukur griserin sebanyak 1,2 ml dengan bantuan gelas ukur,
sisihkan
k. kemudian masukan calamine kedalam mortir tambahkan zno sedikit demi
sedikit sambil digerus ad bercampur (homogen)
l. dan basahi dengan gliserin gerus ad basah (homogen)
m. masukkan campuran calamine kedalam mortir yang berisi mucilage bentonit
lalu gerus ad homogen
n. tambahkan sol calci hidroxy sedikit demi sedikit secukupnya sambil digerus
ad homogen (agar dapat dituang)
o. masukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi
p. tambahkan sisa sol calci hidroxy hingga tanda batas (60ml)
q. tutup botol lalu kocok kembali ad homogen
r. segel botol, kemdian tandai dan beri etiket biru tandai “kocok dahulu”

H. EVALUASI STABILITAS SUSPENSI


Faktor faktor evaluasi kestabilan semi padat meliputi:
1. Stabilitas bahan aktif
2. Stabilitas ajuvan
3. Penampilan
4. Warna, bau
5. Viskositas
6. Kehilangan air/ komponen pembawa minyak menguap
7. Distribusi fase
8. Distribusi ukuran partikel terdispersi
9. pH
10. Tekstur, aplikasi permukaan obat
11. Kontaminasi partikel
12. Sterilisasi
13. Biovaibilitas
Stabilitas fisika dari suspensi umumnya ditetapkan melalui ukuran dan
laju pengendapan, volume akhir atau tinggi dari endapan dan kemudahan
didispersikan kembali.
Pertama dari dua parameter dapat ditetapkan dengan mudah melalui ukuran
total awal volume atau tinggi dari suspensi dan volume atau ketinggian
endapan. Istilah nilai flokulasi dapat digunakan adalah rasio dan volume akhir
atau tinggi dari endapan dan volume atau tinggi dari jumlah endapan
seluruhnya dalam sistem yang sama yang telah deflokulasi. Usaha ini juga
dibuat persamaan yang didispersikan dengan menetapkan kualifikasinya
melalui pengocokan sederhana dari produk dalam wadah. Peningkatan suhu
akan memberikan kecepatan indikasi dari tingkatan derajat ketidakstabilan
tetapi ini penting untuk menghasilkan hubungan dengan penyimpanan
suspensi pada suhu yang tinggi.
a. Sentrifugasi
Uji kualitas hukum stoke juga mengindentifikasi bahwa sentrifugasi juga
merupakan metode yang cocok untuk meningkatkan kecepatan pengendapan
dari suspensi, tetapi hal ini tidak dapat diprediksi keakuratan sifatnya seperti
sistem ketika penyimpanan dibawah kondisi normal data diperoleh setelah uji
tipe kecepatan. Proses sentrifugasi dapat merusak struktur dari sistem
flokulasi yang akan menyisakan kondisi penyimpanan dibawah normal.
Endapan yang dibentuk akan menjadi rapat dan sulit untuk didispersikan
kembali.
b. Tetapan aliran
walaupun viskositas yang nyata juga dapat diukur untuk menetapkan
stabilitas fisika, kecepatan shear rate berpengaruh dapat juga menghancurkan
struktur dari suspensi. Shear rate yang sangat rendah, digunakan sebagai
contoh viskometer brodfield dengan tetapan helipath, akan memberikan
sebuah indikasi dari perubahan dalam struktur setelah penyimpanan dalam
berbagi waktu. Hal ini mungkin untuk menghasilkan kombinasi dari teknik
suspensi tetapan alirannya.
Faktor yang berperan untuk stabilitas maksimal adalah:
1) Untuk partikel kecil
2) Pergerakan minimum dari partikel
3) Gaya Tarik menarik antar partikel yang menghasilkan muatan elektrik
4) Konsentrasi suspenoid (partikel yang disuspensikan). Konsentrasi yang besar
dan pengendapannya.

Empat faktor yang telah disebutkan, konsentrasi suspenoid dapat diperbaiki


dengan adanya komposisi dari resep. Muatan dari suspenoid adalah sifat dari
obat oleh karena itu, merupakan faktor yang tetap. Hal ini mungkin untuk
menstabilkan suspensi melalui pengubahan potensial listrik, biasanya seperti
kompleks alamiah yang berada diluar dari partikel campuran. Jadi 2 faktor
utama yang harus dimodifikasi adalah ukuran partikel yang didispersikan dan
pergerakan partikel. Dan dapat juga mengontrol viskositas dari medium
pensuspensi.
c. Viskositas
Peningkatan viskositas menghasilkan pengurangan pengendapan dan
peningkatan stabilitas fisika. Viskositas yang ditingkatkan oleh pecahan
volume dari partikel. Metode yang paling umum dalam peningkatan
viskositas atau dengan menambahkan bahan pengsuspensi. Viskositas yang
sangat tinggi bagaimanapun tidak diinginkan jika tidak dicampur dengan
pendispersian kembali dari partikel yang mengendap.
Pegendapan diturunkan dengan mengurangi perbedaan nilai Bj antara partikel
dan medium pendispersi. Peningkatan Bj pembasah bukan merupakan bahan
tambahan tidak meningkatkan Bjnya. Secara tradisional, ukuran partikel dan
viskositas merupakan sifat dari produk suspensi yang menjadi perhatian yang
lebih dari formulasi. Nilai yield yang tetap untuk mencegah pengendapan dari
viskositas dimana tidak ada aliran yang penting dari suspensi yang tetap
untuk mencegah pengendapan.
Teori nilai yield untuk suspensi harus seimbang atau memiliki kekuatan
gravitasi pada pengendapan partikel. Persamaanya:

V ( P2−P1 ) g
V=
A

Keterangan: V = volume partikel


P1 = Bj medium pendispersi
P2 = Bj partikel
g = gaya gravitasi
A = area silang dari partikel
DAFTAR PUSTAKA

Tugandi Robert,S.Si.,M.Si.,Apt, 2014, Teknologi Sediaan Liquida dan


Semisolida. Jakarta, 106 halaman

Ansel C Howard, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV.


Universitas Indonesia Press, Jakarta, 662 halaman

Kementerian Kesehatan RI, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan


Farmasetika Dasar. Jakarta, 168 halaman.

Anda mungkin juga menyukai