SEDIAAN SUSPENSI
Oleh
ANISA MARDAWIYAH
NIM. 1748401021
E. UKURAN PARTIKEL
Batas terendah ukuran partikel mendekati 0,1 µm sedangkan ukuran partikel
suspensi yang lain adaah 1-50 πm.
Salah satu pertimbangan penting dalam formulasi suspensi adalah ukuran
partikel obat. Tujuan utama formulator adalah memperlambat atau mencegah
pengedapan dari partikel obat. Partikel pengendapan dapat menjadi “caking”,
dimana lempeng yang menyebar pada endapan. Pendisperisan kembali
suspense yang telah “cake” sulit bahkan tidak mungkin. Hubungan faktor
yang menjelaskan laju dari kecepatan pengendapan partikel atau sedimentasi
suspensi tercakup dalam persamaan hukum stoke:
d ²( ρ2−ρ1)g
V=
18 ղ
Keterangan:
V = kecepatan partakel mengendap ρ 1=¿ berat jenis medium
pendispersi
D = diameter partikel g = kecepatan grafitasi
ρ 2=¿ berat jenis partikel ղ=¿ viskositas medium pendispersi
Persamaan stoke diturunkan untuk suatu keadaan ideal dimana partikel-
partikel yang benar-benar bulat dan seragam dalam suspensi yang encer
mengendap tanpa mengakibatkan turbulensi pada waktu turun kebawah, tanpa
tumbukan antara partikel-partikel suspensoid dan tanpa gaya Tarik menarik
kimia atau fisika atau afinitas medium dispersi. Dari persamaan tersebut jelas
bahwa kecepatan jatuhnya suatu partikel yang tersuspensi lebih besar bila
ukuran partikel lebih besar, jika semua faktor lain dibuat konstan. Makin
besar kerapatan partikel maka makin besar laju turunnya, asalkan kerapatan
pembawa tidak diubah. Kerapatan partikel umumnya lebih besar dari pada
kerapatan pembawa, suatu sifat yang diinginkan, karena bila partikel-partikel
lebih ringan dari pembawa, partikel-partikel cendrung untuk mengambang
dan partikel-partikel ini sangat sukar didistribusikan secara seragam dalam
pembawa. Kebanyakan stabilitas fisik dari suatu suspensi sediaan farmasi
kelihatannya paling cocok untuk disesuaikan dengan mengadakan perubahan
pada fase terdispersi dan bukan pada medium dispersi.
F. SUSPENDING AGENT
bahan pensuspensi (suspending agent) digunakan untuk meningkatkan
viskositas dan memperlambat pengendapan. Bahan pensuspensi dibagi dalam
kelas derivate selulosa, clays, gom alam, gom sintetik,dan bahan
miscellaneous.
1. Derivate selulosa
Derivate selulosa adalah bahan semi sintetik dan memiliki sifat
reprodusidibilitas yang baik dari batch ke batch. Selain Na CMC, bahan ini
nonionik dan oleh karenanya, secara kimia cocok dengan banyak bahan.
Sebagian besar tersedia dalam beberapa tingkat viskositas yang berbeda.
Bahan ini memperlihatkan aliran peseudoplastis dan tidak memiliki nilai yield
mikrocrystalin dan serbuk selulosa tidak larut air dan menghasilkan dispersi
yang memperlihatkan aliran plastic dan memiliki nilai yield.
Metilselulosa juga menghasilkan gel yang terdapat dalam beberapa tingkat
viskositas. Bahan ini larut dalam air dingin dan tidak larut dalam air
panas.bahan ini terdispersi dalam air panas dan pengurangan temperatur dapat
melarutkan bahan ini. Bahan bahan dengan sifat dan kegunaan yang serupa
dengan metilselulosa yaitu etil metilselulosa dan etilhidroksietilselulosa.
Etilselulosa jarang digunakan sebagai bahan pengsuspensi.
Hidroksimetilselulosa dilaporkan kurang memiliki kemampuan pengsuspensi.
Na.CMC secara luas digunakan sebagai bahan pengsuspensi. Karena
Na.CMC bersifat anionik maka tidak cocok dengan obat yang memiliki
muatan kation. Larutan biasanya pseudoplastis tetapi pada tingkat tertentu
menunjukan tiksotropik. Hidroksipropil selulosa adalah pseudoplastis pada
perpotongan kurva dan digunakan sebagai pelindung koloid.
2. Clays
Clays merupakan hidrat aluminium dan atau magnesium silikat yang
dalam hidrat air yang selanjutnya membentuk dispersi koloida yang kental.
Clays menunjukan tiksotropik dan sangat berguna untuk menstabilkan
suspensi. Bahan ini terdispersi dalam air dengan perpotongan kurva yang
tajam untuk dispersi dan hidrasi yang optimum.
Magnesium aluminium silikat digunakan secara luas dan tidak berbahaya
serta sering mendapatkan suspensi yang dapat diterima daripada bahan
suspens yang lain. Bentonit diketahui karena kemampuan mengembangnya.
Konsentrasi yang sama dari bentonit dan Na. CMC dengan total 5%
menghasilkan struktur pembawa yang baik dengan sifat pseudoplastis dan
tiksotropik.
3. Gom alam
Gom alam adalah bahan pengsuspensi yang umum. Golongan ini
termasuk eksudat tanaman, bibit atau akar, dan ganggang laut. Bahan ini tidak
toksik, mudah didapat dan tidak mahal. Bahan ini larut air dan menghasilkan
larutan dengan viskositas tinggi. Bahan ini mudah untuk ditumbuhi bakteri
dan jamur.
Acasia, tragakan dan pektin digunakan sebagai bahan pengsuspensi selama
bertahun tahun. Larutan tragakan sangat kental dan digunakan untuk partikel
yang rapat. Terdapat beberapa tingkat viskositas yang berbeda. Pektin
memiliki viskositas yang rendah sehingga penggunaan bahan ini sedikit. Guar
gum menhasilkan larutan dengan viskositas yang sangat tinggi. Gum tamaried
(asam) atau khususnya bibit tamarin polisakarida, jarang digunakan dalam
industry farmasetik Karena bahan ini tidak dipengaruhi oleh pH larutan.
4. Gom sintetik
Bahan sistetik memiliki keuntungan keseragaman yang baik dalam batch
batch dan tidak terkontaminasi mikroba. Carbomer luas digunakan karena
larutannya memiliki viskositas yang tinggi dan nilai yield. Pada konsentrasi
diata 0,4% membentuk gel. Povidon, yaitu polivinilpirolidon, sebenarnya
digunakan dengan bahan pengsuspensi lain karena memiliki viskositas yang
rendah. Gum sintetik sering digunakan sebagai koloid pelindung.
5. Bahan miscellaneous
Pati tidak luas digunakan tetapi dievaluasi sebanding atau lebih baik dari
pada beberapa bahan pengsuspensi, termasuk alginate, tragakan dan
magnesium aluminium silikat. Glycyrrhizin dilaporkan memiliki sifat
pengsuspensi yang baik. Larutannya pseudoplastis dan menunjukan
tiksotropik. Gelatin mungkin anionic atau kationik, tergantung pada pH
medium dan tipe gelatin.
3. Pembuatan suspensi
1. Serbuk mula mula harus dibasahi dahulu dengan apa yang disebut “zat
pembasah” agar serbuk tersebut lebih bias di penetrasi oleh medium
dispersi.
2. Setelah serbuk dibasahi, medium dispersi (yang telah ditambahkan semua
komponen komponen formulasi yang larut seperti pewarna, pemberi rasa
dan pengawet) ditambahkan sebagian sebagian ke serbuk tersebut
3. Cmpuran tersebut dipadu secara merata sebelum penambahan pembawa
berikunya.
4. Sebagian dari pembawa tersebut digunakan untuk membersihkan alat
pencampur agar bebas dari suspensoid, dan gunakan untuk mencukupi
volume suspensi dan menjamin bahwa suspensi tersebut mengandung
konsentrasi zat padat yang diinginkan.
Contoh resep suspensi
Dr.FarmaTIKA
SIK.No. 004/DU/2014
Perintis kemerdekaan No. 10 BDL
Telp (0721)855855
BDL, juni 2020
Pro : Aisyah
Umur : Dewasa
Alamat : Jl. Segala mider No. 01 BDL
3. Perhitungan Bahan
60 ml
a. Calamin = x8g
100 ml
= 4,8 g
60 ml
b. Zno = x8g
100 ml
= 4,8 g
60 ml
c. Glycerolum = x 2 ml
100 ml
= 1,2 ml
60 ml
d. Bentonitum magma = x 25 ml
100 ml
= 15 ml
15 ml
Bentonit = x 5 g = 0,75 g ( fornas hal 54)
100 ml
Aquadest ad 15 ml
60 ml
e. CaOH sol ad= x 60 ml
100 ml
ad= 60 ml
Calci hidroxy = 333 mg (fornas hal 56)
Aquadest ad=100ml (diambil 60 ml)
4. Cara kerja
a. disiapkan alat dan bahan
b. dikalibrasi botol 60ml dan tandai
c. pembuatan sol calci hidroxy (CaOH) dengan cara:
ambil dan timbang calci hidroxy sebanyak 333mg masukkan kedalam
Erlenmeyer
tambahkan aquadest sebanyak 10 ml
dijogok selama satu jam (searah)
dbiarkan mengendap kemudian diambil bagian yang jernih sebanyak
60 ml, sisihkan.
d. disiapkan alat dan bahan
e. dikalibrasi botol 60ml dan tandai
f. pembuatan sol calci hidroxy (CaOH) dengan cara:
ambil dan timbang calci hidroxy sebanyak 333mg masukkan kedalam
Erlenmeyer
tambahkan aquadest sebanyak 10 ml
dijogok selama satu jam (searah)
dbiarkan mengendap kemudian diambil bagian yang jernih sebanyak
60 ml, sisihkan.
g. Pembuatan mucilago bentonit magma dengan cara:
Diambil dan timbang bentonit sebanyak 0,75 g (750mg), sisihkan
Diambil dan ukur aquadest panas sebanyak 15 ml masukkan kedalam
mortir
Taburkan bentonit magma yang sudah ditimbang lau gerus ad
homogen (mengembang), sisihkan
h. diambil dan timbang calamine sebanyak 4,8 g, sisihkan
i. diambil dan diayak zno dengan menggunakan mesh 100, lalu ditimbang
sebanyak 4,8 g, sisihkan
j. diambil dan diukur griserin sebanyak 1,2 ml dengan bantuan gelas ukur,
sisihkan
k. kemudian masukan calamine kedalam mortir tambahkan zno sedikit demi
sedikit sambil digerus ad bercampur (homogen)
l. dan basahi dengan gliserin gerus ad basah (homogen)
m. masukkan campuran calamine kedalam mortir yang berisi mucilage bentonit
lalu gerus ad homogen
n. tambahkan sol calci hidroxy sedikit demi sedikit secukupnya sambil digerus
ad homogen (agar dapat dituang)
o. masukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi
p. tambahkan sisa sol calci hidroxy hingga tanda batas (60ml)
q. tutup botol lalu kocok kembali ad homogen
r. segel botol, kemdian tandai dan beri etiket biru tandai “kocok dahulu”
V ( P2−P1 ) g
V=
A