Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN IV DAN V

4.1 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui cara untuk mengidentifikasi kation
golongan IV dan V berikut reaksi spesifiknya

4.2 Dasar Teori

Golongan kation keempat yaitu barium, strontium, dan kalsium, mempunyai reagensia golongan,
larutan ammonium karbonat, reagensia tidak berwarna. Pada reaksi golongan kation – kation
dengan golongan empat, tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen, sulfida ataupun
ammonium sulfida , tetapi ammonium karbonat membentuk endapan putih. Ciri – ciri khas
kation golongan empat yaitu membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam (G. Svehla, 1985).

Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian amonium klorida disamping


amonium karbonat dengan reagensia golongan; dalam hal ini magnesium harus juga dimasukkan
kedalam golongan ini. Tetapi karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis, amonium klorida
akan terdapat banyak sekali ketika kation – kation golongan ke IV hendak diendapkan, adalah
lebih logis untuk tidak memasukkan magnesium kedalam golongan IV (underwood, 1993).

Kation – kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun
ammonium sulfida; tetapi ammonium karbonat (jika ada ammonia atau ion amonium dalam
jumlah yang sedang) membentuk endapan – endapan putih.Uji ini harus dijalankan dalam larutan
netral atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap.
Endapan – endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat
BaCo3, stronsium karbonat SrCo3, dan kalsium karbonat CaCo3.Barium adalah logam putih
perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.Barium merupakan bivalen dalam
garam – garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi
dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada larutan barium , barium
klorida atau nitrat mungkin mengendap sebagai akibat hukum kegiatan massa. Stronsium adalah
logam putih perak, yang dapat ditempa dan liat.Stronsium melebur pada 7710C.Sifatnya serupa
dengan sifat barium.Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak.Kalsium membentuk
kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan – larutan air.Garam – garamnya biasanya berupa bubuk
putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.Kalsium
klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol (Vogel 1979).

Kation golongan V disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagen-
reagensia golongan sebelumnya, ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain
Magnasium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), dan Ammonium. (vogel,1990)

Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K,
NH4+. Untuk menentukan adanya kation NH4+harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk
kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat dilakukan dengan uji
nyala (Harjadi, 1990).

A. Magnesium, Mg ( Ar : 24,305).
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan diliat. Ia melebur pada 650 o C. logam ini mudah
terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk
oksida MgO dan beberapa nitride Mg3N2. Logam ini perlahan-lahanterurai oleh air pada suhu biasa,
tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung secara cepat .
Magnesium hidroksida, jika tak ada garam ammonium, praktis tak larut.Magnesium larut dengan mudah
dalam asam. Magnesium membentuk kation bivalen Mg2+.oksida, hidroksida, karbonat, dan fosfatnya
tak larut : garam-garam lainnya larut. Rasanya pahit, beberapa dari garam-garam ini adalah higroskopis
B.  Natrium, Na (Ar: 22,99)
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5. Natrium teroksidasi dengan
cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau
silena.Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hydrogen.
Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+.Garam-garam ii membentuk
larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna; hampir semua garam natrium larut dalam air.
C. Kalium, K (Ar=39,098) 
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5 o C. Ia tetap tak berubah
dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjaditertutup dengan suatu
lapisan biru. Logan itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hydrogen dan terbakar
dengan nyala lembayung. Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium
mengandung kation monovalen K+, garam-garam ini biasanya larutdan membentuk larutan yang tak
berwarna, kecuali bila anionnya berwarn
D. Ion Amonium, NH4+ (Mr: 18,038).
Ion-ion ammonium diturunkan dari ammonia, NH3, dan hydrogen H+.Ciri-ciri khas ion ini adalah serupa
dengan cirri-ciri khas ion logam-logam alkali.Dengan elektrolisis memakai katode dari merkurium dapat
dibuat ammonium amalgam, yang mempunyai sifat-sifat serupa dengan amalgam dari natrium atau
kalium.
Garam-garam ammonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalamair, dengan membentuk
larutan yang tak berwarna (kecuali bila anionnya berwarna).Dengan pemanasan, semua garam
ammonium terurai menjadi ammonia dan asam yang sesuai.Kecuali jika asamnya tak mudah menguap,
garam ammonium dapat dihilangkan secara kuantitatif dari campuran kering dengan memanaskan.
Reaksi-reaksi ion ammonium umumnya serupa dengan reaksi-reaksi kalium,karena ukuran kedua ion itu
hampir identik.

4.3 Alat dan Bahan


-Alat:
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet tetes
 Sikat tabung
 Tissue

-Bahan:
*Sampel:
 Ba2+¿¿
 Mg 2+¿¿
 Ca2+¿ ¿
 NH 4+ ¿¿
*Reagen:
 NH 4OH

 H 2 SO 4

 K 2 CrO 4
 ¿¿
 ¿¿
 K4 ¿
 NaOH
 Na2 CO 3

 Na2 HPO 4
 Nessler
4.4 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan 6 tabung reaksi pada rak tabung reaksi
3. Masukkan 5 tetes larutan sampel kedalam tabung reaksi
4. Setelah itu, masukkan tetes demi tetes pereaksi pada masing-masing tabung reaksi
5. Goyangkan tabung reaksi secara perlahan sehingga dapat terlihat hasil perubahannya.
Amati secara teliti
6. Catat hasil perubahan reaksi yang diamati
7. Setelah melakukan pengamatan dan menyelesaikan praktikum, cuci tabung reaksi
menggunakan sikat tabung lalu keringkan menggunakan tissue
4.5 Hasil Pengamatan
Sampel Ba2+¿¿ Mg 2+¿¿ Ca2+¿ ¿ NH 4+ ¿¿
Pereaksi

NH 4OH

H 2 SO4

K 2 CrO 4

¿¿
¿¿

K4 ¿

NaOH

Na2 CO 3

Na2 HPO 4

Nessler

4. 6 Pembahasan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4.7 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
4.8 Daftar Pustaka
Svehla, G. 1985. Vogel I. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
Underwood, 1993
Harjadi, 1990

Anda mungkin juga menyukai