Anda di halaman 1dari 44

Teori Suspensi

Defenisi Suspensi

 FI III : 32

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak

larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

 DOM : 537

Suspensi adalah proses penyiapan bahan homogen yang terdiri dari fase terdispersi atau fase

internal yaitu padatan dan fase kontinyu yaitu cairan.

 Farfis : 477

Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana partikel zat padat

yang tidak aktif larut terdisperi dalam suatu medium cair.

 RPS 18th : 1538

Fisika kimia mendefinisikan kata “suspensi” sebagai sistem dua fase yang terdiri dari serbuk

terbagi halus yang didispersikan dalam padatan, cairan atau gas.

 Lachman : 479

Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya berupa

cairan atau semipadat dan fase terdispersi atau internal terdiri dari bahan partikulat yang

tidak larut tetapi terdispersi dalam fase kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk

absorbsi fisiologis atau fungsi penyalutan internal atau eksternal.

 Parrot : 341

Suspensi farmasetik adalah suatu dispersi dari serbuk terbagi halus dalam medium cair

 Scoville : 298
Suspensi adalah sediaan farmasi dimana cairan mengandung zat/bahan yang tidak larut

 Prescription : 201

Suspensi farmsetik mungkin didefenisikan sebagai dispersi kasar yang mana partikel padat

(obat) terbagi halus tidak larut, biasanya lebih besar daripada 0,1 mikron diameternya,

didispersikan dalam medium cair ( air atau cairan minyak).

Kesimpulan :

Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu atau eksternal

biasanya cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal terdiri dari partikulat atau serbuk

padat terbagi halus yang diameternya lebih besar dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam

padatan, cair atau gas yang ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan

internal atau eksternal.

Keuntungan Suspensi

 RPS18th : 1539

a. Beberapa obat yang tidak larut dalam semua media penerima, oleh karena itu

harus dibuat sebagai padatan, bentuk sediaan bukan larutan (tablet, kapsul dll)

atau sebagai suspensi.

b. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penggunaan suspensi dari obat atau

derivatif dari obat sebagai contoh yang terikat kloramfenikol palmitat.

c. Suspensi dibuat dari pertukaran ion damar yang mengandung obat bentuk ion

dapat digunakan tidak hanya untuk meminimalkan rasa dari obat tetapi juga untuk

menghasilkan produksi beraksi lama, sebab obat-obatan mengalami pertukaran

yang lambat untuk ion-ion lain dalam saluran pencernaan.

d. Suspensi juga secara kimia lebih stabil dibanding larutan


e. Suspensi merupakan bentuk sediaan yang ideal untuk pasien untuk pasien yang

sulit menelan tablet atau kapsul yang mana penting dalam pembuatan obat untuk

anak-anak.

 Scoville: 298

a. Cairan yang mengandung bahan tidak larut memberikan keuntungan baik untuk

pemakaian dalam maupun untuk pemakaian luar untuk aksi perlindungan dan juga

aksi diperpanjang. Kedua efek ini dapat dicapai secara relatif dari obat yang tidak

larut. Dalam kasus suspensi untuk injeksi intramuskular bahan pensuspensi

diinginkan sebagai cadangan untuk menyakinkan aksi diperpenjang dari obat.

b. Suspensi juga mempunyai keuntungan dalam kestabilannya dibanding dengan

bentuk larutan

c. Rasa bergantung pada pH larutan. Suspensi dari quinin pahit tetapi tidak dalam

bentuk larutan obat terlarut dan memperluas luas permukaan dari obat yang dapat

bersentuhan dengan lidah sehingga lebih pahit daripada bentuk suspensi (obat

tidak larut).

 Parrot : 344

Suspensi oral merupakan bentuk sediaan yang menguntungkan untuk penggunaan pada

anak-anak atau orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau

kapsul.

Kerugian suspensi

 Modern Pharmaceutical : 339


a. Keseragaman dan keakuratan dari dosis saat sediaan digunakan untuk pengobatan

tidak mungkin dibandingkan rasanya yang diperoleh dengan menggunakan tablet atau

kapsul.

b. Sedimentasi atau endapan yang kompak menyebabkan masalah dimana tak berarti

selalu mudah untuk dilarutkan.

c. Produknya cair dan secara relatif massanya berat. Sifat ini tidak menguntungkan bagi

farmasis dan pasien

d. Keefektifan dari formulasi dan suspensi secara farmasetik bagus biasanya sulit untuk

dicapai dari sediaan tablet/kapsul pada obat yang sama.

 Prescription : 201

a. Masalah yang ditimbulkan dalam pencampuran atau industri farmasi dalam formulasi

keduanya baik suspensi maupun emulsi sangat berhubungan erat dengan kestabilan

termodinamik dari bentuk sediaan ini.

b. Pengaruh gravitasi menyebabkan sedimentasi fase padat terdispersi dari suspensi.

c. Pemisahan fase dalam emulsi harus dicegah jika pasien diberikan dengan dosis yang

seragam dari obat yang terkandung di dalamnya.

Sifat termodinamika tidak stabil

o Bentuk suspensi dikatakan termodinamika tidak stabil (Farfis:478)

Kerja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi partikel kecil dan

mendispersikannya dalam suatu pembawa. Besarnya luas permukaan partikel yang

diakibatkan oleh mengecilnya zat padat berhubungan dengan energi bebas permukaan yang
membuat sistem tersebut tidak stabil secara termodinamik., dimana dimaksudkan di sini

bahwa partikel-partikel tersebut berenergi tinggi dan cenderung untuk mengelompok kembali

untuk mengurangi luas permukaan total dan memperkecil energi bebas permukaan. Oleh

karena itu partikel-partikel dalam suspensi cair cenderung untuk berflokulasi yakni

membentuk suatu gumpalan yang lunak dan ringan yang bersatu karena gaya van der Walls

yang lemah. Pada keadaan tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel tersebut

dapat melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan (aggregates).

Pembentukan setiap jenis gumpalan (agglomerates), apakah itu flokulat atau aggregat

dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem utnuk mencapai keadaan yang lebih stabil

secara termodinamik. Kenaikan dalam kerja W atau energi bebas permukaan total ∆ F

diperoleh dengan membagi zat padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengakibatkan

meningkatnya luas permukaan total ∆A yang digambarkan dengan :

∆ F = γSL . ∆A

dimana γSL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel padat. Agar

mencapai suatu keadaan stabil, sistem tersebut cenderung untuk mengurangi energi bebas

permukaan: keseimbangan dicapai bila ∆F = 0 keadaan ini dapat dicapai dengan pengurangan

tegangan permukaan atau mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar muka.

Kemungkinan terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi yang diinginkan atau tak

diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti yang dipertimbangkan dalam bagian

terakhir. Tegangan antar muka dapat dikurangi dengan penambahan suatu surfaktan , tapi

biasanya mempunyai suatu tegangan antar muka positif tertentu dan partikel-partikel tersebut

cenderung untuk berflokulasi.

o Kestabilan fisika suspensi (Farfis: 545)


Untuk tujuan farmasetik stabilitas secara fisika dari suspensi dapat didefenisikan

sebagai kondisi dimana partikel tidak membentuk aggregate dan dimana partikel tetap

terdistribusi secara seragam di seluruh dispersi, karena situasi ideal ini jarang terjadi,

semestinya untuk menambah pernyataan ini bahwa jika partikel mengendap partikel tersebut

harus dengan mudah disuspensikan kembali dengan sejumlah pengocokan sedang.

Ukuran Partikel Suspensi

 RPS 18th: 1538

Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 µm

 Parrot : 344

Ukuran partikel suspensi 1-50 µm

 Scoville : 295

Partikel padat sekecil 1 µm dalam diameter mengandung lebih dari 100 juta molekul

setiapnya.

Kriteria Suspensi yang ideal

 RPS 18th : 296

Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam formulasi suspensi yang baik :

1. Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana partikel ini tidak

mengendap dengan cepat dalam wadah.

2. Bagaimanapun juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi, sedimen harus tidak

membentuk endapan yang keras. Endapan tersebut harus dapat terdispersi kembali

dengan usaha yang minimum dari pasien

3. Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang menyenangkan dan tahan

terhadap serangan mikroba.


 Farmasi fisika : 477

Suatu suspensi yang dapat diterima mempunyai kualitas tertentu yang diinginkan:

1. Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap

2. Partikel-partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadah tidak boleh membentuk

suatu gumpalan padat tetapi harus dengan cepat terdispersi kembali menjadi suatu

campuran homogen bila wadahnya dikocok dari botolnya atau untuk mengalir melewati

jarum injeksi.

3. Untuk cairan obat luar, produk tersebut harus cukup cair sehingga dapat tersebar dengan

mudah ke seluruh daerah yang sedang diobati tetapi juga tidak boleh sedemikian mudah

bergerak sehingga gampang hilang dari permukaan dimana obat tersebut digunakan.

4. Cairan tersebut dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu lapisan pelindung yang

elastis sehingga tidak akan mudah terhapus, juga harus mempunyai warna dan bau yang

nyaman.

Hukum Stoke’s

 Farmasi fisika : 547

Kecepatan pengendapan dijelaskan dengan hukum Stoke’s :

V = d2 (ρs – ρo)g

18 ηo

dimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, d adalah diameter partikel dalam cm,

ρs dan ρo adalah berat jenis dari fase terdispersi dan medium pendispersi berturut-turut, g

adalah percepatan gravitasi medium pendispersi dalam poise.

 RPS 18 th : 295
Jumlah partikel yang mengendap dalam suspensi berhubungan dengan ukuran partikelnya

dan berat jenis dan kecepatan dari medium suspensi. Gerak Brown atau acak mungkin

memberikan efek yang signifikan, akan ada atau tidaknya flokulasi dalam sistem.

Hukum Stoke’s kecepatan sedimentasi yang seragam dari partikel spheris diatur oleh hukum

stoke’s dijelaskan sebagai berikut :

V = 2r2 (ρ1- ρ2) g

dimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, r adalah jari-jari dari partikel dalam

cm, ρ1 dan ρ2 berturut-turut adalah berat jenis (g/cm3) dari fase terdispersi dan medium

pendispersi, g adalah percepatan gravitasi (980,7 cm/sec2) dan η adalah viskositas Newtonian

dari medium pendispersi dalam poise (g/cm sec).

Kesimpulan :

Keceparan pengendapan tergantung dari ukuran partikel dan viskositas dimana ukuran

partikel yang kecil maka partikel lambat untuk mengendap dan cenderung untuk membentuk

agregat dan flokulasi dan jika mengendap dapat menyebabkan caking dan bila viskositas

besar sulit dibuang dari botol.

Tipe-tipe aliran (Farmasi Fisika : 522)

1. Sistem Newtonian

Aliran hukum Newton. Pertimbangan “block” dari cairan yang terdiri dari molekul

dengan lempeng sejajar sama dengan kartu deck, yang ditunjukkan oleh gambar :
Lapisan di bawah dijelaskan untuk pencampuran dalam tempat. Jika cairan pada bagian atas

dipindahkan pada kecepatan konstan, setiap lapisan lebih rendah dipindahkan dengan kecepatan

yang proporsional secara langsung sampai jarak pembentukan lapisan stationer paling dasar.

Perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali

(dr) adalah perbedaan kecepatan atau rate of shear dv/dr. Gaya per satuan luas F’/A diperlukan

untuk menyebabkan aliran, ini disebut shearing stress. Newton adalah orang pertama yang

mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar

viskositas suatu cairan akan makin besar pula gaya per satuan luas

(shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu. Oleh karena

itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan shearing stress atau :

F = η dv

A dr

Dimana η adalah koefisien viskositas, biasanya dinyatakan hanya sebagai viskositas saja.

2. Sistem Non- Newtonian

Farmasis mungkin lebih sering menyertai bahan non-Newtonian daripada larutan

sederhana dan farmasis seharusnya mempunyai metode yang cocok untuk memepelajari
substansi yang kompleks ini. Non Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti

persamaan aliran Newton, dispersi heterogen cairan dan padatan seperti larutan, koloid,

emulsi suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk dalam kelas ini. Jika bahan-

bahan non-Newtonian dianalisis dalam suatu viskometer putar dan hasilnya diplot, diperoleh

berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya 3 kelas aliran yaitu plastis,

pseudoplastis, dan dilatan.

a. Aliran Plastis

Seperti material diketahui sebagai Bingham bodies dalam mengambil reologi

modern yang utama dan pemasukan pertama untuk mempelajari bahan plastik dalam

suatu cara yang sistematik.

Kurva aliran plastis tidak melalui titik asal tetapi memotong sumbu shearing

stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolarisasikan ke

sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal sebagai nilai yield . Bingham bodies tidak

akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar nilai yield tersebut. Pada harga

stress dibawah nilai yield zat bertindak seperti bahan elastis. Ahli reologi menggolongkan

Bingham Bodies sebagai suatu bahan yang memperlihatkan nilai yield, sepeti halnya zat

padat. Sedang zat-zat yang mulai mengalir pada shearing stress terkecil didefinisikan

sebagai cairan nilai yield adalah suatu sifat yang terpenting dari dispersi-dispersi tertentu.

Slop dari reogram diistilahkan dengan mobility, yang sama dengan aliran dalam

sistem newtonian dan aliran ini kebalikan dari viskositas plastik. Persamaan aliran plastik

dijelaskan :
(F–f)
U=
G

Dimana f adalah nilai yield atau intersep pada sumbu shear stress dalam dynes cm-2 dan F

dan G telah didefinisikan sebelumnya.

b. Aliran pseudoplastis

Produk farmasetik dalam jumlah besar, termasuk bahan alam dan gum sintetik

seperti dispersi cairan dari tragacan, natrium alginat, metilselulosa, dan natirum

karboksimetilselulosa, menunjukkan aliran pseudoplastis.

Sebagai aturan umum, aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer

dalam larutan yang merupakan kebalikan dari sistem plastis yang tersusun dari partikel-

partikel yang terflokulasi dalam suspensi kurva konsistensi. Untuk bahan pseudoplastis

mulai pada titik asal atau paling tidak mendekatinya pada rate of shear rendah. Akibatnya

berlawanan dengan Bingham Bodies tidak ada nilai yield. Tetapi karena tidak ada bagian

kurva yang linier maka kita tidak dapat menyatakan viskositas dari suatu bahan

pseudoplastis dengan suatu harga tunggal.

Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear

viskositas nyata bisa diperoleh pada setiap kurva rate of shear dan kemiringan tangga

(garis singgung) pada kurva pada titik yang tertentu (khas).

Viskositas pseudoplastis dari bahan menurun dan meningkatnya rate of shear,

viskositas yang nyata diperoleh dari rate of shear yang membentuk tangen-slope dari

kurva pada titik spesifik. Tipe yang paling baik diwakili oleh pseudoplastis pada waktu

yang sama, bagaimanapun mungkin kurva konsistensi keseluruhan diplot.

c. Aliran dilatan
Suspensi-suspensi tertentu dengan persentse zat padat terdispersi yang tinggi

menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate

of shear, system seperti itu sebenarnya volumenya meningkat jika terjadi shear dan oleh

karena itu diberi istilah dilatan. Seharusnya tangen segera terlihat bahwa tipe aliran ini

adalah kebalikan dari tipe yang dipunyai oleh sistem pseudoplastis. Sementara bahan

pseudoplastis seringkali diberi “shear thickening system”. Jika stress dihilangkan, suatu

sistem dilatan kembali ke keadaaan fluiditas aslinya.

Zat-zat yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspensi-suspensi yang

berkonsentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari partikel-partikel kecil yang

mengalami deflokulasi.

shearing stress ( aliran newtonian) shearing stress (aliran plastis

sederhana)

shearing stress (aliran pseudoplastis shaering stress (aliran dilatan)


sederhana)

Gambar Aliran Dilatan (Farfis : )

- partikel yang sangat berdekatan - partikel berjauhan

- volume rongga minimum - volume rongga maksimum

- pembawanya cukup - pembawanya tidak cukup

- konsentrasi relatif rendah - konsentrasinya relatif tinggi

Thiksotropi (Farfis : 527)

Sistem thiksotropi biasanya mengandung partikel-partikel asimetris yang melalui berbagai

titik hubungan menyusun kerangka 3 dimensi diseluruh sampel tersebut. Pada keadaan diam

struktur ini mengakibatkan suatu derajat kekakuan pada sistem tersebut dan menyerupai suatu

gel. Ketika digunakan shear dan aliran dimulai, struktur ini mulai memecah apabila titik-titik

hubungan tersebut memisah dan partikel-partikel menjadi lurus. Bahan tersebut mengalami

transformasi dari gel ke sol dan menunjukkan shear-thinning.

Aliran yang diinginkan

♥ (Farfis : 530)
Thiksotropi adalah suatu sifat yang diinginkan dalam suatu sistem farmasetis cair yang

idealnya harus mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan disebar

dengan mudah.

♥ (Parrot : 344)

Kombinasi dan aliran pseudoplastis dan bahan pesuspensi thiksotropik seperti natrium,

karboksimetilselulosa, dan bentonit, memberikan karakteristik yang diinginkan dalam suspensi.

Selama penyimpanan, partikel membentuk struktur gel jika dikocok suspensi akan mengalir

dengan mudah.

Cara Formulasi Suspensi (RPS 18 th : 296)

Formulasi suspensi yang mempunyai stabilitas fisika yang optimal tergantung pada

partikel dalam suspensi apakah menjadi flokulasi atau deflokulasi. Salah satu yang biasa

digunakan adalah pembawa berstruktur untuk menjaga deflokulasi partikel dalam suspensi, yang

kedua tergantung pada flokulasi terkontrol yang berarti mencegah pembentukan “cake”, yang

ketiga kombinasi dari dua metode sebelumnya, hasilnya adalah produk dengan stabilitas yan

optimum.

partikel

penambahan pembasah dan medium pendispersi

partikel terdeflokulasi secara seragam


A B C

penambahan struktur penambahan bahan penambahan bahan

pembawa pengflokulasi flokulasi

suspensi terdeflokulasi dalam suspensi flokulasi suspensi flokulasi

struktur pembawa sebagai ha- sebanyak produk

sil akhir. akhir penambahan pembawa

berstruktur

suspensi flokulasi dalam struktur pembawa sebagai hasil akhir

Perbedaan suspensi flokulasi dengan deflokulasi (RPS 18 th : 295)

Deflokulasi Flokulasi

1) Partikel berada dalam suspensi dalam 1) Partikel membentuk agregat bebas

wujud yang memisah

2) Laju pengendapan lambat karena 2). Laju pengendapan tinggi karena

partikel mengendap terpisah dan partikel mengendap sebagai flokulasi

ukuran partikel minimal. yang merupakan komposisi partikel.

3) Enadapan yang terbentuk lambat 3). Endapan yang terbentuk cepat

4) Endapan biasanya menjadi samgat 4). Partikel tidak mengikat kuat dan keras

padat karena berat dari lapisan atas satu sama lain tidak terbentuk

dari bahan endapan yang mengalami lempeng. Endapan mudah untuk

gaya tolak-menolak antara partikel dan didispersikan kembali dalam bentuk


cake yang keras terbentuk dimana suspensi aslinya.

merupakan kesulitan jika mungkin

didispersi kembali. 5). Suspensi menjadi keruh karena

5) Suspensi penampilan menarik karena pengendapan yang optimal dan

tersuspensi untuk waktu yang lama supernatannya jernih. Hal ini dapat

supernatannya juga keruh bahkan dikurangi jika volume endapan dibuat

ketika pengendapan terjadi. besar, idealnya volume endapan harus

meliputi volume suspensi.

Parameter Pengendapan Suspensi (RPS 18th :296)

 Suspensi deflokulasi Fn = 0,15  Suspensi terflokulasi F = 0,75  = 5,0

Pembawa Berstruktur (RPS 18th ; 297)

Pembawa berstruktur secara umum pada larutan yang mengandung air dari bahan polimer

seperti hidroklorida yang mana biasanya bermuatan negatif dalam larutan berair, contoh dari tipe

ini adalah metil selulosa, karboksi metilselulosa, bentonit, dan karbopol. Konsentrasi yang
digunakan tergantung pada konsistensi yang diinginkan pada suspensi, selanjutnya ,akan

disesuaikan dengan ukuran dan berat jenis partikel tersuspensi. Fungsinya sebagai bahan

pensuspensi yang memberikan kekentalan dan mengurangi rata-rata pengendapan dari partikel

terdispersi.

Reologi bahan-bahan pensuspensi dipertimbangkan di tempat lain (bab 20). Idealnya,

pembentukan sistem pseudoplastis atau plastis yang sedang mengalami shear thinning. Beberapa

derajat dari thiksotropi juga dinginkan bahan-bahan non-Newton pada tipe ini lebih dipilih dari

sistem Non-Newtonian karena jika partikel-partikel akhirnya mengendap pada dasar wadah. ,

pendispersiannya kembali dibantu oleh pembawa thinning jika dikocok. Ketika pengocokan

tidak dilanjutkan pembawa memperoleh konsistensi awalnya dan partikel yang terdispersi

kembali tetap tersuspensi. Proses ini didispersi kembali, dibantu oleh pembawa shear thinning,

maksud awal bahwa partikel-partikel terdeflokulasi belum membentuk cake.Jika sedimentasi dan

packing telah terbentuk menjadi caking yang terjadi, dispersi kembali tidak mungkin terjadi.

Flokulasi Terkontrol (RPS 18th: 297)

Flokulasi terkontrol, jika menggunakan pendekatan formulasi suspensi, formulator

mengambil bahan terdispersi yang terdeflokulasi dan terbasahi berusaha membawa ke sekitar

flokulasi dengan penambahan bahan pengflokulasi yang sangat umum, bahan pengflokulasi ialah

elektrolit, polimer atau surfaktan. Tujuan umum untuk mengontrol proses flokulasi dengan

penambahan sejumlah bahan pengflokulasi yang menghasilkan jumlah sedimen maksimum.

Jenis-jenis agregat (Lachman 482-483)

Pertama perlu dicatat agregat jaringan terbuka atau flokula, agregat ini dikarakteristikkan

dengan suatu jaringan terbuka, lunak, dan berserat dari partikel-partikel yang teragregasi,

strukturnya kaku sekali maka agregat –agregat ini mengendap dengan cepat membentuk sedimen
yang tinggi dengan mudah dapat didispersikan kembali, karena partikel-partikel yang

membentuk agregat masing-masing cukup jauh terpisah dengan lainnya untuk menghindarkan

caking.

Catatan kedua, agregat tertutup atau koagula, agregat ini dikarakteristikkan oleh suatu

kemasan kuat yang dihasilkan oleh pengikatan lapisan permukaan. Agregat ini mengendap

perlahan-lahan ke ketinggian sedimen rendah yang mendekati kerapatan sedimen dari suatu

sistem partikel kecil yang terdispersi yang dibicarakan dalam paragraf berikut. Dilihat dari

sifatnya endapan yang tersusun dari agregat tertutup tidak didispersikan kembali. Afinitas dari

lapisan tipis permukaan satu dengan lainnya bertanggung jawab untuk keuletan agregat, tak

hanya dalam agregat cenderung membentuk suatu agregat tunggal besar yang terikat lapisan,

yang sulit untuk terdispersi kembali (jika mungkin). Lapisan tipis permukaan yang

mengakibatkan pembentukan koagula seringkali adalah surfaktan, gas, cairan-cairan yang tidak

saling bercampur dengan air (dalam hal suspensi bukan air).

Selain 2 tipe agregasi yang baru dibicarakan, seseorang harus mengetahui tentang bentuk

teragregasi atau bentuk terdispersi sebagai kesatuan diskret. Seperti digambarkan dalam gambar,

sedimen sedimen dari tipe suspensi ini secara perlahan-lahan (jika dibandingkan dengan tipe

agregat terbuka dan tertutup) mencapai ketinggian sedimen yang rendah dan karena permukaan

partikel berdekatan dengan sedimentasi maka memiliki potensial tinggi untuk caking, karena

mudahnya pembentukan jembatan kristal yang meluas, yang disebutkan nanti dalam bab ini.

Jelaslah bahwa suspensi farmasi harus dapat terdispersi kembali hanya dengan pengadukan

ringan untuk menjaga keseragaman pemberian dosis.


Suatu gambaran agregat suatu gambaran agregat gambaran bentuk suspensi

Suspensi jaringan terbuka suspensi tertutup terdispersi

Komposisi suspensi

 Lachman PDF (180)

1. Komponen dari sistem suspensi

a. Bahan pembasah

b. Bahan pendispersi atau deflokulasi

c. Bahan pengflokulasi

d. Bahan pengental

2. Komponen dari pembawa suspensi

e. pengontrol pH/buffer

f. bahan osmotik

g. bahan pewarna, pengaroma dan pengharum

h. pengawet untuk mengontrol pertumbuhan mikroba

i. Cairan pembawa

 Scoville:

- Bahan pensuspensi

- Bahan pembasah

- Tambahan suspensi
- Pengawet

Bahan Pembasah

 Scoville : 306

Bahan pembasah. Penmbahan bahan yang menurunkan tegangan permukaan dari air sangat

membantu dalam peningkatan dispersi bahan tidak larut, dioktil, natrium sulfasuksinat dan

natrium lauril sulfat, walaupun rata-rata tidak toksik, sangat sering digunakan dalam sediaan

eksternal. Sebagai contoh telah ditemukan dalam penambahan 1 fl.oz dari 10 % larutan dioktil

natrium sulfasuksinat ke galon sanagt meningkatkan kualitas larutan kalamin.

 Farfis : 465

Bahan pembasah adalah surfaktan bahwa ketika dilarutkan dalam air, menurunkan kemajuan

sudut kontak dan membantu dalam mengganti tempat dari fase udara pada permukaan dan

menggantinya dengan fase cairan, contoh aplikasi dari pembasahan dalam afrmasi dan obat yang

termasuk penggantian dari udara dari permukaan sulfur, arang dan serbuk-serbuk lain untuk

tujuan

dari dispersi obat-obatan ini dalam larutan pembawa, penggantian udara dari matriks dari blok

kapas dan perlu sehingga larutan obat dapat diabsorbsi untuk aplikasinya ke berbagai area tubuh,

pemindahan dari kotoran dengan menggunakan deterjen dalam pencucian luka-luka dan

penggunaan larutan obat dan disemprotkan ke permukaan kulit dan membran mukosa.

 Lachman : 168

Tehnik farmasetika sering membantu untuk memodifikasi karakteristik pembasahan dari

serbuk meliputi dengan pengunaan surfaktan (kadang-kadang dengan pengadukan) untuk

menurunkan tegangan antar muka padat-cair.

Mekanisme pembasahan (RPS 18th: 254)


Tahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah pembasahan adhesional dimana

permukaan padat berhubungan dengan permukaan cairan. Tahap ini ekuivalen dengan perubahan

dari tahap a ke tahap b dalam gambar. Partikel kemudian ditekan di bawah permukaan cairan

ketika pembasahan pencelupan terjadi ( b ke c) selama tahap ini terbentuk antar muka padat-cair

dan antar muka padat-udara hilang. Akhirnya cairan menyebar ke seluruh permukaan zat padat

apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja pembasahan penyebaran sama dengan kerja untuk

membentuk antar muka padat-cair dan cair-gas dikurangi hilangnya antar muka padat-gas.

Bahan pembasah (Lachman PDF : 181)

Menurut Idson dan Scheer (62) , tentu zat padat sangat mudah dibasahi dengan cairan,

meskipun ada yang lain tidak. Sudut pembasahan tergantung pada afinitas obat terhadap air dan

sebaliknya bahan padatan hidrofilik atau

hidrofobik. Padatan hidrofilik sangat mudah dibasahkan dengan air dan dapat meningkatkan

viskositas dari cairan pensuspensi. Padatan hidrofobik menolak air tetapi dapat dibasahkan

dengan larutan non polar. Ketika pembasahannya tepat. Selanjutnya biasanya dapat digabungkan

dalam suspensi tanpa menggunakan bahan pembasah . Obat mayoritas dalam cairan suspensi

adalah hidrofobik. Ini sulit untuk disuspensikan dan sering terflokulasi pada permukaan air dan

larutan polar untuk memerangkap udara dan kurang terbasahi.

Bahan pembasah adalah surfaktan yang menurunkan tegangan antar muka dan sudut

kontak antara partikel padat dan cairan pembawa, Jika menurut Hienstan (8), bahan pembasah

adalah kehadiran di saat serbuk ditambahkan dengan cairan pembawa. Penetrasi dari fase cair ke

dalam serbuk dengan kecepatan yang cocok untuk mengeluarkan udara dari partikel dan
dihasilkan pembasahan partikel akan tercelup atau terbagi dengan sedikit pengadukan. Menurut

teori HLB (9), Range yang paling baik untuk pembasahan dan penyebaran dengan surfaktan non

ionik antara 7 dan 10.

Sejumlah surfaktan mungkin digunakan sebagai bahan pembasah farmasetik didaftarkan dalam

tabel 8. Catatan bahwa harga HLB didaftarkan dalam tabel untuk pembasahan optimum yang

lebih besar daripada range normal yang direkomendasikan. Konsentrasi dari surfaktan biasanya

bervariasi dari 0,05 s/d 0,5 % dan tergantung pada bahan padat yang dimaksudkan untuk

suspensi.

Penggunaan surfaktan sebagai bahan pembasah juga akan memperlambat pembentukan kristal.

Pada lain pihak, konsentrasi surfaktan kurang dari 0,05 % dapat menghasilkan pembasahan yang

tak sempurna. Konsentrasi yang lebih besar dari 0,5 % surfaktan mungkin melarutkan partikel-

partikel yang lebih halus dan peran penting akhirnya untuk muatan dalam distribusi ukuran

partikel dan pembentukan kristal.

Surfaktan HLB tinggi juga bahan pembusa, bagaimanapun, busa tidak diinginkan selama

pembasahan dari formulasi suspensi. Tambahan, tipe oinik, tuntutan lebih efektif pada range

konsentrasi daripada tipe nonionik, adalah pertimbangan kepekaan pH dan ketidakcampuran

dengan banyak zat tambahan.

Surfaktan paling banyak kecuali polimer rasa pahit sering melawan peraturan surfaktan

digunakan sebagai suspensi oral. Meskipun demikian polisorbat 80 masih paling digunakan

secara luas sebagai surfaktan untuk formulasi suspensi karena kurang toksik dan kecampuran

dengan zat tambahan formulasi. Sterik stabilisasi dari suspensi dengan poloxamer telah diterima

kembali oleh Rawlins dan kayes (63). Nonoksinal dan polimer juga ditemukan menjadi bahan

yang efektif di bawah konsentrasi misel kritiknya.


Jumlah pembasahan sering ditentukan dengan ukuran tempat dari sejumlah serbuk yang

permukaannya tidak terganggu oleh air yang dikandung memberikan konsentrasi surfaktan.

Ukuran waktu yang diperlukan untuk terbasahi secara sempurna dan serbuk tercelup. Sebagai

contoh, Carino dan Morlet (64) menemukan waktu pencelupan yang cepat untuk padatan

hidrofobik (SpG > 1) dengan konsentrasi 0,015% Natrium USP dalam air yang mana konsentrasi

misel kritik di atas surfaktan. Penulis juga menunjukkan bahwa proses pembasahan melalui

penetrasi air masuk ke dalam pori-pori serbuk dengan penyebaran dari pembasahan agregat

serbuk yang utama dari pencelupan.

Penambahan sejumlah kecil elektrolit netral seperti KCl, telah ditemukan (65) untuk

menurunkan konsentrasi misel kritikal dan tegangan antar muka dari larutan surfaktan dan

kemudian memperbaiki pembasahan. Suspensi yang dihasilkan , bagaimanapun lebih mudah

membentuk agregat atau flok.

Istilah yang diperkenalkan oleh W. Griffin untuk menjelaskan keseimbangan hidrofilik

lipofilik atau bagian dari surfaktan non ion yang telah memiliki nilai numerik antara 1 dan 20.

Bahan deflokulasi dan dispersi sejati (Lachman PDF: 183)

Mitsui dan katada (60) menunjukkan bahwa kemampuan terdispersi dari serbuk dalam air

tergantung dari besarnya jarak dari permukaan muatan dan berat jenis partikel, apakah serbuk

telah terdispersi dengan penampakan pengadukan mekanik atau tidak. Bahan pendeflokulasi

adalah garam organik polimerisasi dari asam sulfonat dari kedua tipe alkil aril atau aril alkil

dapat mengubah permukaan muatan dari partikel melalui absorbsi fisika. Polielektrolit spesial ini

mengikuti trade names “ Daxad (Dewey and almay chemical Co, Cambridge, MA). Darvan(RT.

Vanderbit Co., New York, NY), Maras pere (Marathon Corp, Rothschild, Wi) dan orzan (Crown

zeiter-bach, camas, WA). Mekanisme aksinya tidak begitu dipahami, tetapi polielektrolit ini ada
untuk berfungsi memproduksi muatan negatif atau meningkatkan muatan negatif yang sudah ada

untuk membantu meningkatkan pendispersian. Pengurangan gaya kohesiv antara partikel primer

melalui gaya tolak menolak dari muatan sejenis membantu menghancurkan flok dan aglomerat

dan juga membantu dispersi.

Tidak seperti surfaktan, bahan ini tidak menurunkan tegangan antarmuka. Sebab itu

mereka tidak atau sedikit memiliki tendensi untuk menghasilkan busa atau partikel basah.

Kebanyakan deflokulan, bagaimanapun secara umum tidak semuanya dianggap aman untuk

penggunaan internal dan sebagai hasilnya, pendispersi yang hanya dapat terdispersi untuk produk

internal adalah lecithin (secara alami terjadi campuran dari fosfomida dan fosfolipida) ,yang

berhubungan dengan aktivitas untuk mendeflokulasi dijelaskan di atas . Sejak lecithin adalah

substansi yang alami terjadi dan bervariasi dalam kelarutan airnya dan sifat kemampuan

terdispersinya agar memperoleh hasil yang reprodusibel, spesifikasi bahan mentah yang pantas

dari lecithin harus dikontrol keras.

Bahan pengflokulasi

Elektrolit netral sederhana (1:1) dan (2:1 atau 3:1) dalam larutan mampu mengurangi zeta

potensial dari muatan partikel tersuspensi menjadi nol dianggap sebagai bahan pengflokulasi

primer. Mekanisme dari aktivitasnya membentuk flok yang stabil telah dijelaskan secara

gamblang dalam bab ini. Konsentrasi kecil (0,01-1%) dari elektrolit netral, seperti NaCl atau

KCl, sering cukup untuk menginduksi flokulasi dari muatan yang lemah, tidak larut air, non

elektrolit organik, seperti steroid. Pada kasus ini dari muatan yang lebih tinggi, polimer tidak

larut dan jenis elektrolit pada konsentrasi yang sama (0,01-1%)

dari ion divalen atau trivalen larut air, seperti garam kalsium dan aluminium atau sulfat , sitrat,

dan fosfat, biasanya diterima untuk mencapai bentuk flok tergantung muatan partikel , positif
atau negatif, sering garam-garam ini digunakan berssama-sama dalam formula sebagai pH buffer

dan bahan pengflokulasi.

Pengental dan Pelindung koloid

Koloid pelindung atau hidrofilik seperti gelatin, gum (tragakan, Xantin dll) dan derivat

selulosa (Na-CMC, hidroksi profil selulosa, dan hidroksi propil metil selulosa) yang diserap

meningkatkan kekuatan dari bentuk lapisan hidrasi sekeliling partikel yang tersuspensi melalui

ikatan hidrogen dan interaksi molekul . Sejak bahan-bahan ini mengurangi tegangan antar muka

dan tegangan permukaan lebih besar, fungsinya menjadi sangat baik dengan adanya surfaktan

.Banyak bahan-bahan pelindung koloid dalam konsentrasi rendah (< 0,1 %) dan penambah

kekentalan dalam konsentrasi yang relatif tinggi (> 0,1%).


Bahan Pengontrol pH dan buffer

Suatu formulasi suspensi farmasetis yang pantas seharusnya stabilitas fisikanya baik

selama range yang luas dari nilai pH. Pada pihak lain, jika nilai pH yang spesifik ditemukan

penting untuk menghasilkan stabilitas yang optimum dan atau kelarutan minimal dalam

pembawa suspensi.Sistem dapat dipertahankan pada nilai pH yang diinginkan dengan

penggunaan konsentrasi yang spesifik dari buffer farmasetik yang diterima. Ini khusus penting

untuk obat yang mempunyai ionisasi asam atau gugus dasar, kemudian pH dari pembawa sering

mempengaruhi kestabilan obat atau kelarutannya. Kurangnya perawatan atau indiskriminasi

kegunaan dari garam dan buffer dan bagaimanapun, akan sering mengubah muatan permukaan

atau dari partikel tersuspensi. Beberapa efek dapat mempengaruhi kealamian dan stabilitas dari

suspensi terflokulasi. Ini khusus nyata saat ion polivalen seperti sitrat dan fosfat digunakan

sebagai sistem pembuffer. Suspensi stabil, obat-obat netral , yng tidak memiliki muatan formal,

seperti kortikosteroid biasanya insensitif kepada perubahan pH. Kontrol pH oleh pembuffer dari

suspensi. Normal diterima sebagai quality control untuk menentukan pH spesifik yang

diinginkan. Dan lagi, komponen pembuffer dan konsentrasinya sering dipilih dalam suatu

percobaan dasar agar tidak berefek samping pada stabilitas fisika dari suspensi.
Bahan osmotik dan penstabil

Diskusi selanjutnya juga menuliskan tentang kegunaan bahan osmotik (NaCl, dll) dan

penstabil ( dinatrium edetat dll) kebanyakan adalah yang elektrolit atau partikel elektrolit dalam

produk suspensi. Penggantian non elektrolit organik seperti dekstrosa , manitol atau sorbitol

untuk garam inorganik dan elektrolit untuk menyeimbangkan osmolaritas dan tonisitas dalam

suspensi opthalmik dan injeksi akan sering mengurangi variasi batch yang berhubungan dengan

stabilitas fisika ketika bahan-bahan ini digunakan sebagai bahan osmotik dan penstabil.

Pewarna, pengaroma dan pewangi

Bahan organoleptis seperti pewarna, pengaroma dan pewangi seharusnya tidak

mempengaruhi stabilitas fisika dari suspensi topikal atau oral sepanjang formulator menyatakan

bahan kationik akan berinteraksi dengan muatan negatif partikel suspensi dan dengan cara

demikian berefek samping pada kestabilan fisika.

Pada pihak lain, sejak banyak bahan pengaroma dan pewangi tidak larut dalam air.

Cairan berminyak biasanya ditambahkan ke dalam batch dalam fase terakhir setelah stabilitas

fisika primer dari suspensi telah di susun, formulator harus berjaga-jaga pada kemungkinan

bahwa bahan berminyak dapat diserap pada pemukaan partikel tersuspensi dan dengan cara

demikian berpengaruh pada kestabilan fisika dari suspensi akhir.

Pengawet

Pengawet melawan pertumbuahn mikroba merupakan anggapan penting tidak hanya

dalam istilah dari efeknya pada stabilitas kimia dari bahan-bahan tetapi juga integritas fisika

dalam sistem. Riddick mengindikasikan bahwa banyak sistem dispersi koloidal dinilai tidak
stabil karena mereka beraglomerasi dalam waktu itu. Efek ini rupanya tidak disebabkan oleh

pengadukan tetapi untuk melanjutkan aktivitas mikroba, yang secara berangsur-angsur

mengurangi zeta potensial dari sistem. Jika beberapa sistem telah disiapkan secara tepat, mereka

tidak akan mempunyai aglomerasi tetapi telah meninggalkan keadaan koloidal dalam suspensi.

Hal yang sama mungkin dikatakan dari sistem yang disiapkan pada awalnya dengan prosedur

flokulasi terkontrol dan kemudian deflokulasi dengan tidak adanya pengawet yang cukup.

Kemampuan pengawet merupakan masalah serius dalam suspensi antasid dimana nilai pH lebih

besar dari 6 atau 7 sering berkompromi dengan keefektifan yang umum digunakan secara oral

diterima, sebagai pengawet seperti paraben, benzoat, dan sorbat.

Pemanis surfaktan nonionik dan bahan pensuspensi seperti tanah liat, gelatin, lecithin,

gum alam dan derivat selulosa adalah bagian suspensi yang cenderung untuk pertumbuhan

mikroba. Penggunaan bahan antimikroba kationik seperti benzalkonium klorida , biasanya

dikontraindikasikan karena bahan kationik dapat diinaktifkan oleh komponen formulasi atau

mereka dapat mengubah muatan dari partikel tersuspensi.

Penyiapan yang baik pada suspensi oral atau topikal tidak harus steril untuk mencegah

pertumbuhan mikroba. Penggunaan sejumlah kecil dari propilenglikol (5-15%) dan dinatrium

edetat (sekitar 0,1 %) atau pengurangan pH semuanya telah digunakan untuk meningkatkan

efisiensi dari sistem pengawet tanpa mengurangi stabilitas fisika dari suspensi farmasetik. Daftar

pengawet antimikroba yang umum diguanakan dalam suspensi farmasetik terdapat dalam tabel

berikut:

Bahan Konsentrasi (%) Keterangan

Paraben (Me, Et, Pr, Bu) 0,2 Pensentisisasi potensial, aktivitas

kurang di atas pH 7, diinaktivasi oleh


konsentrasi tinggi dari surfaktan,

stabilitas kurang dalam air, aktif

dalam melawan jamur dan ragi,

waktu membunuh lambat, sifat rasa

kurang

Asam sitrat 0,2 Pensensitisasi potensial yang rendah,

aktivitas kurang di bawah pH 6, tidak

stabil dalam keadaan polietilen, larut

dalam air, kompatibel dengagn

surfaktan, sifat rasanya baik.

Pensensitisasi potensial, aksi pada pH

Garam amonium kuartener 0,01 netral, diinaktivasi oleh surfaktan

anionik dan polimer, akan

mempengaruhi muatan negatif

partikel ,larut dalam air, aktivitas kuat

oleh EDTA, untuk membunuh cepat,

pengawet optalmik.

Pensensitisasi kuat, aktivitas baik

Thimerasol 0,01 pada pH 7, diinaktivasi oleh EDTA,

waktu membunuh lambat, digunakan

dalam injeksi.

Pensensitisasi potensial yang rendah,

Benzilalkohol 1,0 aktif pada pH rendah, penggunaan


dakam volume besar parenteral

dibatasi , larut dalam air, diinaktivasi

dengan konsentrasi tinggi dari

surfaktan , pengawet injeksi dan

topikal

Aktivitas kurang di atas pH 5, larut

dalam air,sifat rasa baik

Asam benzoat 0,2 Aktif pada pH 7, larut dalam air,

incomp dengn borat, untuk

Glukonat klorheksida 0,01 membunuh cepat, pengawet

optahlmik

Meningkatkan aktivitas paraben ,

garam amonium kuartener, dan

Fenil etanol 1,0 klorheksidin, larut dalam air,

pengawet topikal dan opthalmik.

Sudut kontak

♠ (Farfis:384)

Aksi yang paling penting dari suatu bahan pembasah adalah menurunkan sudut kontak

antara prmukaan dan cairan pembasah. Sudut kontak adalah sudut antara tetes cairan dan

permukaan yang mana partikel itu akan menyebar. Sepeerti ditunjukkan pada gambar berikut.

Sudut kontak antara padatan dengan cairan dapat 0o, terbasahi secara sempurna atau ini dapat
kira-kira 180o, dimana pembasahan tidak sempurna, sudut kontak dapat juga mempunyai

beberapa nilai antara batasannya, seperti digambarkan dalam sketsa, Pada persamaan tegangan

permukaan atau tegangan antar muka dapat dinyatakan dalam:

γs = γSL + γL cos θ

Yang dikenal sebagai persamaan Young


Saat persamaan (14.59) disubstitusikan ke dalam persamaan akan menjadi:

S = γL ( cos θ – 1 )

Penggabungan persamaan dihasilkan : ωa = ωSL = γL( 1+ cos θ )

Yang adalah suatu bentuk pilihan dari persamaan Young. Persamaan di atas adalah hal yang

sangat berguna sejak tidak mengandung atau , yang dapat lebih mudah diukur dengan tepat.

Sudut kontak antara suatu tetesan air dengan permukaan berlemak, saat cairan yang digunakan,

air, membasahi permukaan berlemak tidak sempurna. Saat satu tetes air ditempatkan dalam

permukaan gelas yang bersih secara cermat ini akan menyebar secara spontan dan tidak ada

sudut kontak.Hasil ini dapat dijelaskan dengan menempatkan air suatu koefisien penyebaran

yang tinggi pada gelas bersih, atau dengan menetapkan sudut kontak antara air dan gelas adalah

nol. Jika bahan pembasah yang tepat ditambah dalam air, larutan akan menyebar secara spontan

pada pemukaan berlemak. Untuk bahan pembasah agar berfungsi efisien , dengan kata lain,

untuk menunjukkan sudut kontak yang rendah, ini seharusnya mempunyai HLB sekitar 6-9.

θ = 0o θ = 180o

γs γSL
θ < 90o θ = 90o θ >90o

Sudut kontak antara 0o – 180o

♠ (Lachman: 118)

Persamaan Young menyatakan bahwa sudut kontak akan <90o , jika interaksi antara padatan dan

cairan lebih besar daripada interaksi antara padatan dan udara, misalnya γS/ L > γs/A.. Di bawah

kondisi ini, pembasahan terjadi, Garis pedoman umumnya adalah padatan yang siap dibasahi

jika sudut kontaknya dengan fase cair adalah kurang dari 90o . Tabel ini menunjukkan aturan ini,

saat padatan diketahui mudah dibasahi, seperti KCl , NaCl dan laktosa yang mempunyai sudut

kontak paling rendah. Sudut kontak yang menarik dari kloramfenikol meningkat dari 59o-125o

mengindikasikan suatu prubahan menjadi permukaan yang tidak terbasahi ketika ester palmitat

dibentuk. Bahan lain yang diketahui susah utnuk dibasahi seperti polietilen densitas tinggi,

dimagnesium stearat memiliki sudut kontak lebih besar dari 90o.

Bahan Sudut kontak (o) Bahan Sudut kontak (o)

KCl 21 Sulfadiazin 71

NaCl 28 Aspirin 75

Laktosa 30 Fenasetin 78

Kofein 43 Heksobarbital 88

Acetaminofen 59 Polietilen (densitas 100

Kloramfenikol 59 tinggi)

Fenobarbital 70 Asam salisilat 103

Kloramfenikol 125 Mg stearat 121

palmitat
Volume sedimentasi (RPS 18th : 296)

Volume sedimentasi – volume sedimentasi, F, merupakan perbandingan keseimbangan

volume dari sedimen, Vu, dengan volume total dari suspensi , Vo, sehingga : F=

Vu/Vo

Volume suspensi dimana tampak didiami atau ditempati oleh peningkatan endapan, nilai dari F

dimana range yang normal peningkatannya mendekati 0 sampai 1. Suatu sistem dimana F = 0,75

sebagai contoh, 75 % dari total volume dalam wadah rupanya didiami secara bebas, Bentuk

pori-pori flok sedimen. Dapt diilustrasikan pada gmbar 9.23, ketika F= 1, tidak ada endapan,

rupanya melewati sistem yang terflokulasi. Suspensi yang ideal ini di bawah kondisi, tidak ada

endapan yang terjadi, caking juga kadang tidak ada, Sejauh itu, suspensi merupakan mempunyai

estetik yang menyenangkan tidak nampak, supernatannya keruh.

Pembasahan (Lachman: 163)

Kesulitan yang banyak ditemui, yang merupakan faktor yang amat penting dalam

formulasi suspensi, adalah pembasahan fase padat oleh medium suspensi. Secara defenisi,

suspensi pada pokoknya adalah suatu sistem yang tidak dapat bercampur, tetapi untuk

keberadaannya suspensi memerlukan beberapa derajat kompatibilitas, dan pembasahan bahan-

bahan tersuspensi dengan baik sangat penting dalam pencapaian akhir ini.

Bila antara cairan dan zat padat ada suatu afinitas kuat cairan akan dengan mudah

membentuk lapsan tipis pada permukaan zat padat.Tetapi bila afinitas ini tidak ada atau lemah,

maka cairan akan sulit untuk memindahkan udara atau substansi lain di sekitar zat padat tersebut

dan di sana ada suatu kontak antara cairan dan zat padat. Sudut kontak, dihasilkan dari

kesetimbangan yang melibatkan tiga tegangan antar muka , secara spesifik, yang bereaksi pada
antar muka antara fase cair dan fase uap, pada fase padat dan fase cair, serta pada fase padat dan

fase uap. Tegangan ini disebabkan karena ketidakseimbangan gaya antar molekul dalam berbagai

fase yang sama dengan fenomena yang terkenal analog dari pembentukan “kulit” konveks di atas

permukaan segelas air yang diisi sampai ke bibir gelas tersebut. Konsep sudut kontak adalah

penting karena ia menghasilkan metode pertimbangan derajat pembasahan dan menunjukkan

bahwa sifat-sifat permukaan adalah sangat penting. Perlakuan matematis yang terlibat tentang

pembasahan adalah memungkinkan, tetapi data yang diperlukan biasanya tidak tersedia untuk

menjadikan tiap persamaan berguna. Pembuat formulasi lebih mudah mencoba beberapa

surfaktan untuk mendapatkan bahan pembasah yang baik.

Ada zat padat yang mudah dibasahi dengan cairan dan ada pula yang tidak. Dalam

batasan suspensi air, zat padat dikatakan hidrofilik (liofilik atau suka pelarut, kadang-kadang

disebut liotropik) atau hidrofobik (liofobik). Zat-zat hidrofilik dibasahi dengan mudah oleh air

atau cairan-cairan polar lainnya, zat-zat hidrofilik ini bisa meningkatkan viskositas suspensi-

suspensi air dengan besar.Zat-zaat hidrofobik menolak air, tetapi biasanya dapat dibasahi oleh

cairan-cairan non polar, zat-zat hidrofobik ini biasanya tidak mengubah viskositas dispersi air.

Zat padat hidrofilik biasanya dapat digabung menjadi suspensi tanpa menggunakan zat pembasah

,tetepi bahan-bahan hidrofobik sangat sukar untuk mendispersi dan sering kali mengambang

pada permukaan cairan karena pembasahan yang buruk dari partikel , atau adanya kantung-

kantung udara yang kecil.

Tehnik farmasi yang seringkali berguna untuk memodifikasi karakteristik-karakteristik

pembasah dari serbuk meliputi penggunaan surfaktan (kadang-kadang dengan shearing) untuk

mengurangi tegangan antar muka padat-cair. Mekanisme aksi surfaktan diperkirakan meliputi

adsorpsi pilihan dari rantai hidrokarbon oleh permukaan hidrofobik, dengan bahan polar dari
surfaktan kemudian diarahkan ke fase air. Bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk

membantu dispersi zat padat hidrofobik adalah polimer-polimer hidrofilik seperti Na-CMC, dan

bahan-bahan hidrofilik tertentu yang tidak larut dalam air seperti bentonit, aluminium

magnesium silikat, dan silika koloid, baik sendiri atau dalam bentuk kombinasi. Bahan-bahan ini

juga mempengaruhi pembentukan viskositas, tergantung pada tipe dan konsentrasi spesifik yang

digunakan. Zat-zat hidrofilik ini jika digunakan dalam konsentrasi yang terlalu tinggi,

menyebabkan pembentukan gel yang tidak dikehendaki dan bukannya derajat viskositas atau

thiksotropi yang dikehendaki , batasan terakhir menunjukkan pembentukan struktur seperti gel

yang pecah dengan mudah daan menjadi cair pada pengadukan. Secara rheologis, cairan tersebut

dikatakan mempunyai suatu yield value. Secara sekilas Carless dan Ocran melepaskan bahwa

yang mempunyai kerapatan air harus kira-kira 0,3 dyne cm-3 untuk menunjang partikel-partikel

padat yang mempunyai garis tengah 1,5.

Berbagai tehnik penyeleksian telah dirancang untuk membantu pembandingan dari alternatif-

alternatif yang mungkin selama pemisahan zat pembasah. Beberapa contoh berikut: dalam suatu

ulasan yang baik sekali tentang suspensi, menyarankan penggunaan palung (bak) liofobik yang

sempit, pada salah satu ujungnya ditaruh serbuk, sedangkan larutan zat pembasah ditempatkan

pada ujung yang lain. Laju penetrasi relatif dari zat yang berbeda dapat langsung diamati, zat-zat

yang lebih baik menunjukkan laju yang lebih cepat. Tehnik lain melibatkan pengukuran

kemampuan relatif larutan dari zat pembasah yang berbeda untuk membawa serbuk melalui

suatu gauze (kassa) ketika larutan tersebut jatuh ke atas gauze yang menopang serbuk.Jelaslah,

pembasah yang lebih baik sanggup berfungsi lebih efektif sebagai pembawa dan membawa lebih

banyak serbuk melewati gauze dibandingkan dengan pembasah yang lebih buruk.
Dengan melihat pada penentuan daya membasahi, menarik utnuk dicatat bahwa sudah

dikembangkan metode pembandingan pembasah serbuk dengan pembawa cair bukan air,

pembasahan seperti itu dapat ditambah dengan turunan lanolin tertentu. Turunan lanolin yang

ada dalam tipe-tipe lipofilik dan hidrofilik banyak digunakan pada preparat yang dipakai secara

topikal. Dua tehnik yang dikembangkan oleh industri cat yang dapat diterapkan secara farmasi

meliputi penentuan apa yang disebut titik basah dan titik alir. Titik basah mengukur jumlah

pembawa yang diperlukan untuk membasahi seluruh serbuk. Pengurangan titik basah oleh suatu

bahan penambah menunjukkan pembasahan permukaan awal dengan zat itu dalam kombinasi

serbuk pembawa. Titik alir mengukur jumlah pembawa yang diperlukan untuk menghasilkan

kemampuan tuang. Biasanya titik alir suatu sistem serbuk-pembawa dikurangi oleh suatu zat

aktif permukaan yang mengukur derajat kemana zat tersebut mendeagregasi sistem itu, yakni

menghambat pembentukan struktur seperti jaringan oleh fase padat. Suatu titik basah rendah

bersama dengan suatu titik alir rendah (dan perbedaan kecil antara keduanya) menunjukkan

deagregasi atau dispersi yang baik.

Metode titik basah meliputi penggabungan aditif dalam serbuk dengan menggosokkan

campuran tersebut pada suatu lempeng gelas dengan sebuah sudip. Pembawa kemudian

ditambahkan tetes demi setetes dan dikerjakan pada seluruh massa sesudah penambahan masing-

masing. Titik akhir dicapai bila cukup pembawa digunakan membentuk massa yang saling

melengket. Yang tidak pecah atau memisah. Dalam penentuan titik akhir dapat diperoleh hasil

ulang yang baik. Ketajaman harga titik akhir tergantung padsa serbuk, pembawa, dan aditif yang

digunakan. Titik basah dinyatakan sebagai mm per 100 gram atau sebagai contoh , bisa

mempunyai harga 15 sampai 45 dengan konsentrasi bahan penambah 10 % > makin baik zat

pembasah, makin kecil harga titik basahnya.


Titik alir juga diukur dengan mencampur bahan penambah dengan serbuk, tetapi dalam

suatu gelas piala (beaker gelas), bukan di atas lempeng. Pembawa ditambahkan dan digabungkan

dengan pencampuran menyeluruh. Titik akhir dicapai bila cukup pembawa ditambahkan untuk

menyebabkan campuran tersebut mengalir dari sudip dalam aliran yang seragam. Titik alir bisa

dinyatakan sebagai mm per 100 gram. Ketajaman titik akhir bervariasi seperti dalam penentuan

titik basah, tergantung pada serbuk, pembawa dan penambah. Tititk akhir bisa mempunyai harga

dalam kisaran 50 sampai 250 pada level penambah 10 %, bila digunakan zat pembasah yang

lebih baik akan menghasilkan harga yang lebih rendah.

Menguji suatu bahan penambah hanya pada satu konsentrasi mungkin tidak menampilkan

evaluasi tepat dari efektivitasnya sebagai suatu dispersi, karena berkurangnya titik alir dan titik

basah secara dramatis yang mungkin disebabkan oleh perubahan konsentrasi dari hanya suatu

persentase kecil adalah bijaksana apabila beberapa konsentrasi bahan penambah diteliti dahulu

sebelum menarik kesimpulan sehubungan dengan penggunaan zat tertentu.

Tehnik serupa dapat diterapkan ke sistem air dalam metode yang sama, air ditambahkan

ke campuran bahan yang akan dibasahkan dan berbagai bahan pembawa yang akan dievaluasi.

Beberapa modifikasi metode uji dibutuhkan untuk menjamin bahwa serbuk dan bahan penambah

dicampur dengan baik, yakni dalam kedua uji, bahan penambah dan serbuk harus kontak dengan

baik. Ini mungkin paling baik dicapai dengan melapisi serbuk tersebut dengan bahan penambah

dengan alkohol, yang kemudian diuapkan dari bubur tersebut. Bila turunan lanolin digunakan

dengan serbuk-serbuk seperti talk, titanium dioksida atau feri oksida, harga untuk titik alir dan

titik basahnya berada dalam kisaran umum yang sama seperti yang disebutkan sebelumnya,

walaupun cenderung terlihat harga-harga yang agak lebih rendah.

Bahan pembasah (Scoville : 323)


Banyak bahan pengemulsi dan pendispersi telah digunakan secara luas dalam sediaan

eksternal. Senyawa ini dikarakteristikkan dengan adanya baik gugus hirofilik dan lipofilik.

Gugus hidrofilik berupa –SO4 H, -SO3H, -PO4H2 –COOH, -NH2 dan lain-lain. Gugus lipofilik

biasanya berupa hidrokarbon rantai lurus atau bercabang.

Substansi-substansi ini bervariasi dalam keefektifannya tergantung dari pH dari medium,

beberapa dari substansi ini lebih efektif dalam larutan asam daripada dalam larutan alkali dan

sebaliknya.; bahan pembasah anionik mempunyai molekul dengan bagian non polar atau aktif

membawa muatan negatif, aerosol adalah contoh kelas ini. Bahan pembasah kationik membawa

muatan positif pda gugus non polar atau aktif, senyawa amonium kuartener seperti benzelonium

klorida, cetil piridin klorida dan benzalkonium klorida adalah contoh dari kelas ini. Bahan

pembasah anionik dan kationik incompabilitas satu sama lain dan dengan sabun. Bahan nonionik

seperti tween dan spans tidak terionisasi.

1. Bahan pembasah :

Menurut Idson dan Scheer (62), padatan tertentu siap terbasahi oleh cairan, dimana bahan

lain tidak. Derajat dari pembasahan tergantung pada afinitas dari obat untuk air dimana zat padat

berupa hidrofilik. Zat padat yang hidrofilik lebih mudah terbasahi oleh air dan dapat

meningkatkan kekentalan dari cairan suspensi. Zat padat yang hidrofobik air tetapi dapat

terbasahi oleh cairan nonpolar. Ketika dengan pantas terbasahi, belakangan terakhir biasanya

tidak akan mengubah viskositas dari cairan suspensi. Zat padat hidrofilik biasanya tidak dapat

tergabung ke dalam suspensi tanpa menggunakan bahan pembasah. Kebanyakan dari obat dalam

cairan suspensi kadang-kadang berupa hidrofobik. Hal ini sangat susah untuk disuspensikan dan

sering mengapung pada permukaan air dan cairan polar menjadi tergantikan oleh udara dan

pembasahan buruk.
Bahan pembasah berupa surfaktan dimana tegangan antar mukanya lebih rendah dan

sudut kontak antara partikel padat dan pembawa cair. Jika menurut Hiestand (8) suatu bahan

pembasah ada ketika serbuk ditambahkan ke dalam pembawa caior. Penetrasi dari fase cair ke

dalam serbuk akan cukup cepat untuk membolehkan udara ke permukaan dari partikel dan hasil

partikel yang terbasahi akan tenggelam dan berkumpul/bergabung atau pemisahan dengan

pengadukan yang rendah. Menurut teori HLB (9), range terbaik untuk pembasahan dan

penyebaran dengan surfaktan nonionic antara 7 – 10.

Jumlah surfaktan mungkin digunakan sebagai bahan pembasah farmasi yang

digambarkan dalam tabel 8. Data bahwa nilai HLB digambarkan dalam tabel untuk pembasahan

optimum yang lebih besar daripada range normal yang direkomendasikan. Biasanya konsentrasi

dari surfaktan bervariasi dari 0,05 – 0,5% dan tergantung pada kandungan padatan yang

termasuk dalam suspensi.

Penggunaan surfaktan sebagai bahan pembasah juga akan mencegah adanya kristal.

Dipihak lain penggunaan surfaktan pada konsentrasi yang rendah berkisar 0,05% dapat

menghasilkan pembasahan yang tidak sempurna. Konsentrasi yang lebih besar dari 0,5% dari

surfaktan dapat melarutkan partikel yang sangat halus dan menyebabkan penggantian di dalam

distribusi ukuran partikel dan tumbuhnya kristal.

Surfaktan dengan HLB juga sebagai bahan pembusa, meskipun pembusa merupakan sifat

yang tidak diinginkan karena pembasahan dari formulasi suspensi . Sebagai tambahan, tipe ionic

lebih efektif disukai dengan konsentrasi daripada tipe nonionic, dipertimbangkan pada PH

sensitive dan tidak sempurna dengan banyak zat tambahan.

Kebanyakan dari surfaktan, kecuali polixamer, mempunyai rasa yang lebih pahit dan

aturan sering berlawanan dengan penggunaan dalam suspensi oral. Meskipun polisorbat 80
masih digunakan secara luas sebagai surfaktan utuk formulasi suspensi karena kurang toksik dan

cocok dengan kebanyakan bahan formulasi. Stabilisasi steril dari suspensi dengan piloxamer

yang juga telah ditemukan sebagai bahan yang efektif dengan konsentrasi micel yang kritis.

Kecepatan pembasahan sering ditentukan dengan jumlah yang tepat yang diukur dari

serbuk pada permukaan yang tidak terganggu dari kandungan air yang memberikan konsentrasi

surfaktan ukuran waktu yang diperlukan utuk terbasahi secara sempurna dengan serbuk yang

tercelup , sebagai contoh (SP 6.1).

Table 8. surfaktan yang digunakan sebagai bahan pembasah farmaseutikal.

Keterangan
Tegangan
Surfaktan Bil. permukaan
HLB (dyne/cm dalam 0,8
b/v air)
Tipe Anionik

Sodium >24 41 Rasa pahit, bahan pembusa

Sodium lauril sulfat 40 43 Rasa pahit, bahan pembusa

Tipe Non ionic

Polisorbat 65 10,5 33 Rasa pahit

12,2 30 Rasa pahit

13,2 29 Rasa pahit

Polisorbat 60 USP 14,9 44 Rasa pahit

Polisorbat 80 USP 15,0 42 Paling banyak digunakan, rasa pahit

Polisorbat 40 USP 15,6 41 Sifat toksik rendah, rasa pahit

Polixamer 235 16 42 Sifat toksik rendah, rasa baik

Polisorbat 20 USP 16,7 37 Rasa pahit


Polisorbat 80 USP 29 50 Bahan pembusa

 Lapisan Listrik Ganda (Physphar; 466)

Anggaplah suatu permukaan padatan berhubungan dengan larutan polar yang

mengandung ion-ion misalnya larutan air dari suatu elektrolit. Lenih lanjut, anggaplah bahwa

sejumlah kation diabsorbsi di permukaan memberikan muatan positif untuk permukaan

tersebut. Yang tertinggal dalam larutan adalah sisa kation ditambah jumlah anion yang

ditambahkan. Anion-anion inin ditarik ke permukaan yang bermuatan positif oleh gaya listrik

yang juga bekerja untuk menolak pendekatan kation lebih lanjut, begitu absorbsi permukaan

telah sempurna. Sebagai tambahan pada gaya listrik ini, pergerakan yang disebabkan oleh

panas cenderung menghasilkan distribusi yang sama dari semua ion dalam larutan. Hasilnya

kejelasan seimbang tercapai dengan sejumlah kelebihan anion mendekati permukaan

sementara sisanya terdistribusi dalam jumlah yang menunjukkan makin menjauh dari

permukaan yang bermuatan. Bila jarak tertentu dari permukaan konsentrasi kation dan anion

sama yaitu keadaan dimana penetralan listrik tercapai. Penting untuk mengingat bahwa

keseluruhan sistem adalah bersifat netral, walaupun ada daerah-daerah dengan distribusi

anion dan kation yang tidak sama.

Keadaan tersebut ditunjukkan pada gambar 16.22 dimana aa’ adalah permukaan

padatan. Ion-ion teradsorbsi yang membuat permukaan tersebut bermuatan positif disebut

ion-ion penentu potensial.

Gambar 16.22. lapisan listrik ganda pada permukaan pemisah antara 2 fase, menunjukkan

distribusi ion-ion. Keseluruhan sistem bersifat listrik netral.


Tepat setelah lapisan permukaan tersebut adalah daerah molekul-molekul terlarut, yang

terikat erat, bersama dengan ion-ion negatif juga terikat erat pada permukaan. Batas daerah

ini ditunjukkan oleh garis bb’. Ion-ion ini yang memiliki muatan berlawanan dengan ion

penentu potensial disebut counter ion atau gegenion. Derajat penarikan molekul-molekul ini

dan counter ion sedemikian rupa jika permukaan bergerak relatif terhadap cairan, bidang

irisnya adalah bb’, bukan aa’ yang merupakan permukaan sebenarnya. Pada daerah yang

dibatasi oleh garis bb’ dan cc’ ada kelebihan ion negatif. Potensial pada bb’ ini positif,

karena seperti telah dijelaskan sebelumnya terdapat sedikit anion dalam lapisan yang terikat

erat dibandingkan kation yang diadsorbsi pada permukaan padatan. Diluar cc’ distribusi ion-

ion seragam dan kenetralan listrik tercapai.

Jadi, distribusi listrik pada antar muka ekuivalen dengan muatan lapisan ganda.

Lapisan pertama (memanjang dari aa’ ke bb’) terikat erat dan lapisan kedua (dari bb’ ke cc’)

lebih memungkinkan. Oleh karena itu lapisan listrik ini menghambur dari aa’ ke cc’.

Terdapat dua kemungkianan keadaan selain yang yang ditunjukkan pada gambar

16.22 yaitu : 1) Bila Counterion dalam lapisan terionisasi yang terikat erat dengan muatan

positif pada permukaan padatan, maka kenetralan listrik terjadi pada bb’ bukan cc’. Bila

mauatn total caonterion pada daerah aa’-bb’ melebihi muatan bersih pada bb’ akan negatif,

dan bukan kurang positif. Hal ini berarti dalam contoh ini untuk memperoleh kenetralana

listrik pada cc’, ion positif berlebih harus ada pada daerah bb’ ke cc’.

 Potensial Nerst dan Potensial Zeta (Physphar;467)

Perubahan potan sial terhadap jarak dari permukaan pada berbagai keadaan

ditunjukkan pada gambar 16.23. potensial pada permukaan padatan aa’ akibat ion penentu

potensial adalah potensial akibat elektrotermodinamika, potensial nerst, E, dan didefinisikan


sebagai perubahan potensial permukaan sebenarnnya dan daerah netral listrik larutan.

Potensial yang terletak pada bidang bb’ disebut potensial elektrokinetik. Potensial Zeta

didefinisikan sebagai perbedaan potensial antar permukaan lapisan yang terikat lemah dan

daerah netral listrik dari larutan. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 16.23, potensial

menurun dengan cepat pada mulanya. Diikuti dengan penurunan yang lebih perlahan, sering

dengan peningkatan dari permukaan. Hal ini disebabkan karena counterion yang dekat

dengan permukaan bertindak sebagai penahan yang mengurangi gaya tarik menarik

elektrostatik antara permukaan yang bermuatan dengan conterion tersebut yang lebih jauh

dari dindind permukaan. Potensian zeta memiliki penerapan praktis dalam stabilitas sistem

yang mengandung partikel terdifusi karena partikel potensial minilah yang mengatrur derajat

tarik menarik antara partikel terdispersi bermuatan yang saling berdekatan, dan bukanlah

potensial nesrt jika jika potensial zeta dikurangi hingga dibawah nilai tertentu (tergantung

pada sistem yang digunakan). Gaya tarik menarik melebihi gaya tolak menolak dan partikel-

pertikel menjadi bersatu. Fenomena ini dikenal sebagai flokulasi.

Gambar 16.23 Potensial elektro kinetik pada batas

padat-cair. Kurva-kurva ditunjukkan untuk tiga hal

karakteristik ion atau molekul dalam fase cair.

Walaupun E sama dengan 3 hal tersebut, potensial

zeta adalh positif. Zeta 2 adalah nol dan zeta satu

adalah negatif.

Anda mungkin juga menyukai